Peran APRIL Pulp dalam Mengembangkan Perajin Kain Tenun

APRIL Pulp menaruh kepedulian tinggi terhadap kesejahteraan warga di sekitar area operasionalnya. Banyak kegiatan yang sudah dilakukan. Baru-baru ini mereka rajin mengembangkan kemampuan para perajin kain tenun.

Bismillahirrahmaanirrahiim, selama ini APRIL Indonesia mengetahui persis kondisi masyarakat di sekitarnya. Banyak yang menganggur terutama para wanita. Mereka tidak memiliki kegiatan lain selain mengurus rumah tangga. Kondisi itu jelas kurang baik. Perekonomian keluarga akhirnya hanya ditanggung oleh para suami. Padahal, istri kerap memiliki waktu luang setelah kegiatannya dalam mengurus rumah tangga selesai.

APRIL yang peduli terhadap nasib masyarakat di sekitarnya berinisiatif mengubahnya. Di bawah payung program Community Development (CD), mereka menggulirkan kegiatan pengembangan para perajin kain tenun. Kegiatan tersebut dimulai sejak 2017 lalu di Kabupaten Kepulauan Meranti di Provinsi Riau. Upaya ini berhasil dengan baik. Sejumlah orang mampu berkembang menjadi perajin tenun. Mereka kemudian menjadi mitra binaan PT Riau Andalan Pulp & Paper yang merupakan unit operasional APRIL.
Pict. dari SINI
Kesuksesan di Kepulauan Meranti rupanya menarik hati masyarakat di kawasan lain di Riau. Mereka berharap kegiatan serupa dilaksanakan. Ini direspons dengan baik oleh APRIL Pulp yang melebarkan kegiatan pengembangan perajin kain tenun ke Kabupaten Pelalawan.

“Lalu ide itu melebar, kenapa hanya di Kabupaten Kepulauan Meranti saja, kenapa di Kabupaten Pelalawan tidak ada pengrajin penenun yang bisa dibina seperti di Kabupaten Meranti," terang Koordinator Mitra Offline CD PT RAPP, R Adhe Pramono.

APRIL Indonesia kemudian melakukan kontak Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Pelalawan. Mereka mencari tahu keberadaan para perajin tenun yang mungkin ada di sana. Ternyata memang ada. Perajin itu bahkan pernah diberi pelatihan oleh Dekranasda. Namun, sayang, kegiatannya terhenti dan tidak berjalan lagi. Terlepas dari itu, APRIL telah menemukan sejumlah pihak yang berkecimpung di industri kerajinan kain tenun di Pelalawan. Mereka akhirnya diajak untuk bergabung dalam program pengembangan kemampuan perajin APRIL.

"Akhirnya, program yang kita mulai di akhir tahun 2017 kemaren itu, kita laksanakan. Kita rekrut penenun yang telah dibina oleh Dekranasda, kemudian kita latih kembali di Pekanbaru," ucap Adhe.

Tak lama, sejak awal 2018, APRIL Pulp mulai menjalankan kegiatan pengembangan keterampilan perajin kain tenun di Pelalawan. Ada dua orang yang diberi pelatihan khusus. Mereka adalah Rahmi dan Siti Mardiyah yang dijadikan pionir oleh APRIL. Dari dua orang itu, Siti sudah mempunyai dasar keterampilan menenun. Ia pernah mendapat pelatihan dari Dekranasda Pelalawan. Alhasil, ia tinggal mengikuti pelatihan yang dijalankan oleh APRIL Pulp.

Sedangkan Rahmi benar-benar dari nol. Kita kirim Rahmi untuk belajar atau mengikuti pelatihan di Pekanbaru. Lama pelatihan antara dua sampai tiga minggu," kata Adhe.

Sesudah itu, proses pendampingan dijalankan. APRIL Indonesia mengajari mereka untuk melakukan proses pembuatan kain tenun yang tepat. Selain itu, APRIL membekali mereka dengan cara-cara pemasaran dan manajemen usaha yang baik. Semua itu memang disengaja oleh APRIL. Rupanya mereka ingin para perajin itu mampu berkembang menjadi pengusaha yang mandiri. Diharapkan ke depan mereka bakal sanggup mengelola kerajinannya sendiri menjadi usaha kecil yang menghasilkan.

Akan tetapi, sebelum itu benar-benar mampu mandiri, APRIL Paper memberikan dukungan terlebih dulu. Para perajin itu bekerja untuk RAPP. Mereka membuat kain dan mendapat bayaran dari pekerjaannya. Ini penting supaya para perajin bisa mendapat penghasilan untuk mendukung ekonomi keluarga. Namun, pada saat yang bersamaan, mereka masih bisa belajar.

Meningkatnya Ketrampilan Perajin Tenun Menambah Income Keluarga
Dalam melakukan pengembangan keterampilan para perajin tenun, APRIL Indonesia menggandeng masyarakat sebagai mitra binaan. Saat ini, mereka bekerja membuatkan kain tenun untuk perusahaan. Meski begitu, para perajin itu tidak harus datang ke pabrik. Mereka bisa mengerjakan pekerjaannya di rumah. Selama ini, para perajin tenun menenun di rumah masing-masing. Mereka melakukannya ketika kegiatan rumah tangganya telah usai. Akibatnya, tugas utama sebagai seorang istri tidak terbengkalai. Para perajin itu diberi bayaran sesuai jumlah kain tenun yang dihasilkan. Biasanya mereka membutuhkan waktu antara empat hingga lima minggu untuk menyelesaikan satu buah kain.

“Jadi setelah mereka menyelesaikan satu kain, kami bayar dulu upahnya sebesar Rp250 ribu. Harga kain dijual rata-rata Rp600 ribu. Setelah kain terjual, maka akan kami berikan lagi sisanya. Intinya, kami membantu dalam hal memasarkan kain yang mereka buat," ujar Adhe.

Meski baru berjalan sejak awal tahun 2018, perkembangan positif terlihat jelas. Saat ini pesanan kain tenun terus berdatangan. Kebanyakan konsumen menyukai motif tenun khas Melayu. Oleh RAPP, hasil kerajinan mitra penenun binaannya dipamerkan di sejumlah hotel. Hal ini rupanya mendapat perhatian dari para pengunjung hotel yang tertarik untuk membelinya.

"Kami menyimpan juga  di Hotel Unigraha, dan kebanyakan bule-bule justru banyak yang menyukai kain tenun kami yang merupakan ciri khas budaya Melayu," tutur Adhe.
Prospek perajin Tenun di Indonesia
Pict. dari SINI
Kesuksesan ini diharapkan pula mampu menarik pihak lain untuk ikut bergabung. Mereka ingin ada warga lain yang mengikuti jejak Rahmi dan Sri untuk ikut dalam pelatihan. Sebab, mereka ingin membesarkan kegiatan ini seperti halnya Rumah Batik Andalan yang sudah sukses. Saat ini, APRIL Paper berencana hendak mencari lokasi sebagai basis kegiatan. Lokasinya diperkirakan ada di kawasan Gang 2000 yang sudah menjadi sentra industri tenun di Pangkalan Kerinci.

Dengan bergabung dalam kegiatan pengembangan keterampilan menenun, banyak keuntungan yang diperoleh. Perajin otomatis langsung menjadi mitra APRIL. Berbekal status itu, mereka akan mendapat beragam dukungan mulai dari pengembangan kemampuan, pemasaran, hingga manajemen. Selain itu, kemudahan seperti bantuan permodalan pasti akan diperoleh. Siapa saja boleh ikut serta dalam kegiatan tersebut. Namun, APRIL Pulp memberi syarat agar peserta memang serius dalam menekuni kerajinan tenun. Nanti mereka akan diajari menenum oleh Rahmi dan Sri yang lebih dulu terampil.

"Jadi kalau ada tetangga yang ingin mendapatkan penghasilan sampingan dengan menjadi pengrajin tenun, bisa diajari oleh Rahmi dan Siti Mardiyah. Tapi, menjadi perajin kain tenun harus benar-benar serius. Jangan nanti sudah diberi bantuan, namun tidak serius dijalankan. Karena menjadi perajin kain tenun jelas butuh keseriusan dan ketelitian di atas rata-rata," papar Adhe.

APRIL Pulp merupakan produsen pulp dan kertas terkemuka di Indonesia. Setiap tahun, mereka mampu memproduksi pulp hingga 2,8 juta ton dan kertas sebanyak 850 ribu ton. Kemampuan itu bisa didapat berkat pengelolaan perkebunan yang memastikan suplai bahan baku. Saat ini, mereka mengelola lahan seluas 476 ribu hektare yang ditanami dengan pohon akasia.

APRIL Pulp bekerja sama dengan masyarakat dalam pengelolaan perkebunannya. Setidaknya ada 40 mitra yang bertindak sebagai pemasok bahan baku jangka panjang. Selain itu, terdapat pula sejumlah mitra jangka pendek yang ada di Sumatera, Kalimantan, dan Malaysia.


* Sponsored post

Ririe Khayan

Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com

No comments:

Post a Comment

Leave a comment or just be silent reader, still thank you so much.
Terima kasih telah singgah di Kidung Kinanthi.
Mohon maaf, atas ketidaknyamanan MODERASI Komentar.

Maaf ya, komentar yang terindikasi SPAM atau mengandung link hidup tidak akan dipublikasikan.

So, be wise and stay friendly.