Earth Hour sebagai bentuk kampanye #IngatLingkungan yang sudah cukup luas dikenal dan saya yakin sudah banyak yang berpartisipasi, semoga Bismillahirrahmaanirrahiim gerakan tersebut tak hanya sebatas gerakan sejam mematikan listrik tapi sudah menjadi kebiasaan untuk menyalakan listrik yang dibutuhkan dan matikan listrik yang tidak diperlukan. Dan semalam saat saya menemani anak ke toko buku, secara kebetulan bertemu dengan stand WWF Indonesia yang sedang mengkampanyekan program untuk publik agar menjadi donatur berbagai kegiatan konservasi alam di Indonesia yang berlangsung kontinyu setiap tahun. Dengan menyempatkan menyimak penjelasan relawan WWF terkait program tersebut, saya pun mendaptkan informasi mengenai project WWF Warrior untuk 4 jenis binatang yang saat masuk daftar top list satwa langka yang terancam punah yaitu: Gajah, Harimau tutul, Penyu dan Orang Utan.
“ Mbak suka nulis gak?” tanya si Mas WWF setelah saya menyerahkan formulir donasi.
“ Memang kenapa Mas? WWF bikin kampanye versi tulisan juga ya?”
“ Bener banget Mbak, lomba menulis dengan tema Blogger Peduli Lingkungan. Tapi kalau mau ikut, buruan nulis karena sudah limit waktunya, hehehehe…”
Spontan tertarik pengen ikutan dan sekaligus blank gak ada ide mau nulis apaan begitu mendengar info lomba menulis di Blog yang diselenggarakan WWF Indonesia bekerjasama dengan BLOGdetik.
“ Memang kenapa Mas? WWF bikin kampanye versi tulisan juga ya?”
“ Bener banget Mbak, lomba menulis dengan tema Blogger Peduli Lingkungan. Tapi kalau mau ikut, buruan nulis karena sudah limit waktunya, hehehehe…”
Spontan tertarik pengen ikutan dan sekaligus blank gak ada ide mau nulis apaan begitu mendengar info lomba menulis di Blog yang diselenggarakan WWF Indonesia bekerjasama dengan BLOGdetik.
Dari ke empat jenis satwa yang menjadi priority project WWW Warrior, penyu-lah yang pernah saya kunjungi lokasi penangkarannya di Tanjung Benoa [yang terkenal dengan sebutan Pulau Penyu] dan yang belum lama saya dan beberapa teman menyempatkan nge-camp di Sukamade melihat secara dekat konservasi Penyu di sana. Maka tulisan ini saya beri judul Perduli Lingkungan, Lestarilah Penyu.
Sekilas Fakta mengenai Penyu si binatang purba.
Penyu adalah binatang laut yang sudah ada sejak 150 juta tahun lalu, bahkan sebelum dinosarus ada. Termasuk ke dalam kelas reptilia laut. Penyu adalah kura-kura laut, serupa tapi TIDAK sama dengan kura-kura, bedanya adalah penyu memiliki sepasang tungkai depan sebagai kaki pendayung dan tidak dapat menarik kepalanya ke dalam apabila mendapat ancaman’bertemu predator. Saat ini masih terdapat 2 famili penyu [dahulu ada 5 famili penyu laut] yang terdiri dari 7 species: Penyu Belimbing, Penyu Lekang, Penyu Sisik, Penyu Hijau, Penyu Tempayan, Penyu pipih, Penyu Ridley [ HANYA endemik di Atlantik/Mexico]. Hanya penyu Ridley yang tidak ditemukan di kawasan Indonesia. Dan yang pernah bertelur di Pantai Sukamade yaitu: Penyu Belimbing, Penyu Lekang, Penyu Sisik, Penyu Hijau.
Ketika terjadi perkawinan penyu jantan dan betina, sperma disimpan di oviduk dimana diperlukan waktu 2 minggu untuk pembuahan telur yang mengeraskan cangkang telur. Sekitar 2-4 minggu kemudian penyu betina naik ke pantai untuk bertelur. Induk penyu akan kembali ke pantai yang sama untuk bertelur setelah 2-3 tahun, biasanya waktu yang dipilih adalah malam hari karena suhu dingin dan sedikit predator. Penyu dapat bertelur sebanyak 50-150 butir, tergantung jenisnya, dengan kedalaman sarang 50-80 cm. Cangkang telur penyu sangat lunak. Setelah bertelur Induk penyu akan menutup sarang dengan pasir menggunakan sirip pendayung bagian belakang, kemudian kembali ke laut dimana proses ini terjadi kurang lebih selama 3 jam.
Dari 4 jenis tersebut yang naik ke pantai untuk bertelur 2-3 ekor tiap hari adalah Penyu Hijau. Penyu jantan menghabiskan seluruh hidupnya di laut sedangkan Penyu betina naik ke pantai untuk bertelur. Siklus bertelur Penyu adalah 2-8 tahun sekali dan tidak menjaga telur-telurnya hingga menetas [ no parental care ]. Setelah selesai bertelur, induk penyu akan kembali ke laut. Masa pengeraman telur penyu adalah 45-60 hari dengan suhu sarang akan menentukan jenis kelamin anak penyu [di sebut TUKIK].
Suhu rendah akan menghasilkan lebih banyak penyu cowok dan sebaliknya. Tukik yang baru menetas akan mencari jalan menuju permukaan sarang selama 3-7 hari, kemudian tukik akan keluar dari sarang pada malam hari karena suhu lebih dingin dan ancaman pemangsa lebih sedikit. Dari 1000 ekor tukik hanya belasan saja yang bisa bertahan sampai dewasa yaitu 20-50 tahun. Perjalanan tukik-tukik menuju laut sangat berbahaya karena mereka akan berhadapan berbagai predator seperti kepiting, biawak dan burung laut.
Tapi bukan karena sistem perkembangbiakan si penyu yang telah membuat penyu berada pada status terancam punah !!!.
Aktitifitas-aktifitas Manusia yang mengancam penyu
Bertitik tolak dari fakta-fakta penyebab terganggunya stabilitas populasi penyu di atas, serta fakta bahwa pantai di Indonesia termasuk paling panyak dikunjungi oleh ke-enam jenis penyu karena penyu merupakan binatang yang CINTA TANAH AIRnya, yaitu penyu HANYA akan bertelur di pantai dimana dia dulunya menetas [Geomagnetig Tagging]. Otomatis, pantai di kawasan Indonesia adalah home land-nya sebagian besar penyu yang saat ini masih ada. Faktor perbuatan manusialah yang membuat populasi penyu mengalami penurunan drastis, antara lain:
Dalam rangka meminimalkan pencurian telur penyu, di pantai yang menjadi tempat pendaratan penyu yang bertelur seperti Pantai Sukamade sudah diterapkan Patroli malam dan Pemindahan telur penyu ke tempat khusus penanaman telur penyu untuk dikondisikan agar telur-telur penyu tersebut bisa menetas jadi TUKIK. Langkah terpadu berikutnya adalah perawatan terhadap tukik dengan meletakkannya di bak-bak penampungan selama beberapa hari, baru kemudian dilakukan pelepasan tukik ke laut.
Lantas apa yang bisa kita [masayarakat umum] lakukan saat melihat penyu sedang bertelur?. Ini terutama bagi yang suka wisata pantai dan menikmati suasana eksostis malam hari di tepian pantai, silahkan diperhatikan hal-hal yang sangat bisa untuk dilakukan, yaitu:
Sekilas Fakta mengenai Penyu si binatang purba.
Penyu adalah binatang laut yang sudah ada sejak 150 juta tahun lalu, bahkan sebelum dinosarus ada. Termasuk ke dalam kelas reptilia laut. Penyu adalah kura-kura laut, serupa tapi TIDAK sama dengan kura-kura, bedanya adalah penyu memiliki sepasang tungkai depan sebagai kaki pendayung dan tidak dapat menarik kepalanya ke dalam apabila mendapat ancaman’bertemu predator. Saat ini masih terdapat 2 famili penyu [dahulu ada 5 famili penyu laut] yang terdiri dari 7 species: Penyu Belimbing, Penyu Lekang, Penyu Sisik, Penyu Hijau, Penyu Tempayan, Penyu pipih, Penyu Ridley [ HANYA endemik di Atlantik/Mexico]. Hanya penyu Ridley yang tidak ditemukan di kawasan Indonesia. Dan yang pernah bertelur di Pantai Sukamade yaitu: Penyu Belimbing, Penyu Lekang, Penyu Sisik, Penyu Hijau.
Ketika terjadi perkawinan penyu jantan dan betina, sperma disimpan di oviduk dimana diperlukan waktu 2 minggu untuk pembuahan telur yang mengeraskan cangkang telur. Sekitar 2-4 minggu kemudian penyu betina naik ke pantai untuk bertelur. Induk penyu akan kembali ke pantai yang sama untuk bertelur setelah 2-3 tahun, biasanya waktu yang dipilih adalah malam hari karena suhu dingin dan sedikit predator. Penyu dapat bertelur sebanyak 50-150 butir, tergantung jenisnya, dengan kedalaman sarang 50-80 cm. Cangkang telur penyu sangat lunak. Setelah bertelur Induk penyu akan menutup sarang dengan pasir menggunakan sirip pendayung bagian belakang, kemudian kembali ke laut dimana proses ini terjadi kurang lebih selama 3 jam.
Dari 4 jenis tersebut yang naik ke pantai untuk bertelur 2-3 ekor tiap hari adalah Penyu Hijau. Penyu jantan menghabiskan seluruh hidupnya di laut sedangkan Penyu betina naik ke pantai untuk bertelur. Siklus bertelur Penyu adalah 2-8 tahun sekali dan tidak menjaga telur-telurnya hingga menetas [ no parental care ]. Setelah selesai bertelur, induk penyu akan kembali ke laut. Masa pengeraman telur penyu adalah 45-60 hari dengan suhu sarang akan menentukan jenis kelamin anak penyu [di sebut TUKIK].
Suhu rendah akan menghasilkan lebih banyak penyu cowok dan sebaliknya. Tukik yang baru menetas akan mencari jalan menuju permukaan sarang selama 3-7 hari, kemudian tukik akan keluar dari sarang pada malam hari karena suhu lebih dingin dan ancaman pemangsa lebih sedikit. Dari 1000 ekor tukik hanya belasan saja yang bisa bertahan sampai dewasa yaitu 20-50 tahun. Perjalanan tukik-tukik menuju laut sangat berbahaya karena mereka akan berhadapan berbagai predator seperti kepiting, biawak dan burung laut.
Tapi bukan karena sistem perkembangbiakan si penyu yang telah membuat penyu berada pada status terancam punah !!!.
Searah jarum jam: Bak pasir penetasan telur penyu;
Tukik dibersihkan sebelum diletakkan di medium transisi;
Bak Penampungan sementara Tukik,
Tukik siap menempuh perjalanan ribuan mil
|
Secara hukum alam dan hitungan di atas kertas, idealnya metode perkembangbiakan tersebut tak akan menganggu stabilitas populasi jika tidak variable X yang mendegradasi eksistensi binatang purba ini
Aktitifitas-aktifitas Manusia yang mengancam penyu
Bertitik tolak dari fakta-fakta penyebab terganggunya stabilitas populasi penyu di atas, serta fakta bahwa pantai di Indonesia termasuk paling panyak dikunjungi oleh ke-enam jenis penyu karena penyu merupakan binatang yang CINTA TANAH AIRnya, yaitu penyu HANYA akan bertelur di pantai dimana dia dulunya menetas [Geomagnetig Tagging]. Otomatis, pantai di kawasan Indonesia adalah home land-nya sebagian besar penyu yang saat ini masih ada. Faktor perbuatan manusialah yang membuat populasi penyu mengalami penurunan drastis, antara lain:
- Jual beli telur penyu yang masih kerap terjadi walaupun sudah ada larangan untuk memperjual-belikan telur penyu. Bahkan tak jarang transaksi jual beli ini dilakukan secara terbuka di pasar-pasar tradisional seperti jual beli barang dagangan lainnya. Hal ini dipicu oleh adanya sugesti tentang khasiat telur penyu yang dihembuskan bisa untuk meningkatkan stamina pria [umumnya].
- Penyu dijadikan target perburuan, dagingnya dijadikan makanan, digunakan sebagai bahan obat-obatan dan kosmetik, sisiknya untuk cinderamata serta Cangkang penyu bernilai mahal yang dijual sebagai bahan baku industri kerajinan.
- Meningkatnya pantai yang tercemar dengan tumpukan sampah dan erosi sehingga penyu mengalami kesulitan menemukan tempat untuk bertelur karena penyu HANYA mau bertelur di pasir yang menurutnya bersih. Dan manakala pencemaran itu kebanyakan material limbah plastik, hal ini membuat penyu salah mengira plastik itu sebagai ubur-ubur, makanan kesukaan mereka. Akibatnya penyu pun terjerat/keracunan hingga mati saat menyantap sampah-sampah plastik tersebut.
- Adanya pembangunan di pantai-pantai tempat pendaratan penyu, kerusakan ekosistem tanaman pantai dan Abrasi secara significant juga berdampak pada keberlangsungan penyu karena penyu hanya bisa bertelur di pantai yang bersih dan sepi [Penyu memiliki sensor untuk merespon getaran suara yang sangat lemah sekalipun].
- Fishing ground yang mengalami penurunan [baik oleh cemaran perairan maupun over fishing] sehingga berdampak pada penggunaan alat tangkap ikan yang di modofikasi sedemikian rupa sehingga tak hanya ikan yang under size yang terkena jaring tapi penyu pun ikut jadi sasaran tangkap para nelayan.
Dalam rangka meminimalkan pencurian telur penyu, di pantai yang menjadi tempat pendaratan penyu yang bertelur seperti Pantai Sukamade sudah diterapkan Patroli malam dan Pemindahan telur penyu ke tempat khusus penanaman telur penyu untuk dikondisikan agar telur-telur penyu tersebut bisa menetas jadi TUKIK. Langkah terpadu berikutnya adalah perawatan terhadap tukik dengan meletakkannya di bak-bak penampungan selama beberapa hari, baru kemudian dilakukan pelepasan tukik ke laut.
Lantas apa yang bisa kita [masayarakat umum] lakukan saat melihat penyu sedang bertelur?. Ini terutama bagi yang suka wisata pantai dan menikmati suasana eksostis malam hari di tepian pantai, silahkan diperhatikan hal-hal yang sangat bisa untuk dilakukan, yaitu:
- JANGAN menyinari penyu yang akan sedang bertelur karena penyu yang akan bertelur alergi dengan cahaya.
- JANGAN membuat gerakan mendadak di depan penyu yang akan bertelur karena akan membuat penyu ILFIL dan kembali ke laut [ngambek dan gak jadi bertelur]
- JANGAN mengagetkan penyu sedang menyentuh air kembali ke laut karena saat tersebut sangat kritis, penyu bisa pergi dari perairan sekitar dan menuju pulau lain untuk bertelur.
- JIKA ingin mengabadikan moment langka penyu bertelur maka pemotretan dengan blitz dapat dilakukan setelah penyu mulai bertelur [20 butir] dan harus dari arah belakang!
- Nah JIKA hendak melakukan pengambilan gambar dengan kamera atau video kamera, MAKA dapat dilakukan saat penyu mulai bertelur [20 butir] dan dengan pencahayaan yang sangat soft.
- Ukur besar penyu, kemudian lepaskan kembali atau bawa naik ke kapal. Bila penyu terlalu besar untuk diangkat ke kapal, usahakan membawa kapal sedekat mungkin ke arah penyu, hindari tali berada dalam keadaan tegang, kemudian potong tali sedekat mungkin dengan penyu. Bila ukuran penyu kecil, gunakan jaring serok untuk mengangkatnya ke kapal.
- Letakkan sepotong kayu pada mulut penyu supaya tidak menggigit, kemudian potong kail atau tali. Bila penyu tersangkut pada bagian mulut, potomg kawat terlebih dulu sebelummelepas tali. Jika kail tidak terlihat, potong tali sedekat mungkin dengan penyu tanpa menariknya terlalu keras.
- Teliti kondisi penyu sebelum dilepaskan kembali: biarkan penyu berada di kapal selama 4-24 jam, tergantung apakah kesehatannya sudah pulih. Jika penyu kelihatan tidak berdaya atau tidak berontak saat diangkat, mungkin paru-parunya terisi air. Angkat sirip belakang setinggi kirakira 20 cm saat pemulihan di atas kapal. Pada saat kejadian, letakkan penyu pada tempat yang teduh di atas kapal. Selimuti penyu dengan handuk basah, jangan sampai menutup lubang hidung dan jangan menyemprotkan air ke wajah penyu.
- Kembalikan penyu ke air dengan hati-hati, Perlahan-lahan lepaskan penyu ke air, dengan posisi kepala lebih dulu. Kapal harus dalam kondisi diam dan mesin dimatikan. Pastikan penyu sudah menjauh dari kapal sebelum menyalakan mesin.
Selain upaya-upaya di atas, masih banyak hal-hal yang perlu dilakukan demi melestarikan populasi penyu. Program dan tindakan terpadu dari pemerintah secara bersama-sama dengan masyarakat, komunitas pecinta alam dan juga komunitas blogger tentunya akan menghasilkan jejaring yang solid dalam rangka melahirkan gerakan massa untuk terbiasa perduli lingkungan agar penyu tetap lestari.
“ Kalau untuk anak SD kayak Aida ini, apa yang bisa dilakukan untuk nolongin penyu biar gak punah Bund?” tanya Aida yang tiba-tiba muncul di samping saya?
“ Banyak kok yang bisa dilakukan, contohnya yang paling mudah tapi sering diabaikan adalah jangan membuang sampah sembarangan..?”
“ Tapi kan tempat tinggal kita jauh dari laut Bund? Gak ada penyu juga kan di Sleman ini?”
“ Kalau sampah di buang sembarangan, pas musim hujan akan terbawa air dan bisa mengalir sampai jauh ke laut kan?”
“ Hemm…..ooo iya juga ya Bund? Biar gak bikin polusi udara juga, terus gak nyebabin banjir..”
“ Nah itu tahuuu? Berarti gak perlu lagi diingetin untuk mbuang bungkus makanan pada tempatnya kan?”
“ Hehehhee…kalau lupa, tolong dibuang ya Bund?”Duasarrrrrr
“ Banyak kok yang bisa dilakukan, contohnya yang paling mudah tapi sering diabaikan adalah jangan membuang sampah sembarangan..?”
“ Tapi kan tempat tinggal kita jauh dari laut Bund? Gak ada penyu juga kan di Sleman ini?”
“ Kalau sampah di buang sembarangan, pas musim hujan akan terbawa air dan bisa mengalir sampai jauh ke laut kan?”
“ Hemm…..ooo iya juga ya Bund? Biar gak bikin polusi udara juga, terus gak nyebabin banjir..”
“ Nah itu tahuuu? Berarti gak perlu lagi diingetin untuk mbuang bungkus makanan pada tempatnya kan?”
“ Hehehhee…kalau lupa, tolong dibuang ya Bund?”