Kenali Gejala Batuk TBC Sejak Dini. Pernah mengalami batuk yang berkepanjangan ? Penyakit batuk merupakan salah satu jenis penyakit yang menjadi hits, manakala terjadi pergantian musim pergantian musim. Tapi juga perlu wasapada, batuk yang berkepanjangan bisa juga menjadi indikasi TBC atau Tuberkulosis lho ? Pandemi Covid-19 penting untuk diwaspadai, tapi bukan berarti kita jadi abai terhadap penyakit lainnya, contohnya TBC ini.
Dan Bismillahirrahmaanirrahiim menjadi presumtif yang jamak terhadap jenis penyakit batuk yang terjadi dianggap penyakit biasa seperti halnya pilek dan demam yang banyak terjadi di saat peralihan musim kemarau ke musim hujan sehingga langkah pengobatan yang diambil juga tergolong ‘santai’, semisal dibelikan obat batuk di apotek, dikasih perasan jeruk nipis +kecap atau treatment makan kencur saja. Langkah awal pengobatan batuk ini memang sudah menjadi resep turun temurun yang terbukti bisa menyembuhkan batuk, tepatnya jika batuknya BUKAN jenis penyakit yang mengarah ke TBC.
Kok ( tetiba ) Nulis Soal Batuk TBC siiih? Ada Apa...?
Honestly, sebenarnya tulisan ini adalah sesi curhatan saya ketika salah satu anak kami mengalami batuk yang terbilang relatif lama, tepatnya saat dia masih tinggal di asrama. Batuknya lumayan bandel juga karena langkah-langkah treatment pengobatan tradisional yang saya terapkan pada Ifa ketika (dulu) mengalami sakit batuk. Terapi pengobatan batuk dengan bahan alami yang saya lakukan salah satunya adalah konsumsi kencur dan jeruk nipis.
Terapi kencur dan jeruk nipis hanya sedikit mengurangi gejala batuknya, artinya harus dibawa ke dokter dan diberi resep untuk mengobati penyakit batuknya. Dua hari istirahat di rumah dan kondisinya mulai membaik, Ifa bersikeras minta balik ke asrama karena jika terlalu lama ijin maka target hafalannya akan semakin banyak yang tidak terselesaikan sesuai jadwal yang seharusnya.
Beberapa waktu berlalu, kabar yang diberikan Ifa meyakinkan bahwa dia baik-baik saja. “ Batuknya tinggal sedikit-sedikit kok”, demikian penjelasannya setiap kali ditanyai tentang batuknya. Mengetahui batuk Ifa yang belum benar-benar sembuh, terbersit kekuatiran kalau-kalau penyakit batuknya Ifa betambah serius atau sebenarnya dia terinfeksi penyakit TBC?
Kekuatiran saya ini berdasarkan hasil kunjungan langsung yang pernah saya lakukan ke asrama Ifa saat awal-awal saya menjadi seorang Ibu dan kebetulan Ifa pas libur rutin yaitu sebulan sekali mendapat kesempatan untuk pulang. Kenapa saya sampai paranoid dan muncul estimasinya sampai ke TBC ya karena alasan berikut ini:
- Ifa tinggal di asrama sekolah yang setiap kamarnya dihuni sekitar 10 anak.
- Untuk mengatasi ruangan kamar yang gerah, sirkulasi udara digerakkan oleh sebuah kipas angin ukuran sedang.
Dua hal tersebut sangat mungkin bisa menjadi penyebab batuk yang di alami Ifa adalah Tuberkulosis mengingat jenis penyakit ini merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang penyebarannya melalui udara (dari melalui percikan dahak penderita TB yang sudah mengering).
Bukankah seseorang yang sedang sakit TB ketika batuk, bersin, berbicara atau meludah, mereka juga memercikkan banyak kuman ke udara? Kalau salah satu teman Ifa ada yang terjangkit TBC, maka siapapun yang ada di sekitarnya bisa terpapar TB meski hanya menghirup udara yang mengandung sejumlah kecil kuman TB.
Ifa bersikukuh so far she’s just fine setiap kali ditanyai tentang kondisi kesehatannya dan suami juga yakin anak sulungnya sehat wal afiat, maka saya pun mensetting pikiran: Bisa jadi memang saya yang terlalu over reacting karena situasi yang langsung menjadi sosok seorang Ibu.
Hingga hampir sebulan kemudian, saat saya masih di kantor, suami memberitahukan akan menjemput Ifa ke asrama karena baru saja mendapat kabar jika selain batuk yang belum sembuh [tepatnya belum membaik meskipun obat dari dokter sudah habis], Ifa juga mengalami demam dan semalaman tidak bisa tidur.
Kenali Apa Saja Gejala Batuk TBC ?
Spontan muncul lagi paranoid saya jangan-jangan Ifa terkena TBC? Bukankah apa yang di alami Ifa sebagian besar mengarah pada gejala-gejala orang yang kena TBC, antara lain:
- Batuk yang berlangsung tiga minggu atau lebih, yang pada tahap selanjutnya, bisa menghasilkan dahak yang berwarna abu-abu atau kekuningan kental, untuk kondisi yang lebih serius dahak tersebut bisa bercampur dengan darah
- Demam dan influenza [walaupun tidak terus menurus]
- Nafsu makan menurun
- Terjadi penurunan berat badan.
- Mengalami Kelelahan.
- Pada malam hari berkeringat yang dapat dimulai dengan demam hingga menyebabkan keringat berlimpah yang diikuti tubuh jadi menggigil.
Dari beberapa gejala-gejala yang identik dengan penderita TB di atas, setelah Ifa sampai di rumah, saya lihat ada beberapa gejala yang dialami Ifa yaitu pada point 1, 2, 4, 5, 6. Batuk Ifa sudah berlangsung hampir sebulan, berat badan Ifa juga menurun walaupun tidak significant [yang bisa disebabkan karena selera makannya yang menurun], pada malam hari Ifa demam dan menggigil juga.
“ Sekalian minta rontgen dan check darah saja Bi?”
“ Kalau dokternya tidak merujuk, nanti kita dikira kemeruh [=sok tahu] Nda?”
“ Biarin dianggap kemeruh, daripada nanti batuknya Ifa malah lebih parah dan terlambat pengobatannya yang serius, kita sendiri yang nanggung dampaknya kan? “
Melihat kondisi Ifa yang lemas, pucat, badannya demam dan dia bilang kadang-kadang terasa nyeri di dada, maka kami memang harus bersikap sok tahu dan tidak ingin hanya menunggu entah kapan dokter akan memberikan instruksi untuk check darah dan rontgen.
Pertimbangan ini tidak hanya semata demi kesehatan Ifa, tapi juga untuk teman serta orang-orang sekitarnya. Mengingat penularan penyakit TBC ini relatif mudah dan gejala awal terjangkitnya batuk yang dialami seseorang seringkali terlihat dan dianggap sebagai batuk biasa. Oleh karena itu, dengan meminta check darah dan rontgen kami berharap bisa lebih cepat mengetahui jenis batuk yang dialami Ifa, sehingga bisa lebih cepat pula dilakukan tindakan lanjutan yang lebih intensif karena Pengobatan TB ini kan tergolong pengobatan yang bersifat jangka panjang, umumnya butuh waktu sekitar 6-9 bulan.
Cara Meminimalkan Penularan TBC
SEANDAINYA hasil diagnosa menyatakan positif TB, selain pengobatan medis secara intensif, maka dampak paparan bakteri Mycobacterium tuberculosis ini juga bisa sedini mungkin diminimalkan dengan upaya-upaya:
- Menggunakan masker untuk mencegah penyebaran bakteri penyebab TBC.
- Tidak meludah [mengeluarkan dahak] sembarang tempKenali Gejala Batuk TBC Sejak Diniat
- Meminimalkan kontak dengan banyak orang JIKA di suspect sebagai penderita penyakit TBC aktif.
- Meningkatkan pola hidup sehat dengan re-setting menu pola makan yang pro-aktif untuk penyembuhan TBC, sanitasi lingkungan lebih dijaga lagi.
After all, Alhamdulillah pemeriksaan foto rontgen dan test darah Ifa Alhamdulillah hasilnya tidak ada indikasi ke TBC, tapi lebih ke Bronchitis dan beberapa parameter test darah yang sedikit melenceng dari baku standar, indikasinya lebih pada akibat selera makan yang menurun dan kurang minum.
*Edisi postingan curhat berlatar true story ketika Ifa masih sekolah di asrama
Mbaaaa, lega kalo hasilnya seperti ituu
ReplyDeletekarena memang TBC ini ternyata masih banyak kasusnya di negeri kita.
semogaaa edukasi seputar TBC bisa dipahami berbagai lapisan masyarakat ya
Betul, Mbak. Pengobatan TBC bisa sampe 6 bulan dengan obat yang rutin tanpa boleh terlewat. Semoga sehat-sehat terus ya Ifa, kalau bisa ditambah renang bagus juga, temanku ada yang kena bronchitis terus sembuh setelah rajin renang.
ReplyDeletememvonis anak TBC itu tidak mudah
ReplyDeletebanyak memang tes yg harus dilalui
apalagi pada bayi
kadang klu salah diagnosa bisa fatal
seperti kejadian anak sy wakut umur 8 bln yg salah diagnosa di dokter pertama
udah minum obat TBC 2 hari
tapi sy bawa ke dokter kedua..di tes bermacam2..ternyata bukan
alhamdulillah anak sy umur 9 tahun sehat dan jarang sakit meski batuk dan flu
Kalau bronkitisku kambuh sering dikira tbc 😂. Alhamdulilahnya bukan cuma orang batuk ga sembuh2 identik tbc ya
ReplyDeleteInformatif artikelnya, masyarakat perlu edukasi tentang sakit TBC! Aku kalau batuk suka panik, takut gak sembuh whoaaa sugesti memang berbahaya.
ReplyDelete-Yudichu Apabedanya.com
Saya sering flu, nih, Mbak. Tapi yakin bukan TBC karena hanya faktor alergi dingin/debu serta terlalu banyak aktivitas. Jadinya waktu istirahat terbatas dan flu lama sembuhnya.
ReplyDeleteJadi makin yakin karena baca tandanya.
Saya mah sregep banget makan dan ga ada masalah berkeringat di malam hari kecuali diajak olahraga suami. Hihihi
auto galau aku juga batuk dah seminggu nih mba, tap nggak sampe berdarah alhamdulillahnya
ReplyDeletesemoga aku bisa terus sembuh aamiin. Bahaya ya mba ternyata TBC itu
ikut lega membaca hasil akhirnya, semoga lekas sehat dan pulih kembali ya kak Ifa...
ReplyDeleteDuh aku ikut gugup deh baca ceritanya. Alhamdulillah bukan tbc ya mbak, ikut senang. Semoga kita semua selalu disehatkan ya
ReplyDeleteTBC juga skrng makin horor. Beberapa kenalan meninggal krn TB di paru. Bahkan ada yg seusiaku, temen SMP-ku dulu T.T
ReplyDeleteAlhamdulillah kakak Ifa gak ada TBC ya mbak. Memang kalau seasrama ma anak2 lain kudu lbh ekstra menjaga kesehatannya, apalagi musim copid gini.
aku tuh dulu waktu SD pernah mengalami batuk yang nggak selesai2
ReplyDelete2 bulan kayaknya
ya dikiranya batuk biasa
gak tau sih sebenarnya kena apa
tapi aku gak mengalami penurunan berat badan, fine-fine aja badan aku
tapi kan aku jadi pengen tahu sebenarnya dulu aku tuh kenapa, khawatir kalo TBC
Ya Allah, Alhamdulillah kalau bukan TBC. Semoga Ifa dan keluarga mb Ririe sehat selalu, ya.
ReplyDeleteMemang sebagai ibu kadang kita kayak lebay gitu ya jika anak sakit. Tapi memang perlu lebih hati-hati sih ya daripada sakitnya lebih parah lagi.
Ibuku dulu selalu aware kalau ada yang batuk di sekitarnya. Pokoknya nasehatnya kepadaku selalu sama dari kecil, "Kalau ada orang batuk tuh...kamunya melengos...Jangan mau hadap-hadapana. Takutnya TBC."
ReplyDeleteHuhuu...beneran yaa..
Kita kudu menjaga diri sendiri dan kalau sakit, jangan nambeng. Ya kudu mau berobat dan memakai masker agar mencegah penularan.
Alhamdulillah bukan TBC ya bun. Bapak mertua saya yang TBC harus menjalani pengobatan selama 6 bulan, kans serem banget kalau anak-anak yang kena TBC.
ReplyDeleteMemang ya sebagai orang tua kudu sok tahu kalau anak dah sakit gitu, lebih pada waspada sih menurut saya, bukan sok tahu, hehe
stay safe and stay healthy everyone ;D
ReplyDeleteSaya sejak dulu juga parno ama penyakit TBC bahkan saya sampai parno karena pernah batuk agak lama bahkan sampai keluar darah. Namun melihat ciri-cirinya, kayaknya bukan dan batuknya juga udah lama sembuh.
ReplyDeleteSulung saya juga pernah dicurigai TBC oleh dokter karena batuk dua Minggu tidak kunjung sembuh. Setelah Rontgen lalu tes dahak, Alhamdulillah bukan TBC, tetapi bronchitis. Legaa rasanya..
ReplyDeleteAku sudah khawatir duluan karena suami saya itu batuk-batuk
ReplyDeleteTernyata membaca tanda di atas ternyata bukan
Alhamdulillah
Untung baca sebelum panik, haha