Asyiknya Belajar Belajar Food Photography with Smartphone Bagi Pemula

Cara Asyik Belajar Belajar Food Photography with Smartphone Bagi Pemula. Nilai artistik sebuah foto memang relatif, tergantung selera dan sudut pandang masing-masing orang. Meskipun menggunakan kamera HP yang berkualitas, tak jarang juga mampun menghasilkan foto yang memiliki nilai artistik tinggi
Akan tetapi, base line sebuah foto bisa dikatakan memiliki nilai artistik manakala out put dari obyek yang difoto memiliki kedekatan yang sedekat-dekatnya dengan rupa asli obyeknya. Apa yang ditangkap oleh lensa mata kita (yang sehat/normal) terhadap penampakan suatu benda, begitulah seharusnya foto yang kita hasilkan dari jepretan kamera.
Bismillahirrahmaanirrahiim, pemahaman tersebut semoga tidak menyimpang dari pelajaran yang dipaparkan saat hajatan #arisanilmu yang mengangkat tema Food Photography with smartphone yang digelar di Maple Tree Resto.  Walaupun tanpa kamera canggih DSLR impian *berdoa: semoga semangat untuk belajar Photography membawa berkah pembuka jalan agar bisa memiliki si kamera impian*. 

Walaupun tanpa kamera DSLR impian, kan ada peralatan potret-memotret yang saya miliki untuk dipakai praktek moto-moto, setidaknya masih ada si camdig untuk dipakai praktek moto-moto. Sejujurnya, ada nada keder juga mengingat camdig sudah mengalami penurunan nilai lensa-nya. Sedangkan hape yang saya beli 3 tahun lalu sedang bermasalah dengan penyimpanan. 

Quote Kece sebagai booster belajar FOOD Photography

Okelah, yang penting dapet ilmunya. Bismillahirrahmaanirrahiim, saya pun memantapkan diri ikut arisan ilmu setelah (seperti biasa) ada lampu hijau dari Kang Suami sekaligus kesiapannya untuk memfasilitasi antar jemput. Hujan deras mengguyur dengan intim diselingi gelegar petir dan gludug pada hari Sabtu tanggal 12 Desember lalu, sehingga beberapa emak tidak bisa melanjutkan perjalanannya bertemu saya tapi Alhamdulillah setidaknya 13 orang bisa sampai di Maple Tree dengan beragam kondisi. Pas tiba di tekapeh, sudah tampak duduk manis Mak Diba, Mak Kachan, Mak Ratri. Sedangkan Mak Ika dan Mak Lies asyik ngibasin long dress-nya demi mengurangi jumlah air hujan yang terikat.
Di anter suami ya Rie…? Neh, gue basah kuyup. Pokoknya, resolusi tahun 2016 gue harus bisa nyetir !”  Sapa Mak Injul yang juga mengalami kebasahan pada long dress yang dikenakannya.
si Mak Ririe ini kalau gak di anterin, dijamin bisa sampai sini setalah acara kelar Mak Injul. Dan gak bisa pulang alias lost in this Jogya City with successfully” sahut Mak Lies yang bikin saya tersipu-sipu pengen malu.
 “ Nah itu dia, makanya suamiku lebih milih berkorban untuk antar jemput ketimbang istrinya yang limited edition ini gak pulang-pulang kan?” dalil gaya, padahal aslinya dasar sayanya yang gagap arah dan buta peta meskipun sudah 2 tahun lebih tinggal di Yogya ini. *kalimat percakapannya sudah mengalami modifikasi*
Antusiasme Menyimak pelajaran Food Photography

Obrolan renyah diselingi ketawa-ketiwi manis pun berlangsung gayeng, sekira 15an menit kemudian mencungul Mak Lusi yang diikuti dua guide imut-imut berseragam abu-abu putih, kemudian Mak Carra dan disusul oleh emak-emak lainnya.

Sambil menunggu menu pesanan dihabiskan, Acara #arisanilmu di awali dengan demo bagaimana plating Beef Burger dan Menu Bebe andalan Maple Resto. Sayangnya saya gak bisa ngerekam, padahal keren lhoh demo plating-nya. 30an menit kemudian, sesi peragaan menghias menu ala resto pun usai dan dilanjutkan dengan acara inti yaitu sharing ilmu Food photography with smartphone for beginner, tepatnya yang beginner itu saya. 

Secara emak-emak lainnya terlihat manthuk-manthuk, kecuali saya yang ndomblong sekaligus gak mudeng. Apalagi Emak Irul, dengan tentengan kamera canggihnya yang beraksi cekrek-cekrek sana-sini, sampai ambil posisi naik kursi resto juga dijabanin tuh.

Duo Narasuber #ArisanIlmu Jogya: Belajar Food Photography with smartphone

Walaupun saya masih separuh bingung dan separuhnya lagi gak mudheng, tapi materi yang disampaikan secara duet oleh Mak Ika dan Mak Lies lumayan bisa saya tangkap benang merahnya. Secara beliau berdua juga ngasih unjuk prakteknya bagaimana mengggunakan ISO yang tepat, seperti apa mengatur White Balance dan Exsposure ituh.

Mulai ada setitik cahaya bahwa meskipun saya belum memiliki kamera yang sekelas SLR, tapi dengan memakai samrtphone pun sangat-sangat bisa menghasilkan jepretan yang gak malu-maluin bila disandingkan dengan kamera-kamera yang biasa di tenteng para Photographer *Optimis*.

Secara ringkas, point-point yang disampaikan pada acara Arisan Ilmu di Maple Resto sebenarnya pengetahuan dasar fotografi yang seharusnya dipahami luar kepala dan bisa diaplikasikan saat action moto, jadi gak asal jepret-jepret doang dengan mode auto *lagi-lagi ini mah saya banget kalau moto dengan mode Auto*

Okelah, berikut ini point-point dasar yang saya contek dari materinya Mak Ika:

Setting ISO 

Hal yang sangat penting yang perlu dilakukan sebelum mulai aksi meotret adalah melakukan SETTING ISO kamera. 

Kenapa demikian? Yesss, karena sensor kamera memiliki kepekaan terhadap cahaya. Saat menentukan besaran ISO yang akan digunakan, hal yang penting untuk  dipertimbangkan  yaitu berapa banyak cahaya yang ada disekitar kita dan berapa banyak yang dibutuhkan. 

Pengambilan foto sebelum jam 12 siang, menjelang sore dan saat malam, akan memberikan hasil yang berbeda-beda meskipun si HERO yang kita tembak sama persis tata letak dan sudut pengambilan gambarnya.


* Exposure  
Tak bisa dipungkiri kalau Exposure juga memegan peran penting untuk menghasilkan karya fotografi yang ciamiik. 

Exposure adalah jumlah paparan cahaya yang diterima oleh sensor kamera dalam suatu pemotretan. Ketika pengaturan ISO sudah dianggap menthok, maka yang perlu disetting selanjutnya adalah exposure-nya. Untuk lebih jelasnya, monggo dicermati contoh gambar dibawah ini:


White Balance (WB) 

Poin white balance atau biasa disebut dengan WB, memiliki fungsi untuk meningkatkan keakuratan warna dimana kamera menentukan warna putih sebagai patokan. Kamera perlu di set up WB karena saat memotret kondisi pencahayaan di sekitar itu berubah-rubah. Kamera tidaklah secanggih mata, karena itu kertas putih belum tentu terlihat putih bagi kamera dalam warna pencahayaan yang berbeda.

Selain menjelaskan dasar-dasar fotography di atas, duo emak yang ilmu  food photography-nya cukup mumpuni juga memeragakan penggunaan  Light Tools yang terdiri dari : White Foam Board, Reflector, Diffuser: White Sheet to the diffuse the light. Cekidot skrinsut yang saya ambil dari materi #ArisanIlmu Belajar Food Photography With Smartphone di bawah ini:

“ Intinya kita harus sregep coba-coba ini – itu. Practise will make us perfect, kira-kira seperti itulah yang kami lakukan. “ 
Setuju banget, kita tak akan tahu seperti lika-liku memotret yang keren tanpa keberanian untuk mencoba-coba. Dalam dunia Photography, kita juga dituntut untuk kreatif membuat setting yang pas untuk hasil jepretan yang optimal. 

Light Tools di atas juga tak harus serba beli loh? Bisa dimodifikasi sendiri seperti contoh Reflector yang dibawa oleh sang narasumber ini neh:

Reflector Kreasi sang Narasumber

Bagaimana, makin tertarik belajar Food Photography kan? Atau pengen pula menjajal kebolehan motret makanan secara langsung ke Maple Tree Resto ini ya? Monggo diagendakan untuk memuaskan diri wisata kuliner sekaligus mengasah kepekaan untuk memotret di resto yang mengusung tema dining casual yang pas banget untuk mencicipi aneka menu kuliner yang menggoda untuk dicicipi semuanya. Harganya pun masih ramah kok, apalagi pas acara Arisan Ilmu kemarin kan dapat diskon 20% dari management Maple Tree, Alhamdulillah ya....

Food-Photography-with-Smartphone-Bagi-Pemula
Hasil belajar Food Photography with Smartphone Bagi Pemula

Sebagian menu-menu yang ada di Maple Tree Resto

Lokasi Maple Tree ini cukup mudah dijangkau dan tidak sulit untuk ditemukan, yakni di Jalan Pakuningratan. Buktinya, begitu saya ngasih tahu alamat Maple Tree, Kang Suami paham tempatnya. Tak hanya lokasinya yang mudah ditemukan untuk resto yang tergolong baru di wilayah Yogyakarta, tata letak resto juga keren banget. 

Halaman parkirnya memadai, kece badai kalau mau selpi-selpian. Baik di bagian dalam resto maupun luar, juga sangat cocok untuk acara kumpul-kumpul semacam #arisanIlmu atau gathering keluarga (pas acara masih berlangsung ada serombongan keluarga, sepertinya habis ada acara mantenan gettu deh), mini reuni juga cuocok kok.


Doc. By Mak Injul (semoga gak salah sebut owner Foto ini)

Jadi, silahkan bawa selalu kamera Anda karena kita tidak pernah tahu kapan akan bertemu obyek atau moment yang berharga untuk diabadikan melalui tangkapan lensa kamera.

Epilognya adalah, sebuah hasil karya Fotografi butuh waktu dan perjuangan. Adalah perform dari kesabaran, kegigihan, ketelitian dan uji kreatifitas. 






Ririe Khayan

Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com

24 comments:

  1. Kyaaa belajar food photography nya lumayan juga ya mbak.
    hhhheee apalagi yg blum pnya SLR ini nih *nunjuk hidung . Prlu bnyak lagi mngasah kemampuan jeprat jepretnya hhhhheeee

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama mbak, saya juga masih dalam impian si SLRnya. hehehehe

      Delete
  2. Tingkat kecerahan dan ketajaman juga penting ni buat new food blogger macam akuh

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak, asline mupeng poll bisa motret makanan dgn ciamik. tp msh galau hasilnya, blurrr

      Delete
  3. Wahh seruu mbak Rie..ternyata sampai segitunya ya untuk mendapatkan foto yang bagus..

    * yang kayak kertas silver itu reflectornya ya mbak..? :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayak silver itu reflector Mbak, utk mengatur cahaya sesuai kebutuhan

      Delete
  4. Iya ya..berarti telaten telaten semua itu fotografer ya

    ReplyDelete
  5. Mak Irul aktif banget, ya. Sampai naik2. . . :D
    Makanannya enak2, Mbak! ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya jeng, makanannya enyak-enyak poll pokok'e.

      Mak irul ituh all out kalau nyekrek

      Delete
  6. SUKAK BANGET FOTO TERAKHIR!
    *harus banget dicapslock*

    *diusir pergi sama yang punya blog*

    ReplyDelete
  7. Cocok nih mak, saya lagi pengen belajar motret, makasih infonya mak.

    Salam kenal dari Bandung ya mak

    ReplyDelete
  8. kereeeennn... seru beud kayaknya. bikin pengen ikutan. ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayukk ikutan arisan ilmu sesi selanjutnya yaa

      Delete
  9. Wah saya banget Jeng Ririe selalu auto mode dan males ngulik coba-coba. Jan narasumbernya kreatif profesional Jeng Lies Jeng Ika. Salam hangat

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyah, ini neh saya masih suka asal jepret. DI banyak2 jepret, ntar dipilih-pilih yg bagus deh. Hehehe

      Delete
  10. Foto-foto hasil belajar kilatnya cantik, mbak Rie. Iya sebaiknya memang kita belajar sedikit basic photography ya, terutama blogger. Lumayan kan buat ilustrasi nanti di blog kalau kita posting tentang makanan. Dan satu penyakit saya adalah malas belajar. Makanya foto-foto saya gak naik-naik kelasnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. tapi-Tapi, foto-fotonya Bu vi bagus-bagus mulu lhoh?
      Dan jeli mengambil obyek-obyek yg berharga. Kalau saya, seringnya pas sampai rumah br kepikiran: kok yg itu, itu dan itu belum ta foto ya? *PLAK*

      Delete
  11. aww belajar iso, shutter, diafragma. Mengingatkan dulu pernah masuk komunitas futu ihihiih, but kalo udah bisa tinggal klik, pake hati, jadii. Boro2 aku jadii,, ngeblur semua iyaak ahahah. Thanks mak for sharing :*
    itu futu yang terakhir asyik bangett dahhh :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. santai mbak, ada saya utk jadi teman kok. sama-sama pemotret dgn hasil yg ngeblur

      Delete
  12. Waini..komplit banget materinya. Materi yg malah belum sempat tersampaikan krn mati listrik n mak2 gak sabar praktek..hihi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha....sip, hasil nguber2 soft file trs di posting deh

      Delete

Leave a comment or just be silent reader, still thank you so much.
Terima kasih telah singgah di Kidung Kinanthi.
Mohon maaf, atas ketidaknyamanan MODERASI Komentar.

Maaf ya, komentar yang terindikasi SPAM atau mengandung link hidup tidak akan dipublikasikan.

So, be wise and stay friendly.