Palm Sugar: Pemanisnya hidup sehat

Sejak tahu tentang GA Ikutan Menulis Tentang Pemanis Sehat Yuuuk…, saya langsung tertarik untuk ikut berpartisipasi. Jadi, meski sudah at last day…tepatnya last minutes, Bismillahirrahmaanirrahiim berusaha untuk PeDe tetap menuliskan tentang Palm Sugar: Pemanisnya Hidup Sehat. Yang namanya Pemanis tentu tak bisa dipisahkan dari olahan makanan dan minuman. Beberapa waktu lalu sempat mengikuti kegiatan Keamanan Pangan dan Bahan Tambahan Pangan Berbahaya Bagi Industri Makanan dan Minuman yang bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dini dan mencegah terjadinya keracunan pangan serta mengurangi meluasnya penyakit akibat pangan  (food borne disease], sehingga target yang ditetapkan sebagai critical control point [CCP] dalam industri olahan makanan dan minuman adalah terdapatnya bahan tambahan pangan yang berbahaya khususnya penggunaan bahan tambahan berbahaya berupa: pengawet, pewarna dan PEMANIS buatan. 

Dari beberapa hasil monitoring terhadap olahan makanan dan minuman, terutama yang berasa MANIS, nyatanya memang terdapat pemakaian pemanis buatan atau sintetis. Jika menilik dari asas hukumnya, penggunaan zat tambahan berupa pemanis buatan memang diperbolehkan selama bahan yang dipakai masih dibawah ambang batas maksimal dan BUKAN bahan tambahan makanan yang dilarang karena membahayakan kesehatan. Terkait dengan hal ini, Instansi pemerintah yang memiliki tugas utama dalam menjawab isu keamanan pangan (Food Safety) memprogramkan pengawasan mulai dari pre-market hingga post-market control yang disertai dengan penegakan hukum dan pemberdayaan masyarakat. Akan tetapi, penegakan hukum berupa pemberian sanksi terhadap produsen makanan dan minuman tidak selalu menyelesaikan masalah. Masih dibutuhkan langkah persuasif kepada produsen makanan dan minuman tersebut berupa edukasi tentang good manafucturing process [GMP] sehingga menghasilkan olahan makanan dan minuman yang aman dan sehat. Hal ini didasarkan bahwa pelaku usaha olahan makanan dan minuman yang berskala IRT/IKM jumlahnya cukup mendominasi dengan tingkat wawasan yang masih perlu adjustment secara kontinyu.

Menggarisbawahi pada Pemanis [buatan],
Pemanis Buatan merupakan zat tambahan makanan sintetis atau buatan yang ditambahkan pada makanan atau minuman untuk menciptakan rasa manis, dimana. zat pemanis buatan ini sama sekali tidak mempunyai nilai gizi. Pemanis buatan yang banyak digunakan dalam industri olahan makanan dan minuman adalah SAKARIN, SIKLAMAT, ASPARTAM dan beberapa jenis lainnya. Fakta dan data empiris menunjukkan bahwa jumlah IRT/IKM yang memproduksi makanan dan minuman menggunakan pemanis buatan. Alasan pencapaian margin keumtungan minimal BEP dan tentu saja sangat mungkin mereka BELUM FAMILIAR  bahaya pemakaian Zat Pemanis buatan dalam kurun waktu yang lama. Sehingga Penyebaran dan sosialisasi secara kontinyu untuk mengenalkan jenis-jenis pemanis buatan dan resiko pemakaiannya dalam jangka panjang yang berpotensi menyebabkan berbagai penyakit.  Secara sekilas, Beberapa resiko penggunaan pemanis buatan antara lain:
  1. Obesitas secara siginificant banyak dialami manakala konsumsi minuman yang mengandung pemanis buatan dalam jangka panjang.
  2. Sakarin meningkatkan resiko terjadinya kanker kandung kemih pada manusia kira-kira 60% lebih tinggi pada para pemakai, khususnya pada kaum laki-laki.
  3. Siklamat memiliki sifat karsinogenik, berarti ada potensi bahwa pemanis buatan ini bisa memicu tumbuhnya kanker pada tubuh kita.
  4. Terjadinya Hipertensi dan penyakit kardiovaskular, resiko yang lebih tinggi khususnya pada wanita yang mengonsusmi makanan/minuman berpemanis buatan.
Gula Alami; Gula Aren
Efek penggunaan pemanis buatan ternyata sangat merugikan bagi kesehatan dan bertolak dari serangkaian resiko tersebut semakin menguatkan alasan untuk meggelorakan pemanis sehat yang alami. Sedangkan sosialisasi mengenai keberbahayaan pemanis sintetis TANPA rekomendasi apa saja jenis pemanis berbahan alami yang aman tentunya akan kurang efektif hasilnya. Untuk membuat user yang sebelumnya aktif menggunakan pemanis sintetis MAU secara suka rela beralih hati pada pemanis alami, maka perlu ada alternatif pemanis alami yang lebih aman bahkan untuk dikonsumsi orang yang mempunyai pantangan terhadap gula karena masalah kesehatan.

Sepertinya pendahuluan untuk menuju PALM SUGAR: Pemanisnya hidup sehat ini terlalu berkepanjangan ya?  

Dan... What Palm Sugar Is?
SStt…Nyontek bahasanya turis yang saya temui saat melintas di kawasan Malioboro. Serius lho, saat awal dengar istilah Palm Sugar saya sempat katrok dan blank. Apaan sih itu? Eh, ada clue yang mengarahkan ke Beda Palm Sugar dan Gula Semut di http://www.palmsugarindonesia.com/. Langsung deh dapat pencerahan yang sangat mencerahkan tentang Palm Sugar.

“…… Secara umum nama tersebut diberikan kepada semua pemanis yang berasal dari tanaman palma. Entah itu gula aren, gula lontar atau gula kelapa. Sementara yang berlaku di Indonesia adalah penyebutan palm sugar cenderung di alamatkan pada gula merah yang sudah mengalami pembutiran seperti gula semut itu. Dan kita juga menyebutnya sebagai gula palem….”

Berarti dan ternyata, sejak kecil pun saya sudah akrab dengan beberapa varian gula alami ini dunk? Tak salah lagi jika sebenarnya beberapa varian Palm Sugar sudah menjadi bagian pemanis yang memaniskan hari-hari saya, bahkan sangat mungkin sejak nenek moyang saya kan?

Jenis Palm Sugar yang sudah saya kenali dari dulu antara lain [dalam sebutan nama Jawa]:  Gulo Abang, Gulo Bathok, Gulo Batu. Beberapa jenis kue ndeso yang trending di masa lalu untuk melengkapi moment-moment istimewa seperti lebaran, acara nikahan, sunatan atau seremonial lainnya, seperti: kucur [cucur], ketan salak, wajik, gulo klopo, madu mongso, jenang, rengginang, buat isi koci-koci dan onde-onde, maka gula kelapa dan gula merah merupakan bahan pokok yang tidak bisa di subtitusi karena alasan: Kekhasan rasa dan Performance hasil akhirnya.
Gula Bati; Pemanis alami
Palm Sugar di rumah: Gulo Aren & Gulo Klopo
Selain untuk keperluan bikin kue-kue ala orang ndeso, masih ada lagi kemanisan Palm Sugar yang meromantiskan kebersahajaan hidup. Saya masih ingat, dulu harga gula pasir masih relatif mahal bagi sebagian banyak orang [termasuk bagi ortu saya], sedangkan kebutuhan akan pemanis tak mungkin dihindari, setidaknya untuk menyuguhkan secangkir kopi untuk Bapak setiap pagi. Juga untuk bikin kolak singkong atau ketela kala musim panen umbi-umbian melimpah. Sehingga memilih produk gula merah atau gula kelapa merupakan alternatif yang menyelesaikan masalah dengan sangat manis. Gimana tidak manis, jika tujuan Ibu saya membeli gula merah atau gula kelapa tersebut demi menghidangkan wedhang kopi untuk sang suami [Bapak], tapi secara sembunyi-sembunyi saya pun berkesempatan untuk mengambil bongkahan-bongkahan kecil yang sebesaran biji asam untuk saya emut…emm..apa ya istilahnya…saya jadikan [pengganti] permen yang juga merupakan jajanan ‘mahal’ bagi anak yang tidak punya uang untuk beli jajan.

Jadi saya bisa menikmati manisnya permen, gak kalah  deh dari teman-teman yang bisa beli kembang gula sesuka hati. Saat bermain petak umpet, lompat tali, bekel, juga ketika  nungguin kambing merumput di lapangan sambil main layang-layang. Oh, manisnya menghisap “permen” gula merah betapa kenangan yang memaniskan masa kecil saya.

Dalam Sekilas pandang diatas, beberapa jenis palm sugar ternyata sudah menjadi pemanisnya hari-hari kala saya masih jadi anak rumahan di LA tercinta. Lantas, apakah saya masih menghadirkan Palm Sugar saat ini? Untuk jenis Gula Aren dan Gula kelapa di pasar dan toko tradisional wilayah Sleman ini sangat mudah didapatkan. Ketersediaannya juga equivalent dengan stock gula pasir yang diperdagangkan. Maka untuk penggunaan saat ini, varian yang saya beli memang masih gula kelapa dan gula aren. Terus saya pakai untuk apakah? Sampai saat ini, saya belum ada feel untuk trial and eror bikin kue, kecuali bikin puding dan agar. Al hasil, konsumsi Palm sugar, khususnya Gula Aren dan gula kelapa baru seputar untuk memaniskan minuman: Jus, Teh dan Kopi. Untuk menu yang sifatnya berat, Gula aren atau gula kelapa untuk membuat: kolak dan agar-agar/puding.

Manakala Gula Aren atau Gula merah saya tambahkan ke minuman, komentar manis pun menghangatkan suasana " Rasa manisnya lebih sedep ya Nda..."

Nah, saat saya mixing ke adonan agar-agar atau puding, terucaplah apresiasi " Kok rasanya gini ya Bund....?" Menurut saya pernyataan ini sangat wajar. It's very okay, sesuatu yang baru tentu awal-awalnya masih asing, jadi perlu pembiasaan dan waktu agar sensasi kekhasan aroma Palm Sugar bisa melting dengan manis di lidah semua anggota keluarga.
Makanan favorit; Sehat; alami
Jadi ingat….kapan-kapan kalau bikin wingko pengen coba akai gula merah atau gula kelapa.  Ehmmm….sepertinya akan menghasilkan cita rasa wingko dengan aroma dan rasanya khas manis-manis gurih sedep getu kali ya?
Kue tradisonal
Manisnya Wingko Aseli Tlanak..
Epilog.
Dari informasi teman-teman di Sleman ini yang kebetulan terlibat langsung dengan tumbuh kembang industri kecil dan rumah tangga- khususnya untuk produk Palm Sugar, saya berkesimpulan mengenai perkembangan produk palm sugar saat ini sungguh sangat progresif, antara lain:
  1. Pengolahannya secara bertahap mengacu pada tata cara berproses produksi untuk makanan/minuman yang hygiene [ mengacu pada GMP].
  2. Teknologi pengemasannya compatible untuk menghasilkan produk akhir dengan self life lama dan desain kemasan menarik,
  3. Harganya mampu berkompetisi dengan pemanis buatan, sehingga sangat berpeluang meningkatkan daya tarik pembeli  untuk beralih menggunakan Palm Sugar.
  4. Saat ini, market-market modern sudah mulai bersikap cooperative memberi fasilitas jalur khusus [melalui rekomendasi instansi terkait] bagi produk-produk IKM/IRT termasuk palm sugar sehingga bisa tayang sejajar dengan produk olahan makanan dari Industri yang berskala besar.
  5. Dengan Kelebihan Palm sugar yang menyehatkan, alami, cita rasa yang unik, harga terjangkau, diversifikasi produk, maka pemanis alami ini merupakan salah satu yang bisa mendukung gerakan Food safety for healthy life.






Palm Sugar: Pemanisnya Hidup Sehat untuk Ikutan Menulis Tentang Pemanis Sehat Yuuuk…menuju Food Safety For Healthy Life


Alhamdulillah, jadi pemenang ketiga di http://eviindrawanto.com/2014/02/pengumuman-pemenang-lomba-blog-peduli-pemanis-sehat/



Ririe Khayan

Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com

12 comments:

  1. Kalau pakai pemanis palm sugar sepertinya kuenya enak dan tambah maknyus deh Mba.....

    Salam

    ReplyDelete
  2. Aku suka wingkoooo... mau dong. Hehehe

    ReplyDelete
  3. Aku belum pernah pake gula aren untuk bikin puding. Hehehe
    Gutlak utk kontesnya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. penasaran kan Mbak? hayuuk di cobain atuh Teh

      Delete
  4. semoga sukses untuk give awaynya

    ReplyDelete
  5. Terima kasih sudah turut menyemarakkan kontes Peduli Manis Sehat

    artikel sudah tercatat sebagai peserta ya mbak Rie

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih ya Kang, sudah di apresiasi dan jd pemenang ketiga

      Delete
  6. Ilmu baru nih, bikin puding gulanya pke gula aren. Rasanya pasti manis-manis nikmat, dan baunya hmm.. bikin ngiler :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. segera cobain mbak dan rasakan sensasi uni puding dengan aroma palm sugarnya

      Delete

Leave a comment or just be silent reader, still thank you so much.
Terima kasih telah singgah di Kidung Kinanthi.
Mohon maaf, atas ketidaknyamanan MODERASI Komentar.

Maaf ya, komentar yang terindikasi SPAM atau mengandung link hidup tidak akan dipublikasikan.

So, be wise and stay friendly.