Surat Cinta [Biasa]. Air dengan sifat anomalinya dan perasaan manusia mempunyai keunikan yaitu [akan] berfluktuasi dengan dinamika rasa cinta, benci, takut, senang, kuatir dan semacamnya dari waktu ke waktu. Namun yang mungkin terasa sublim bahwa fluktuasi perasaan sering tidak disadari dan tidak terungkap [atau disadari tapi tidak terungkap?].
Bismillahirrahmaanirrahiim Sebuah kondisi yang kemudian menghamparkan kenyataan lain: setiap kita tidak akan pernah bisa mengetahui dengan pasti perasaan orang lain terhadap dirinya. Memang mungkin saja kita bisa menangkap dari sorotan mata, gerak tubuh dan tingkah laku lainnya, but the trueness of the feeling will never appear selama tidak diungkapkan secara verbal.
Dan dalam rangka memenuhi tantangan tematik LBI yang mengusung tema “Surat Cinta”, yang bagi saya ini merupakan tema paling sulit dari tematik sebelum-sebelumnya. But Challenge is a Chance, then here is my first love letter “
Inilah versi non hand writting-nya,:
Dear my
Lovely Cak Po,
Assalaamu’alaikum warahmatullahi Wabarakaatuh
Asli
kalau aku harus menyampaikan secara langsung semua isi tulisan ini, dijamin aku
bakal tetap terbungkam seribu bahasa lho. Dan aku juga yakin Cak Po juga bakal
bilang: Lagi ngapalin naskah untuk
pentas teathre ta? Ya demikianlah salah satu keunikan dalam keluarga kita yang
lebih menghayati [bentuk] cinta dengan menguraikan dalam laku tindakan.
Kehidupan
mengajari kita semua bahwa ukuran integritas cinta adalah manakala ia ada dalam
hati kemudian terkembang dalam kata-kata yang meneduhkan dan diwujudkan dalam perbuatan
sehari-hari secara kontinyu.… Inilah pelajaran tentang cinta yang bisa aku
simpulkan dari apa-apa yang telah kau lakukan untukku dan pastinya pada yang
lainnya.
Cak Po,
Maafkan adikmu ini yaa....yang selama ini
menganggap segala bentuk perhatian dan kasih sayangmu sebagai hal yang biasa
saja: lumrahlah kakak menyayangi adiknya,
berkorban untuk adiknya, lebih mementingkan kebutuhan adiknya...bla..bla..bla...Hingga
suatu hari ada seseorang yang bilang “ Sampeyan
kuwi koyone adik sing paling disayangi Cak PO ya?”
Dan adikmu yang naif ini
pun baru mulai memikirkan dan meresapi semua hal yang Cak Po lakukan dan
berikan padaku, tak hanya semasa aku masih berseragam sekolah merah putih
hingga abu-abu putih kemudian kuliah serta memasuki dunia kerja....Aku yakin
Cak PO tak akan ingat semua yang telah kau berikan dan lakukan padaku dan aku
juga tak bisa menyebutkannya satu persatu HANYA
masih bisa mengingatnya dengan baik serta menyadari bahwa aku tak akan
mampu memberikan seperti yang telah kau perjuangkan untuk adik tercantikmu ini
[aku selalu suka bilang sebagai adik tercantik ya, karena adikmu yang perempuan
hanya aku seorang].
Bahkan hingga ketika ada laki-laki yang
menyampaikan pinangan padaku, Cak Po yang pertama memberikan persetujuan sekaligus
meyakinkanku “Berterima kasihlah pada semua hal yang terjadi, karena dengan
begitu kita akan bisa mengambil pembelajarannya untuk menjadi diri yang lebih
kuat dan bijaksana”.
Cak Po juga deh yang kemudian paling all out
memberikan dukungan. Dan untuk semua hal itu, aku juga paham jika Cak PO hanya
ingin aku bahagia kan? Dengan segala
adaku, aku pun hanya bisa bilang: Terima
kasih karena Hukum Newton III “ Aksi = Reaksi” Atau kesetimbangan kimia
“Stoikiometri” kali ini tak bisa aku buktikan padamu.
Udah dulu ya Cak PO, jika aku teruskan
menulis semuanya dalam surat ini pasti tak akan ada habisnya, harapan dan doaku
selalu semoga Cak Po sekeluarga dilimpahi kebahagiaan dan keberkahan hidup dunia-akherat. Oh iya,
satu lagi......I’ll be your lovely little
sister ever after...Heheheeeee. ♥♥♥♥♥
======