Kidung Kinanthi

Life is flowing in its story leaving history

  • Home
  • About
  • Sitemaps
  • Article
    • Opini
    • Story of Me
      • My Diary
      • My Poem
      • True Story
      • Love Story
    • Contact
    • Disclosure
  • UMKN Visit
  • News

Bismillahirrahmaanirrahiim, hasil coba-coba bikin fiksi dan postingan berikut ini merupakan lanjutan dari cerita Belum Musim Semi.

Berhari-hari Ghaza di hantui mimpi mengerikan, yang membuatnya terbangun tengah malam dengan bersimbah keringat dingin. Bermacam adegan menakutkan menghiasi tidurnya. Mamannya yang terkena serangan jantung. Mertuanya yang shock berat, sanak saudara mengejeknya dan yang paling Ghaza takutkan tatapan sedih dan air mata Deandra yang mengalir perlahan di pipinya tanpa sepatah kata yang di ucapkan. Ghaza masih bisa tegar dan menenangkan Mamanya, dia masih bisa menahan semua ejekan serta sindiran keluarga dan semua orang. Tapi sanggupkah dia menghadapi kenyataan telah menyakiti dan mengecewakan Deandra, wanita yang di nikahinya dua tahun lalu? Yang telah menjadi istri yang sangat di kasihinya sejak ikrar Ijab Kabul itu? Perasaan cinta yang bertumbuh dari hari ke hari oleh kelembutan, kedewasaan, kesabaran dan kesederhanaan Deandra? Siapkah dia jika harus melepaskan Deandra?
Bayangan-bayangan dalam mimpinya seperti monster yang siap menghisap seluruh keberaniannya, menjadikan hatinya kacau dan kehilangan motivasi. Secuil keberanian yang menyeruak namun sebongkah ketakutan menindih keberanian tersebut dengan secepat kilat.
“ Mas…”
Ghaza hampir terlonjak dari KURSI di ruang kerjanya.
“ Ada apa, Nda? Kok ikutan bangun..?” Tanya Ghaza dengan nada di buat sewajar dan tenang mungkin.
Deandra hanya diam di tempatnya berdiri, dengan sorot mata yang jauh lebih menusuk relung hati Ghaza daripada yang dilihat dalam mimpi-mimpinya. Kemahirannya berdiplomasi, merangkai kalimat-kalimat dalam berdebat serta semua perbendaharaan kata-katanya tercekat dalam suasana hati yang kelu membeku.
Lama keduanya berpandangan, di bawah sinaran cahaya lampu baca yang menyala di meja kerja.
Dengan langkah mantapnya Deandra berjalan mendekat, merangkul suaminya dengan mesra, begitu menenangkan dan penuh kedamaian yang membuat Ghaza mengawang dalam rasa yang tak tertebak.
“ Aku sudah tahu….”
Suara Deandra mengalun bagai sambaran petir tanpa hujan. Sekejap menghentikan detak jantungnya, melumpuhkan aliran darah yg mengaliri nadi-nadi kehidupannya.
Perlahan terdengar hembusan nafas berat Ghaza, mengisi suasana malam yang dilingkari keheningan pekat. Udara malam yang dibingkai rintik gerimis namun molekul-molekul udara yang semestinya dingin justru tak membuat Ghaza  merasakan kesejukan. Galau, gundah, sedih dan rasa takut mencengkeram kuat di relung hatinya. Tapi ia harus siap dengan kenyataan terpahitnya, ‘Tetap ada kemungkinan Anda bisa memiliki keturunan karena Semua kuasa ada di tangan Ilahi….’ Masih terngiang sangat jelas prolog dari Dokter Zainal ketika menyerahkan hasil pemeriksaan medis tentang fertilitas mereka.
“ Aku rela jika Nda pergi…karena aku ingin kamu bahagia” setiap kata yang meluncur dari mulutnya adalah sayatan sembilu yang harus ditahan agar tidak menumpahkan butiran bening dari kelopak matanya. Cukup hatinya yang menangis pilu tanpa suara.
Lirih…ada isakan tangis, “ Aku mohon, jangan menangis. Aku tidak akan mempersulitmu meraih kebahagiaan”
Tak ada jawaban.
“Aku mencintaimu, sangat. Kamu tidak akan tahu seberapa besar aku mencintaimu sehingga kebahagiaanmu adalah yang terpenting buatku…”
“ Mas Ghaza memutuskan tanpa bertanya bagaimana sikapku?”
“ Cukup lama aku menyangkal kenyataan ini, tapi sekarang aku belajar untuk menghadapinya. Kamu berhak mendapatkan yang lebih baik, tak perlu harus menanggung beban ini seumur hidup dalam ikatan bersamaku. Maafkan aku jika tdk bisa menjadi nahkoda yang bisa membawa pernikahan ini mengarungi lautan seperti yg kau impikan. Tetap bersamaku tak akan membuatmu menjadi wanita yang sempurna. Jadi biar ku tanggung semua ini sendiri karena aku teramat mencintaimu, Nda..”
Deandra mengangkat wajahnya, menatap wajah laki-laki yang menikahinya lima tahun lalu dengan tatapan tak berkedip. “tujuanku menikah denganmu untuk memiliki seseorang yang melengkapiku, menyempurnakan kebersamaan” ucap Deandra dengan penuh keyakinan yang membawa Ghaza pada dimensi rasa yang membiaskan  bianglala kebahagiaan.
“ Bukan berarti pernikahan menjadi pincang jika belum ada kehadiran buah hati kan…? Jika pada akhirnya kita tidak dikarunia keturunan, bukankah itu artinya Allah memberi kita kesempatan menjadi orang tua dengan jalan yang lain ?”
Deandra menghambur jatuh, memeluk lebih erat suaminya. Sebuah pelukan seorang istri yang menggenapkan rasa haru di dada Ghaza bercengkerama dengan kebahagiaan.
“ Aku mungkin bukan siapa-siapa bagi dunia ini, tapi aku akan berusaha menjadi dunia bagimu Nda..”
Ya Allah, kumohon biarkan ini menjadi rahasiaku bersama dokter kami selamanya,  doa khusyu Ghaza dalam hati sambil membalas pelukan istrinya.




*Noted: Judulnya apalah-apalah (bingung kesana kemari mencari alamat judul)














23
Share

Membatik adalah serangkain proses yang diawali dengan membuat pola atau hiasan dengan menggunakan pensil, kemudian digoresi malam dengan menggunakan canting, untuk selanjutnya diberikan pewarnaan, dimana bahan pewarna bisa alami maupun buatan. 

Kurang lebih dan Bismillahirrahmaanirrahiim definiis ringkas terhadap proses panjang untuk menghasilkan selembar kain batik. Maka fenomena batik printing yang saat ini menjadi isu di ranah dunia perbatikan secara hakekatnya tidak memenuhi kualifikasi untuk dinamakan sebagai kain batik karena prosesnya menggunakan mesin dan lebih condong untuk dikategorikan sebagai hasil industri tekstil yaitu kain bermotif. Itulah sekilas pencerahan yang saya simak dari seorang teman beberapa waktu lalu mengenai NO PRINTING untuk kain batik. 
Cara Memegan canting; Membatik; batik tulis; batik cap
Cara Memegang Canting dan Menggoreskan malam
Ketika pagi-pagi mendapatkan semacam notif/ucapan “ Selamat Hari Batik Nasional….” dari aplikasi di HP, baru deh tersadar…olalalala…Tanggal 2 Oktober  adalah Hari Batik Nasional tho?. Dudul kan dirikuh? Sudah sekian tahun rutin mengenakan baju batik tiap tanggal 2 tapi gak nyadar-nyadar jika pengkondisian tersebut berkaitan dengan penetapan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional Indonesia. 
Pemilihan Hari Batik Nasional  tersebut untuk memperingati ditetapkannya BATIK sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) yang berdasarkan keputusan UNESCO pada 2 Oktober 2009. 
Aji mumpung bertepatan dengan momentum Hari Batik Nasional, ngeshare oleh-oleh saat mengikuti workshop sehari membuat batik tulis. Kali ini tentang [Mengenal] Peralatan Membatik, walaupun secara de facto saya mulai mengenal ala-alat membatik sejak alih bidang pekerjaan di Perindustrian yang setiap tahunnya menggelar hajatan pelatihan membatik, baik di tingkat pemula maupun lanjutan. 
Proses membatik; batik tulis; pewarna batik
Cara membuat batik; alat membatik
Kompor dan Wajan Membatik
alat mmebatik; cara memegan canting
Canting
Berikut ini alat-alat (utama) yang diperlukan dalam membuat batik yaitu:
  1. Kompor dan wajan Membatik, yang digunakan untuk memanaskan/melelehkan malam. Untuk ukuran wajan biasanya berukuran kecil, sedangkan spesifikasi kompor batik adalah tegangan 220 V, daya 300 W, dilengkapi kabel dan steker, bahan dari keramik.
  2. Kompor gas besar+selang+Reg+tabung gas yang digunakan satu paket dengan Loyang Batik adalah tempat untuk mencairkan malam, kemudian cap diletakan di loyang (agar malam menempel di cap) selanjutnya cap batik di tempelkan pada kain mori yang akan di batik sesuai motif capnya. Bahan Aluminium, diameter 40 cm, dilengkapi dengan Sarangan Tembaga+ Planggrangan besi + Kompor gas 1 tungku dudukan. 
  3. Gawangan atau jagrak yang digunakan untuk membentangkan kain, baik saat mencanting maupun proses meniriskan air, mewarnai dan juga untuk menjemur kain. Gawangan berbentuk kotak memanjang dan berkaki yang terbuat dari kayu. Model gawangan ini bisa dibuat sesuai kreatifitas kok, bisa semacam jemuran baju yang portable. 
  4. Gawangan atau jagrak yang digunakan untuk membentangkan kain, baik saat mencanting maupun proses meniriskan air, mewarnai dan juga untuk menjemur kain. Gawangan berbentuk kotak memanjang dan berkaki yang terbuat dari kayu. Model gawangan ini bisa dibuat sesuai kreatifitas kok, bisa semacam jemuran baju yang portable. 

  5. Batik Tulis; Batik Cap; Batik semi tulis
    (Salah satu tahapan) Penggunaan Kuas dan Jagrak
  6. Bak Celup atau Lerekan / Kerekan yang berbentuk seperti kapal dengan ukuran cekung celupan (P x L x T) = 125cm x 40cm x 20 cm yang terbuat dari bahan fiber dilengkapi penampang peniris  dan saluran kuras, disangga dengan empat kaki (besi) dengan tinggi 85 cm. Bak Celup ini digunakan saat roses nglorod dengan air panas. Bak Celup merupakan alat membatik yang paling mahal dibandingkan yang lainnya yaitu sekitar 1,5 juta rupiah.
  7. Canting yaitu alat untuk menggoreskan malam atau lilin pada kain alat yang terbuat dari logam dan diberi tangkai bahan kayu (bahan yang bersifat inhibitor). 1 set canting batik biasanya berisi 3 buah dengan kisaran harga 15 ribu/set
  8. Panci untuk melorot kain setelah proses membatik selesai. Sebaiknya panci yang digunakan untuk melorot menggunakan panci tersendiri. Hal ini karena lilin yang telah lepas dari kain akan menempel pada panci.
    Cara membatik; proses membatik; batik khas jogya; jogya kota batik
  9. Papan berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang 100 cm, lebar 50 cm, tebal 3 cm untuk landasan dalam pengemplongan ( dilakukan dengan maksud agar kain tidak terlalu kaku atau lemas. Kain yang akan dikemplong, digulung dan dilipat, kemudian diratakan dengan cara dipukul-pukul dengan menggunakan martil atau pemukul lain).
  10. Cap Batik   batik yang terbuat dari bahan tembaga dengan ukuran 18 cm x 18 cm yang digunakan untuk mmebuat pola/desain pada batik cap atau semi tulis (kombinasi antara cap dan tulis). Dengan menggunakan pola atau hiasan pada logam di “stempel” kan pada kain akan digoreskan malam sesuai model/desain cap yang digunakan.
  11. Meja kaca atau Meja Cap Batik (berbahan kayu)  untuk membuat pola pada kertas kalkir ataupun untuk memindahkan pola pada kain dengan ukuran Bahan kayu ( P x L x T) = 120cm x 80cm x 90 cm
  12. Timbangan digital untuk menimbang pewarna, sehingga disarankan jenis timbangan yang digunakan adalah timbangan dengan skala unit gram
  13. Ember atau baskom berfungsi untuk mencampur pewarna.
    Cara membatik; proses membatik; batik khas jogya; jogya kota batik
  14. Pensil berfungsi untuk memmindahkan dan membuat pola atau hiasan pada kain.
  15. Sarung tangan karet bahan karet ukuran all size yang digunakan untuk melindungi tangan saat proses pencelupan.
  16. Kuas  lukis untuk pewarnaan pada bagian-bagian tertentu (nyolet).
Cara membatik; proses membatik; batik khas jogya; jogya kota batik

Selain alat utama di atas, ada beberapa peralatan yang saya kategorikan sebagai alat bantu membatik yang sifatnya komplementer (customize) dan bisa dibuat secara modifikasi yang penting memenuhi asas kegunaannya, antara lain:
  • Alat kerok bisa dibuat dari besi pelat yang tipis atau pisau tumpul digunakan untuk mengerok lapisan lilin. 
  • Ijuk atau jarum pentul untuk menghilangkan sumbatan malam (yang membeku) di ujung canting
  • Kursi kecil atau dingklik yang terbuat dari kayu atau bambu atau plastik untuk tempat duduk pembatik.
  • Kayu pemukul (ganden) yang bahanya dari kayu yang keras berbentuk silinder atau  persegi panjang dilengkapi dengan pasak atau handle, gunanya untuk mengemplong/memukul-mukul kain.
  • Sepatu bot untuk melindungi kaki dari luberan/bahan pewarna batik. 
  • Celemek atau apron untuk melindungi baju/badan pembatik dari tumpahan/tetesan malam panas sewaktu canting ditiup atau bahan pewarna pada waktu membatik.

Cara membatik; proses membatik; batik khas jogya; jogya kota batik
Tidak terlalu susah kan peralatan yang diperlukan untuk membuat batik? Apalagi, saat ini sudah banyak toko-toko yang menyediakan peralatan membatik. Bela, Beli dan Bangga Batik Nasional....

24
Share

Bagi sebagian orang, TAS merupakan salah satu aksesoris yang menjadi center of attention dari life style seseorang dan juga dapat menjadi cerminan status sosial seseorang.  Tak bisa dipungkiri jika Brand dan harga tas memiliki hubungan linear dan harmonis.

Bismillahirrahmaanirrahiim,Tas Rajut Happening? Eaaaa…sudah cukup lama sih jika Tas Wanita yang terbuat dari rajutan Benang Nylon bersejajar dengan aneka tas branded lainnya. Secara umum, harga jual tas rajut memang dipengaruhi oleh variabel-variabel yang terdapat pada proses pembuatan tas rajut, antara lain:
  1. (Hampir) Semua proses pembuatan tas rajut, dari rajutan benang awal hingga finishing (pemasangan resleting/kancing, handle, pathek, dll) dikerjakan secara manual. 
  2. Umumnya tas rajut dibuat dalam jumlah terbatas (bukan produksi massal) dan rata-rata finishing-nya dikerjakan pihak lain (detail finishing mengikuti instruksi sang perajut tas)
  3. Butuh waktu pengerjaan yang lama, berkisar 2 minggu s/d 1 bulan untuk menyelesaikannya hingga tas rajut tersebut bisa diserahterimakan ke pemesan/pembeli.
  4. Tingkat kerumitannya, apalagi jika corak/motif tas lebih dari satu warna. Atau bilamana pembuatan tas berdasarkan desain dari si pembeli/pemesan.
  5. Ketersediaan benang, karena beberapa jenis benang nylon yang digunakan ada yang masih impor. Tapi konon, saat ini sudah cukup banyak suplai benang nylon yang lokal.

Jadi, tak perlu shock atau galau lagi jika melihat Harga tas rajut yang bisa dibilang cukup  mahal. Apalagi jika order dengan desain yang jlimet dan dimodifikasi dengan ornamen alam, dijamin deh tas rajutnya bakal limited edition, tak kalah kinclong dan kece badai dengan tas branded-nya Tante Syahrini ntuh. Kalau gak percaya, silahkan bikin desain tas rajut yang dimix dengan aksesoris batu-batu permata, rubi, mutiara atau Akik juga boleh, dan konsultasikanlah pada pengrajin tas rajut kira-kira berapa jiti budget yang dibutuhkan? 


Aniwei, kenapa saya kok jadi curcol ala fashion blogger? Lha kebetulan baru diantar 3 buah tas rajut yang dipesan oleh teman yang di Banyuwangi. Karena merasa awam dengan seluk-beluk tas rajut, saya pun ceriwis tanya ini-itu deh. Termasuk bagaimana cara merawat, membersihkan dan menyimpan tas rajut agar tahan lama dan tetap cantik jelita meski sering-sering dipakai. Ya iyalah, masak beli tas hanya untuk dikoleksi, harusnya ya bisa  sering dipakai sesuai keperluan kan? 

Lantas Mbak Inas ~ sang pengrajin Tas Rajut yang tergabung dalam populasi dalam sentra Tas Rajut Merapi, memberikan arah-arahan secara garis besar bahwa ada dua hal terkait perawatan tas yang perlu diperhatikan bagi pemilik tas rajut yaitu: cara menyimpan dan membersihkan tas rajut. 

Untuk cara penyimpanan, disarankan agar tas rajut dimasukkan dalam kantong kain yang tipis baru deh di simpan lemari atau di gantung (noted: jadi bukan tas rajutnya yang langsungan digantung). Sedangkan untuk cara membersihkan tas rajut, yang sebaiknya dilakukan adalah:
  1. Tidak perlu sering mencuci tas rajut. Kalau level kekotorannya belum kritis dan masih bisa dibersihkan tanpa dicuci, why not kan ya? Karena jika terlalu sering dicuci maka tas rajut akan mudah rusak/prothol benang ranjutan dan terlihat kusam.
  2. Jangan menyuci tas rajut menggunakan mesin cuci dan jangan pula menggunakan dry cleaning. Akan sangat fatal akibatnya bila mencuci menggunakan mesin cuci dan atau dry cleaning karena akan merusak benang nilon tas rajut.
  3. Cucilah dengan menggunakan tangan alias hand washing dan minimalisir menggunakan detergen. Jika memang diperlukan,  gunakan soft detergent secukupnya saja agar nilon tetap kuat.. Usahakan jangan terlalu lama merendam, sekitar sepuluh menit dan  hindari untuk mengucek tas rajut. Oh iya, bisa menggunakan pelembut pakaian agar tas harum dan teksturnya tetap lembut lhoh.
  4. Mencuci secukupnya dengan air hangat, jangan terlalu lama dan asal kotoran, debu atau noda di tas rajut hilang saja langsung terus bilas tapiii harap diingat jangan di peras tas rajutnya ya?
  5. Jangan terlalu lama menjemur langsung di bawah siraman terik sinar matahari, 3 – 4 jam cukuplah  karena bisa mempercepat pudarnya corak/warna benang. 
  6. Jangan menggantung tas rajut saat menjemur agar benang-benangnya tidak cepat molor. Kondisi yang masih basah, jika digantung akan terkena pengaruh gaya gravitasi yaitu sisa air jatuh/menetes ke bawah.


So, tidak terlalu angiil kan tata cara menyimpan dan membersihkan Tas Rajut. Ada yang mulai tertarik untuk menambah koleksi tas lagi? Seperti ketiga teman saya dari Banyuwangi yang antusias order tas yang saya pajang di atas tuh. Sekilas info saja, harga tas rajut yang model/warna merah maron dan orange + RP. 350.000,- dan yang motif zigzag adalah Rp. 370.000. Ukuran tas tinggi 30cm dan lebar 33cm x 11 cm, bahan handle dari kulit dan memiliki dua handle.

Kok sampai nyritain harganya sih? 
Kesempatan dalam postingan namanya, sapa tahu ada yang mau ikut-ikutan pesan tas rajut tho? Bisa kok jika mau pesan sesuai dengan desain yang personal, baik ukuran, warna, bentuk, pernak-pernik atau sekalian mau ditulisi nama pemilik tasnya? 

Oke…sekian dulu edisi postingan ala fashion blogger apalah-apalah. Silahkan inbox atau nulis di komentar bila ada yang tertarik ya?

18
Share

Ikan dan Belalang (berdasarkan ajaran agama yang saya anut) termasuk jenis [bangkai] hewan yang halal untuk dimakan. Tapi tidak berarti kita berhak untuk menggunakan cara  yang tega-tegaan atau semau gue asal ikan Lele bisa mati kan? Karena Sesungguhnya berbuat baik itu wajib kita lakukan terhadap semua jenis makhluk, apalagi pada makhluk hidup, terlebih lagi ke sesama manusia kan ya?

Karena itu, Bismillahirrahmaanirrahiim jika kita ingin menyembelih hewan potong atau mematikan ikan, seharusnya dilakukan dengan cara yang sebaik-baiknya dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Kalau hendak menyembelih hewan, ayolah dilakukan proses penyembelihan tersebut dengan cara yang baik berdoa pastinya dan mengasah PISAU hingga tajam agar hewan yang disembelih bisa cepat mati. Dan diluar konteks wajib ~ keharusan ~ untuk berbuat baik, tetap ada rasa tak tega saat melihat hewan potong ataupun ikan yang akan kita santap butuh waktu lama untuk menghembuskan nafas terakhir kan? 

Tiap kali membeli ikan lele, saya sealu mendapati pemandangan “adegan pembantaian” dimana Ikan yang termasuk dalam Famili Clariidae dan Genus Clarias ini membutuh waktu yang cukup lama hingga akhirnya benar-benar tak bernafas. Setidaknya lebih dari 30 menit setelah “eksekusi” ikan lele masih menggelepar. Saya memang belum punya keberanian untuk “membedah” Ikan Lele karena takut kena pathil sungutnya dan sebenarnya gak tega sih membunuh binatang (kecuali nyamuk). Rata-rata pembeli lebih memilih ikan lelenya dimatikan langsung, sehingga sampai di rumah tinggal finishing: membersihkan, membumbui dan memasaknya sesuai selera. 
Sea Food; Makanan Sehat

Ikan Lele;Ikan air tawar
Ikan lele setelah dimatikan dengan larutan NaCl 
Sependek pengamatan saya saat ke pasar, teknik mematikan Lele yang jamak digunakan adalah dengan  cara dipukul dengan benda tumpul atau dipatahkan pada bagian kepalanya. Dengan cara demikian, diharapkan saraf pusat yang ada di kepala Ikan Lele menjadi rusak sehingga Lele bisa cepat mati. Tapi kenyataan yang sering kita jumpai, cara ini masih butuh waktu cukup lama sampai benar-benar ikan lele tak bernafas. Karena meskipun saraf pusat sudah rusak, tapi sesungguhnya saraf-saraf yang lain masih hidup. Itulah kenapa ikan lele yang sudah “dieksekusi” oleh penjualnya, sampai di rumah pun masih “sakaratul maut” hingga waktu yang cukup lama. Sadis ya?

Ketika ada kesempatan bertemu pelaku usaha yang menggunakan bahan baku ikan lele, saya curcol dan wondering gimana caranya mematikan ikan lele yang jumlahnya sangat banyak sebelum diolah menjadi abon dan crispi. Dua pelaku usaha aktif yangs aya temui membagikan pengalaman yang selama ini dipraktekkannya.
“ Cara Cepat dan Aman Mematikan Ikan Lele adalah menggunakan larutan air garam, Mbak. Kalau dimatikan seperti bakul-bakul lele di pasar, yang ada usaha saya bisa bangkrut dalam waktu tak sampai sebulan Mbak. Ikan lele bisa lebih cepat mati, meminimalkan kerusakan daging dan tubuh ikan lele pun menjadi kesat (tidak licin) sehingga memudahkan kita untuk memegang dan memproses ke tahapan-tahapan berikunya sesuai kebutuhan akan diolah apa: Lele goreng, krisp lele, abon lele, mangut lele dsb.”
Mengutip penuturan instruktur pelatihan pada kegiatan pelatihan pengolahan ikan air tawar (juga pelaku usaha crispi Lele) dan buka-bukaan tips dari pelaku usaha Abon lele, bisa saya ringkaskan bahwa:

Teknik mematikan lele dengan air garam ini selain lebih cepat, tidak lama-lama “menyiksa” Ikan Lele, juga efektif menjaga daging ikan lele tidak rusak, bilamana dibandingkan dengan cara mematikan lele dengan memukul kepala, mematahkan leher atau pun dengan cara memotong leher seperti cara menyembelih hewan lainnya (ayam, bebek, kambing, kelinci, kerbau, sapi dan hewan potong lainnya).

Pada penasaran, kronologis mematikan ikan lele yang efektif dan aman dengan menggunakan air garam ? Gampil banget kok, intinya adalah kita membuat air yang berasa asin serupa air laut. 
  1. Larutkan +  1ons garam dapur (NaCl) ke  dalam air 1 liter. Kemudia masukkan ikan lele yang akan dimatikan ke dalam bak/ember yang berisikan larutan garam tersebut. 
  2. Jangan lupa, tutup rapat-rapat agar lelenya tidak melarikan diri (melompat) dari dalam ember.
  3. Tunggu 10 s/d 15 menit, biasanya ikan lele sudah meninggal dan siap untuk di preparasi ke tahap selanjutnya: buang isi perutnya, di filet atau dipotong-potong atau step lainnya yang dibutuhkan untuk pemasakan ikan lele.
Ilan lele; Good handling; GMP
Pemfiletan daging ikan lele setelah dimatikan dengan larutan garam [ doc. pelatihan]
Secara umum, ikan dalam genus Clarias merupakan jenis ikan yang lincah dan kuat. Tak hanya mampu bertahan hidup di perairan yang memiliki kadar oksigen rendah, seperti rawa-rawa, sawah, kolam ikan yang keruh serta berlumpur. Kalau jenis ikan air tawar lainnya sudah give up lebih cepat bila berhabitat di perairan yang kualitasnya rendah tersebut, tapi ikan lele: so far, so good and just fine tuh.
Lantas, kenapa ketika dimasukkan dalam air garam si ikan pejuang sejati ini  bisa lebih cepat mati? 
Seperti kita ketahui bahwa Lele merupakan jenis ikan budidaya air tawar. Ketika si Ikan Lele ini ditempatkan dalam air yang megandung garam, artinya kondisi air seperti lautan. Seperti makhluk hidup pada umumnya yang memerlukan proses adaptasi ketika berada di tempat yang (sangat) baru. 

Dalam masa adaptasi tersebut, Ikan lele tidak mampu survival karena ternyata waktu yang dibutuhkan lebih lama dibandingkan kemampuannya untuk bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang abnormal: larutan air garam. Habitat baru yang berupa air garam, suatu kondisi tempat tinggal yang tidak biasa bagi lele yang biasa hidup pada air tawar, sehingga dari dalam tubuhnya mengeluarkan ion-ion untuk membuat keseimbangan. Tapi karena konsentrasi garam yang tinggi sehingga ikan lele tak mampu mengimbanginya dan meninggallah ikan lele dengan tenang dalam waku yang relatif lebih cepat dibandingkan mematikan lele dengan cara: menggepruk kepalanya, “menyembelih” atau pun dengan cara mematahkan leher ikan lele.

Oia, kalau semakin banyak ikan lele yang akan dimatikan tentu jumlah larutan garamnya juga menyesuaikan pula. Kalau pengalaman dari pelaku usaha abon lele, beliau malah menggunakan garam kristal tanpa dilarutan dengan air. 

Ada yang punya cara lebih efektif, cepat dan aman mematikan ikan lele kah? 
Atau punya cerita seru saat mematikan ikan lele yang hendak dimasak?




51
Share
Bismillahirrahmaanirrahiim, 
Dengan kepala bersandar ke kaca, diamatinya lalu lintas yang padat merayap di luar, sambil sesekali membaca tulisan yang menghiasi billboard di pinggir jalan. Pemandangan yang sama di rute perjalanan rumah ke kantor, dalam pandangan sepasang mata yang sama dan  manusia yang sama, hanya saja ada perasaan yang berbeda mengaduk-aduk sekeping hatinya belakangan ini.
“ Maaf Pak, sudah sampai…” ucapan sopir taxi menghentikan ketermanguan Ghaza. Segera memberikan selembar uang seratus ribu diiringi sebaris ucapan terima kasih dan menit berikutnya sudah menjejakkan kaki di depan kantornya. Namun hati dan pikirannya yang mengawang…sibuk bertanya…sampai kapan..pada batas yang bagaimana?
Ia rindu pada dirinya yang dulu, yang asyik dengan buku-buku pelajaran, sibuk dengan berbagai kegiatan di kampus kala kuliah, serius dengan praktikum demi praktikum di laboratorium juga serunya berpetualang di alam bebas mendaki gunung demi gunung. Dan sosok Ghaza lainnya yang penuh gelora kemudaan asa dan cerita kaya warna. Dan lembaran dalam jilidan memorinya itu sampai pada dokumen ketika ia bertemu atau tepatnya dipertemukan dengan Deandra anak tunggal dari sahabat papanya, gadis manis nan santun yang berusia tiga tahun lebih muda. Brain, beauty, behavior and be religy dengan latar keluarga yang bisa diacungin jempol untuk soal Bebet, bibit dan bobotnya. Kedua orang tuanya demikian bersemangat mengajukan Deandra sebagai calon tunggal menantu pilihan. Di usia memasuki kepala tiga sedangkan calon atau seseorang yang jadi pilihan hati juga masih blank, sementara sebagai anak sulung dan laki-laki satu-satunya dari tiga bersaudara tentunya orang tua sangat mendambakan untuk menimang cucu. Karena kedua adiknya saat ini masih kuliah sehingga tak mungkin mereka yang di buru-buru untuk segera menikah.
Yah apa salahnya dengan perjodohan jika calon yang diajukan memenuhi criteria istri yang baik dan amanah? Toh, bagi lingkungan dan teman-temannya kebanyakan juga menempuh jalur ta’aruf kala memilih calon istri? Lelaki normal mana yang tidak mendambakan wanita seperti Deandra untuk di pinang? “aku beruntung tak perlu repot-repot mencari atau minta di kenalin” demikian Ghaza mulai mendoktrin hati dan pikirannya sendiri, “tak ada yang kurang pada Deandra..” Orang tua  sangat mendukung, semua keluarga meng’amini...semua memberikan euphoria yang sangat meyakinkannya untuk mengucap ijab Kabul.


Ruang makan terasa demikian lengang dalam rumah yang cukup besar dan hanya di huni mereka berdua, tak ada pembantu rumah tangga karena Deandra merasa masih mampu mengerjakan semua pekerjaan di rumah dengan berbagi tugas dengan Ghaza. Toh belum ada anak, jadi masih longgar waktu yang mereka miliki. Tapi Deandra jadi merasa ada kelengangan yang berbeda, serasa ada jarak antara dirinya dengan sang suami. Suasana yang di rasakannya dua bulan belakangan ini demikian mengusik hatinya. Berbagai gejolak pertanyaan bergelayutan di langit-langit pikirannya.
Deandra memandangi suaminya yang menatap piring di depannya dengan pandangan  kosong, menunggu saat tepat untuk memulai bicara.
“ Mas….” Panggilnya dengan lembut.
“ Yaa….Yank?” jawab Ghaza berusaha selembut mungkin. Dengan gaya ala-ala sinetron romantis cukup efektif untuk membangun berkomunikasi yang bisa menumbuhkan rasa kasih sayang sebagai pasangan walau awal-awalnya agak kikuk.
“ Kok jadi pendiam akhir-akhir ini? Ada persoalan? Bisa kubantu? “
Ghaza menundukkan wajahnya sekilas, berusaha menghapus jejak tawar yang menghiasi raut wajahnya. “Iya, tolong jangan bertanya ada persoalan apa? Aku tak mungkin bisa menjawabnya.” Sebaris jawaban yang hanya mampu di ucapkan Ghaza dalam hati.
“ Apa aku melakukan kesalahan, Mas? Ataukah ada sikapku yang kurang berkenan ” Deandra berkata dengan lebih lembut, seperti biasanya jika merasa ada yang salah telah dilakukannya.
“Enggak…. gak salah apa-apa kok….”
“ Mas Ghaza sehat kan? Kemarin aku ketemu Dokter Zainal, dia menanyakan Mas Ghaza….” Kalimat Deandra seolah bedug yang dipukul dengan demikian kerasnya terdengar di telinga Ghaza, karena mereka memang memprogram untuk punya momongan tahun ini. Masih jelas kelebatan ekspresi antusias di wajah Deandra setiap kali membahas tentang rencana-rencana mereka jika sudah punya momongan. Serentetan rencana untuk persiapan kalau saatnya mereka diberi momongan, tentang pernak-pernik bayi, dekorasi kamar untuk sang buah hati, komitment untuk membrikan ASI full sampai dua tahun, bla..bla…yang begitu penuh gelora dan selalu disertai binar-binar di kelopak mata istrinya. Dirinya juga sangat maklum mengingat Deandra adalah anak tunggal !
“ InsyaAllah aku sehat, mungkin hanya capek sedikit .”
“ Ingat kesehatan Mas, kalau ada report kerjaan yang bisa aku bantu ngetik biar aku bantuin..hemmm oiya, tadi Mama telpon katanya minggu depan Om Danu ngadain syukuran untuk khitannya Bagas”
Spontan Ghaza mengalihkan pandangan matanya menyeberangi ruang makan. Mencoba melandaskan perhatiannya pada setangkai anggrek yang sedang mekar di dahan pohon mangga gadung.
“ Mas Ghaza ada acara ya?” dengan cepat Deandra membaca perubahan di wajah suaminya.
Dengan ragu, Ghaza mengangguk.
“ Kita kan jarang ketemu mereka, Mas?” rajuk Deandra sambil meraih tangan suaminya “ Usahain dong kita bisa datang? Ada Ayah dan Ibuku juga nanti…”
“ Aku lihat lagi nanti acaranya bisa di geser apa tidak ya, Nda?”
Suasana di ruang makan itu dirasakan Ghaza seperti detik yang tak bergerak dari putarannya. Benaknya langsung membayangkan harus memajang wajah sumringah seharian. Menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang sama ‘kapan kalian punya anak? Kapan kita bisa gendong cucu?…bla..bla..’ Tidak hanya pertanyaan dari kedua orang tuanya, tapi dari semua keluarga baik dari pihaknya maupun dari pihak keluarga Deandra. 


6
Share

Siapa yang tidak bangga dengan nama yang dimilikinya? Bersama sebuah nama tersertakan harapan dan doa orang tua agar anaknya menjadi insan yang bahagia secara paripurna dunia-akherat. 

Setelah sekian lama delay, hasrat hati untuk bikin curhatan akan uniknya nama saya. Iya sih, saya bukan satu-satunya orang yang ngalami “dipertanyakan” keaslian nama atau mendapati ekspresi penanya nama saya yang ‘surprise’ bagai dapat hadiah LAPTOP APPLE  terbaru deh. Dan Bismillahirrahmaanirrahiim bagi saya, nama RIBUT juga membuat orang yang baru kenal spontan penasaran sekaligus kena TAG dalam memori ingatannya. Hehehehehee…*sok kepedean ada yang tak bisa melupakan saia*.

Hingga tamat SD nama saya memang tidak banyak menarik perhatian, mungkin karena lingkungan desa yang sudah jamak dengan nama-nama yang singkat dan nyleneh seperti: Rebo, Wage, Paijo, Parno, Sumini, Surti, mijah, Jarno, Luweh, dan sejenisnya. Maka nama RIBUT pun dianggap wajar-wajar saja.

Nama saya mulai jadi first impression saat masuk SMP dengan teman-teman yang semi heterogen karena sebagian besar nama teman-teman saya berbau nama modern karena orang tuanya rata-rata berpendidikan dan bekerja kantoran. Ketika saya menyebutkan nama untuk memperkenalkan diri, langsung mendapat banyak pertanyaan: Masak sih namanya Ribut? Kenapa Ribut? Ribut siapa? Dan beberapa kalimat tanya lain yang bernada tidak percaya. 

Bahkan guru Matematika yang saat itu berada di kelas saya sewaktu masa penataran P4 (murid baru tempo doeloe ada penataran P4 lhoh?), juga ikut berkomentar:
“ Namamu mirip sama pemain sepak bola: Ribut Waidi”. Saat itu saya hanya bisa tersenyum, lha wong saya tidak kenal pemain sepak bola tersebut Kalau Icuk Sugiarto sih tahu. Kala itu saya pun hanya menjawab singkat tanpa ekspresi “ Nama saya RIBUT saja, Pak”
Nama Unik; Nama Istimewa; Nama Indah; Nama Keren; Nama Cantik
My Name Is RIBUT, not KHAN
Euforia ketidakpercayaan terhadap nama saya pun berlanjut di SMA, kuliah, dan kerja, setiap kali saya berada sebuah acara atau bertemu orang baru. Bahkan ada yang saking tidak percayanya kemudian meminta saya menunjukkan ID card.  *berasa jadi most wanted*

By the time, 
Saya pun terbiasa menerima pertanyaan yang bernada “ masa sih namanya Ribut?”. Dengan santai saya kadang suka menjawab dengan berseloroh ” Jarang-jarang ada wanita cantik nan anggun tak kalah sama Angelina Jolie tapi namanya Ribut lho?”  

Nama saya ternyata tak hanya mengundang ketidakpercayaan, tapi juga membentuk image jika saya adalah seorang pria. Saat itu, pertama kali saya mengikuti pelatihan selama seminggu di Jakarta dan menginap di hotel. Ketika check in dan melihat distribusi kamar, ternyata saya ditempatkan sekamar dengan peserta pria.

“ Kok saya sekamar dengan ini ya Mbak? “ tanya saya pada panitia
“ Lho yang namanya Ribut itu Anda? Bukan nama laki-laki ya? Bukan bapak-bapak...” *Kalau tidak buru-buru saya jawab, bisa-bisa dilanjutkan pula "bukan Om-Om ya?"*

Eng ing eng…..dampak nama RIBUT yang memicu reaksi kimia mind set jikalau saya ini seorang Gentlemen (not beauty women) masih berlanjut sampai sekarang seperti ketika beberapa waktu lalu mengikuti workshop membatik. Atau, setiap kali tiba mendapatkan giliran panggilan nomer antrian di bank atau rumah sakit, hampir selalu saya dipanggil “ Pak Ribut” yang dilanjutkan dengan pertanyaan “ Ini Mbak sendiri ya yang namanya Ribut? Bukan atas nama suaminya?”.  Saya tersenyum saja dan bilang “ Iya, saya sendiri yang namanya Ribut “. dan saya lanjutkan dalam hati My Name Is Not Khan. Hahahaha

Sekilas sejarah pemilihan nama RIBUT, kata Ibu saat jelang kelahiran saya kebetulan ketemu seorang guru yang punya anak perempuan namanya Ribut Suhartini, anaknya cantik dan pinter. Akhirnya jadi ide untuk memberi nama saya Ribut karena berharap saya kelak jadi wanita yang cantik dan pintar (cerdas). Nah kan, nama saya unik dan istimewa kan? Yang jelas saya Ribut yang tidak suka bikin keributan.

Ketika akhirnya saya (awalnya secara on line) menggunakan nick name RIRIE semata demi menghindari pertanyaan dan ketidakpercayaan tentang nama saya tiap kali baru kenal atau bertemu orang baru di suatu acara/kegiatan. Terbersit untuk menggunakan Ririe, kan daripada setiap kali saya menyebutkan nama harus menyertakan KTP untuk meyakinkan bahwa saya tidak mengada-ada akan nama saya. Gak lucu banget kan, masak untuk memperkenalkan diri (nama) pakai harus dilengkapi dengan menunjukkan identitas? 
Walaupun Shakespeare bilang apa arti sebuah nama, nyatanya sebuah nama mempunyai makna penting bagi siapa saja. Dulu, sekarang dan nanti, saya selalu bangga dengan nama saya. Apapun anggapan, kesan dan reaksi orang terhadap nama saya, yang jelas orang tua saya memilihkan nama dengan penuh pertimbangan dan doa agar saya menjadi sosok wanita yang sukses dan bahagia dunia - akherat. 
Dan siapakah “Khayan” yang saya lekatkan dengan nick name saya? Khayan:  the only good father that I ever have. 
Eh….kayaknya keren juga kalau saya lengkapkan Ribut Ririe Khayan? *mulai nglantur lagi*.

Ayooo…siapa lagi yang punya Story Behind The Name?


11
Share

Wedang Uwuh merupakan salah satu minuman tradisional khas dari  Imogiri, Bantul, yang memiliki 5 komposisi utama : Daun Kayu Manis (Cinnamon leaf), Jahe (Ginger), Kayu Secang ( Sappan Wood), Daun Pala (Nutmeg leaf), Daun Cengkeh (Clove leaf) dan Cengkeh (Clove). 

Minuman tradisional ini sudah cukup populer, bisa dengan mudah ditemukan mulai di warung, angkringan, cafe, resto, hingga di hotel berbintang. Wedang Uwuh tak hanya ngeHITS  di wilayah Yogya dan sekitarnya, tapi sudah dikenal secara nasional bahkan sampai ke manca negara. Saya sendiri, Bismillahirrahmaanirrahiim pertama kali mencecap minuman yang memiliki keunikan cita rasa rempah-rempah ini saat di ajak suami makan sate klathak. 
Minuman Tradisional; Yogyakarta; Imogiri; Bantul
Wedang Uwuh Original (Siap diminum)
Seperti biasa, jika berkesempatan kuliner tentu penasaran kan dengan nama menu makanan dan minuman yang “beda” dan baru mengetahuinya. Walaupun tak jarang mengalami ketersesatan milih menu yang namanya “baru” karena begitu disajikan eaaaalaa sebenarnya sudah familiar dengan isi menunya. *resiko kepo*.  Ketika pertama kali sok foodies memesan Wedang Uwuh sempat terbersit tuduhan “kok seperti minuman teh ya?” karena melihat warnanya yang merah cerah menyerupai warna minuman teh. Tapi begitu disruput, rasa Wedang Uwuh memang unik, khas, dan eksotis. 
Warna wedang uwuh yang merah cerah seperti air teh yang dihasilkan dari kayu secang, berpadu aroma harum yang khas dari kayu manis serta sensasi rasa hangat-pedas dari jahe dan dedaunan rempah-rempah lainnya. Kombinasi bau harum yang menyeruak bersama kepulan uap air berpadu dengan sensasi rasa hangat-pedas-manis gula batu- menjadikan Wedang uwuh Eksotis saat kita nikmati dalam kondisi masih panas dan pada waktu malam hari atau udara sedang dingin.  
Wedang Uwuh yang diyakini memiliki manfaat sebagai MINUMAN KESEHATAN ini merupakan salah satu komoditas UMKM yang memiliki potensi sebagai salah satu produk “Innovative Local Food”. Cukup banyak pelaku usaha mikro dan kecil yang “bermain” sebagai produsen wedang uwuh di wilayah Yogyakarta. Salah satu pelaku UMKM yang pernah saya kunjungi adalah Progress Jogya yang lokasi usahanya  di Jalan Mawar I/708, Condongcatur, Depok, Sleman dan juga sudah memiliki showroom tak jauh dari lokasi usahanya untuk memajang aneka produk wedang uwuh berbagai kemasan yang dihasilkannya.  Dalam rangka menangkap peluang pasar, package wedang uwuh sudah berkembang dengan inovasi-inovasi yang modern sehingga memiliki nilai jual lebih kompetitif di antara minuman yang sejenis. 
(Display) Ragam Kemasn Wedanng Uwuh
Then, tulisan ini merupakan oleh-oleh dari UMKM Visit setelah postingan minuman soda yang pernah saya publish sebelumnya.  Dari hasil meet up tersebut, tulisan merupakan ternyata wedang uwuh tak hanya diperjualbelikan dalam bentuk wedang uwuh original, dimana semua raw material dikeringkan (Daun Kayu Manis, Kayu Secang Jahe, Daun Pala, Daun Cengkeh, Cengkeh) + jahe (biasanya belum dikeringkan) + gula batu, yang dikemas per bungkus untuk sekali seduh (minum).  Secara general, baik tempat maupun cara produksi yang diterapkan sudah cukup hygiene dan saniter, dengan alur proses yang mengacu pada pedoman GMP. Adapun beberapa model pengemasan wedang uwuh yang sudah mengalami penyesuaian dengan tantangan pasar, seperti beberapa langkah inovasi yang telah ditempuh oleh Progress Jogya (selain wedang uwuh original) adalah:
  • Wedang uwuh seduh, semua bahan dihaluskan menjadi serbuk dan dikemas seperti kemasan serbuk kopi. 
  • Wedang Uwuh Instant atau renteng yaitu dikemas sachet seperti minuman instant, jadi tinggal menuangkan serbuk ke dalam gelas, bilang kurang manis tinggal menambahkan gula/krimer secukupnya dan diseduh dengan air panas/hangat.
  • Wedang uwuh celup yaitu bubuk wedang uwuh dikemas seperti tea bag gettu deh. Untuk kemasan celup belum ada ekstrak gula batunya. Jadi, penambahan gula batu (gula pasir) adalah ketika diseduh. 
Wedang Uwuh Instant (Renteng)
Wedang Uwuh Seduh
Adapun metode pengolahan ramuan wedang uwuh ini, pada umumnya melalui proses pengeringan alami. Maka tak heran jika life time wedang uwuh kemasan ini mampu bertahan hingga kisaran satu tahun. Kecuali model kemasan wedang uwuh yang original karena jahenya tidak kering dan terdapat bongkahan (kecil) gula batu, sehingga umur simpannya tentu lebih singkat deh. 

Selama tinggal di Sleman, beberapa kali bersilaturahim saat moment lebaran, saya mendapati tawaran minuman wedang uwuh dari nyonya rumah. Rata-rata para Nyonya rumah tersebut meracik sendiri dan membuatnya khusus untuk dihidangkan buat para tetamu lebaran. Dan saat kami tanya bagaimana dan apa saja bahan-bahan yang digunakan, masing-masing orang memiliki takaran sendiri yang di sesuaikan dengan selera pribadi. Kalau ada yang mau mencoba sendiri, racikan berikut ini semoga bisa dijadikan acuan:  
  1. kayu secang kering = 60 gram.
  2. gula batu = 75 gram.
  3. jahe = 9 cm (dibakar, kemudian dimemarkan)
  4. daun kayu manis kering = 3 lembar
  5. daun cengkeh kering = 4 lembar
  6. daun pala kering = 4 lembar
  7. cengkeh kering = 15 butir
  8. air = 1 liter. 
Cara membuat Wedang Uwuh sangat mudah, cukup dengan merebus  semua bahan-bahan mulai dari jahe, cengkeh/batang cengkeh, daun cengkeh, daun kayu manis, daun pala, serutan kayu secang, dan gula batu. Masak dengan api sedang hingga mendidih, tunggu kira-kira 15 menit (saat mendidih), baru diangkat dan saring.  Cara penyajiannya bisa juga tanpa disaring, langsung tuang ke dalam gelas, lalu hidangkan saat masih panas/hangat dan nikmatilah  Wedang Uwuh, Eksotisme Minuman Rempah-Rempah. 

Oiaa, kalau menurut saya...diantara beberapa tipe package wedang uwuh, yang rasanya paling mantep rsensasi hangat-pedas-aroma rempahnya adalah Wedang Uwuh Original

Minuman tradisional khas Jogya; minuman herbal
(oleh-oleh) Wedang Uwuh Celup 
Bagaimana dengan harga wedang uwuh? Satu gelas wedang uwuh yang siap minum, dijual dengan kisaran harga 7 ribu Rupiah. Sedangkan wedang uwuh original per bungkus, beberapa waktu lalu ada teman Banyuwangi pesan dan saya titip beli ke Bantul harganya dua ribuan.  Satu bungkus wedang uwuh original bisa disajikan untuk tiga gelas. Konon, kalau di Bantul bisa beli dalam partai besar per jenis raw material, jadi bisa di racik dengan komposisi sesuai selera. Barangkali ada yang tertarik untuk berbisnis wedang uwuh racikan dan merk sendiri? 
Minuman Tradisional khas Jogya; Minuman Kesehatan
Wedang Uwuh Original
Bagi yang ingin meracik Wedang Uwuh sendiri, bisa juga di modifikasi “ Rasanya lebih mantab kok Mbak jika ditambahi dengan batang serai dan daun salam,” demikian cerita BU Adi, salah satu senior di kantor (sudah purna tugas) yang sering membuat racikan wedang uwuh sendiri buat tetamu di rumahnya. 
Oleh karena bahan yang digunakan serba herbal dan dominan dengan rempah-remah yang sudah terbukti memiliki manfaat kebaikan dari alam, selain bisa  menghangatkan tubuh, ada banyak khasiat kesehatan lainnya dalam wedang uwuh ini, seperti : melegakan pernafasan, mengandung zat antioksidan, menyehatkan jantung, meringankan sakit kepala, masuk angin, kembung, mual, batuk, pilek, melancarkan peredaran darah, menurunkan kolesterol, mengobati rematik, pegal  linu, capek, dan masih banyak lagi manfaat lainnya. 

Masih mau tahu banget dan lebih banyak tentang efek kebaikan lainnya, silahkan di gugling kandungan dan manfaat yang terdapat pada masing-masing bahan dari Wedang uwuh. *Pisss*



34
Share

Blogwalking, saling sapa dan saling berkunjung, kemudian meninggalkan jejak berupa komentar sudah menjadi bagian dari ritme blogging. 

Tapi Bismillahirrahmaanirrahiim berkomentar dan mendapatkan hadiah? So surprise..... Dan Alhamdulillah, (seingat saya) sudah tiga kali saya memperoleh surprise dari jejak rangkaian huruf yang saya tinggalkan saat blogwalking. 

Yang Pertama, dapat jilbab dari Mbak Nique karena komentar saya tercatat dengan kombinasi angka unik dari keselurahan jumlah komentar (bukan spam) yang diperoleh. Ahhh, rasanya sudah lama banget tak bersapa ria dengan Mbak Nique, blogger yang tinggal di Priok ini.

Yang Kedua, dapat sepatu gunung dari Dhek Bro Kempor. Hadiah ini juga bukan dalam rangka kontes atau semacamnya. Saat itu, dia posting tentang SEPATU GUNUNG dan available menerima pemesanan sepatu khusus untuk pencinta gunung tersebut. 

Dan saya yang nyasar, iseng berkomentar (kurang lebih), “ kalau ada sepatu gunung warna pink, boleh dunk dikirimi ke rumah”. Beberapa hari berlalu, tetiba Va’I mencungul ke rumah sambil bawain Sepatu Gunung. Sampai suami saya sedikit kaget, bukan apa-apan sih, hanya dikiranya “ jangan-jangan istri guweh mau gabung komunitas pendaki gunung neh?”. 

Sepatu Boot; trekking

Trekking; wisata alam

Saat mengikuti event Ekspedisi Lereng Merapi sudah niat mau pakai sepatu tersebut, tapi demi menyadari status diri sebagai orang awam gunung, saya pikir kalau saya akan lebih enjoy memakai sepatu tersebut untuk jelajah kota saja tuh. Bisa juga kapan-kapan pas kopdar, saya pakai sepatu gunung. hahahaha….

Yang ketiga, belum lama ini pas kebetulan saya Blogwalking ke Mas Alris (setidaknya ID-nya Alris) dan ikut berkomentar di new entry di blognya yang judul “ Saya Suka Andrea Hirata”. Di akhir postingan ada ‘’sayembara”: disediakan dua novel  yang berjudul Ning Anak Wayang karya Niken – Anjar untuk dua orang pembaca yang memberikan komentar paling panjang.

Kebetulan tema postingannya tentang Andrea Hirata dan (sebagian) tentang bagaimana “style” penulisannya. Saya niati deh komen panjang, selain karena uraian postingannya memang mengandung umpan yang menarik untuk dikomeni secara panjang kali lebar, itung-itung sekalian pengen dapat novelnya. Tapi gak kepikiran sih bakal terpilih, kan yang comment selanjutnya akan berapa panjang lagi kalimatnya saya gak tahu. Juga tak disebutkan sampai kapan challenge tersebut digelar. 


Selayaknya hubungan sosial secara off air dan off line, bersilaturahim (saling berkunjung, menyapa atau sesekali berbagi kue/makanan) merupakan salah satu strategi dalam membangun hubungan baik dengan lingkungan sekitar. Tidak ada orang yang ingin/bisa hidup sendiri kan? Tak terkecuali dalam ranah blogsphere. Dalam hal ini, saya merupakan bagian kelompok yang beranggapan bahwa jalinan hubungan digital maupun non digital, kita butuh berinteraksi (silaturahim). 

Untuk tingkat intensitas, tentu saja masing-masing orang memiliki variable yang berbeda. Tapi juga tak berarti, ketika tak berkunjung balik itu karena alasan keengganan. Banyak faktor, banyak sebab dan banyak pertimbangan yang kemudian membuat kita harus memilih mana yang seharusnya didahulukan (tanpa mengurangi arti penting hal lain yang akhirnya di kemudian-kan). Narasi ini bukan sebagai dalil karena 3 tahun belakan ini saya ngedrop blogwalking lho? 

Honestly, saya tetap ingin blogwalking seperti dahulu. Saya juga inginnya menambah lingkaran pertemanan. Saya juga inginnya, berkunjung balik ke semuanya. But somehow, toh ritme blogwalking saya hingga sekitar tiga tahunan ini masih fluktuatif dan random. 

Untuk itu, kesekian kalinya saya menyampaikan permintaan maaf yang sedalam-dalamnya bilamana ada yang terlewatkan untuk saya kunjungi balik. Terima kasih atas kesediaannya menyambangi blog saya, baik yang silent reader maupun yang meninggalkan jejak komentar. 


No winter lasts forever; no spring skips it’s turn~ Hal Borland 



24
Share

Penawaran produk-produk Eksklusif dari brand dan seller, penawaran terbaik dari brand lokal dan internasional, temukan semua produk impian dengan PILIHAN Brand, Seller dan Partner terbaik dari Lazada Showroom Teasing.

Prolog yang memprovokasi untuk berkunjung ke LAZADA kan? Bismillahirrahmaanirrahiim, tak lama lagi salah satu market place terbesar di Indonesia ini akan melaunching event menggiurkan yang bertabur diskon hingga 80% untuk berbagai produk dari brand dan seller terbaik, baik lokal maupun internasional. 

Masih gak percaya, masak sih toko online kok ada showroom segala? Bukankah yang namanya showroom ya ruang pameran atau suatu ruang yang khusus digunakan sebagai tempat memamerkan mobil (yang dijual). Atau tempat display barang-barang  furniture yang memang untuk dipamerkan dalam rangka promosi ataupun memang untuk dijual. 
Toko Online; Promo; Diskon
Lazada Showroom Teasing
Mari dikembalikan pada definisi asal kata Showroom yaitu suatu area atau tempat yang digunakan untuk memamerkan/promosi barang dan jasa yang memang untuk diperjualbelikan. Dan konteks kata showroom pun bisa digunakan secara digital, seperti event Lazada Showroom Teasing yang akan digelar oleh Lazada Indonesia dari tanggal 15 -17 September 2015. Kalau biasanya sudah bertebaran diskon di Lazada, maka dalam kurun waktu selama tiga hari berturut-turut tersebut, Lazada akan membuka kesempatan big sale yang super duper obral diskon untuk semua kategori produk-produk dengan kualitas terbaik dan harga special melalui 3 menu utama yaitu:
  • Penawaran ekslusif dari brand dan seller terbaik Lazada.
  • Penawaran terbaik dari brand lokal dan internasional 
  • Penawaran eksklusif dari partner Lazada.

Belanja online aman; mudahnya belanja OL

Bagi yang sudah memiliki rencana untuk big shopping, baik peralatan rumah tangga, barang elektronik, gadget, mainan anak, laptop, aksesori handphone dan tablet,produk makanan bayi, perlengkapan bayi, produk kesehatan dan kecantikan, tas, koper, aneka fashion &outfit, apa saja kebutuhan yang saat ini sedang dibutuhkan atau memang berencana untuk replace dengan barang-barang yang baru, tentu penawaran dari Lazada Showroom Teasing menjadi fasilitator yang tepat dan hemat. Tanpa perlu pusing, capek dan stress, bisa tinggal klik melalui aplikasi mobile Lazada  yang sudah tersedia untuk perangkat iOS dan Android. 

Tak ingin kan ketinggalan moment spekatuker dari Lazada, segera check aplikasi Lazada di smartphone atau bagi yang belum memasang aplikasi ini dowload bagi yang belum mendunlut, cuss saja ke playstore atau App Store yaa.

Bersamaan dengan ajang Lazada Showroom ini juga diadakan  kontes yang mengangkat tema tema ‘Menang! Bersama Lazada‘ dengan hadiah produk dari brand favorit di Lazada. Caranya sangat mudah, cukup posting komentar mengenai BRAND FAVORIT di Lazada dan bagaimana penggunaan sehari-hari, maka kita memiliki peluang untuk mendapat hadiah produk dari brand favorit tersebut. Komentar dengan akun Facebook dan peserta yang mendapatkan  post like tertinggi akan jadi pemenangnya. 
Toko Online; Banyak Diskon
So, don’t missed it. Nantikan Lazada Showroom Teasing dan jangan lupa, LIKE commentnya Ririe Kin ya kalau sudah sampai di landing page Lazada ? *modus*

9
Share
Newer Posts Older Posts Home
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan JANGAN PERNAH MENYERAH UNTUK MENCOBA. ~ Ali Bin Abi Thalib

My photo
Ririe Khayan
Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com
View my complete profile
  • Cara Cepat dan Aman Mematikan Ikan Lele
    Ikan dan Belalang (berdasarkan ajaran agama yang saya anut) termasuk jenis [bangkai] hewan yang halal untuk dimakan. Tapi tidak berarti k...
  • Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ?
    Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ? Bagi orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan atau lokasinya masih berdampingan al...
  • Brand Susu Untuk Kesehatan
    Jika ada pertanyaan: Sehat ataukah sakit yang mahal harganya? Bismillahirrahmaanirrahiim , kalau menurut saya, secara ‘value’ kondisi se...
  • Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online
    Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online . Sebenarnya persyaratan dan alur pembuatan proses secara langsung ( walk i...
  • Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil
    Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil . Jika Anda sedang berusaha punya anak, menunggu kapan Anda resmi ...
  • Lima Cara Mengaktifkan (Kembali) Google Adsense yang Diblokir
    Sebaiknya dikesampingkan dulu bila ada yang beranggapan Akun GA di Banned, tak bisa diaktifkan.  (Ternyata) Google Adsence Bisa Aktif  Kem...
  • Panic attack Ketika Terkena HERPES Zoster
    P anic attack Ketika Terkena HERPES Zoster . Mendengar kata HERPES, bisa jadi sebagian orang langsung tertuju pada nama penyakit yang satu ...
  • Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin
    Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin   .Mungkin kita pernah mendengar peristiwa keracunan sete...
  • Suplemen Madu Untuk Membantu Atasi Anak Yang Susah Makan
    Punya pengalaman menghadapi anak yang susah makan? Ada yang baper karena selera makan putraatau putrinya belum variatif yang berputar seki...
  • Serunya Mudik Naik Kereta Api Probowangi
    Usai long wiken Idhul Adha...jadi ngayal kalau tiap bulan ada long wiken 4 hari gitu pasti indah sekaliiiii...... #Plakkk [digampar klomp...

Blog Archive

  • ▼  2024 (3)
    • ▼  December (1)
      • Manfaat Penting Bermain Untuk Anak-Anak Usia Pra S...
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2022 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2021 (45)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (6)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2020 (43)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2019 (35)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (2)
    • ►  March (7)
  • ►  2018 (49)
    • ►  December (5)
    • ►  November (11)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (5)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (51)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (6)
    • ►  February (7)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (73)
    • ►  December (5)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (10)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (12)
  • ►  2015 (118)
    • ►  December (12)
    • ►  November (12)
    • ►  October (11)
    • ►  September (11)
    • ►  August (12)
    • ►  July (8)
    • ►  June (8)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2014 (60)
    • ►  December (1)
    • ►  November (4)
    • ►  October (6)
    • ►  September (5)
    • ►  August (3)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ►  March (11)
    • ►  February (10)
    • ►  January (8)
  • ►  2013 (90)
    • ►  December (7)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  July (5)
    • ►  June (8)
    • ►  May (9)
    • ►  April (5)
    • ►  March (13)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (126)
    • ►  December (6)
    • ►  November (5)
    • ►  October (14)
    • ►  September (10)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (11)
    • ►  May (12)
    • ►  April (12)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (10)
  • ►  2011 (69)
    • ►  December (11)
    • ►  November (11)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (9)
    • ►  July (7)
    • ►  June (18)
    • ►  May (5)
Ririe Khayan is an Intellifluence Trusted Blogger

Juara LBI 2016

Juara LBI 2016
facebook twitter youtube linkedin Instagram Tiktok

Labels

Advertorial Aneka Kuliner Article Blog Award Book Review Contact Me Disclosure English Version Fashion Fiksi Financial Gadget Give Away Guest Post Info Sehat Informasi Inspiring Lifestyle Lomba Love Story My Diary My Poems Opini PR PerSahabatan Pernik-Pernik Renungan Review Skincare Technology Traveling True Story UMKM Visit Who Am I? Writing For Us banner parenting




Copyright © 2019 Kidung Kinanthi

installed by StuMon