Kidung Kinanthi

Life is flowing in its story leaving history

  • Home
  • About
  • Sitemaps
  • Article
    • Opini
    • Story of Me
      • My Diary
      • My Poem
      • True Story
      • Love Story
    • Contact
    • Disclosure
  • UMKN Visit
  • News

Ikan dan Belalang (berdasarkan ajaran agama yang saya anut) termasuk jenis [bangkai] hewan yang halal untuk dimakan. Tapi tidak berarti kita berhak untuk menggunakan cara  yang tega-tegaan atau semau gue asal ikan Lele bisa mati kan? Karena Sesungguhnya berbuat baik itu wajib kita lakukan terhadap semua jenis makhluk, apalagi pada makhluk hidup, terlebih lagi ke sesama manusia kan ya?

Karena itu, Bismillahirrahmaanirrahiim jika kita ingin menyembelih hewan potong atau mematikan ikan, seharusnya dilakukan dengan cara yang sebaik-baiknya dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Kalau hendak menyembelih hewan, ayolah dilakukan proses penyembelihan tersebut dengan cara yang baik berdoa pastinya dan mengasah PISAU hingga tajam agar hewan yang disembelih bisa cepat mati. Dan diluar konteks wajib ~ keharusan ~ untuk berbuat baik, tetap ada rasa tak tega saat melihat hewan potong ataupun ikan yang akan kita santap butuh waktu lama untuk menghembuskan nafas terakhir kan? 

Tiap kali membeli ikan lele, saya sealu mendapati pemandangan “adegan pembantaian” dimana Ikan yang termasuk dalam Famili Clariidae dan Genus Clarias ini membutuh waktu yang cukup lama hingga akhirnya benar-benar tak bernafas. Setidaknya lebih dari 30 menit setelah “eksekusi” ikan lele masih menggelepar. Saya memang belum punya keberanian untuk “membedah” Ikan Lele karena takut kena pathil sungutnya dan sebenarnya gak tega sih membunuh binatang (kecuali nyamuk). Rata-rata pembeli lebih memilih ikan lelenya dimatikan langsung, sehingga sampai di rumah tinggal finishing: membersihkan, membumbui dan memasaknya sesuai selera. 
Sea Food; Makanan Sehat

Ikan Lele;Ikan air tawar
Ikan lele setelah dimatikan dengan larutan NaCl 
Sependek pengamatan saya saat ke pasar, teknik mematikan Lele yang jamak digunakan adalah dengan  cara dipukul dengan benda tumpul atau dipatahkan pada bagian kepalanya. Dengan cara demikian, diharapkan saraf pusat yang ada di kepala Ikan Lele menjadi rusak sehingga Lele bisa cepat mati. Tapi kenyataan yang sering kita jumpai, cara ini masih butuh waktu cukup lama sampai benar-benar ikan lele tak bernafas. Karena meskipun saraf pusat sudah rusak, tapi sesungguhnya saraf-saraf yang lain masih hidup. Itulah kenapa ikan lele yang sudah “dieksekusi” oleh penjualnya, sampai di rumah pun masih “sakaratul maut” hingga waktu yang cukup lama. Sadis ya?

Ketika ada kesempatan bertemu pelaku usaha yang menggunakan bahan baku ikan lele, saya curcol dan wondering gimana caranya mematikan ikan lele yang jumlahnya sangat banyak sebelum diolah menjadi abon dan crispi. Dua pelaku usaha aktif yangs aya temui membagikan pengalaman yang selama ini dipraktekkannya.
“ Cara Cepat dan Aman Mematikan Ikan Lele adalah menggunakan larutan air garam, Mbak. Kalau dimatikan seperti bakul-bakul lele di pasar, yang ada usaha saya bisa bangkrut dalam waktu tak sampai sebulan Mbak. Ikan lele bisa lebih cepat mati, meminimalkan kerusakan daging dan tubuh ikan lele pun menjadi kesat (tidak licin) sehingga memudahkan kita untuk memegang dan memproses ke tahapan-tahapan berikunya sesuai kebutuhan akan diolah apa: Lele goreng, krisp lele, abon lele, mangut lele dsb.”
Mengutip penuturan instruktur pelatihan pada kegiatan pelatihan pengolahan ikan air tawar (juga pelaku usaha crispi Lele) dan buka-bukaan tips dari pelaku usaha Abon lele, bisa saya ringkaskan bahwa:

Teknik mematikan lele dengan air garam ini selain lebih cepat, tidak lama-lama “menyiksa” Ikan Lele, juga efektif menjaga daging ikan lele tidak rusak, bilamana dibandingkan dengan cara mematikan lele dengan memukul kepala, mematahkan leher atau pun dengan cara memotong leher seperti cara menyembelih hewan lainnya (ayam, bebek, kambing, kelinci, kerbau, sapi dan hewan potong lainnya).

Pada penasaran, kronologis mematikan ikan lele yang efektif dan aman dengan menggunakan air garam ? Gampil banget kok, intinya adalah kita membuat air yang berasa asin serupa air laut. 
  1. Larutkan +  1ons garam dapur (NaCl) ke  dalam air 1 liter. Kemudia masukkan ikan lele yang akan dimatikan ke dalam bak/ember yang berisikan larutan garam tersebut. 
  2. Jangan lupa, tutup rapat-rapat agar lelenya tidak melarikan diri (melompat) dari dalam ember.
  3. Tunggu 10 s/d 15 menit, biasanya ikan lele sudah meninggal dan siap untuk di preparasi ke tahap selanjutnya: buang isi perutnya, di filet atau dipotong-potong atau step lainnya yang dibutuhkan untuk pemasakan ikan lele.
Ilan lele; Good handling; GMP
Pemfiletan daging ikan lele setelah dimatikan dengan larutan garam [ doc. pelatihan]
Secara umum, ikan dalam genus Clarias merupakan jenis ikan yang lincah dan kuat. Tak hanya mampu bertahan hidup di perairan yang memiliki kadar oksigen rendah, seperti rawa-rawa, sawah, kolam ikan yang keruh serta berlumpur. Kalau jenis ikan air tawar lainnya sudah give up lebih cepat bila berhabitat di perairan yang kualitasnya rendah tersebut, tapi ikan lele: so far, so good and just fine tuh.
Lantas, kenapa ketika dimasukkan dalam air garam si ikan pejuang sejati ini  bisa lebih cepat mati? 
Seperti kita ketahui bahwa Lele merupakan jenis ikan budidaya air tawar. Ketika si Ikan Lele ini ditempatkan dalam air yang megandung garam, artinya kondisi air seperti lautan. Seperti makhluk hidup pada umumnya yang memerlukan proses adaptasi ketika berada di tempat yang (sangat) baru. 

Dalam masa adaptasi tersebut, Ikan lele tidak mampu survival karena ternyata waktu yang dibutuhkan lebih lama dibandingkan kemampuannya untuk bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang abnormal: larutan air garam. Habitat baru yang berupa air garam, suatu kondisi tempat tinggal yang tidak biasa bagi lele yang biasa hidup pada air tawar, sehingga dari dalam tubuhnya mengeluarkan ion-ion untuk membuat keseimbangan. Tapi karena konsentrasi garam yang tinggi sehingga ikan lele tak mampu mengimbanginya dan meninggallah ikan lele dengan tenang dalam waku yang relatif lebih cepat dibandingkan mematikan lele dengan cara: menggepruk kepalanya, “menyembelih” atau pun dengan cara mematahkan leher ikan lele.

Oia, kalau semakin banyak ikan lele yang akan dimatikan tentu jumlah larutan garamnya juga menyesuaikan pula. Kalau pengalaman dari pelaku usaha abon lele, beliau malah menggunakan garam kristal tanpa dilarutan dengan air. 

Ada yang punya cara lebih efektif, cepat dan aman mematikan ikan lele kah? 
Atau punya cerita seru saat mematikan ikan lele yang hendak dimasak?




51
Share
Bismillahirrahmaanirrahiim, 
Dengan kepala bersandar ke kaca, diamatinya lalu lintas yang padat merayap di luar, sambil sesekali membaca tulisan yang menghiasi billboard di pinggir jalan. Pemandangan yang sama di rute perjalanan rumah ke kantor, dalam pandangan sepasang mata yang sama dan  manusia yang sama, hanya saja ada perasaan yang berbeda mengaduk-aduk sekeping hatinya belakangan ini.
“ Maaf Pak, sudah sampai…” ucapan sopir taxi menghentikan ketermanguan Ghaza. Segera memberikan selembar uang seratus ribu diiringi sebaris ucapan terima kasih dan menit berikutnya sudah menjejakkan kaki di depan kantornya. Namun hati dan pikirannya yang mengawang…sibuk bertanya…sampai kapan..pada batas yang bagaimana?
Ia rindu pada dirinya yang dulu, yang asyik dengan buku-buku pelajaran, sibuk dengan berbagai kegiatan di kampus kala kuliah, serius dengan praktikum demi praktikum di laboratorium juga serunya berpetualang di alam bebas mendaki gunung demi gunung. Dan sosok Ghaza lainnya yang penuh gelora kemudaan asa dan cerita kaya warna. Dan lembaran dalam jilidan memorinya itu sampai pada dokumen ketika ia bertemu atau tepatnya dipertemukan dengan Deandra anak tunggal dari sahabat papanya, gadis manis nan santun yang berusia tiga tahun lebih muda. Brain, beauty, behavior and be religy dengan latar keluarga yang bisa diacungin jempol untuk soal Bebet, bibit dan bobotnya. Kedua orang tuanya demikian bersemangat mengajukan Deandra sebagai calon tunggal menantu pilihan. Di usia memasuki kepala tiga sedangkan calon atau seseorang yang jadi pilihan hati juga masih blank, sementara sebagai anak sulung dan laki-laki satu-satunya dari tiga bersaudara tentunya orang tua sangat mendambakan untuk menimang cucu. Karena kedua adiknya saat ini masih kuliah sehingga tak mungkin mereka yang di buru-buru untuk segera menikah.
Yah apa salahnya dengan perjodohan jika calon yang diajukan memenuhi criteria istri yang baik dan amanah? Toh, bagi lingkungan dan teman-temannya kebanyakan juga menempuh jalur ta’aruf kala memilih calon istri? Lelaki normal mana yang tidak mendambakan wanita seperti Deandra untuk di pinang? “aku beruntung tak perlu repot-repot mencari atau minta di kenalin” demikian Ghaza mulai mendoktrin hati dan pikirannya sendiri, “tak ada yang kurang pada Deandra..” Orang tua  sangat mendukung, semua keluarga meng’amini...semua memberikan euphoria yang sangat meyakinkannya untuk mengucap ijab Kabul.


Ruang makan terasa demikian lengang dalam rumah yang cukup besar dan hanya di huni mereka berdua, tak ada pembantu rumah tangga karena Deandra merasa masih mampu mengerjakan semua pekerjaan di rumah dengan berbagi tugas dengan Ghaza. Toh belum ada anak, jadi masih longgar waktu yang mereka miliki. Tapi Deandra jadi merasa ada kelengangan yang berbeda, serasa ada jarak antara dirinya dengan sang suami. Suasana yang di rasakannya dua bulan belakangan ini demikian mengusik hatinya. Berbagai gejolak pertanyaan bergelayutan di langit-langit pikirannya.
Deandra memandangi suaminya yang menatap piring di depannya dengan pandangan  kosong, menunggu saat tepat untuk memulai bicara.
“ Mas….” Panggilnya dengan lembut.
“ Yaa….Yank?” jawab Ghaza berusaha selembut mungkin. Dengan gaya ala-ala sinetron romantis cukup efektif untuk membangun berkomunikasi yang bisa menumbuhkan rasa kasih sayang sebagai pasangan walau awal-awalnya agak kikuk.
“ Kok jadi pendiam akhir-akhir ini? Ada persoalan? Bisa kubantu? “
Ghaza menundukkan wajahnya sekilas, berusaha menghapus jejak tawar yang menghiasi raut wajahnya. “Iya, tolong jangan bertanya ada persoalan apa? Aku tak mungkin bisa menjawabnya.” Sebaris jawaban yang hanya mampu di ucapkan Ghaza dalam hati.
“ Apa aku melakukan kesalahan, Mas? Ataukah ada sikapku yang kurang berkenan ” Deandra berkata dengan lebih lembut, seperti biasanya jika merasa ada yang salah telah dilakukannya.
“Enggak…. gak salah apa-apa kok….”
“ Mas Ghaza sehat kan? Kemarin aku ketemu Dokter Zainal, dia menanyakan Mas Ghaza….” Kalimat Deandra seolah bedug yang dipukul dengan demikian kerasnya terdengar di telinga Ghaza, karena mereka memang memprogram untuk punya momongan tahun ini. Masih jelas kelebatan ekspresi antusias di wajah Deandra setiap kali membahas tentang rencana-rencana mereka jika sudah punya momongan. Serentetan rencana untuk persiapan kalau saatnya mereka diberi momongan, tentang pernak-pernik bayi, dekorasi kamar untuk sang buah hati, komitment untuk membrikan ASI full sampai dua tahun, bla..bla…yang begitu penuh gelora dan selalu disertai binar-binar di kelopak mata istrinya. Dirinya juga sangat maklum mengingat Deandra adalah anak tunggal !
“ InsyaAllah aku sehat, mungkin hanya capek sedikit .”
“ Ingat kesehatan Mas, kalau ada report kerjaan yang bisa aku bantu ngetik biar aku bantuin..hemmm oiya, tadi Mama telpon katanya minggu depan Om Danu ngadain syukuran untuk khitannya Bagas”
Spontan Ghaza mengalihkan pandangan matanya menyeberangi ruang makan. Mencoba melandaskan perhatiannya pada setangkai anggrek yang sedang mekar di dahan pohon mangga gadung.
“ Mas Ghaza ada acara ya?” dengan cepat Deandra membaca perubahan di wajah suaminya.
Dengan ragu, Ghaza mengangguk.
“ Kita kan jarang ketemu mereka, Mas?” rajuk Deandra sambil meraih tangan suaminya “ Usahain dong kita bisa datang? Ada Ayah dan Ibuku juga nanti…”
“ Aku lihat lagi nanti acaranya bisa di geser apa tidak ya, Nda?”
Suasana di ruang makan itu dirasakan Ghaza seperti detik yang tak bergerak dari putarannya. Benaknya langsung membayangkan harus memajang wajah sumringah seharian. Menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang sama ‘kapan kalian punya anak? Kapan kita bisa gendong cucu?…bla..bla..’ Tidak hanya pertanyaan dari kedua orang tuanya, tapi dari semua keluarga baik dari pihaknya maupun dari pihak keluarga Deandra. 


6
Share

Siapa yang tidak bangga dengan nama yang dimilikinya? Bersama sebuah nama tersertakan harapan dan doa orang tua agar anaknya menjadi insan yang bahagia secara paripurna dunia-akherat. 

Setelah sekian lama delay, hasrat hati untuk bikin curhatan akan uniknya nama saya. Iya sih, saya bukan satu-satunya orang yang ngalami “dipertanyakan” keaslian nama atau mendapati ekspresi penanya nama saya yang ‘surprise’ bagai dapat hadiah LAPTOP APPLE  terbaru deh. Dan Bismillahirrahmaanirrahiim bagi saya, nama RIBUT juga membuat orang yang baru kenal spontan penasaran sekaligus kena TAG dalam memori ingatannya. Hehehehehee…*sok kepedean ada yang tak bisa melupakan saia*.

Hingga tamat SD nama saya memang tidak banyak menarik perhatian, mungkin karena lingkungan desa yang sudah jamak dengan nama-nama yang singkat dan nyleneh seperti: Rebo, Wage, Paijo, Parno, Sumini, Surti, mijah, Jarno, Luweh, dan sejenisnya. Maka nama RIBUT pun dianggap wajar-wajar saja.

Nama saya mulai jadi first impression saat masuk SMP dengan teman-teman yang semi heterogen karena sebagian besar nama teman-teman saya berbau nama modern karena orang tuanya rata-rata berpendidikan dan bekerja kantoran. Ketika saya menyebutkan nama untuk memperkenalkan diri, langsung mendapat banyak pertanyaan: Masak sih namanya Ribut? Kenapa Ribut? Ribut siapa? Dan beberapa kalimat tanya lain yang bernada tidak percaya. 

Bahkan guru Matematika yang saat itu berada di kelas saya sewaktu masa penataran P4 (murid baru tempo doeloe ada penataran P4 lhoh?), juga ikut berkomentar:
“ Namamu mirip sama pemain sepak bola: Ribut Waidi”. Saat itu saya hanya bisa tersenyum, lha wong saya tidak kenal pemain sepak bola tersebut Kalau Icuk Sugiarto sih tahu. Kala itu saya pun hanya menjawab singkat tanpa ekspresi “ Nama saya RIBUT saja, Pak”
Nama Unik; Nama Istimewa; Nama Indah; Nama Keren; Nama Cantik
My Name Is RIBUT, not KHAN
Euforia ketidakpercayaan terhadap nama saya pun berlanjut di SMA, kuliah, dan kerja, setiap kali saya berada sebuah acara atau bertemu orang baru. Bahkan ada yang saking tidak percayanya kemudian meminta saya menunjukkan ID card.  *berasa jadi most wanted*

By the time, 
Saya pun terbiasa menerima pertanyaan yang bernada “ masa sih namanya Ribut?”. Dengan santai saya kadang suka menjawab dengan berseloroh ” Jarang-jarang ada wanita cantik nan anggun tak kalah sama Angelina Jolie tapi namanya Ribut lho?”  

Nama saya ternyata tak hanya mengundang ketidakpercayaan, tapi juga membentuk image jika saya adalah seorang pria. Saat itu, pertama kali saya mengikuti pelatihan selama seminggu di Jakarta dan menginap di hotel. Ketika check in dan melihat distribusi kamar, ternyata saya ditempatkan sekamar dengan peserta pria.

“ Kok saya sekamar dengan ini ya Mbak? “ tanya saya pada panitia
“ Lho yang namanya Ribut itu Anda? Bukan nama laki-laki ya? Bukan bapak-bapak...” *Kalau tidak buru-buru saya jawab, bisa-bisa dilanjutkan pula "bukan Om-Om ya?"*

Eng ing eng…..dampak nama RIBUT yang memicu reaksi kimia mind set jikalau saya ini seorang Gentlemen (not beauty women) masih berlanjut sampai sekarang seperti ketika beberapa waktu lalu mengikuti workshop membatik. Atau, setiap kali tiba mendapatkan giliran panggilan nomer antrian di bank atau rumah sakit, hampir selalu saya dipanggil “ Pak Ribut” yang dilanjutkan dengan pertanyaan “ Ini Mbak sendiri ya yang namanya Ribut? Bukan atas nama suaminya?”.  Saya tersenyum saja dan bilang “ Iya, saya sendiri yang namanya Ribut “. dan saya lanjutkan dalam hati My Name Is Not Khan. Hahahaha

Sekilas sejarah pemilihan nama RIBUT, kata Ibu saat jelang kelahiran saya kebetulan ketemu seorang guru yang punya anak perempuan namanya Ribut Suhartini, anaknya cantik dan pinter. Akhirnya jadi ide untuk memberi nama saya Ribut karena berharap saya kelak jadi wanita yang cantik dan pintar (cerdas). Nah kan, nama saya unik dan istimewa kan? Yang jelas saya Ribut yang tidak suka bikin keributan.

Ketika akhirnya saya (awalnya secara on line) menggunakan nick name RIRIE semata demi menghindari pertanyaan dan ketidakpercayaan tentang nama saya tiap kali baru kenal atau bertemu orang baru di suatu acara/kegiatan. Terbersit untuk menggunakan Ririe, kan daripada setiap kali saya menyebutkan nama harus menyertakan KTP untuk meyakinkan bahwa saya tidak mengada-ada akan nama saya. Gak lucu banget kan, masak untuk memperkenalkan diri (nama) pakai harus dilengkapi dengan menunjukkan identitas? 
Walaupun Shakespeare bilang apa arti sebuah nama, nyatanya sebuah nama mempunyai makna penting bagi siapa saja. Dulu, sekarang dan nanti, saya selalu bangga dengan nama saya. Apapun anggapan, kesan dan reaksi orang terhadap nama saya, yang jelas orang tua saya memilihkan nama dengan penuh pertimbangan dan doa agar saya menjadi sosok wanita yang sukses dan bahagia dunia - akherat. 
Dan siapakah “Khayan” yang saya lekatkan dengan nick name saya? Khayan:  the only good father that I ever have. 
Eh….kayaknya keren juga kalau saya lengkapkan Ribut Ririe Khayan? *mulai nglantur lagi*.

Ayooo…siapa lagi yang punya Story Behind The Name?


11
Share

Wedang Uwuh merupakan salah satu minuman tradisional khas dari  Imogiri, Bantul, yang memiliki 5 komposisi utama : Daun Kayu Manis (Cinnamon leaf), Jahe (Ginger), Kayu Secang ( Sappan Wood), Daun Pala (Nutmeg leaf), Daun Cengkeh (Clove leaf) dan Cengkeh (Clove). 

Minuman tradisional ini sudah cukup populer, bisa dengan mudah ditemukan mulai di warung, angkringan, cafe, resto, hingga di hotel berbintang. Wedang Uwuh tak hanya ngeHITS  di wilayah Yogya dan sekitarnya, tapi sudah dikenal secara nasional bahkan sampai ke manca negara. Saya sendiri, Bismillahirrahmaanirrahiim pertama kali mencecap minuman yang memiliki keunikan cita rasa rempah-rempah ini saat di ajak suami makan sate klathak. 
Minuman Tradisional; Yogyakarta; Imogiri; Bantul
Wedang Uwuh Original (Siap diminum)
Seperti biasa, jika berkesempatan kuliner tentu penasaran kan dengan nama menu makanan dan minuman yang “beda” dan baru mengetahuinya. Walaupun tak jarang mengalami ketersesatan milih menu yang namanya “baru” karena begitu disajikan eaaaalaa sebenarnya sudah familiar dengan isi menunya. *resiko kepo*.  Ketika pertama kali sok foodies memesan Wedang Uwuh sempat terbersit tuduhan “kok seperti minuman teh ya?” karena melihat warnanya yang merah cerah menyerupai warna minuman teh. Tapi begitu disruput, rasa Wedang Uwuh memang unik, khas, dan eksotis. 
Warna wedang uwuh yang merah cerah seperti air teh yang dihasilkan dari kayu secang, berpadu aroma harum yang khas dari kayu manis serta sensasi rasa hangat-pedas dari jahe dan dedaunan rempah-rempah lainnya. Kombinasi bau harum yang menyeruak bersama kepulan uap air berpadu dengan sensasi rasa hangat-pedas-manis gula batu- menjadikan Wedang uwuh Eksotis saat kita nikmati dalam kondisi masih panas dan pada waktu malam hari atau udara sedang dingin.  
Wedang Uwuh yang diyakini memiliki manfaat sebagai MINUMAN KESEHATAN ini merupakan salah satu komoditas UMKM yang memiliki potensi sebagai salah satu produk “Innovative Local Food”. Cukup banyak pelaku usaha mikro dan kecil yang “bermain” sebagai produsen wedang uwuh di wilayah Yogyakarta. Salah satu pelaku UMKM yang pernah saya kunjungi adalah Progress Jogya yang lokasi usahanya  di Jalan Mawar I/708, Condongcatur, Depok, Sleman dan juga sudah memiliki showroom tak jauh dari lokasi usahanya untuk memajang aneka produk wedang uwuh berbagai kemasan yang dihasilkannya.  Dalam rangka menangkap peluang pasar, package wedang uwuh sudah berkembang dengan inovasi-inovasi yang modern sehingga memiliki nilai jual lebih kompetitif di antara minuman yang sejenis. 
(Display) Ragam Kemasn Wedanng Uwuh
Then, tulisan ini merupakan oleh-oleh dari UMKM Visit setelah postingan minuman soda yang pernah saya publish sebelumnya.  Dari hasil meet up tersebut, tulisan merupakan ternyata wedang uwuh tak hanya diperjualbelikan dalam bentuk wedang uwuh original, dimana semua raw material dikeringkan (Daun Kayu Manis, Kayu Secang Jahe, Daun Pala, Daun Cengkeh, Cengkeh) + jahe (biasanya belum dikeringkan) + gula batu, yang dikemas per bungkus untuk sekali seduh (minum).  Secara general, baik tempat maupun cara produksi yang diterapkan sudah cukup hygiene dan saniter, dengan alur proses yang mengacu pada pedoman GMP. Adapun beberapa model pengemasan wedang uwuh yang sudah mengalami penyesuaian dengan tantangan pasar, seperti beberapa langkah inovasi yang telah ditempuh oleh Progress Jogya (selain wedang uwuh original) adalah:
  • Wedang uwuh seduh, semua bahan dihaluskan menjadi serbuk dan dikemas seperti kemasan serbuk kopi. 
  • Wedang Uwuh Instant atau renteng yaitu dikemas sachet seperti minuman instant, jadi tinggal menuangkan serbuk ke dalam gelas, bilang kurang manis tinggal menambahkan gula/krimer secukupnya dan diseduh dengan air panas/hangat.
  • Wedang uwuh celup yaitu bubuk wedang uwuh dikemas seperti tea bag gettu deh. Untuk kemasan celup belum ada ekstrak gula batunya. Jadi, penambahan gula batu (gula pasir) adalah ketika diseduh. 
Wedang Uwuh Instant (Renteng)
Wedang Uwuh Seduh
Adapun metode pengolahan ramuan wedang uwuh ini, pada umumnya melalui proses pengeringan alami. Maka tak heran jika life time wedang uwuh kemasan ini mampu bertahan hingga kisaran satu tahun. Kecuali model kemasan wedang uwuh yang original karena jahenya tidak kering dan terdapat bongkahan (kecil) gula batu, sehingga umur simpannya tentu lebih singkat deh. 

Selama tinggal di Sleman, beberapa kali bersilaturahim saat moment lebaran, saya mendapati tawaran minuman wedang uwuh dari nyonya rumah. Rata-rata para Nyonya rumah tersebut meracik sendiri dan membuatnya khusus untuk dihidangkan buat para tetamu lebaran. Dan saat kami tanya bagaimana dan apa saja bahan-bahan yang digunakan, masing-masing orang memiliki takaran sendiri yang di sesuaikan dengan selera pribadi. Kalau ada yang mau mencoba sendiri, racikan berikut ini semoga bisa dijadikan acuan:  
  1. kayu secang kering = 60 gram.
  2. gula batu = 75 gram.
  3. jahe = 9 cm (dibakar, kemudian dimemarkan)
  4. daun kayu manis kering = 3 lembar
  5. daun cengkeh kering = 4 lembar
  6. daun pala kering = 4 lembar
  7. cengkeh kering = 15 butir
  8. air = 1 liter. 
Cara membuat Wedang Uwuh sangat mudah, cukup dengan merebus  semua bahan-bahan mulai dari jahe, cengkeh/batang cengkeh, daun cengkeh, daun kayu manis, daun pala, serutan kayu secang, dan gula batu. Masak dengan api sedang hingga mendidih, tunggu kira-kira 15 menit (saat mendidih), baru diangkat dan saring.  Cara penyajiannya bisa juga tanpa disaring, langsung tuang ke dalam gelas, lalu hidangkan saat masih panas/hangat dan nikmatilah  Wedang Uwuh, Eksotisme Minuman Rempah-Rempah. 

Oiaa, kalau menurut saya...diantara beberapa tipe package wedang uwuh, yang rasanya paling mantep rsensasi hangat-pedas-aroma rempahnya adalah Wedang Uwuh Original

Minuman tradisional khas Jogya; minuman herbal
(oleh-oleh) Wedang Uwuh Celup 
Bagaimana dengan harga wedang uwuh? Satu gelas wedang uwuh yang siap minum, dijual dengan kisaran harga 7 ribu Rupiah. Sedangkan wedang uwuh original per bungkus, beberapa waktu lalu ada teman Banyuwangi pesan dan saya titip beli ke Bantul harganya dua ribuan.  Satu bungkus wedang uwuh original bisa disajikan untuk tiga gelas. Konon, kalau di Bantul bisa beli dalam partai besar per jenis raw material, jadi bisa di racik dengan komposisi sesuai selera. Barangkali ada yang tertarik untuk berbisnis wedang uwuh racikan dan merk sendiri? 
Minuman Tradisional khas Jogya; Minuman Kesehatan
Wedang Uwuh Original
Bagi yang ingin meracik Wedang Uwuh sendiri, bisa juga di modifikasi “ Rasanya lebih mantab kok Mbak jika ditambahi dengan batang serai dan daun salam,” demikian cerita BU Adi, salah satu senior di kantor (sudah purna tugas) yang sering membuat racikan wedang uwuh sendiri buat tetamu di rumahnya. 
Oleh karena bahan yang digunakan serba herbal dan dominan dengan rempah-remah yang sudah terbukti memiliki manfaat kebaikan dari alam, selain bisa  menghangatkan tubuh, ada banyak khasiat kesehatan lainnya dalam wedang uwuh ini, seperti : melegakan pernafasan, mengandung zat antioksidan, menyehatkan jantung, meringankan sakit kepala, masuk angin, kembung, mual, batuk, pilek, melancarkan peredaran darah, menurunkan kolesterol, mengobati rematik, pegal  linu, capek, dan masih banyak lagi manfaat lainnya. 

Masih mau tahu banget dan lebih banyak tentang efek kebaikan lainnya, silahkan di gugling kandungan dan manfaat yang terdapat pada masing-masing bahan dari Wedang uwuh. *Pisss*



34
Share

Blogwalking, saling sapa dan saling berkunjung, kemudian meninggalkan jejak berupa komentar sudah menjadi bagian dari ritme blogging. 

Tapi Bismillahirrahmaanirrahiim berkomentar dan mendapatkan hadiah? So surprise..... Dan Alhamdulillah, (seingat saya) sudah tiga kali saya memperoleh surprise dari jejak rangkaian huruf yang saya tinggalkan saat blogwalking. 

Yang Pertama, dapat jilbab dari Mbak Nique karena komentar saya tercatat dengan kombinasi angka unik dari keselurahan jumlah komentar (bukan spam) yang diperoleh. Ahhh, rasanya sudah lama banget tak bersapa ria dengan Mbak Nique, blogger yang tinggal di Priok ini.

Yang Kedua, dapat sepatu gunung dari Dhek Bro Kempor. Hadiah ini juga bukan dalam rangka kontes atau semacamnya. Saat itu, dia posting tentang SEPATU GUNUNG dan available menerima pemesanan sepatu khusus untuk pencinta gunung tersebut. 

Dan saya yang nyasar, iseng berkomentar (kurang lebih), “ kalau ada sepatu gunung warna pink, boleh dunk dikirimi ke rumah”. Beberapa hari berlalu, tetiba Va’I mencungul ke rumah sambil bawain Sepatu Gunung. Sampai suami saya sedikit kaget, bukan apa-apan sih, hanya dikiranya “ jangan-jangan istri guweh mau gabung komunitas pendaki gunung neh?”. 

Sepatu Boot; trekking

Trekking; wisata alam

Saat mengikuti event Ekspedisi Lereng Merapi sudah niat mau pakai sepatu tersebut, tapi demi menyadari status diri sebagai orang awam gunung, saya pikir kalau saya akan lebih enjoy memakai sepatu tersebut untuk jelajah kota saja tuh. Bisa juga kapan-kapan pas kopdar, saya pakai sepatu gunung. hahahaha….

Yang ketiga, belum lama ini pas kebetulan saya Blogwalking ke Mas Alris (setidaknya ID-nya Alris) dan ikut berkomentar di new entry di blognya yang judul “ Saya Suka Andrea Hirata”. Di akhir postingan ada ‘’sayembara”: disediakan dua novel  yang berjudul Ning Anak Wayang karya Niken – Anjar untuk dua orang pembaca yang memberikan komentar paling panjang.

Kebetulan tema postingannya tentang Andrea Hirata dan (sebagian) tentang bagaimana “style” penulisannya. Saya niati deh komen panjang, selain karena uraian postingannya memang mengandung umpan yang menarik untuk dikomeni secara panjang kali lebar, itung-itung sekalian pengen dapat novelnya. Tapi gak kepikiran sih bakal terpilih, kan yang comment selanjutnya akan berapa panjang lagi kalimatnya saya gak tahu. Juga tak disebutkan sampai kapan challenge tersebut digelar. 


Selayaknya hubungan sosial secara off air dan off line, bersilaturahim (saling berkunjung, menyapa atau sesekali berbagi kue/makanan) merupakan salah satu strategi dalam membangun hubungan baik dengan lingkungan sekitar. Tidak ada orang yang ingin/bisa hidup sendiri kan? Tak terkecuali dalam ranah blogsphere. Dalam hal ini, saya merupakan bagian kelompok yang beranggapan bahwa jalinan hubungan digital maupun non digital, kita butuh berinteraksi (silaturahim). 

Untuk tingkat intensitas, tentu saja masing-masing orang memiliki variable yang berbeda. Tapi juga tak berarti, ketika tak berkunjung balik itu karena alasan keengganan. Banyak faktor, banyak sebab dan banyak pertimbangan yang kemudian membuat kita harus memilih mana yang seharusnya didahulukan (tanpa mengurangi arti penting hal lain yang akhirnya di kemudian-kan). Narasi ini bukan sebagai dalil karena 3 tahun belakan ini saya ngedrop blogwalking lho? 

Honestly, saya tetap ingin blogwalking seperti dahulu. Saya juga inginnya menambah lingkaran pertemanan. Saya juga inginnya, berkunjung balik ke semuanya. But somehow, toh ritme blogwalking saya hingga sekitar tiga tahunan ini masih fluktuatif dan random. 

Untuk itu, kesekian kalinya saya menyampaikan permintaan maaf yang sedalam-dalamnya bilamana ada yang terlewatkan untuk saya kunjungi balik. Terima kasih atas kesediaannya menyambangi blog saya, baik yang silent reader maupun yang meninggalkan jejak komentar. 


No winter lasts forever; no spring skips it’s turn~ Hal Borland 



24
Share

Penawaran produk-produk Eksklusif dari brand dan seller, penawaran terbaik dari brand lokal dan internasional, temukan semua produk impian dengan PILIHAN Brand, Seller dan Partner terbaik dari Lazada Showroom Teasing.

Prolog yang memprovokasi untuk berkunjung ke LAZADA kan? Bismillahirrahmaanirrahiim, tak lama lagi salah satu market place terbesar di Indonesia ini akan melaunching event menggiurkan yang bertabur diskon hingga 80% untuk berbagai produk dari brand dan seller terbaik, baik lokal maupun internasional. 

Masih gak percaya, masak sih toko online kok ada showroom segala? Bukankah yang namanya showroom ya ruang pameran atau suatu ruang yang khusus digunakan sebagai tempat memamerkan mobil (yang dijual). Atau tempat display barang-barang  furniture yang memang untuk dipamerkan dalam rangka promosi ataupun memang untuk dijual. 
Toko Online; Promo; Diskon
Lazada Showroom Teasing
Mari dikembalikan pada definisi asal kata Showroom yaitu suatu area atau tempat yang digunakan untuk memamerkan/promosi barang dan jasa yang memang untuk diperjualbelikan. Dan konteks kata showroom pun bisa digunakan secara digital, seperti event Lazada Showroom Teasing yang akan digelar oleh Lazada Indonesia dari tanggal 15 -17 September 2015. Kalau biasanya sudah bertebaran diskon di Lazada, maka dalam kurun waktu selama tiga hari berturut-turut tersebut, Lazada akan membuka kesempatan big sale yang super duper obral diskon untuk semua kategori produk-produk dengan kualitas terbaik dan harga special melalui 3 menu utama yaitu:
  • Penawaran ekslusif dari brand dan seller terbaik Lazada.
  • Penawaran terbaik dari brand lokal dan internasional 
  • Penawaran eksklusif dari partner Lazada.

Belanja online aman; mudahnya belanja OL

Bagi yang sudah memiliki rencana untuk big shopping, baik peralatan rumah tangga, barang elektronik, gadget, mainan anak, laptop, aksesori handphone dan tablet,produk makanan bayi, perlengkapan bayi, produk kesehatan dan kecantikan, tas, koper, aneka fashion &outfit, apa saja kebutuhan yang saat ini sedang dibutuhkan atau memang berencana untuk replace dengan barang-barang yang baru, tentu penawaran dari Lazada Showroom Teasing menjadi fasilitator yang tepat dan hemat. Tanpa perlu pusing, capek dan stress, bisa tinggal klik melalui aplikasi mobile Lazada  yang sudah tersedia untuk perangkat iOS dan Android. 

Tak ingin kan ketinggalan moment spekatuker dari Lazada, segera check aplikasi Lazada di smartphone atau bagi yang belum memasang aplikasi ini dowload bagi yang belum mendunlut, cuss saja ke playstore atau App Store yaa.

Bersamaan dengan ajang Lazada Showroom ini juga diadakan  kontes yang mengangkat tema tema ‘Menang! Bersama Lazada‘ dengan hadiah produk dari brand favorit di Lazada. Caranya sangat mudah, cukup posting komentar mengenai BRAND FAVORIT di Lazada dan bagaimana penggunaan sehari-hari, maka kita memiliki peluang untuk mendapat hadiah produk dari brand favorit tersebut. Komentar dengan akun Facebook dan peserta yang mendapatkan  post like tertinggi akan jadi pemenangnya. 
Toko Online; Banyak Diskon
So, don’t missed it. Nantikan Lazada Showroom Teasing dan jangan lupa, LIKE commentnya Ririe Kin ya kalau sudah sampai di landing page Lazada ? *modus*

9
Share

Tak hanya pola makan untuk anak-anak yang perlu diperhatikan, melainkan porsinya juga penting untuk dicermati. Karena tubuh manusia memiliki batas maksimal “keberterimaan” terhadap zat aditive pada makanan yang dikonsumsinya. 

Salah satu oleh-oleh dari talk show parenting beberapa waktu lalu adalah sesi konsultasi dengan ahli gizi.  Saat itu, sengaja saya mengajak Azka untuk memanfaatkan sesi “bincang-bincang” di area konsultasi dengan harapan Azka bisa ikut mendengarkan secara langsung dari Nutritionist mengenai pentingnya gizi seimbang  dalam pola makan sehari-hari. Saya bilang ke nutritionistnya tentang susah makan sayur dan ikan/daging. Bismillahirrahmaanirrahiim, selama ini Azka masih selektif untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dan belum welcome terhadap aneka menu daging dan ikan. Azka baru mau makan sumber protein hewani dari telur dan OLAHAN DAGING/ikan yang tidak terasa taste daging/ikan aslinya, seperti sosis, nuget, dan sejenisnya. 
pola makan; hidup sehat; life style
Saran Pola Makan
Dari perbincangan tersebut, Embak nutritionist menyarankan untuk memberikan menu sayuran hingga 12 kali. “ Kalau belum 12 kali mencoba, belum dianggap maksimal usahanya membelajari anak untuk suka makan sayur-sayuran”. Tuing-tuing…*menghela nafas dalam-dalam*.

Selain itu, saya yang masih sosok ibu apalah-apalah ini mendapatkan pencerahan dan ilmu tentang Porsi (pada) Pola Makan untuk Anak-Anak. Bahwa piring untuk tempat makan bagi orang dewasa dan anak-anak ternyata ukurannya berbeda. Untuk orang dewasa diameter piring adalah 9 inch dan untuk anak adalah 7 inch dengan ratio: 50 % adalah buah dan sayur, 25% merupakan protein dan 25% sumber karbohidrat.  

Lantas, Berapa porsi sehari kebutuhan anak-anak?
Seperti diketahui jika kategori anak-anak di sini adalah usia 1 s/d 12 tahun.  Porsi makan antara anak perempuan dan laki-laki masih sama hingga usia 9 tahun. Porsi (pada) Pola Makan untuk anak-anak mulai berbeda ketika menginjak usia 10 s/d 12 tahun. 

Tabulasi yang ada di bawah bisa dianggap sebagai rambu-rambu atau acuan untuk membelajari anak-anak memiliki kebiasaan pola makan yang sehat dan seimbang porsinya. Yang jadi PR cukup kompleks, at least bagi saya adalah jumlah gula total (yang terkandung dalam makanan dan minuman) yang seharinya idealnya cukup 2 sendok makan? Wowowooo…Terus jumlah minyak goreng juga jumah keseluruhannya dicukupkan 5 sendok makan?. 

Rincian porsi baik kebutuhan zat gizi maupun anjuran bahan makanan sehari bisa dilihat pada capture tabel di bawah ini: 
hidup sehat; menu makan seimbang
Porsi (pada) Pola Makan untuk Anak-Anak
Let’s do our best deh, penting untuk usaha maksimal dulu. Yang jelas makan untuk hidup sehat bukan hidup untuk makan obat kan? 
Mungkin ada yang pernah dengar atau mendapati sikap atau pemikiran yang menganggap semisal: kan masih anak-anak, masa pertumbuhan yang butuh banyak energi dan kalor yang banyak. Gak apalah kalau masih suka dan banyak minum yang manis-manis ? Makan dengan jumlah nasi yang lebih banyak….dan sederet anggapan berbau mitos bukan fakta lainnya yang justru membahayakan bagi kesehatan anak, baik jangka pendek maupun kelak ketika mereka sudah dewasa.

Mengutip kalimat dari Bapak Samuel Smiles (penulis buku yang Self-Help) : Menabur pikiran akan menuai tindakan; Menabur tindakan akan menuai kebiasaan; Menabur kebiasaan amak menuai karakter; Menabur karakter, maka menuai nasib.

Catet ya, untuk kondisi umumnya anak-anak dimana seAndai-nya memang benar sistem metabolisme dan organ tubuh pada anak-anak masih prima sehingga bisa mengolah, mencerna dan menyerap semua jenis makanan dengan optimal, bukankah tetap ada peluang terjadinya dampak bangkitan ketika mereka besar/dewasa yaitu KEBIASAAN pola makan yang tidak sehat sehingga berpeluang timbulnya berbagai penyakit degeneratif?

Padahal faktanya, bahkan samudera yang sangat luas pun ketika setiap hari ada sampah yang dibuang ke sana, tak mungkin samudera tersebut bisa menguraikan semua jenis sampah yang datang kan? lama-kelamaan akan terjadi pencemaran yang akut karena samudera pun memiliki batas ambang maksimal untuk mentoleransi jumlah sampah yang bisa diterimanya. 
Apalagi tubuh manusia? 
Apalagi trend kemajuan teknologi juga telah meningkat variasi jenis pangan olahan? 
Apalagi rata-rata yang namanya pangan olahan (makanan dan minuman), tentu mengandung zat additive antara lain: pemanis buatan, pewarna, pengawet, perasa (MSG atau jenis lainnya), penambah aroma, pengemulsi, dan lain-lain.

Walaupun penggunaan bahan-bahan tambahan tersebut telah tergolong food grade, tetap saja memiliki efek samping dan atau potensi poisonic bagi tubuh di kemudian hari. Apalagi jika di konsumsi melebihi batas Acceptable Daily Intake kan? 

Karena se-prima dan excellent apapun kondisi anak-anak, kita tetap tak bisa abai faktor-faktor yang bisa mempercepat “aus”nya organ tubuh. Bukankah sudah banyak kasus anak-anak mengalami gagal ginjal, penyakit jantung, tumor, dan jenis-jenis penyakit degeneratif lainnya?

Alhamdulillah, dengan mengajak Azka untuk mendengarkan dan melibatkan langsung pada sesi ngobrol bareng Nutritionist kala itu mulai ada efeknya.
Kalau sebelumnya tiap ditawari makan ikan, jawabannya straight to the point : gak mau!.
Kalau sebelumnya tiap diceritani mengenai manfaat makan bayam, wortel, kankung, dsb bermanfaat begini dan begitu, tapi di respon dengan mencontohkan temannya yang sesama gak suka makan sayur tapi baik-baik saja? 

Sekarang sudah mulai cooperative dengan tidak menunjukkan sikap anti pati, mulai ingin tahu apa saja kandungan suatu jenis sayur. Kalau makan lothek, sebagian besar sayurannya dimakan. Juga mulai ada niatan (good will) "mau makan ikan besok kalau sudah siap~ demikian bahasanya Azka" dan aware bahwa mengonsumsi aneka sayuran dan daging/ikan merupakan kebutuhan dirinya dalam proses tumbuh kembang.

Peran orangtua sangat besar dalam membentuk pola makan anak yang sehat sejak dini dengan porsi yang seimbang. Dengan kebiasaan yang dibentuk sejak dini di rumah, anak akan terbiasa dengan Porsi Pola Makan yang sehat dan seimbang sehingga menunjang ketahanan tubuh, fisik dan mental. Tak hanya dibutuhkan kesabaran, tapi juga kecerdikan, kreatifitas dan doa pastinya. 


11
Share

Event wisata tahunan yang meng-explore lereng Gunung Merapi kembali digelar dengan rute jelajah : kawasan hutan wisata Pronojiwo =>Gandok=>Ledok Lutung Lor =>Watu Kemloso => Kalikuning => Ledok  Lutung  Kidul

Iyessss….kalau tahun lalu, untuk kali pertama saya bisa dengan heboh seseruan Jelajah Wisata Lereng Merapi bersama Devi, adik sepupu yang kala itu semangat mengunjungi kami karena ada modus pengen ikut event jelajah Wisata. rute yang ditempuh dengan  Jarak tempuh sekira 10 KM dengan jalur dominan area perkebunan salak, yakni kawasan Desa Wisata Pulesari. Event wisata tahunan yang meng-explore kawasan Gunung Merapi Bismillahirrahmaanirrahiim  kembali digelar tahun ini, yakni treking atau jalan kaki Ekspedisi Lereng Merapi: Kaliurang-Kalikuning dengan jarak tempuh 8 (delapan) kilometer. Adapun rute yang di eskplorasi kali ini  adalah kawasan perbukitan lereng Merapi bagian selatan,  dengan estimasi waktu tempuh yang dibutuhkan sekitar 3 jam. Start dan finish di kawasan Tlogoputri.

Sepanjang lintasan jalur tersebut akan memanjakan para peserta akan  indahnya pemandangan di lereng Gunung Merapi dan dapat menyaksikan sisa-sisa erupsi di Watu Kemloso serta perkembangan dan perubahan pasca erupsi tahun 2010 lalu. Alhamdulillah saya bisa ikutan lagi. Dan tahun ini kembali Devi ikut menjelajahi lereng Merapi, kebetulan kuliahnya sedang Off hampir 6 bulan pulang ke Indonesia.  
traveling; Journey; hiking; Merapi
Mumpung Sepi, ghayya dulu sok flying without wing
Dan Azka yang sedar sebulan sebelumnya yakin gak mau ikut, mendadak mau ikut saat menit-menit menjelang berangkat. Mungkin melihat antusiasme Emaknya dan Sepupunya, membuat Azka terprovokasi untuk ikut serta. Untungnya jelajah kaki Merapi ini merupakan versi ekspedisi wisata, jadi walaupun Azka dadakan ikut, so come on saja. Tinggal masukin botol minuman dan cemilan secukupnya dan suruh Azka nyangklong tasnya sendiri, biar sewaktu-waktu mau minum lebih fexible. 

Tentunya, keikutsertaan Azka termasuk tidak terdaftar karena seminggu sebelumnya saat saya mendaftarkan Lathifah ( Blogger asli Banjarbaru dan saat ini stay di Bantul), kata Pak Budi (petugas Dispbudpar) bilang jika tiketnya sudah penghabisan. Dibandingkan tahun lalu, pendaftaran tahun ini naik 5 ribu yaitu biaya pendaftaran sebesar Rp. 30.000,- per peserta memperoleh kaos, makan siang dan minum, asuransi serta kupon undian doorprize untuk memperebutkan hadiah utama 2 (dua) sepeda motor Suzuki. Oiaa, kupon tersebut harus dimintakan stempel pada setiap pos-pos yang dilewati: Mulai Start – Post Empat. 

So, we just ready to the Journey !
Berangkat dari rumah jam 06.30 WIB, berhenti sejenak di Pasar Gentan nunggu Mbak Lathifah yang naik minibus jurusan Kaliurang. Biar samaan, karena tiket pendaftaran+kaos pesertanya saya bawa dan kami belum pernah ketemu off air. Saling sapa di Blog juga belum pernah, tapi chit-chat via WA. Daripada meeting point di garis start kemudian celingak-celinguk saling nyariin penampakan masing-masing, sekalian saja bebarengan berangkat karena jalur bisnya kan searah. 

Ehmmm….semakin mendekati central Kaliurang, mulai banyak melintasi tempat-tempat penjualan makanan yang khas Kaliurang dan yang terkenal Jadah Tempe punyanya Mbah Carik yang tersohor itu. Hawa segar pegunungan pun mulai menyapa mesra melengkapi panorama lereng Merapi yang mulai menampakkan diri dengan pesona kegagahannya. 

Jarum arloji saya menunjuk angka 07.30 saat tiba di Tlogo Putri, Voiilaaa….we’re late already! Hehehe…shock juga, sedikit sih. Salah kami sendiri kepedean berasumsi kalau jelajah wisata bakalan molor seperti tahun lalu. Bergegaslah kami menuju ke panitia, minta stempel pertama dulu dan mulai meniti rute jelajah wisata, bersama beberapa peserta lain yang senasib. 
Merapi; Jelajah Wisata; Journey
Yeeeayyy, Berhasil menyusul rombongan peserta!
Sempat kuatir juga kalau terlalu jauh ketinggalan, makanya kami pun menambah speed langkah kami agar bisa menyusul rombongan di depan. Step by Step, akhirnya kami berhasil mendekati ekor peserta yang berada di depan. Gimana gak bisa mneyusul, lha wong begitu mendekati pos pertama, terjadi penumpukan peserta yang minta stempel dan banyak yang seseruan mulai selfi-wefi. Demi menjaga agar tidak menjadi peserta penghujung yang mencapai garis finish, kami pun menyelusup di antara padatnya peserta di pos pertama. 

Dalam Ekspedisi Lereng Merapi: Kaliurang – Kalikuning ini sebenarnya dibagi empat pos. Tapi secara topografi, tingkat kesulitan dalam menjelajah medan bisa dibagi dalam tiga etape:

Pertama: Start – Pos Pertama
Dengan start dari zona Tlogoputri, perjalanan relatif lebih mudah karena medannya dominan landai dan cukup lebar. Kami bisa sesekali berlari-lari kecil demi mengejar ketertinggalan dari peserta lainnya. Lebar jalan sepanjang rute hutan Pronojowo masih memungkinkan kami berbarengan. Deru nafas juga masih normal dan belum keringatan  hingga mendekati pos pertama. 

Voiiillaaaa….kemacetan arus peserta pun tampak padat di dekat pos pertama yang antri nunggu stempel. Banyak peserta yang sesion penantian tersebut untuk haha-hihi poto ria dengan berbagai gaya, ekspresi dan sudut pengambilan gambar.
Peserta Bejubel menjelang Pos Pertama
Etape Kedua: Pos Kedua – Pos Ketiga
Kalau perjalanan dari Start hingga pos pertama cenderung jalan santai plus wisata pandangan mata, maka tidak demikian halnya untuk rute menuju pos kedua dan ketiga. Tantangan jelajah wisata mulai terasa menguji nyali dan stamina ketika menapaki rute Gandok=>Ledok Lutung Lor =>Watu Kemloso => Kalikuning . 
Salah satu rute berpasir dan curam
Jalurnya banyak yang sempit, hanya cukup dilalui oleh satu orang, model alur yang menanjak dan menurun dengan kemiringan antara 30 – 45 derajad. Pada beberapa spot yang curam, dengan difasilitasi seutas tali dan atau ada tim guard yang membantu peserta melewati titik yang dianggap berbahaya. Pada rute-rute yang sangar (menurut saya) tersebut, terlebih ada pula yang berpasir sudah nyaris membuat saya keprosot karena kewalahan ngerem. Untung saya gak jadi pakai sepatu gunung dan mengikuti saran Devi untuk menggunakan SEPATU KETS. 
" Mending pakai running shoes saja Mbak, jaga-jaga kalau medannya dramatis buat orang-orang kayak kita yang tahunya out door hanya tandur di sawah”. She’s completely right. 
Jadilah saya lebih fokus gimana bisa aman-selamat melewati rute “tajam” dan harus ikhlas tidak bisa mengabadikan spot-spot yang memacu aliran adrenalin tersebut. 
Watu Kemloso, Jogya
Area Watu Kemloso (another view)
Lereng Merapi; hiking; tracking
Blok Gandok
Dalam perjalanan dari pos kedua menuju pos ketiga, Devi dan Azka mulai melaju meninggalkan kami berdua. Saya paksain mengimbangi irama langkah mereka, tapi wes ngos-ngosan level kritis dan kondisi Mbak Lathifah juga tak mungkin dipaksain untuk mengejar mereka. Sesekali kami melambat, dan ada kalanya berhenti beberapa menit untuk menata tarikan nafas dan minum beberapa teguk air mineral. 
Devi & Azka (Pict By Devi)
Surprise Happening, di jalur menuruni sebuah sungai yang permukaannya berlapiskan bebatuan seperti hamparan tikar yang luas, ada yang memanggil nama guweh! Ahaaa….si embak Phie akhirnya show up juga. 
Kopdar Watu Kemloso: Phie, Lathifah, Ririe
kaliurang; lereng merapi; jelajah wisata
Watu Kemloso (another view)
Sebenarnya sedari sebelum daftar saya sudah tahu jika dia ikutan juga sama beberapa temannya. Kami memang tak sempat untuk ketemuan, ehh…Mbak Phie ternyata bisa menemukan saya di antara sekian banyak orang yang asyik narsis ria di Watu Kemloso, demikian akhirnya saya tahu nama tempat tersebut.  Sesuai namanya, Watu ~ batu dan Kemloso ~ tikar yaitu sepanjang permukaan sungai (pas lagi kering) yang dihampari lapisan batu.
Jika di deskripsikan versi imajinasi saya, sepertinya saat terjadi lahar panas yang mengalir lewat sungai dan oleh karena pengaruh penurunan suhu sehingga lahar panas mengalami pembekuan di sepanjang daerah aliran sungai tersebut. Ini skenario terjadinya WATU KEMLOSO versi saya lho?
Etape Ketiga: Pos Empat – Garis Finish
Selanjutnya, sudah bisa ditebak kami bertiga pun beriringan menuju pos keempat dan hingga finish di Tlogoputri. Keluar dari Pos keempat, jalurnya setipe dengan rute menuju Pos Pertama. Jalan yang kami lalui lebih bersahabat sehingga bisa lebih santai, lebih leluasa menikmati pemandangan di kawasan Merapi. Suara burung-burung dari dalam hutan yang terdengar ramah seolah mengajak kami bercakap-cakap (berhalusinasi), gemirisik dedaunan bagai suara musik klasik yang mengalun mesra dan juga leluasa nyekrek sana-sini. Hehehehe….Hanya sayangnya, cuaca sedang tidak cerah dan si Merapi pun berselimut awan (atau kabut?).
Merapi berselimut Kabut
Ah iya, keseruan lainnya adalah antusiasme sekelompok remaja dan pemuda yang memunguti sampah-sampah plastik di sepajang rute Ekspedisi Lereng Merapi: Kaliurang – KaliKuning! Ternyata panitia penyelenggara memang memberikan challenge pengumpul sampah terbanyak dalam event jelajah wisata kali ini. Great Idea ! Yang bikin saya simpatik, sekelompok remaja yang kompak ngumpulin sampah plastik tersebut, tidak semata ikutan challenge panitia lho? Wong pas di area finish, mereka tidak menyetorkan perolehan sampah plastiknya kok. Mereka tergabung dalam komunitas yang menamakan Ikatan Remaja Turgo atau IRT. Seseruan foto-foto sampai pak Polisi pun suka-suka saya poto deh.


Perduli Sampah; ramah lingkungan; bijak terhadap sampah
Go Green: Perduli Lingkungan
This Journey not Accomplish yet! 
Jreeng..jrenng, kami pun tiba di garis finish tapi tak ada bunyi genderang yang ditabuh khusus buat kami sih. Azka dan Devi sudah menunggu dengan duduk santai di dekat wisata air. Mereka sudah sampai finish sekira 30 menit lebih dahulu.
“ Bunda kok lama sih?” sambut Azka cengengesan dengan ekspresi bangga karena bisa lebih dulu menyelesaikan rute jelajah wisata sejauh 8 KM ini. Secara total jarak tempuh, jelajah wisata Merapi 2015 ini memang lebih pendek daripada periode sebelumnya. Namun tingkat kesulitan medan jelajahnya, bagi saya yang langka-langka banget nyambangi gunung, level tantanganya lebih tinggi.
“ Iya loh Mbak, aku tadi sempat was-was kalau Azka gak kuat. “ ujar Devi sambil mengiringi kami mengambil jatah makan siang.
“ Ya kuat dong, Aku kan sudah ikut futsal Mbak Dev,!”
“ Iyaaa deh, untungnya cuaca mendukung. Gak terlalu terik, jadi gak begitu kepanasan.”
Jelajah Wisata Merapi; out door
Yuhuuuu....sampai finish!
Motor Gede; finish jelajah wisata
Ghaayyaaa dengan MOGE-nya orang tak dikenal
Sambil menyantap jatah makan siang, kami pun menghabiskan waktu menunggu jemputan dengan (lagi-lagi) moto-moto view sekitar Kaliurang yang bertabur tempat peristirahatan semacam wisma. Tempat-tempat penjualan makanan juga bervariasi dan dijamin bikin betah berlama-lama di kawasan Tlogo putri yang dilengkapi dengan ground taman wisata anak-anak. 

Sebenarnya banyak yang ingin saya ubek-ubek lebih dekat, seperti wisma Kaliurang, Goa Jepang, Gardu Pandang. Tapi waktu sudah menuju tengah hari, dan jemputan sudah datang. It’s time to go home and take a rest, terlebih malamnya Devi harus balik ke Surabaya lagi. 

Masih banyak spot journey lainnya di sekitaran Kaliurang yang belum saya jejak, maka This Journey not Accomplish yet!  Saya masih penasaran untuk menjamah bumi Kinahrejo, menyusuri Kaliadem, petilasan Mbah Marijan. So, who’s dare to Kinahrejo? Let me know, sapa tahu timingnya KLIK sehingga saya bisa bergabung dalam ekspedisi selanjutnya di kawasan lereng Merapi.


36
Share
Newer Posts Older Posts Home
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan JANGAN PERNAH MENYERAH UNTUK MENCOBA. ~ Ali Bin Abi Thalib

My photo
Ririe Khayan
Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com
View my complete profile
  • Cara Cepat dan Aman Mematikan Ikan Lele
    Ikan dan Belalang (berdasarkan ajaran agama yang saya anut) termasuk jenis [bangkai] hewan yang halal untuk dimakan. Tapi tidak berarti k...
  • Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ?
    Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ? Bagi orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan atau lokasinya masih berdampingan al...
  • Brand Susu Untuk Kesehatan
    Jika ada pertanyaan: Sehat ataukah sakit yang mahal harganya? Bismillahirrahmaanirrahiim , kalau menurut saya, secara ‘value’ kondisi se...
  • Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online
    Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online . Sebenarnya persyaratan dan alur pembuatan proses secara langsung ( walk i...
  • Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil
    Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil . Jika Anda sedang berusaha punya anak, menunggu kapan Anda resmi ...
  • Lima Cara Mengaktifkan (Kembali) Google Adsense yang Diblokir
    Sebaiknya dikesampingkan dulu bila ada yang beranggapan Akun GA di Banned, tak bisa diaktifkan.  (Ternyata) Google Adsence Bisa Aktif  Kem...
  • Panic attack Ketika Terkena HERPES Zoster
    P anic attack Ketika Terkena HERPES Zoster . Mendengar kata HERPES, bisa jadi sebagian orang langsung tertuju pada nama penyakit yang satu ...
  • Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin
    Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin   .Mungkin kita pernah mendengar peristiwa keracunan sete...
  • Suplemen Madu Untuk Membantu Atasi Anak Yang Susah Makan
    Punya pengalaman menghadapi anak yang susah makan? Ada yang baper karena selera makan putraatau putrinya belum variatif yang berputar seki...
  • Serunya Mudik Naik Kereta Api Probowangi
    Usai long wiken Idhul Adha...jadi ngayal kalau tiap bulan ada long wiken 4 hari gitu pasti indah sekaliiiii...... #Plakkk [digampar klomp...

Blog Archive

  • ▼  2024 (3)
    • ▼  December (1)
      • Manfaat Penting Bermain Untuk Anak-Anak Usia Pra S...
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2022 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2021 (45)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (6)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2020 (43)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2019 (35)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (2)
    • ►  March (7)
  • ►  2018 (49)
    • ►  December (5)
    • ►  November (11)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (5)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (51)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (6)
    • ►  February (7)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (73)
    • ►  December (5)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (10)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (12)
  • ►  2015 (118)
    • ►  December (12)
    • ►  November (12)
    • ►  October (11)
    • ►  September (11)
    • ►  August (12)
    • ►  July (8)
    • ►  June (8)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2014 (60)
    • ►  December (1)
    • ►  November (4)
    • ►  October (6)
    • ►  September (5)
    • ►  August (3)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ►  March (11)
    • ►  February (10)
    • ►  January (8)
  • ►  2013 (90)
    • ►  December (7)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  July (5)
    • ►  June (8)
    • ►  May (9)
    • ►  April (5)
    • ►  March (13)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (126)
    • ►  December (6)
    • ►  November (5)
    • ►  October (14)
    • ►  September (10)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (11)
    • ►  May (12)
    • ►  April (12)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (10)
  • ►  2011 (69)
    • ►  December (11)
    • ►  November (11)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (9)
    • ►  July (7)
    • ►  June (18)
    • ►  May (5)
Ririe Khayan is an Intellifluence Trusted Blogger

Juara LBI 2016

Juara LBI 2016
facebook twitter youtube linkedin Instagram Tiktok

Labels

Advertorial Aneka Kuliner Article Blog Award Book Review Contact Me Disclosure English Version Fashion Fiksi Financial Gadget Give Away Guest Post Info Sehat Informasi Inspiring Lifestyle Lomba Love Story My Diary My Poems Opini PR PerSahabatan Pernik-Pernik Renungan Review Skincare Technology Traveling True Story UMKM Visit Who Am I? Writing For Us banner parenting




Copyright © 2019 Kidung Kinanthi

installed by StuMon