Kidung Kinanthi

Life is flowing in its story leaving history

  • Home
  • About
  • Sitemaps
  • Article
    • Opini
    • Story of Me
      • My Diary
      • My Poem
      • True Story
      • Love Story
    • Contact
    • Disclosure
  • UMKN Visit
  • News
Bismilllahirrahmaanirrahiim,
Rania mengusap wajahnya diikuti dengan hembusan nafas berat. Ia tak tahu apakah lagu-lagu romantis yang sedang mengalun syahdu memenuhi ruangan café itu atau para pengunjung yang datang berpasang-pasangan yang membuatnya terhanyut dalam perasaan sentimentil.
Kenangan redup yang membangkit
bersenyawa dengan partikel – parikel udara
Mengungkit haru rintihan hati
dan membentangkan sayap-sayap lara perpisahan
Yang tlah teranyam dalam bingkai masa lalu.
Salam perpisahanmu kepada ‘sgala kehangatan asmara
Dalam sendiri, dawai kerinduan itu kadang masing berdenting
bergema di ruangan nurani meski tak lagi seindah dulu
Sementara bayangmu pun kian memudar dan kabur
Diantara tautan harap dan kenyataan.
Dari kaca jendela nampak gerimis mulai turun teratur membentuk tirai yang berlapis – lapis. Hujan yang sudah seperti ritual setiap menjelang pergantian tahun, turun renyai, jatuh halus seperti benang perak yang dijatuhkan para dewa dari langit, seakan mewakili kristal-kristal bening yang tertahan di kelopak mata Rania.
Rania mengedarkan pandangan menjelajah ruangan café yang terisi separo lebih pengunjung, dirasakannya ada sepasang mata yang sedang mengawasi dengan tajam. Kalau saja pakerjaan hari ini tidak menumpuk banyak, aku tentu tidak akan lupa dengan makan siang dan tidak perlu terjebak di café ini. Tentu mereka berpikir yang bukan – bukan melihatku sendirian malam Minggu begini dalam café yang gaul dengan pasangan muda – mudi. Ah, masa bodoh dengan anggapan mereka semua ! Toh hanya kebetulan saja tadi aku sedang melintas di depan tempat ini saat protes maagku muncul.
Rania mengalihkan pandangannya keluar café, melihat hujan yang belum berkurang ritmenya. Barangkali lebih baik menerobos hujan dan kemacetan jalan raya yang tergenang air hujan daripada tetap di sini, dan baru Rania akan bangkit dari tempat duduknya setelah menghabiskan sisa minum saat seseorang datang menuju kearahnya dan kemudian membungkuk mengambil syal yang jatuh dekat kursinya.
“ Ini pasti syal Anda !” ujar orang itu dengan sangat yakinnya sambil meletakkan benda itu di meja.
Rania mengangguk kecil “ Terima kasih “
“ Tidak keberatan saya duduk di sini ? ”
Tanpa menunggu persetujuan Rania, orang itu sudah duduk dengan santai dan langsung melambaikan tangan pada pelayan café.
Tipikal orang yang punya rasa percaya diri tinggi. Umurnya mungkin sebaya denganku tapi aku hanya sejajar pundaknya bila berdiri di sebelahnya.  Dengan kombinasi garis wajah aristokrat serta tatapan sepasang mata yang teduh begitu, aku tidak heran jika sudah banyak gadis yang langsung jatuh hati pada pandangan pertama walaupun penampilannya tidak macho !
“ Apakah saya telah membuat anda teringat tentang seseorang ?” Rania tertawa kecil, kemudian berdiri “ Permisi, saya harus pergi sekarang!” Namun baru satu langkah Rania mengayunkan kakinya, sebuah telapak tangan yang halus mencekal pergelangan tangannya, “ Syal ini, apakah akan ditinggalkan begitu saja setelah hampir sewindu di simpan ?”
Dengan diliputi rasa heran yang tak bisa ditutupi, Rania kembali duduk lagi, dan mengamati orang itu dengan lebih seksama dan seperti tidak perduli dengan reaksi Rania, orang itu malah asyik mengaduk-aduk minuman pesanannya yang baru datang.
Apakah aku tampak begitu berbeda dan berubah sampai kau tidak mengenaliku lagi ? Atau memang kau sudah tidak ingat dengan diriku ?
Rania beralih mengamati syal sutra warna biru laut dengan motif bunga teratai yang ada ditangannya dan perlahan membaca tulisan yang tertera disudut syal itu: Dari  Ghana untuk Rania
“ Kenapa menatapku seperti itu ? Masih belum percaya kalau aku Lingga yang delapan tahun lalu adalah murid privat Mbak Rania ?”
“ Lingga si bocah bandel dulu itu……
“It’s me, makin cakep ya Mbak? “
Mungkin penampilan Lingga terlihat ada perubahan di mata Rania setelah hampir enam tahun tidak bersua karena Lingga melanjutkan kuliahnya di Ausie, tapi semua kebandelan dan usilnya tetap membekas dalam ingatan Rania, terlebih Lingga juga yang mempertemukannya dengan Ghana.  Seperti halnya Rania yang dulu menjadi guru les privat Lingga untuk pelajaran Kimia, maka Ghana adalah guru les privat yang mengajar Matematika dan Fisika. Ide dan skenario Lingga yang kemudian bisa membuat Rania dan Ghana jadian.
Hubungan kasih yang terjalin demikian indah, kompak, padu dan harmonis...demikian Lingga menyebutnya kala itu “ Sama-sama cinta pertama dan semoga yang terakhir ya...” demikian kalimat Lingga di saat party kecil menjelang dia berangkat ke Ausie. Ada yang berdesir perih mana kala fragmen kenangan itu hinggap pada sesosok lelaki bernama Ghana yang telah membuatnya tertawa bahagia dan luluh menangis untuk rasa yang sama: cinta !
Tapi tetap saja lekat
Diorama hati yang menangis kala melihat langkahmu
yang jauh dan semakin menjauh ketika itu
Adalah tawa dan luka yang bersenggama mesra,
duka yang mencabik segenap saraf sukma
dan palung kesunyian yang menghunjam di relung sanubari
“ Mbak, are you okay..?” Rania menarik bibirnya untuk menghadirkan seulas senyum terbaiknya, tapi justru ekspresi getir yang terlukis sangat jelas di wajahnya. “ Sudah tiga tahun lebih berlalu, mau sampai kapan Mbak Rania mengenggam erat semua kenangan Mas Ghana? Let him go, please..? ”
Semua orang juga bilang seperti itu, Ngga. Semua orang bilang aku tak boleh terus hidup dalam kenangan kebersamaanku dengan Ghana. Percayalah, aku juga ingin melakukannya, meneruskan hidupku dengan cinta baru meski tak akan pernah sama dengan cinta yang di berikan Ghana. Aku juga tahu, Ghana tentu ingin aku hidup bahagia meski tanpa kehadirannya lagi.
“ Meski hubungan kami terajut dalam jalinan long distance, namun Ghana dengan caranya bisa membuatku merasakan dia di dekatku meski tanpa kehadirannya langsung. Hanya bedanya dulu kami terpisah oleh jarak dan sekarang alam kehidupan yang berbeda, itu artinya Ghana masih tetap ada dalam setiap molekul udara dimana aku berada, Ngga…”
“ Mbak, cobalah melepaskan mas Ghana berada pada periode masa lalu…” Mendapatkan kenyataan bahwa orang yang demikian di cintai tak lagi bisa di miliki, bahwa kehadirannya ternyata hanya untuk jangka waktu yang singkat memang tidak mudah- amat sangat tidak mudah bahkan.
“ Aku yang menyebabkan Ghana meninggal, jika saja hari itu aku tidak minta dijemput…..ingin sekali aku melupakan peristiwa itu.”
“ Mbak Rania hanya perlu memulai tersenyum dan tertawa tanpa mengenang Mas Ghana. Tak ada yang menyuruhmu melupakan, hanya mulai sedikit demi sedikit mengisi hari-hari tanpa bayang-bayang Mas Ghana..”
“Tak perlu waktu lama untuk bisa mencintai Ghana, tapi untuk melupakannya……”
“Jangan bilang seumur hidup pun tak bisa untuk melupakannya” pintas Lingga cepat “No one ask you to forget him but start to realize he’s already belong to the past…”
 “ Kalau boleh jujur, aku juga tidak rela akan ada laki-laki lain yang kelak menempati posisi Mas Ghana kok. ” Aku tidak rela jika ada lelaki lain yang mencintaimu.
“Ghana tak pernah ingin aku mencintainya 100% atau 24 karat. Dia bilang bahwa aku juga harus mencintai diriku sendiri….” gumam Rania seolah bicara pada dirinya sendiri. “ Ghana bilang seberapapun aku mencintainya tetap harus mengutamakan untuk menjaga cinta pada diriku sendiri karena kebahagiaanku tidak boleh ditentukan oleh variable di luar diriku….”
“ Setiap akhir dari sesuatu merupakan awal untuk hal yang baru dan sebuah cinta yang berlalu sejatinya tidak benar-benar sirna hanya mengalami perubahan bentuk kan Mbak?”
“ Kamu bisa saja, gak sekalian kamu determinasikan dalam integral?” Rania tersenyum “Aku tak akan bertanya bagaimana kamu bisa menemukanku, sama seperti aku tak pernah bertanya bagaimana kamu dulu bisa mengatur strategi aku dan Ghana bisa saling jatuh cinta. Yang jelas, terima kasih sudah menjadi saksi perjalanan cinta kami ”
Rania mengambil tasnya dan melipat syalnya kemudian di letakkan di depan Lingga. “ Sebagai langkah memulai, bisa aku minta tolong menyimpan syal ini sementara waktu kan?”
“ Siap, dengan senang hati dan penuh perhatian aku akan menyimpan syal ini untuk cinta kalian”
“ It’s time to start love him with another way and new version “ Ujar Rania mantap sesaat sebelum berpamitan untuk meninggalkan café duluan seiring rintik-rintik sisa hujan yang menyusut berganti kemilau cahaya lampu-lampu yang sudah menyala di pinggir-pinggir jalan.
Melodi yang mengalun tanpa nada
Meski gelisah semakin menyesap bersamaan tetes-tetes hujan
Yang turun teratur merata
Maka pedih dan perih hanyalah warna lain dari tawa
Sedihku tanpa kata, hanya sedikit sunyi
Semacam tetes air  yang menagih pelangi pada langit
Sedihku tanpa kata, perihku tanpa suara
Denting kesepian menamparkan kenyataan
Hidup selalu membawaku pada pilihan-pilihan lain
dalam pilihan itu
Suka atau tidak suka, Mbak Rania  harus mulai menerima bahwa kehadiran Mas Ghana memang hanya untuk periode yang sudah usai ceritanya. Sudah tak ada lagi cerita yang bisa di jalani kecuali menata ulang hati dan perasaan Mbak Rania untuk membangun bahagia tanpa Mas Ghana bersama siapa pun yang nanti akan datang untuknya. Bukan hanya karena ini amanah Mas Ghana di email terakhirnya tapi juga karena kini kusadari jika rasa perduli dan sayangku padanya telah beruba, membawaku pada pilihan untuk menjadi lelakinya.




19
Share
Ide Photo blog yang diusung oleh  Mr. Minoki Shoh memang masih tergolong baru di ranah blogsphere. Dan sepertinya  Bismillahirrahmaanirrahiim belum banyak blog yang mengangkat tema utama postingan serba foto dan foto. Secara umum, para pengguna blog masih cenderung dengan content blog yang berisikan rangkaian kata-kata. Kalau mau nayangin foto-foto, fokusnya masih pada media sosial yang bernama Instagram kan? Artinya susunan kalimat yang menjadi power engineering sebuah blog, sedangkan foto sebagai unsur pelengkap atau pendukung yang menguatkan isi/tulisan yang dipublish. 


Pemandangan di Venice - Italia
Keberadaan foto yang lebih dominan dalam blog, inilah content dari machinami.biz. Mayoritas isi blognya bertaburan foto-foto yang ciamikkk yang merupakan hasil travelingnya baik di Jepang maupun around the world. Obyek yang di foto sepertinya biasa, hal-hal yang sering kita jumpai di sekitar kita: gang, pasar, taman, jalanan, sawah, parit. Tapi berhubung Pak Minoki Shoh ini memiliki instinct fotographer yang tajam, dan di dukung dengan “senjata” yang mumpuni yaitu kamera mirrorless, Olympus OM-D E-M5, E-M1 dengan panjang Lensa fokus tetap dan dengan lensa zoom yang MEMILIKI sudut lebar dan rasio daya variabel tinggi, sehingga nilai F pada akhir sudut lebar sekitar 2,0-2,8, plus pula beliau bisa membidik target dengan angle yang berbeda dan didapatlah foto-foto yang luar biasa. 

Pada beberapa foto, memang ada prolog tapi jumlahnya tidak banyak dan sifatnya sebatas sebagai informasi standar terkait foto-foto yang di publish dalam sebuah entry. Keindahan karya foto-foto di blog machinami ini terlihat tajam dan mampu bercerita lebih banyak daripada tulisan saya ini bagi siapa saja yang berkunjung ke blog tersebut. Apalagi di dukung dengan pilihan template yang simple: Warna dasar hitam, font putih dan tak ada widget komersil, tampilan blog pun kian terlihat elegan karena gak banyak tempelan widegt kayak blog saya ini neh. 


Azumino,Nagano
Sepertinya machinami.biz ini pada awalnya ditujukan dalam rangka dokumentasi hasil travelingnya *my own opinion*, kemudian mengalami proses dan bermetamorfosa jadi blog yang inspiratif, terutama bagi yang hobi fotografi dan suka  berhemat kata-kata. Setidaknya, menurut analisa Mbak Yuniari Nukti, blog ini sudah memiliki PR 3 dan alexa yang ramping ping di kisaran 10 ribu lhoh? Minoki Shoh sangat cerdas membuat ide postingan blog. Meski foto yang diunggahnya sederhana, tapi dengan angle yang tepat, foto-foto itu akhirnya memiliki value fotografi yang excellent dan mahal tentunya karena ongkos keliling dunia kan mahal untuk ukuran saya, kecuali ada yang jadi sponsor lhoh? Hehehe…

Eh, ngomongin machinami yang berbasis dari hasil traveling, saya kok jadi ingat blog traveling Beontheroad.com, kebetulan saya pernah ketemu empunya blog pas di stasiun Karangasem - Banyuwangi. Punya orang India, tepatnya cowok karena saat ketemu Mas Bro Sankara masih single sih. Aseli, blog dan seisinya kereeeeeennn bingits. Ups….kok saya malah OOT2 ~ out of the thema ya ke blog yang lain *eror fokus*
Ini  jepretan di pasar loh? *bukan dari machinami*
Foto candid: belajar jepret human interest [hasilnya ngeblur]
Siapa neh yang terinspirasi untuk membaut blog baru bergenre Photoblog seperti machinami.biz? Gak perlu minder jika kameranya masih belum sekelas punyanya Minoki Shoh, kan menurut para fotografer : Still men behind the gun, artinya alat secanggih apapun tetap kita [manusia] yang mengoperasionalkannya, tetap kita yang memutuskan kapan akan menjentikkan jari telunjuk dan byar byar byar….*blitz menyala*. 
So, teuteup kan every decision is depend on ourself?




18
Share
Ketika saya cerita ke Suami Bismillahirrahmaanirrahiim jika Lenovo melaunching handset baru yaitu LenovoA6000, suami saya langsung antusias. “ Regone piro?” itu pertanyaan pertama yang spontan disampaikan Abi. 
“ Kisaran 1,5 s.d 2 juta tuh Bii ?” jawab saya singkat, padat dan jelas. Kenapa saya jawab kisaran segitu, kan kalau belinya di Lazada sering ada obralan diskon tuh.
“ Walah, lha lebih murah lagi dari Lenovoku ini ya?” kalimat Abi terbalut nada kaget sambil memandangi Lenovo S650 yang sudah setahun ini menjadi device komunikasinya. “ Spesifikasinya apa sama kayak Xiaomi Redmi 2 ?” 
“ Wiiih kemajuan banget, Abi tumben mengikuti perkembangan produk IT sampai tahu ada Xiaomi Redmi2 juga?”
“ Lha kalau lagi nganggur di kantor, kan sesekali baca-baca berita yang muncul di Gugel, kan ada tuh promonya si mbak Redmi juga. “
“ Jika di pretheli, kedua handset tersebut memang terlihat memiliki spesifikasi yang nyaris sama Bi. Catet: NYARIS loh? Jadi tetap ada perbedaan Spec yang membuat Lenovo A6000 lebih unggul daripada Xiaomi Redmi 2”

Penampakan Lenovo A6000 
(http://www.pinoytechnoguide.com/2015/01/lenovo-a6000.html)
Memang kedua handset yang merupakan smartphone LTE besutan pabrikan Cina ini menawarkan harga yang ramah, yaitu di kisaran IDR 1,5 s/d 2 juta. Dengan harga yang beda tipis, tentu kita tetap lebih suka memilih produk yang spesifikasinya lebih unggul kan? Saya perlu memberi penegasan NYARIS karena Lenovo A6000 memiliki spesifikasi yang lebih unggul dibandingkan Xiaomi Redmi 2. 

Bisa dilihat jika kedua smartphone ini dilengkapi fitur yang mirip saudara lembar. Selain harga yang sangat bersaing, kedua smartphone ini pun memiliki fitur dan spesifikasi yang bisa bikin galau untuk memilah dan memilih yang mana. Tapiiii…tidak akan pernah suatu jenis produk yang berasal dari pabrikan yang berbeda memiliki perform yang exactly sama seperti di kloning. Setidaknya ada 4 keunggulan yang dimiliki Lenovo A6000 dibandingkan Xiaomi Redmi 2. 

Jenis Layar Lenovo adalah IPS capacitive touchscreen A6000 memiliki bentang 5.0 inch dengan resolusi 720 x 1280 pixel, memiliki kualitas HD sehingga sangat ergonomis bagi mata penggunanya.  Sedangkan layar Redmi2 lebih kecil yaitu 4,7 inch 720p. Untuk ukuran layar yang lebih besar tapi Lenovo A6000 ini tetap lebih unggul pula dari segi dimensi yaitu: 141 x 70 x 8.2 mm, jadi masih lebih tipis dan modis dibandingkan dimensi Xiaomi Redmi 2 yang memamerkan ukuran dimensi 134 x 67,2 x 9,4 mm.

Elegan dengan tampilan layar 5 inch dan bodi yang ramping, Lenovo A 6000 juga memiliki berat yang lebih enteng yaitu 128 gram (4.52 oz), sedangkan beratnya Xiaomi Redmi 2 adalah 133 gram. Biasanya layar yang lebih lebar menjadi salah satu keborosan batery kan ya? Tapi Lenovo A6000 sudah sedemikian rupa di desain untuk mendukung performance prima karena dilengkapi dengan baterai Li-Ion yang memiliki sumber tenaga medium yakni 2300 mAh. Sedangkan Xiaomi Redmi2 hanya memiliki baterai berkapasitas 2300 mAh.

Dari hasil gugling, berikut ini ringkasan sederhana untuk spesifikasi dari kedua jenis handset yang sudah laris manis sejak hari pertama di launching di bulan Januari lalu.


Dengan melihat, mencermati dan menimbang-nimbang Lenovo A6000 yang memiliki 4 point keunggulan dibandingkan Xiaomi Redmi2, tentu Anda tak perlu galau lagi jika hendak membeli smartphone Lenovo A6000 ini kan? Apalagi Lenovo A6000 akan segera rilis resmi di Indonesia, yang secara exclusive akan dijual di LAZADA di bulan Maret ini. Maka sangat mungkin harga Lenovo A6000 ini akan dapat jatah diskon sehingga harganya MUNGKIN SAJA bisa lebih murah lagi dari Xiaomi Redmi2. *ngarep*. So, pantengin terus update-nya di portal belanja on line terbesar di Indonesia ini.

Eenng iing eenng…ternyata suamiku jadi speechles menyimak perbandingan Lenovo A6000 VS Xiaomi Redmi2. Seperti ada rasa gak rela kalau seri terbaru Lenovo A6000 smartphone mewah harga murah, lebih murah dari handset yang saat ini dipakainya. Ahaaaa….jangan-jangan si Abi mulai kepikiran untuk meng-update ponselnya neh? 

Bagi yang mulai kepikiran untuk belanja smartphone…..silahkan dipertimbangkan untuk pilih Lenovo A6000 yaaaa…..*promosi MODE ON* 



                   ♠♠♠ Facebook | Twitter | Instagram | Linkedin ♠♠♠





30
Share
Siapa saja yang aktif maupun pasif bisa menyebut dirinya blogger atau bahkan blogger profesional.  Menamai/mengklaim identitas, profesi dan label atau apa saja bagi diri sendiri adalah  hak siapa saja. Tapi mendapatkan pengakuan yang absah tentu harus memenuhi kriteria-kriteria standar yang kemudian bisa mendapatkan kelayakan sesuai “brand” yang terkait. Begitu juga Bismillahirrahmaanirrahiim  dengan halnya gelar Blogger Profesional. Dan untuk menjadi blogger yang profesional, artinya kegiatan ngeblog sudah termasuk ranah suatu jenis profesi yang dilakukan dengan dilandasi idealisme, komitment, dan konsisten untuk mewujudkan visi dalam menjalani aktifitas ngeblog. Hal ini mengacu pada definisi Profesional yaitu suatu sikap/tindakan/perbuatan yang dilakukan dengan kemampuan optimal dan penuh tanggung jawab hingga menghasilkan keluaran terbaiknya. 

“ Menulislah dengan alasan apapun asal bukan untuk meremehkan ~ Stephen King” merupakan salah satu mantra yang ajib dan menggairahkan kita saya untuk PeDe menulis di blog karena tidak perlu melalui sensor editor untuk mempublikasikan tulisan. Maka mulai deh antusias untuk menulis apa saja yang saya tahu dan rasakan, tentang pengalaman sendiri maupun apa yang dialami orang lain yang kebetulan saya ketahui. 

Dan secara definisi sederhana, orang beraktifitas tulis menulis di media blog, maka dia dinamai blogger. Artinya, kalau dari definisi ini berarti saya bisa disebut blogger ya? Kalau secara pengakuan pribadi, saya mengakui kok jika belum pantas di sebut blogger. Salah satunya, karena saya BELUM bisa keep comitment menulis di blog secara ajeg [ada semacam jadwal yang saya patuhi untuk beraktifitas di blog: posting dan blogwalking]. Saya juga masih blogger yang alay…eh..ala sempat nulis dan ala jadi tulisannya, alurnya gak jelas dan tak jarang ngglambyar alias out of the topic. Awalnya mau nulis apa tapi selanjutnya menyimpang menulis yang lainnya lagi. Bisa memulai, tak bisa meneruskan, itulah tipe saya dalam menulis di blog.  


Nah, apalagi untuk menyebut diri sendiri Blogger yang profesional? Probabilitas saya adalah 0,000000001% dari kriteria yang layak menjadi Pro Blogger. Iya sih, pengakuan blogger profesional atau apalah istilah lainnya, tentu tidak bisa dengan begitu saja dilekatkan pada pelaku tulis di dunia blogging. Seperti halnya pak Kyai, Pak Ustad….mereka mendapatkan sebutan demikian dari umat berdasarkan sepak terjangnya dan perform sehari-harinya sebagai tokoh agama dan berkutat di ranah religi.

Oleh karena tantangan tema LBI kali ini menyoal Menjadi Blogger Profesional, maka saya pun ‘terpaksa’ meminjam cermin pada Doraemon belajar untuk obyektif dalam melihat kelayakan seorang narablog yang bisa disebut Profesional Blogger atau istilahnya Pro-Blogger. Kalau kriteria menjadi blogger profesional diidentikkan dengan blogger yang bisa menghasilkan uang dari aktifitas ngeBlognya, saya yakin sudah sangat banyak blogger yang mampu mendulang pundi-pundi Rupiah atau bahkan dollar [tanpa melihat batas minimal uang yang dihasilkan lho?].  Tapi indikator tersebut kan seperti puncak gunung es yang mengapung di permukaan, masih banyak kriteria dan paramater lainnya yang kemudian membuat sekian banyak orang mentahbiskan : itu lho si ANU blogger yang profesional atau si RIBUT itu blogger yang angin-anginan tapi bukan angin ribut kok.

Saya yakin, masyarakat secara automatically, obyektif dan tidak perlu digerakkan oleh money politic melalui sistem kampanye untuk memberikan sebutan  pro atau not yet profesional terhadap seseorang narablog.  Dan yang menjadi nota kesepakatan public sehingga tergalang keseragaman secara suka rela untuk menganugerahkan “brand” prestisus sebagai Blogger Profesional adalah melihat serta menilai dari out put yaitu TULISAN. Lha iya, indikator kinerja yang jadi obyek penilaian seorang blogger kan dari apa yang dihasilkan: TULISANnya. Melalui tulisan-tulisan yang di publish di blog menjadi tolok ukur bagi khalayak dalam membuat penilaian seberapa profesionalnya blogger si ANU tersebut. Beberapa hal mendasar yang umumnya dimiliki hingga seorang narablog bisa mencapai fase profesional antara lain:
  1. Memiliki Idealisme yang dibangun dalam jiwa, dibangkitkan dalam hidup untuk kemudian dialirkan melalui tulisan. 
  2. Komitmen dan konsisten mencintai dunia “ If you don’t love the work you’re doing, you’ll get sick – physically, mentally or spiritually. Eventually, you’ll make others sick too ~ Lorraine Monroe, sehingga bisa mengemas ide yang ingin disampaikan sehingga enak dibaca.
  3. Menulis sebaik-baiknya karena tulisan yang baik adalah tulisan yang setelah dibaca masih membuat kita ingin membacanya lagi dan lagi. Tiap kali dibaca akan memberikan manfaat yang semakin baik bagi siapa saja yang membacanya. Dan kalau ada yang mengeluarkan lagi sebagai bahan pelajaran, orang lain [berikutnya] yang membaca masih antusias untuk menikmati karena ruh tulisannya masih memiliki daya tarik.
  4. Tak pernah berhenti belajar karena dalam hal apapun tak pernah ada yang benar-benar profesional tingkat mahir karena menulis adalah skill yang [idealnya] seperti garis linear yang menaik significant ketika berbanding dengan waktu. 
SO, apakah menjadi Blogger profesional itu sulit? 

Saya hanya bisa menjawab, ukuran sulit itu kan relatif, kembali pada PILIHAN masing-masing. Toh sejatinya setiap profesi/pekerjaan memiliki tantangan yang berbeda-beda dan membutuhkan alur proses yang bervariasi untuk sampai pada level profesional. Demikian pula dengan blogger yang menulis, sangat mungkin pada idealisme awalnya masih seperti yang katakan oleh Mr. Stephen King: Menulislah dengan alasan apapun asal bukan untuk meremehkan. Just be believe jika pilihan kita mau ajeg menulis [tidak sekedar ujug-ujug] dalam melakoni peran blogger akan membawa kita pada pencapaian skill menulis yang lebih baik, lebih sistematis, memiliki ciri khas diri kita, mengandung pesan positif yang hendak dibagikan, maka menjadi blogger profesional bukan lagi impian semusim kok

Berdasarkan sekelumit pemahaman saya mengenai pilihan menjadi blogger profesional, sekaligus menjadi check list bagi diri saya pribadi yang hasilnya, senyatanya saya ini memang sangat amat belum layak alias masih jauuuuuuuuuhhhh sekaliiiiii….*saking jauhnya* dari kriteria-kriteria yang melekat pada sosok blogger yang sudah profesional. Sebelum [banyak] orang lain mendahului mengatakan kalau saya Bukan Blogger Pro [kan sakitnya tuh di sini *nunjuk kepala*], makanya saya duluan mengakui saja tho?

Mau tahu kenapa saya bisa lantang mengaku kalau belum pantas mengklaim diri sebagai blogger profesional? Karena saya belum bisa konsisten dalam menulis di blog, kalau WA sih setiap saat tuh. Masih banyak excusing yang membuat komitment ngeblog bergelombang. Apalagi jika muncul si moody….makin ngedroplah energi untuk ngeblog: yang capeklah, yang banyak kerjaan, yang ini, yang itu, begini, begitu…..1000001 alasan saya munculkan sehingga blog saya pun sempat beberapa kali mengalami masa kegelapan yang disebut HIATUS. Padahal Blogger profesional tidak tergantung mood dan tidak pula terpengaruh oleh fluktuasi perasaan serta tidak terganggu oleh musim.

Menjadi blogger profesional saya katakan merupakan pilihan karena barangsiapa yang mau concern menulis dengan dilandasi kekuatan jiwa yang lahir dari niat yang bersih, tujuan yang jelas, visi yang tajam, komitment yang kuat, konsistensi yang dinamis [tak cukup jika hanya sekedar stabil] dan sikap mental yang fight [bye-bye moody] kapanpun, dimanapun dan bagaimanapun untuk menulis, don’t be worry….menjadi blogger profesional InsyaAllah bisa dicapai dan bonusnya adalah seperti tagline: NGANTOR kan tidak harus di Kantor? *ups,jiplak iklan deh* 




Menurut Anda, apa tantangan terberat untuk bisa menjadi Profesional Blogger?


Note: Sssttt…tuisan ini pun saya buat dengan studi literatur buku DUNIA KATA karangannya M. Fauzil Adhim.




39
Share
Bismilllahirrahmaanirrahiim,
Berdiri di depan cermin, menatap lekat sesosok wajah yang terpantul di dalamnya. Entah sudah berapa ribu (atau mungkin jutaan) kali aku menatap wajah yang sama tersebut dengan cara yang sama? 

Mungkin juga lebih dari 18 ribu detik setiap harinya aku menatap wajah tersebut dengan satu pertanyaan yang masih sama dalam sepuluh tahun terakhir ini: seperti apakah sosok pendamping yang telah di janjikan dari surga sejak ruhku di tiupkan dalam rahim Ibu hingga sampai sekarang masih jadi misteri yang belum mencercah bayang penampakannya?

Atau aku yang kurang peka menangkap ‘tanda’ yang mungkin sudah sering di tujukan padaku oleh seseorang?. “Kamu sih pilih-pilih, Non” ini merupakan justifikasi yang paling sering aku terima tak hanya oleh teman-temanku bahkan oleh orang yang belum lama aku kenal.

Oh Dearest GOD, apa aku salah memilih sikap ‘mundur’ manakala laki-laki yang mengajak ke hubungan serius tapi tak kutemukan figure Imam keluarga yang bisa menjadikanku makmum yang baik? Bukankah Istikharah mempunyai makna tersirat yang sangat jelas bahwa aku dan orang-orang lainnya di berikan ruang gerak untuk membuat membuat keputusan agar pilihan kita jatuh pada orang yang tepat (bukan semata demi target status sebagai istri), sehingga sepanjang usia berhias harmoni kebersamaan sebagai pasangan akhir zaman yang merindu ridho Lillahi Ta’ala.

“ Hatimu nggak tawar kan kalau sama cowok?” aku tahu ini pertanyaan bercanda tapi kok ya rasanya gimana gitu saat aku mendengarnya. Apa karena aku tak terlihat ‘jalan bareng’ atau istilah yang sering di kumandangkan hubungan pacaran sehingga sampai ada yang terlintas pertanyaan bercanda seperti itu. 
“Mungkin aku tak pernah declare pacaran dengan makhluk yang di sebut cowok tapi bukan berarti aku tak pernah suka dan tertarik dengan lawan jenis deh “ pintasku cepat dengan nada datar. 

Pertanyaan yang sederhana tapi aku butuh pilihan kalimat yang bisa merepresentasikan bagaimana aku menjalani proses hubungan menuju serius dan dengan sosok laki-laki yang seperti apa aku bisa memproses dalam hubungan serius tersebut. Seperti orang lainnya, aku juga perlu tahu dan mengenal dahulu orangnya. 

Aku lebih suka menyebutnya proses pendekatan yang dewasa dan sehat yang oleh guru Agama waktu aku SMA memperkenalkannya dengan istilah ta’aruf. Dengan saling berkomunikasi yag intens membahas tentang banyak hal, bertukar pendapat, menanggapi sebuah permasalahan dan cerita tentang keseharian serta berbagi impian hidup pernikahan yang kami harapkan….dari situ aku bisa mengukur batas kemampuan diriku untuk bersinergis hidup dalam pernikahan jika dia pun punya tujuan hidup bersamaku. 

Mencintai seseorang berarti sudah mengukur batas kemampuan diri sendiri untuk bisa menerima/memahami apa dan bagaimana dia sebagaimana adanya, sehingga segala perbedaan yang ada menjadi kekayaan bersama untuk saling menambah, mendukung dan saling menutupi kekurangan. Mendapatkan orang yang kita Inginkan (baca: cintai) tentunya akan membuat hidup lebih hidup. 

Akan tetapi mendapatkan teman hidup yang di sukaiNYA merupakan kebahagiaan hidup dunia akherat karena bahagia sejatinya adalah sebuah mata rantai proses yang berkesinambungan sehingga tidak berarti selalu berisi cerita yang penuh warna tawa suka dan serba ketercukupan .
Yang aku tahu, segala sesuatu memang membutuhkan proses, fight dan waktu. Segala sesuatu ada masanya sendiri-sendiri, entah akan terjadi dengan cepat atau lambat karena sesungguhnya tak akan ada yang bisa menyegerakan apa-apa yang ditentukanNYA untuk datang kemudian, demikian juga tak ada yang bisa menghentikan segala sesuatu yang dikehendakiNYA untuk datang dan terjadi lebih cepat. Hak kita, wilayah kita, jangkauan kita: planning, fighting, praying then acceptance with brave heart.
“ Apakah tipe laki-laki yang kamu dambakan itu ada dalam kehidupan nyata sekarang ini?” ini pertanyaan yang pernah aku terima dari seorang teman kerja yang usianya terpaut jauh di atasku. “InsyaAllah, aku yakin ada kok Mbak…”. Aku menjawabnya dengan tanpa ragu Aku paham maksudnya, dia mungkin berpikir kalau sosok yang aku cari-cari adalah fiktif, hanya ada dalam dongeng 1001 malam atau ala pemain sinetron yang tampan dengan penampilan yang selalu kinclong. 

Sejujurnya aku belum pernah punya khayalan, impian dan criteria mendapatkan pendamping dengan mendasarkan pada penampilan fisik. Kesan pertama memang penting namun tidak pernah akan jadi factor penentu untuk berlanjutnya sebuah pertemuan dan kenalan menjadi hubungan yang menuju serius atau hanya sebatas berteman.

Menilai seseorang dari rupawannya adalah sebuah kesombongan tersendiri karena bagaimana kita adanya adalah hasil Sang Maha Karya yang Maha Luar Biasa.

ririe khayan

Kembali pada sepotong pertanyaan “Apakah tipe laki-laki yang kamu dambakan itu ada dalam kehidupan nyata…?” Saat aku menjawabnya, sebenarnya jawabanku tidak hanya sebuah keyakinan namun sebuah kenyataan yang pernah hampir terbukukan dalam buku nikah.

Aku mengenalnya dari sebuah forum dan ternyata kami satu almamater kuliah tapi beda jurusan. Dari kesamaan tersebut akhirnya kami sering diskusi secara On line, hingga pada suatu waktu pembicaraan kami mengarah tentang pencarian tulang rusuk yang hilang. 

“ Aku tak ingin mencari pacar Rie, ketika aku siap menikah maka akan mencari hubungan serius untuk menikah. Wong sudah berusaha mengurangi dosa toh kenyataannya catatan dosaku masih bertambah kok. Nah apalagi kalau aku pacaran, hayooo…”. Serangkaian kalimat yang mengalirkan kesejukan dalam relung hatiku karena seperti itu juga keinginanku dan itulah awal chemistry reaction dalam hubungan kami.

“ So, let me know who’s the one that make you have special feeling…sudah ada atau still looking for…?” tanyaku hati-hati dan harap-harap cemas karena aku tak cukup punya keberanian untuk memberitahunya kalau belakangan ini aku merasa ‘klik’ dengannya. 

Aku masih menjadi tipe orang konvensional untuk urusan ini meski teman-temanku bilang sudah gak jaman untuk just wait and see terus. Lebih cepat tahu realitasnya lebih baik karena bisa segera move on, mulai menempuh titian proses pencarian yang baru lagi. Demikian provokasi teman-temanku yang sudah mulai gemas dengan sikapku terhadap dia.

“ Aku merasa sudah menemukannya, tapi aku belum tahu apakah gadis itu merasa menemukanku sebagai pemilik tulang rusuk yang hilang…..”
Begitulah dia, sederhana dalam tutur kalimat namun bisa sangat mengesankan kala masuk ke telinga dan meresap di kalbu “Jawaban filosofis apa diplomatis itu namanya, Mas?”

“ Aku sadar bukan perfect men, jadi aku pun mendamba pasangan yang mencintaiku dengan cara yang tidak sempurna saja…”

Aku termangu mendengar untaian jawabannya, memang sudah sewajarnya setiap orang menyadari diri sebagai insan yang tidak sempurna. Bahwasanya kelebihan diri kita adalah memiliki banyak kelemahan dan kelemahan kita adalah tidak bisa menghitung berapa banyak kekurangan yang kita punyai. Karena itu salah satu fitrah penciptaan manusia agar hidup berpasang-pasangan dalam hubungan yang halal saling melengkapi dan memperbaiki untuk beribadah.

Dan aku juga tidak pernah mendambakan atau mencari pasangan yang sempurna karena menurutku orang sempurna dalam semua aspek hidupnya tidak akan membutuhkan kehadiran seseorang untuk melengkapi hidupnya lagi. Yang aku harapkan adalah diberikan sesosok pendamping yang bersamanya kami bisa bersinergis dalam kebersamaan untuk menjadi insan yang lebih baik dari waktu ke waktu dalam nafas ketaqwaan.
"Aku tak bisa menjanjikan akan dapat mencintai dengan cara yang sempurna, Rie. Karena jika caraku mencintai sudah sempurna maka aku tak akan punya cara lagi untuk mencintaimu sebagai istriku jika suratan takdir menyatukan kita"
Tak perlu waktu lama untuk bisa mencerna kalimat ‘indah’ tersebut. Juga tak perlu waktu lama buatku untuk memberikan penegasan sikapku padanya. Kami yang bertemu dengan rasa dan itikad yang sama serta cara pandang yang sama bahwasanya kami tidak mencari pasangan yang sempurna. Dan justru karena dia tak bisa menjanjikan akan bisa mencintai dengan cara yang sempurna jika aku menjadi istrinya, yang membuatku semakin yakin kalau dia yang terbaik untukku.

Aku dan dia sama-sama merasa yakin jika kami akan menjadi pasangan, pada akhirnya harus menerima kenyataan bahwa DIA dengan segala keajaiban dan hikmatNYA selalu memberikan yang terbaik yang kita butuhkan (bukan yang kita inginkan !). Ternyata bukan dia pemilik tulang rusukku. 

Suratan Takdir membuat kami berpisah dan  menerima kenyataan bahwa kami dipertemukan sebagai bagian dari proses pencarian dan pendewasaan diri serta pengkayaan hati. Orang bilang bahwa Sang Pemilik Hidup sengaja mempertemukan kita dengan beberapa orang yang salah sebelum akhirnya kita di pertemukan dengan orang yang tepat sebagai pendamping hidup.

Tapi aku memaknainya, tidak ada yang salah akan pertemuan kami walau perpisahan itu sempat menggoreskan rasa kehilangan dan sedih dihati. Reaksi hatiku masih dalam bingkai kemanusiaan yang normal tentunya jika pada akhirnya harus melepaskan sesuatu yang aku pikir diperuntukkan untukku. Dan buatku dia juga bukan orang yang salah yang dipertemukan denganku, hanya memang bukan dia orang dipilih untuk aku cintai serta mencintaiku dengan cara yang tidak sempurna.

Aku dan dia sama-sama memahami tetap lebih penting untuk menemukan sang dia belahan hati yang disukaiNYA dan di restui orang tua,- entah prosesnya akan cepat/lambat- karena cinta adalah kata kerja, nilai yang di ekspresikan melalui perbuatan penuh kasih sayang yang ikhlas. Dengan demikian, cinta sejati, seyogyanya adalah cinta yang bertumbuh dalam mahligai pernikahan yang seiring langkah sang waktu dalam kebersamaan untuk meraih kebahagiaan yang hakiki.

Sudah lebih dari 18 ribu detik sejak aku berdiri menatap sosok wajah di dalam cermin dengan lekat, kuhela nafas dalam-dalam dan menguatkan keyakinan diri bahwa jika nanti sudah aku temukan pendamping hidupku, semoga lelaki tersebut juga mencintaiku dengan cara yang tidak sempurna sehingga akan ada romansa cinta yang dinamis dan baru setiap hari dalam segala fluktuasi kehidupan bahtera pernikahan yang Barakallahu. Amiin.

“ I Do Believe, Basically No One wanna be live alone [single] ever after”

Menikah itu Ibadah

“Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway 3rd Anniversary The Sultonation”



Noted: Tulisan ini [lama], sebuah renungan yang dibuat dari sudut pandang seseorang yang masuk dalam list orang-orang yang menerima bertubi-tubi pertanyaan: Kenapa Belum menikah?

============================================================




30
Share
Bismillahirrahmaanirrahiim
“ Ada yang mencarimu tadi, Kay…”, aku menghentikan kegiatan mengetikku, sesaat. Kutoleh Mas Arya yang berdiri di ambang pintu “ siapa Mas? mahasiswa mau konsultasi ya?”
Mas Arya menggeleng, “ bukan…tapi dia ngasih ID card. Sepertinya penting banget, “ kuterima selembar kartu nama yang diberikan kakakku semata wayang tersebut dan kubaca sebaris nama AYU ANGGIA yang langsung menyentakkan rasa kagetku.
“ What’s up, kok seperti melihat hantu saja ekspresimu…”
“ Dia ke sini dengan siapa Mas? Dan bilang apa ?” tanyaku mencerca.
“ Sendiri saja, dia berharap kamu mau meluangkan waktu, sepertinya penting sekali sehingga berharap bisa bertemu denganmu sebelum kembali ke Jakarta lusa”.
Dan sebelum Mas Arya mengajukan pertanyaan-pertanyaan interogasi, aku cepat-cepat memintanya meninggalkanku dengan alasan ada materi kuliah yang harus kupersiapkan untuk mengajar besok.
Kulayangkan tatapanku melintasi kaca jendela, menatap ritmis hujan yang masih menyisakan rintik-rintik gerimis. Memercik dengan romansa mistis di setiap helai daun bougenvile yang tumbuh di depan kamarku. Fragmen-fragmen otakku mendadak berantakan demi mendengar berita dari Mas Arya. Power point yang terpampang di monitor mangkrak dengan sukses, untungnya tinggal finishing background saja. Sebuah episode yang sudah bisa kukikiskan dari keping hatiku, kini terurai kembali seperti layar film.
*****
“ Please forgive me…” pinta lelaki yang duduk di depanku dengan nada serius.
“ Apa yang harus aku maafkan. Bagian mana yang Mas Ferry ingin kumaafkan?”
“ Semuanya..aku sudah bersikap tidak adil padamu..”
“ Jika Mas Ferry minta maaf, berarti sadar telah mengambil keputusan yang keliru? Tapi memilih wanita lain yang dianggap lebih baik, apa itu kesalahan ?” jika bukan karena gengsi dan takut di anggap cengeng, mungkin aku sudah menangis saat mengucapkan setiap patah kalimatku.
Masih sangat jelas bagimana Mas Ferry minta di beri kesempatan untuk membuktikan keseriusannya jika menyukaiku. Dan bodohnya aku sudah membuka pintu hatiku untuk mulai menyukai dia dengan segala apa adanya. Cinta itu proses, aku selalu percaya hal itu. Dan aku berusaha melihat segala sisi baiknya Mas Ferry sehingga bisa tumbuh benih cinta di hatiku. Ketika dia mengatakan situasi pekerjaan yang masih labil, aku pun percaya bahwa pada saatnya pasti akan membaik.
Enam bulan berlalu, tiba-tiba saja Mas Ferry mengambil langkah mundur dengan alasan kemapanan financial. Dengan dalih dia minder dengan kesuksesanku?
Dan ironisnya, tak lama berselang dia memberitahukan jika sudah dekat dengan seseorang? Sakit dan kecewa menoreh dalam di hatiku. Aku merasa dia telah mempermainkan perasaanku dengan demikian sempurna. Cukup lama aku berusaha menerima sikapnya sebagai proses pembelajaran dan ujian bagi diriku agar lebih berhati-hati menghadapi laki-laki.
“ Kay..” sentuhan tangan Mas Ferry menghentikan lamunanku.
“ Akulah yang harus memaafkan diriku sendiri. Setiap orang tentu mengambil keputusan karena dianggap benar dan baik kan? Jadi tolong jangan minta maaf lagi, Mas Ferry sudah memilih untuk meninggalkanku..”
“ Tapi…”
“ Saat alasan financial yang membuat Mas Ferry mundur sudah membaik toh justru berproses dengan gadis lain? “ pintasku cepat. “Jadi apalagi yang harus di maafkan? I’m not the one who deserve for you..”
“ Harus bagaimana agar kamu bisa memafkanku, Kay?” nada suara Mas Ferry mulai serak, tatapan matanya demikian jatuh lembut dan semakin menyayat relung kalbuku.
“ Sudahlah Mas, forgive is forget…Let me alone.”
Peristiwa tiga bulan lalu, seyogyanya sudah bisa aku lupakan untuk mengabur bersama debu-debu yang beterbangan datang dan pergi melintasi ruang dan waktu. Kedatangan Mas Ferry yang minta untuk kembali menjalin hubungan kasih yang telah renggang dengan tegas bisa aku tolak meski sebenarnya hatiku masih menyimpan bara asmara untuknya. Tapi demi mengingat dia sudah semudah itu meninggalkanku dan kemudian dengan entengnya bertutur membina hubungan dengan gadis lain?
*****
 “ Jadi gimana? Sudah kau putuskan untuk menemui gadis itu ?”
“ Entahlah…aku bingung, Fa. Mau ngapain dia ingin ketemu denganku? “
“ Kamu saja bingung, apalagi aku? Aneh banget, atau dia mikirnya karena dirimulah penyebab hubungannya kandas dengan Ferry?”
“ Maksudmu? Dia mau melabrak aku gitu??”
“ Ya sapa tahu…kisahmu kan sudah mirip sinetron dan kedatangan gadis itu untuk menyempurnakan episode ceritanya” celoteh Fahira sambil tertawa-tawa.
Aku belum memutuskan apa-apa, menemui gadis itu atau tidak ? Tidak ada hubungan apa-apa di antara kami, bahkan aku juga tidak kenal dia. Hanya pernah dengar namanya sekali dari Mas Ferry. Tapi kini dia berada di Surabaya dan ingin bertemu denganku?

“ Daripada kamu mati penasaran, lebih baik kamu temui dia Kay..” saran Fahira “ yah minimal menghargainya sebagai tamu kan?”
Sepanjang perjalanan berangkat menuju tempat yang telah kupilih untuk menemui Ayu, perasaanku benar-benar teraduk-aduk. Sampai aku lebih memilih untuk naik taxi kerana takut tidak focus jika mengendarai mobil sendiri. Yah, lebih cepat ketemu dengan gadis itu lebih baik daripada hati dan pikiran diliputi tanda tanya tak menentu sampai mengganggu konsentrasi mengajar di kelas.
“ Maaf Mbak, sudah sampai…” ucapan sopir taxi menghentikan ketermenunganku. Segera kuberikan selembar uang seratus ribu diiringi sebaris ucapan terima kasih dan menit berikutnya kujejakkan kaki di depan sebuah café tempatku biasa temu kangen dengan teman-teman kuliah. Sejenak kutata debaran jantungku agar iramanya teratur sebelum kulangkahkan lagi menuju sudut ruangan, menghampiri seseorang yang sudah menungguku.“ Selamat siang, Mbak Ayu Anggia kan? Maaf agak terlambat…” sapaku seramah mungkin dan berusaha tenang. Dalam hitungan satu menit aku sudah bisa menyimpulkan betapa gadis yang bernama Ayu ini sangat anggun. Postur tubuhnya semampai, langsing dan berkulit cerah. Dengan make minimalis dan tatanan rambutnya yang terurai semakin memperkuat keanggunanya. Dan dalam hati aku mengakui pasti tidak sulit bagi laki-laki untuk jatuh hati padanya salah satunya Mas Ferry tentu saja. Berpikir demikian membuat dadaku terasa sesak dan kurasakan sebersit perih hinggap sesaat.
“ Terima kasih sudah berkenan meluangkan waktu untuk menemui saya. Ehmm  Kayla ya?”
“ Benar saya Kayla “ sebaris senyum menawan merekah dari bibir mungil Ayu. “Maaf, kalau boleh saya tahu kenapa Mbak Ayu ingin bertemu saya?”
“ Mas Ferry benar, Kayla memang orang yang lugas dan tegas…”
“ Bukannya saya bermaksud tidak sopan, tapi tolong sebaiknya kita tidak perlu membawa Mas Ferry ya?” pintaku merasa tidak enak.
“ Justru alasan saya ke Surabaya dan  bertemu dengan Kayla adalah Mas Ferry..” kalimat yang diucapkan dengan intonasi datar itu kudengar berbalut luka. Ada lapisan bening yang mengambang di kelopak Ayu.
“ Kenapa Mas Ferry? Maaf Mbak, tolong jangan salah paham…” aku berusaha menetralkan suasana yang mendadak serba canggung. “ Hubungan Saya dan Mas Ferry tidak lebih dari teman sejak dia memutuskan saya setahun lalu “.
“ Saya tahu itu “ jawabnya sambil mengaduk gelas jus buahnya. “Jika hubungan saya dengan Mas Ferry tidak berhasil, memang tidak ada hubungannya dengan Kayla.”
“ Lantas? Kenapa Mbak Ayu ingin bertemu saya?”
Sejurus dia terdiam, menatapku dengan dalam seakan hendak menilai diriku dan membaca isi hati serta pikiranku.
“ Karena aku ingin memintamu kembali dengan Mas Ferry..”
“ Maaf, Mbak Ayu salah bicara apa telinga saya yang bermasalah? Kembali dengan Mas Ferry?”
“ Dia mencintaimu dengan sangat, Kay”
Aku menggeleng “ tidak mbak”.
“ Aku hanya ingin Mas Ferry bahagia dan itu adalah bersamamu..”
“ Mbak Ayu masih mencintainya kan? Kenapa malah meminta saya kembali sama Mas Ferry?” sahutku dengan nada gusar.
“ Setiap orang yang mencintai tentu ingin orang yang di sayanginya hidup bahagia kan? Mungkin aneh sikapku ini, tapi inilah caraku mencintainya..”
“ Aku tidak tahu, Mas Ferry  atau Mbak Ayu yang aneh…” ujarku.
Meski di hatiku masih ada  cintai pada Mas ferry yang belum kikis, tapi untuk kembali padanya? Apalagi di tambah dengan munculnya permintaan dari gadis yang pernah jadi alasan untuk meninggalkanku? Rasanya harga diriku masih lebih bernilai daripada cintaku pada Mas Ferry.
“ Maaf Mbak, saya harus kembali ke kampus. Sejam lagi saya harus ngajar…”
“ Meski aku jauh-jauh datang, dirimu tetap bergeming ya Kay?”

“ Kesempatan yang kuberikan pada Mas Ferry sudah disia-siakan, tak ada lagi yang harus lanjutkan selain berteman dengannya”

Dengan berusaha tetap tenang aku pamit pada Ayu dan melangkah mantap meninggalkannya, meskipun sebenarnya aku berharap jalinan cintaku dengan MAs Ferry bukan semata cinta semusim, tapi sekarang aku lebih memilih yang lalu biarlah berlalu bersama musimnya masing-masing.


***** The End *****

Noted: Tulisan ini merupakan versi CERPEN dari cerita yang berjudul sama: [Biar] Berlalu Bersama Musimnya yang saya buat dalam versi Flash Fiction [FF] yang saya ikutkan dalam lomba GA membuat Flash fiction

=================================================================

Dengan takaran yang tepat, berikut dibawah adalah berbagai macam penyakit yang dapat dicegah dan diobati oleh MOMENT PROPOLIS - Yang kaya akan Vitamin, Protein, Mineral dan Bioflavonoids - diantaranya:
Diabetes
Kanker
Stroke
Sakit jantung
Ginjal
Hepatitis
Thyphus
Diare
TBC
Asam urat
Kolesterol
Darah tinggi
Luka bakar
Dan banyak lagi penyakit lain, yang disebabkan oleh kuman, virus dan bakteri

Produk-produk Moment:  GLUCOGEN, TERAGEN, COFFEE MOMENT, PROPOLIS, BIOCELL, MOMENT ALGAE ACTIVATOR (LIQUID DAN SOFTGEL), SLIMMER, MOMENT NATO ESSENCE, More detail see on http://moment4infinity.com/M4I1004058

Order atau tertarik untuk joint, hubungi RIRIE:
WA: 08123155089
Pin BB : 53D925F1
Email : ririekinanthi8p@gmail.com
FB : ririe kin // twitter : @ririekayan


21
Share
Newer Posts Older Posts Home
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan JANGAN PERNAH MENYERAH UNTUK MENCOBA. ~ Ali Bin Abi Thalib

My photo
Ririe Khayan
Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com
View my complete profile
  • Cara Cepat dan Aman Mematikan Ikan Lele
    Ikan dan Belalang (berdasarkan ajaran agama yang saya anut) termasuk jenis [bangkai] hewan yang halal untuk dimakan. Tapi tidak berarti k...
  • Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ?
    Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ? Bagi orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan atau lokasinya masih berdampingan al...
  • Brand Susu Untuk Kesehatan
    Jika ada pertanyaan: Sehat ataukah sakit yang mahal harganya? Bismillahirrahmaanirrahiim , kalau menurut saya, secara ‘value’ kondisi se...
  • Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online
    Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online . Sebenarnya persyaratan dan alur pembuatan proses secara langsung ( walk i...
  • Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil
    Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil . Jika Anda sedang berusaha punya anak, menunggu kapan Anda resmi ...
  • Lima Cara Mengaktifkan (Kembali) Google Adsense yang Diblokir
    Sebaiknya dikesampingkan dulu bila ada yang beranggapan Akun GA di Banned, tak bisa diaktifkan.  (Ternyata) Google Adsence Bisa Aktif  Kem...
  • Panic attack Ketika Terkena HERPES Zoster
    P anic attack Ketika Terkena HERPES Zoster . Mendengar kata HERPES, bisa jadi sebagian orang langsung tertuju pada nama penyakit yang satu ...
  • Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin
    Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin   .Mungkin kita pernah mendengar peristiwa keracunan sete...
  • Suplemen Madu Untuk Membantu Atasi Anak Yang Susah Makan
    Punya pengalaman menghadapi anak yang susah makan? Ada yang baper karena selera makan putraatau putrinya belum variatif yang berputar seki...
  • Serunya Mudik Naik Kereta Api Probowangi
    Usai long wiken Idhul Adha...jadi ngayal kalau tiap bulan ada long wiken 4 hari gitu pasti indah sekaliiiii...... #Plakkk [digampar klomp...

Blog Archive

  • ▼  2024 (3)
    • ▼  December (1)
      • Manfaat Penting Bermain Untuk Anak-Anak Usia Pra S...
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2022 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2021 (45)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (6)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2020 (43)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2019 (35)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (2)
    • ►  March (7)
  • ►  2018 (49)
    • ►  December (5)
    • ►  November (11)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (5)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (51)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (6)
    • ►  February (7)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (73)
    • ►  December (5)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (10)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (12)
  • ►  2015 (118)
    • ►  December (12)
    • ►  November (12)
    • ►  October (11)
    • ►  September (11)
    • ►  August (12)
    • ►  July (8)
    • ►  June (8)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2014 (60)
    • ►  December (1)
    • ►  November (4)
    • ►  October (6)
    • ►  September (5)
    • ►  August (3)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ►  March (11)
    • ►  February (10)
    • ►  January (8)
  • ►  2013 (90)
    • ►  December (7)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  July (5)
    • ►  June (8)
    • ►  May (9)
    • ►  April (5)
    • ►  March (13)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (126)
    • ►  December (6)
    • ►  November (5)
    • ►  October (14)
    • ►  September (10)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (11)
    • ►  May (12)
    • ►  April (12)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (10)
  • ►  2011 (69)
    • ►  December (11)
    • ►  November (11)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (9)
    • ►  July (7)
    • ►  June (18)
    • ►  May (5)
Ririe Khayan is an Intellifluence Trusted Blogger

Juara LBI 2016

Juara LBI 2016
facebook twitter youtube linkedin Instagram Tiktok

Labels

Advertorial Aneka Kuliner Article Blog Award Book Review Contact Me Disclosure English Version Fashion Fiksi Financial Gadget Give Away Guest Post Info Sehat Informasi Inspiring Lifestyle Lomba Love Story My Diary My Poems Opini PR PerSahabatan Pernik-Pernik Renungan Review Skincare Technology Traveling True Story UMKM Visit Who Am I? Writing For Us banner parenting




Copyright © 2019 Kidung Kinanthi

installed by StuMon