Kidung Kinanthi

Life is flowing in its story leaving history

  • Home
  • About
  • Sitemaps
  • Article
    • Opini
    • Story of Me
      • My Diary
      • My Poem
      • True Story
      • Love Story
    • Contact
    • Disclosure
  • UMKN Visit
  • News
Pada Bulan Juli lalu, kami: saya, Una, Mbak Alaika dan Mas Stumon kali pertama kopdar. Dan ketika saya mengabarkan ada jadwal ke Jakarta lagi, ide spontan pun dilontarkan oleh Mas Stumon untuk Kopdar lagi dan kali ini rencananya kami akan membaur dengan kehiudpan malam Jakarta tepatnya di Monas. Jelas ide yang sangat kontroversial ya? Tapi sangat menarik karena saya punya rasa penasaran seperti dinamika suasana malam di ibukota Jakarta yang sudah membuat saya “terpana” sejak sebelum saya menjejakkan kaki di Jakarta yaitu saat saya membaca “Jakarta Under Cover”nya Moammar Emka. Iya sih, fenomena Jakarta Under cover bisa jadi bukan hanya terjadi di Jakarta melainkan juga ada di daerah lain, hanya saja yang kebetulan booming go public kebetulan di Jakarta. Bismillahirrahmaanirrahiim persetujuan saya untuk melihat seperti ‘live’nya malam di jakarta tentu sudah mempertimbangkan sisi safety-nya, yaitu karena kami akan ber-4 notabene ada dua mantan preman satpam-nya Jakarta: Una dan Mas Stumon!

Setelah acara di Kuningan usai dihari Jumat, seperti biasa kalau ke Jakarta agenda rutinnya ya nyambangi sodara sekalian. Dan tibalah waktunya untuk Kopdar yang paling nekad dan Guess what happen? Acara kopdar di Monas gagal Total, hiks. Kondisi Mbak Alaika kurang fit sehingga tidak bisa datang ke jakarta. Mas stumon yang baru datang dari adventure-nya di Rinjani juga KO sukses. Dan si cantik Una ngabur ke Bogor untuk menghadiri penyerahan hadiah dari Blog Competition-nya IPB. Sekali lagi Una membuktikan kepiwaiannya menulis dengan menempatkan diri sebagai Juara 3 pada 5th journalistic Fair yang diselenggarakan IPB. 
Saya sudah fix gak janjian untuk ketemuan sama teman-teman kuliah yang ada di Jakarta dan sekitarnya [seperti biasa saat saya ada di jakarta], dan kalau kopdar bener-bener gagal? Wouuww, berasa jauh-jauh menempuh perjalanan gak ada multiply benefitnya tho? Alhamdulillah kopdar masih bisa dilanjutkan, tapi harus sabar nunggu si Una balik dari Bogor yang tentunya tak lepas dari jebakan macet sepanjang jalur Jakarta – Bogor tuh. Finally, kami sepakat jika dia masuk Jakarta setelah jam 3 sore, kopdar gak jadi. At the last minute mendekati jam 3, Una ngasih tahu jika saya bisa berangkat tuh. Meeting point: Plasa Senayan again. Saya datang lebih dulu karena Una ternyata mampir pulang ke rumah untuk naruh piala dan ada ‘hajat’ khusus. Serunya lagi, tuh anak sudah duduk manis di belakang saya tanpa saya ketahui. Bahkan dia sengaja sms pun saya gak tahu, lha HP ada dalam tas? Heheheheee....

Saya dan Una pun menyepakati agenda Kopdar: Nonton dan lanjut main ke sekre untuk nyambangi si makhluk yang baru turun dari gunung, ya itung-itung sekalian silaturahim dan bertemu langsung dengan anak asuh di sekretariat tersebut. Pilihan judul film pun jatuh pada Residence Evil dan tentunya cari camilan dulu sebelum filmnya tayang. Karena sama-sama masih separuh kenyang, Una ber-ide untuk beli de crepes saja. Dan sayangnya saya tak sanggup menghabiskan de crepes karena rasa gurihnya membuat rasa mblenger di perut saya. Coba kalau ada de crepes-nya rasa pedes, dengan cepat tuh bisa saya habiskan...#ngeles. Gak perlu diceritain lagi gimana reaksi Una pas lihat pilemnya kan? Tentunya dia ekspresif deh...whahahahaa.

So next, lanjut the part of adventure menuju Sekre-nya. Ternyata perjalanan menuju markasnya stupid monkey tidak sederhana. Dari PS naik busway, turun di Semanggi dan melintasi jembatan penyeberangan yang lumayan juga untuk jogging. 
“ Kira-kira berapa panjangnya jembatan semanggi ini, Na?”
“ Aku belum pernah bawa meteran untuk ngukur jembatan ini Mbak..”
“ ya gak usah meteran, bawa penggaris saja lah..”

Percakapan intermezo biar tetap seru meski menempuh jalan kaki hampir 1 KM di jembatan penyeberangan Semanggi. Apalgi rute busway-nya masih nambah lagi ke Grogol plus naik angkot serta lanjut jalan kaki menuju Sekre. Tralalalala....menariknya acara malam minggu kami kan?

Sesampainya di sekre, disambutlah oleh sesosok stumon dengan ekspresi-nya yang melow untuk meyakinkan jika dia beneran TKO habis dari Rinjani. Lupakan soal ekspresi kecapekan si stumon deh, kami pun asyik bertanya ini dan itu tentang perjalannya ke rInjani [yang ini Una kayaknya masih ingat detailnya, saya kan mengalami sindrom PDI ~ penurunan Daya Ingat]. Tak lupa copas film the Avenger yang belum sampat saya tonton.

“ Kamuh tuh cewek kok sukanya pilem thriler sey Mbak” demikian sindir Mas Stumon.
“ Kalau pilem drama banyak bicaranya..side efect-nya gak ada jadi kurang menarik deh..”
Una pun asyik berpoto ria dengan camdig saya, “ pake camdigmu kok hasilnya lebh cantik ya Mbak? Kata una dengan sumringah.

Ah iya, saya dan Una sempat nyengir tuh ketika ada yang pamitan dengan adegan cium tangan kami berdua....berasa tuaaa dweehhh....hihihihii.

Berhubung waktu semakin malam dan saya harus pulang sebelum jam berdentang 12 kali, takut dunk kalau ketinggalan kereta kuda-nya Cinderella? Ehmmm, gak ding...takut terulang tragedi sewaktu saya pulang kopdar pertama dulu. Dan ternyata perjalanan pulang ini tidak sesederhana dugaan saya. Kirain bisa langsung naik bis ke arah Tangerang sekeluar dari kompleks Sekre-nya Mas Stumon. Dan Inilah kali pertama saya menempuh perjalanan di ramainya lalu lalang jalan raya dengan orang yang juga takut menyeberang ke keramaian lalu lintas, KLOP! Apalagi saat sampai Grogol tuh bis jurusan Tangerang gak muncul-muncul juga sedangkan waktu semakin mendekati angka sebelas malam? Panik tentu saja..tapi Una tetap sabar deh menemani. Sepertinya dia gak tega ninggalin saya di tengah asingnya suasana malam Jakarta. Orang-orang di sekitar halte menyarankan agar kami nyegat bis-nya ke Tomang saja karena lebih banyak bis yang lewat sana yang menuju arah Tangerang. 

Maka demi saya bisa pulang ke Tangerang dengan selamat, Una pun mengantar saya ke Tomang dengan naik Ojek serta mengantar saya hingga naik angkot karena hampir 15 menit tak juga muncul bis Tangerangnya. Setelah memastikan saya aman dalam angkot, Una pun balik ke Grogol dan pulang deh. Sedangkan saya, akhirnya kabur pindah ke bis jurusan Tangerang bersama para penumpang lain dalam angkot tersebut. Daripada kelamaan tuh angkot gak berangkat, ada bis yang muncul jadi ya cabuut saja dengan semangat ’45 dan gak sampai 45 menit kemudian saya sudah sampai Tangerang. Di jemput keponakan sehingga selamat deh m`suk rumah sebelum TEnggg jam 12 malam deh! Jadi sepatu kacanya gak perlu ketinggalan...
Menutup cerita Kopdar [lagi] de Crepes dengan Una – Stumon, sekalian ditambahi lagi deh dengan menjawab PR dari si Una :    

1. Apa arti nama lengkapmu?
Hemmm...buka saja postinganku di sini ya...lengkap poll pokoknya.
2. Pilih mana, ayah atau ibu?
Aku pilih keduanya Na, lha keduanya orang yang jadi sponsor lahirnya aku ke dunia dan membesarkan aku lho?
3. Satu cita-cita yang ingin sekali kamu raih apa?
Jadi penulis yang produktif, inovatif, kreatif dengan tulisan yang gak membingungkan pokoknya. Oh iya, pengen punya keluarga yang harmonis sakinah mawadah warohmah ini yang lebih penting lagi.
4. Dalam lima tahun ke depan, kamu menginginkan kehidupanmu seperti apa dan bagaimana?
Hidup gemah ripah loh jinawi saja deh
5. Apa passion-mu?
Pengen adventure ke Perancis...lihat piramid...ke hutan Amazon
6. Paling nggak suka, orang yang bagaimana?
Orang yang plin plan, gak konsisten, suka ingkar janji seakan hal biasa saja, gak bisa menghargai orang lain, egois...
7. Apa motto hidupmu?
Jalani dan hadapi karena kita tak akan bisa lari dari masalah...kalau kewalahan kan bisa minta tolong tho? Heheheee....
8. Kamu suka blog yang bagaimana?
Suka blog kayak punyakmu deh...
9. Satu tempat di Indonesia yang ingin kamu datangi?
Taman Mini Indonesia Indah....kan bisa sekalian ngliat miniatur Indonesia tuh?
10. Kalau ada peri cantik datang kepadamu yang bisa memenuhi tiga permintaanmu, kamu akan minta apa?
Minta tiket ONH plus untuk Ortuku dan semua keluargaku, mesin waktu [untuk bertemu Nabi dan Khulafaur Rasyidin, ketemu Hittler pas ke Indonesia, minta tanda tangan Gajah Mada, Foto Bareng Bung Karno, pinjam gaunnya Cleopatra, hemm...pokoknya jalan-jalan dengan mesin waktu ke masa silam deh], dan hapus korupsi dari Indonesia!
11. Kalau misal kamu hanya diperbolehkan membawa lima barang kepunyaanmu, apa saja yang akan kamu bawa?
Aku hanya butuh 1 barang saja Na, bawa Koper besar yang ta isikan mulai dompet, HP, buku favoritku [termasuk buku tabungan dan Polis], baju beberapa potong. Nah kan, aku gak perlu bawa sampai lima barang, wong cukup 1 koper saja kok.

Wouuuww, ternyata lumayan panjang neh cerita kopdar ini ya? Kebiasaan buruk neh kalau cerita suka berkepanjagan ya....Lha selalu ada yang seru setiap kali kopdar even ketemu orang yang sama: Una – Stumon duang. Eh, ketemu sama Reza Rahardian juga pas ngantri tiket di XXI ding! 
101
Share
Setiap Blogger tentu punya experienced dengan kegiatan menulis atau bahkan punya prestasi yang membanggakan dengan bidang menulis. Beragam manfaat menulis tentu sudah dirasakan bagi siapa saja yang mencintai merangkai kata dan kalimat. Demikian pula saya yang boleh dunx jika menyebut diri sendiri menyukai dengan dunia tulis menulis meski belum punya master piece sebuah buku yang mencetak rekor best seller.

Yang penting bagi saya do writing and enjoy every piece of it dan semoga sih ada satu atau dua kalimat (pengennya banyak kalimat) yang bermuatan positive dan inspirative. Bismillahirrahmaanirrahiim inilah beberapa amazing thing yang bisa saya pamerkan sebutkan dari MENULIS sebagai theraphy untuk:

Terapi untuk menyembuhkan hati yang terluka / patah hati/kecewa/stress/depresi

Beberapa peristiwa yang membuat emosi labil dan pikiran kacau, seperti saat saya harus melepaskan hubungan yang sudah terjalin hampir sekian tahun berakhir tragis, di saat-saat down dan menangis (tentunya), saya mencoba untuk mengisinya dengan menulis. 

Kedengarannya aneh orang menangis kok kemudian malah menulis? Tapi saya melakukannya, menuangkan segala uneg-uneg tentang hubungan yang seharusnya berjalan baik-baik saja, tentang bagaimana harusnya saya bisa menerima kenyataan jika pada akhirnya harus benar-benar break up. Saat dalam keadaan terpuruk, dengan menyalurkan stress/depresi dalam bentuk tulisan ternyata bisa mengurangi/mengikis rasa stress yang kita alami secara efektif dan produktif.

Meningkatkan minat " membaca"

Ketika saya mulai aktif menulis lagi, membuat postingan di blog pribadi kemudian rajin berkunjung pada blog teman, saya pun jadi mulai lagi sedikit demi sedikit rajin membaca lagi. Mulai suka lagi membeli buku dan membaca, tidak hanya text / buku tapi membaca dinamika sosial, pikiran/pendapat orang lain, perkembangan IPTEK dan dunia informasi perkembangan IPTEK dan dunia informasi karena dari input membaca tersebut menghasilkan tulisan yang komunikatif dan bisa menyampaikan inspirasi kita pada orang lain secara lintas gender, kultur,bahasa, status social/economic, usia, ruang dan long lasting). 

Dan yang paling membahagiakan adalah jika tulisan kita bisa membawa (impact) pencerahan dan memberikan motivasi (positive effects) buat orang yang membacanya sehingga menulis bisa bagian dari syiar dan ibadah. I hope so..Amin.

Mengkayakan perbendaharaan kata dan kemampuan bahasa dan berfikir secara sistematis 

Dengan semakin sering menulis membuat saya tertarik dalam memandang dan menguraikan suatu topik/ tema dalam alur bahasan yang bisa mudah dicerna dan tidak membosankan untuk di baca.Bisa mengisi waktu luang secara lebih bermanfaat dan produktif untuk berbagi pikiran, pendapat serta motivasi yang inspiratif dengan banyak orang di dunia luar.
9-Manfaat-Menulis-untuk-Theraphy-Hati-Terluka-dan-sedih

Mengasah keberanian

Berani untuk menuangkan isi pikiran, berani untuk menyampaikan pendapat terhadap suatu permasalahan. Melatih keuletan dan kesabaran karena sebuah tulisan yang baik tentu membutuhkan keuletan dan kesabaran dalam merangkai kata-kata menjadi kalimat yang saling menyambung dalam alur yang jelas.

Menumbuhkan rasa Percaya Diri dan optimis

Menulis merupakan perpaduan antara kekuatan pikiran, keberanian dan keuletan. Menjadi media mengendalikan emosi karena dalam proses menulis dibutuhkan emosi kondusif yang dibangun dari awal tulisan, seterusnya rakitan emosi itu terjaga agar tak melemah sehingga eksplorasi kreatifitas mengalir dalam ritme yang dinamis dan punya ‘nyawa’nya

‘Pelampiasan’ rasa bosan yang men-trigger kecerdasan

Dengan menulis kita akan tertantang untuk untuk memaparkan hasil tarian pena yang ‘bernilai’ sehingga akan secara otomatis melatih otak kita untuk aktif berpikir dan focus.

Meningkatan kepekaan social dan rasa emphaty.

Ketika membuat tulisan, maka keterlibatan rasa dan emosi kita terhadap suatu persoalan akan semakin terasah sehingga bisa memperbaiki tingkat keperdulian kita pada sesame dan lingkungan lebih baik lagi.

Menulis itu asset dan investasi dengan VALUE unlimited.

Pernah dengar nasehat atau semacam quote yang isinya kurang lebih seperti ini, " jika ingin abadi, maka menulislah ", artinya bahwa dengan karya tulisan yang bermanfaat yang kita buat, sangat mungkin bisa menjadi peninggalan dan warisan yang akan long lasting. Tulisan yang bermanfaat tentu akan selalu dicari dan dibaca oleh siapa saja yang membutuhkan, sehingga melalui tulisan kita bisa menikmati "keabadian", dikenal dan dikenang banyak orang dalam kebaikan, InsyaAllah Aamiin.

Demikian beberapa manfaat menulis yang saya anggap bisa jadi media theraphy hati. Saat hati gundah gulana karena kejadian yang tidak mengenakkan, sebisa mungkin kita harus bisa mensetting diri untuk Berpikir Postif dan berdoa pengusir kesedihan secara lebih intensif. Dan melalui tulisan yang kita tuangkan, bisa menjadi salah satu media untuk mengeluarkan segala uneg-uneg agar lebih cepat healing.

Dan bagi saya menulis adalah membaca dan demikian pula sebaliknya. Jadi menulis dan membaca adalah ibarat permukaan mata uang logam, merupakan kegiatan yang saling terkait dan terintegrasi dalam satu kesatuan yang tak terpisahkan. 

Saya yakin masih banyak kemanfaatan dari menulis and You knew it more and better.
And we can do writing any time, any where and no need large budget....
Are you dare to prove it?

146
Share
Penemuan Partikel Tuhan. Jangankan Siapa pemenang Indonesian Idol, bahkan finalisnya saja banyak di antara kita yang [minimal] tahu namanya. Siapa saja yang masuk nominator Chef Indonesia, boys/girl band dan atau jenis audisi-audisi entertainment lainnya, tentu sangat banyak yang tahu dan kenal. 

Tak heran kalau ada yang jadi pendukung fanatik salah satu finalisnya sehingga tahu banget hal-hal yang menyangkut sang finalis tersebut. Tapi apakah sebanyak itu orang-orang yang tahu dan mendengar jika ada anak bangsa ini yang mengukir prestasi mengagumkan di bidang science? Dan Bismillahirrahmaanirrahiim inilah postingan artikel yang kebetulan pas Bulan Juli lalu saya secara ‘nyasar’ singgah di Newsroom Blog tentang Fisikawan Indonesia yang terlibat dalam penemuan partikel Tuhan. Artikel yang dipublish oleh Famega Syavira Putri ini mengabarkan tentang salah satu generasi muda Indonesia yang telah gemilang membukukan pencapaian suksesnya di bidang fisika, yang sangat mungkin kita sendiri sebagai sesama warga Indonesia BELUM mengetahui hal ini:

===================================================================
Fisikawan Indonesia, Suharyo Sumowidagdo, terlibat dalam penemuan partikel yang dijuluki sebagai partikel Tuhan, Higgs boson. Lembaga penelitian nuklir Eropa Conseil Europeene pour la Recherche Nucleaire atau CERN mengumumkan penemuan Higgs boson pada 4 Juli 2012. Dunia fisika dikejutkan dengan penemuan partikel Higgs Bosson. Selama ini keberadaan partikel ini hanya ada dalam model teori standar. "Tanpa partikel ini tak ada akan ada berat, maka tak ada alam semesta. Tak akan ada apa-apa," kata Haryo saat diwawancara melalui voice chat, 5 Juli 2012.

Partikel Tuhan adalah partikel terakhir dalam teori model standar. Ilmuwan mulai mencarinya sejak tahun 1964. Dalam model ini, alam semesta tercipta dari 12 partikel dasar dan enam pembawa gaya. Sebelumnya, baru lima partikel pembawa gaya yang ditemukan. "Selama ini kita melihat benda-benda yang punya berat, ada gravitasi yang membuat bumi berputar. Artinya, harus ada sesuatu yang menghasilkan massa untuk partikel-partikel itu," kata pria kelahiran Tabanan, Bali ini. Sebuah partikel Higss bisa mempengaruhi massa jutaan partikel lain. Selama ini dia selalu ada di seluruh alam semesta, tapi baru ditemukan.

Haryo adalah satu dari dua fisikawan Indonesia yang terlibat dalam penelitian ini. Fisikawan lain, Rahmat Rahmat, bekerja dari laboratorium Fermilab di Amerika Serikat. Adapun Haryo bekerja di laboratorium CERN di Jenewa, Swiss. Menemukan partikel ini bukan hal yang mudah. Ribuan peneliti yang ada dalam dua kelompok, ATLAS dan CMS, bekerja bersama untuk menemukan partikel tersembunyi ini. "Ini bukan hasil kerja segelintir orang tapi kolaborasi banyak lembaga dari puluhan negara," kata dia.  Haryo terlibat dalam penelitian CMS di Jenewa, Swiss, untuk menemukan Higgs boson. "Saya bertanggungjawab untuk memastikan komponen detektor beroperasi. Komponen detektor itu harus terus dipelihara, untuk bisa mendeteksi partikel," kata doktor berusia 36 tahun ini.

Lulus sarjana dan master di Universitas Indonesia, Haryo kemudian mendapatkan beasiswa untuk program doktoral di Florida State University tahun 2001. Di situlah dia mulai terlibat dalam pencarian Higgs Boson, berkolaborasi dengan Fermilab. Pada Januari 2009, Haryo menjadi bagian dari tim CERN di Swiss.  Haryo juga berperan dalam pengambilan data dari percobaan yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun ini. Dia juga disibukkan dengan kolaborasi dengan peneliti-peneliti lain serta diskusi dengan peneliti yang lain. Dia juga terlibat dalam beberapa percobaan lain mengenai fisika partikel. Pencarian Higgs boson dilakukan dengan mesin Large Hadron Collider yang beroperasi selama 24 jam, tujuh hari seminggu.

Haryo sendiri bekerja tak kalah keras, biasanya dimulai pukul delapan pagi hingga sebelas malam. "Ilmuwan itu dinilai dari produktivitasnya, seperti pengusaha. Kalau tak kerja sebanyak-banyaknya, sulit untuk menang dari peneliti lain," kata Haryo yang gemar memotret saat senggang. Selain meneliti, Haryo juga menguasai ilmu teknik. Pasalnya, alat penelitian ilmuwan partikel tak bisa dibeli di supermarket terdekat. Mereka harus bisa membuat alatnya sendiri, atau setidaknya tahu cara memelihara dan merawatnya. Lalu apa sebenarnya guna penemuan partikel Higgs boson untuk umat manusia?  "Ini penemuan yang ada di luar imajinasi kita. Pengetahuan baru yang ilmuwan pun belum tahu apa kegunaan praktisnya," kata pemegang gelar doktor dari Florida State University ini. Kegunaan praktis itu mungkin belum akan diketahui dalam puluhan bahkan ratusan tahun ke depan. 

Haryo mencontohkan, penemuan ini seperti teori relativitas Einstein yang ketika diumumkan tujuh puluh tahun lalu belum bisa dipahami. Kini, GPS bekerja berdasarkan teori itu. Tanpa teori Einstein, GPS tak akan bisa menunjukkan lokasi dengan tepat dan akan meleset 50 hingga 100 meter.  "Bagi ilmuwan, mendapat pengetahuan baru tentang dunia dimana kita hidup, akan membawa apresiasi lebih kepada hidup ini," kata Haryo yang saat dihubungi tengah menghadiri konferensi International Conference for High Energy Physics di Melbourne. 

Penemuan Higgs boson istimewa bagi Haryo karena penemuan ini mengingatkannya pada kejadian yang menginspirasi dia menjadi seorang fisikawan partikel. 18 tahun lalu, seorang fisikawan Indonesia bernama Stephan van den Brick ikut membuktikan adanya partikel quark top, salah satu partikel yang juga mendukung model standar. "Waktu itu saya baru diterima di UI, tak tahu apa-apa. Saya takjub bahwa ada lulusan UI yang bisa menjadi bagian dari penemuan menakjubkan itu," kata dia. 

Guntingan koran tahun 1994 itu masih disimpannya hingga sekarang. Kini, Haryo benar-benar mencapai cita-citanya. Dia ikut menemukan partikel Higgs boson, keping terakhir model standar, kunci dari rahasia besar alam semesta. Namun kerja belum selesai. Penemuan ini baru awal pekerjaan panjang para ilmuwan. Karenanya, Haryo berharap, penemuan ini menginspirasi anak muda Indonesia untuk menjadi fisikawan.  "Semuanya mungkin asal mau bekerja keras. Jangan takut mencoba dan meninggalkan zona nyaman," kata Haryo.

=========================================================================

Sengaja saya re-publish artikel ini sebagai ungkapan kekaguman dan apresiasi personal untuk Suharyo Sumowidagdo atas prestasinya yang luar biasa tersebut. Saya yang memang menyukai hal-hal yang berbau fisika NAMUN sayangnya saya tidak begitu menguasai ilmu fisika, bahkan guru Fisika yang sekaligus wali kelas saya pernah memberikan ‘protes’ pada saya karena nilai pelajaran Fisika saya ‘mengenaskan’ padahal saya nyata-nyata memilih jurusan Fisika dengan senang hati. 

Seperti harapan Haryo, semoga penemuan partikel Tuhan ini menginspirasi banyak generasi negeri ini untuk menyukai dan mengukir prestasi di bidang Fisika khususnya, dan bidang keilmuan lain yang berguna bagi kesejahteraan umat manusia.
103
Share
Jalan-jalan ke Kenjeran. Nama Kenjeran tentu sudah akrab sekali, apalagi bagi orang-orang Surabaya maka Kenjeran merupakan salah satu tujuan spending time atau sekedar wisata kuliner. Saat saya masih kuliah doeloe pernah sekali melihat panoama sunrise di Kenjeran. 

Stelah sekian tahun, terbersit kembali hasrat hati untuk melihat wajah Kenjeran. Bismillahirrahmaanirrahiim bebeberapa waktu lalu [31 Agustus 2012], saat di Surabaya saya menggunakan asas ‘Intimidasi’ pada keponakan untuk mengantar ke terminal Purabaya/Bungurasih dengan mengambil jalur memutar buangettts. Lha dari Tambaksari ambil rute lewat Suramadu menuju Kenjeran kemudian memutar lewat ITS untuk menuju Bungurasih. Sudah kebayang dunk jika jalur yang saya ambil aseli ‘ngerjain’ tuh keponakan saya.

Destinasi saya adalah Kenjeran, sehingga waktu melewati Suramadu saya tidak berhenti, mengingat hari sudah sore dan jalur Suramadu cukup ramai, next time saja untuk menyengaja ke Suramadu lagi. Toh sebelumnya sudah pernah juga nyoba ‘nyeberang’ Suramadu hanya saja dokumentasinya raib bersama dengan lapi lama yg hilang.

Begitu sampai di kawasan Pantai Kenjeran..deuuhhh..MakJleb: Kok pantainya beginiiiii....huaaaa. Pas surut dan aseli pemandangannya kurang sedep gettu deh. Sepanjang jalan raya Pantai Kenjeran, dipinggir-pinggirnya berjejer rapi [atau rapat?] kuliner lesehan.

Saat saya melintas masih belum banyak yang buka, hanya beberapa saja yang sudah siap menerima pembeli. Kata Yudy [keponakan saya yang untuk ke sekian kali mendadak jadi ‘korban’ guide pas saya di Surabaya], lesehan disitu setelah Maghrib baru ramai pengunjung apalagi kalau malam minggu.

Akhirnya saya menyempatkan untuk mengambil beberapa scene/view kawasan pantai Kenjeran dari halaman SD Bahari Muhamdiyah 9.

Kondisi pantai yang sedang surut dan kebersihan pantai yang lekat dengan pencemaran/banyak sampah, lumayan juga aromanya yang tercium. Sunset yang terletak di sebelang garis pantai, langit yang berawan dan jepretan dengan camdig sehingga hasil capture sunsetnya kurang maksimal.

Setelah merasa cukup dengan aksi penjepretan sana-sini, melaju-lah menuju kawasan penjual makanan hasil olahan perikanan. Iyahhh, rasanya gak afdhol jika sudah sampai di Kenjeran tdak membawa sedikit cangkingan oleh-oleh. Aneka olahan ikan dalam berbagai versi dan jenisnya terpampang rapi di sepanjang pinggir jalan ke arah jalan Mulyosari. Saya sangat penasaran dengan teripang, kata Yudy bisa nyobain tester dulu sebelum membeli. Dan setelah saya coba makan satu ekor teripang goreng [penampakannya sekilas mirip kerupuk rambak yang gosong], ada rasa pahitnya jadi akhirnya saya hanya beli setengah Ons seharga enam ribu Rupiah...

Lha sungkan jika gak beli sih, sudah nyobain tester ya meski lidah saya ‘merasa’ kurang sreg dengan taste-nya teripang ya teuteup deh beli. Pengennya beli rambak kulit kakap, tapi beberapa toko/kios yang saya datangi memberikan jawaban yang kompak: Stock kulit kakap KOSONG!

Setelah membeli sedikit oleh-oleh: kerupuk udang, teripang dan ikan tawar [gak asin] yang tipis-tipis..saya minta Yudy untuk putar balik lagi sebentar karena merasa masih kurang banyak hasil sesi pemotretannya. Dari hasil menempuh rute ulang ini dengan motor yang melaju pelan..saya jepret-jepret lagi lokasi pasar tradisional yang menjual ikan basah dan ikan kering. Dan...tararrrrraa...ndilalah saya melihat obyek yangs sangat menarik hati untuk bertanya: Kok IPALnya begini yaaaa.....

So, bagi yang tertarik untuk membuat edisi reportase lebih lengkap....silahkan berkunjung ke Kenjeran. Bisa sekalian kuliner dan memborong oleh-oleh hasil olahan perikanan yang rata-rata harganya sudah standard [kisaran harganya rata-rata hampir sama] antara toko satu dan lainnya.



# Mohon Maaf, masih belum bisa BW:(

106
Share
Tahukah kita seberapa ideal pola makan kita, Bismilllahirrahmaanirrahiim sharing dari message yang ada di Inbox YM, ini Nilai Pola Makan Kita Sendiri yang bisa diuji dengan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
  • Saya konsumsi berbagai jenis makanan, paling tidak 2000 kalori setiap hari (jika sering, nilai 4) 
  • Saya konsumsi minimal 5 prosi buah, sayur, atau jus setiap hari 
  • Saya konsumsi minimal 6 porsi produk sereal/biji-bijian setiap hari 
  • Saya konsumsi 3 gelas susu setiap hari 
  • Saya konsumsi lebih dari 1 porsi daging,ayam, ikan, telur, atau kacang-kacangan setiap hari 
  • Saya membatasi konsumsi lemak di menu makan saya seperti daging, minyak, mentega, krim, makanan yang digoreng, moyonaise, kue tart. 
  • Saya menghindari gula dan makanan yang manis seperti permen, kue, puding,minuman ringan, snack dan makanan instan 
Nilai skor :
>11 = sangat baik
7-10 = cukup baik
<6 = Akan mengalami masalah kesehatan
Catatan untuk nilai: 0=jarang, 1=kadang-kadang, 2=sering

Yang menjadi amat penting adalah pola makan dan gaya hidup kita yang menyebabkan kita kekurangan vitamin dan mineral, seharusnya gaya hidup dan pola makan kita diperbaiki menjadi seperti ini: 
1. Makan makanan yang SEHAT 
2. Minum air yang SEHAT 
3. Beraktifitas yang SEHAT 
4. Istirahat yang SEHAT 
5. Pikiran harus SEHAT 

Silahkan mulai menilai pola makan dan pola hidup dan lakukan analisa gaya hidup dengan mengisi "TABEL ANALISA GAYA HIDUP" untuk menentukan apakah gaya hidup Anda sudah SEHAT ataukan acak kadut. Kalau belum, Anda bisa merubahnya dengan mudah...just take the start then make it as habit every day.... 


#Repst dari Klub Peduli Kesehatan (Image/foto hilang. Post ini diedit lagi 6 Juni 2020)
154
Share
Nyadran? Makanan apa ya? Ataukah nama daerah? Jadi sangat mungkin banyak orang yang kurang familar dengan istilah ‘Nyadran’. Iyap, Nyadran atau di daerah-daerah lain lebih umum dikenal dengan istilah ‘bersih desa’ atau ‘petik laut’ untuk masyarakat pesisir. Di desa saya lebih dikenal dengan sebutan ‘Nyadran’. Saat masih di rumah pun dulu hanya sekedar saja melihatnya, apalagi sejak lulus SMA, tidak setiap tahun saya menikmati euforia suasana Nyadran. Terakhir kali mudik yang sengaja bertepatan dengan Nyadran adalah 2010. Dan tahun ini, karena jadwalnya yang berdekatan dengan Idhul Fitri, saat libur lebaran usai saya sudah pamit sama Ibu dan Bapak jika gak bisa mudik saat Nyadran.

Dan Bismillahirrahmaanirrahiim ternyata diluar dugaan, hari Kamis kemarin saya harus ke Surabaya. Ahaahaaa, pucuk di cinta ulam tiba. Saya pun mengajukan negosiasi dengan boss, jika harus berangkat ke Surabaya maka saya ijin hari Jumat-nya untuk sekalian mudik. Bukan hanya mumpung di Surabaya yang tinggal 2-3 Jam sudah nyampek di rumah..ada alasan lain yang menguatkan: nengok keadaan Bapak. Alhamdulillah negosiasi saya di terima dengan sukses.

Untuk rangkaian pagelaran Wayang Golek pada setiap kali Nyadran, sebenarnya saya tidak pernah mengikuti pertunjukann Wayang golek secara full, hanya sekedar datang dan melihatnya sebentar saja untuk pantes-pantesan masak ada wayng golek kok gak lihat sama sekali. Bukan tidak tertarik dengan wayang golek, tapi lebih pada rasa gak nyaman saja di antara bejubel orang-orang. Untuk pertunjukkan Nyadran tahun ini, kebetulan ada adik sepupu si Devi [yang saya ajak mbolang ke Gunung Pegat] excited banget untuk ‘menikmati’ euforia Nyadran. Kalau sendirian rasanya bakal aneh bin ajaib soale. Maka saya pun menyanggupinya dan sengaja untuk menonton di skuel terakhir pertunjukkan. Kata Devi, biar sekali-kali ada experienced menikmati secara khusyuk tontonan wayang golek di kampung sendiri. Side purpose-nya, pastinya ambil dokumentasinya dunk...

Tiap saya cerita sama teman-teman jika di desa saya ada tradisi pagelaran wayang golek dalam rangka Nyadran, banyak yang heran kenapa wayang golek? Bukannya wayang kulit? Untuk pertanyaan ini saya hanya bisa jawab: “ Lha leluhurnya doeloe gunain wayang golek, kan jadi hilang mata rantai historisnya jika diganti dengan pertunjukkan wayang kulit?” #aseli jawaban sekenanya.
Dari Cerita turun temurun yang saya dapatkan, Nyadran dengan pertunjukkan wayang golek mulai diadakan oleh sang pioneer yang bubat alas membuka area desa. Konon kisahnya, beliau menggunakan wayang golek untuk mengumpulkan warga untuk melakukan syiar agama Islam. Sang piooner tersebut dikenal dengan nama Mbah Buyut Sarengat. Pertunjukkan wayang golek pun akhirnya berlangsung hingga sekarang dan digelar di dekat lokasi makam beliau. Ritual seputar Nyadran gak banyak, yaitu pertunjukkan wayang golek dua hari satu malam dan dihari terakhir orang-orang membawa makanan yang dikumpulkan kemudian dibagi-bagikan pada siapa saja yang berkenan yang dikenal dengan Istilah ‘berkatan’. Dan umumnya, saat Nyadran para ibu akan bikin masakan yang banyak untuk di hantarkan pada semua sanak saudaranya [kerabat yang masih dekat], tentunya yang lokasi tinggal masih bisa di jangkau dari desa kami. Juga ada kue yang identik dengan momentum Nyadran yaitu: tape ketan, kucur [cucur] dn onde-onde [Devi yang mengingatkan ini]

Dari waktu ke waktu, seperti itulah ritual Nyadran yang diadakan di desa saya. Dan setahu saya dari dulu hingga sekarang, Ibu saya termasuk penduduk yang tidak ikut membawa berkatan ke lokasi Nyadran. Cukup mengadakan kondangan di rumah dengan tetangga yang biasanya jadi grup kondangan. Hal lain yang dulu menyertai pertunjukkan Wayang Golek adalah hadirnya para penjudi dadakan dari berbagai desa. Dan seiring ‘perbaikan’ pemahaman tentang agama dan pengetahuan lainnya, maka acara Nyadran pun mengalami beberapa perbaikan. Beberapa tahun belakangan ini, format Nyadran direformasi dengan pendefinisian “Ulang tahun desa” atau bersih desa.

Ada seseorang yang bertanya pada saya, “Kok aneh bersih desa diadakan di Bulan Syawal? Bukannya dimana-mana tradisi bersih desa diadakan pada Bulan Muharam?”

Tempo doeloe Nyadran diadakan hari Jumat pahing pada bulan Haji/Dzulhijjah. Dan karena bulan-bulan hijriah dari waktu ke waktu berganti musim dan cuacanya, kemudian dimufakati jika jadwal Nyadran di formulasikan sebagai ulang tahun desa dan ditetapkan hari Jumat Pahing pada Bukan Agustus dan untuk tahun ini merupakan peringatan yang ke 130 tahun haul desa saya. Jadwal ini pun sifatnya masih flexible, seperti tahun 2011 karena Agustus full Ramadhan akhirnya Nyadran pun diselenggarakan pada Bulan September. Acaranya pun di desain mulai Kamis Malam dengan pengajian, Jumat siang ba’da Jumatan pertunjukkan wayang Golek pun mulai di gelar sampai shubuh dan masih berlanjut sabtu siang hingga jam 3an sore. Orang-orang yang berjudi pun entah bagaimana juga sudah hilang, Alhamdulillah..... 

Lokasi Makam Mbah Sarengat bersebelahan dengan lapangan desa yang dulunya merupakan area pemakaman. Kata Bapak, pemakaman tersebut sudah non aktif [tidak terpakai sejak Bapak masih anak-anak yaitu masa Jepang] dan kemudian di alih fungsikan jadi lapangan pada tahun 1960an. Lokasi Makam Mbah Sarengat juga mengalami beberapa perubahan. Sekira 15 tahun lalau mulai dirintis berdirinya musholla kecil yang kemudian secara bertahap dan swadana warga desa diperbesar hingga sekarang diperluas fungsinya menjadi Mesjid [kedua] di desa saya. 

Dan kembali ke acara Nyadran, sekitar jam 1 siang saya tiba di lokasi pertunjukan nonton wayang dan langsung take action fotografer profesioanal amatir, mumpung penonton belum kian memadat. Kami pun langsung mulai jepret sana-sini. Awal-awalnya banyak yang melihat kagum aneh pada saya dan Devi, mungkin dikiranya wartawan gadungan dari mana kali ya? Dan tak berselang lama, ternyata beberapa orang pun mulai ikutan mengambil foto dengan kamera Hpnya, jadi kami tidak lagi jadi sorotan utama banyak penonton deh. Saya sempat melihat juga ada tukang ambil foto profesional [dilihat dari kameranya yang high quality] dan sayangnya saya tak sempat menyapanya sekedar untuk bertanya untuk reportase ap` dokumentasi yang dia lakukan.

Dari banyak pengunjung, how amazing tak banyak yang mengenali saya...bahkan ketika saya sengaja menyapa beberapa orang yang saya kenal pun rata-rata bilang pangling! Gubrakkkk. Dan dari sekilas percakapan yang sempat saya lakukan, malah banyak yang menyangka jika aksi poto memoto yang kami lakukan merupakan bagian reportase sungguhan. Ada seorang bapak yang bertanya akan di muat dimana? Kemudian beberapa orang pun memberikan kami tempat yang lebih dekat dengan posisi Wayang golek dan dalangnya agar bisa lebih leluasa mengambil gambar. Benar-benar berasa jadi penonton istimewa deh!

Bahkan saat saya motret di lokasi tumpukan berkatan, kebetulan ada tetangga dekat rumah yang jadi panitianya. Saya minta ijin untuk mengambil beberapa foto, termasuk moto lokasi makam. Dan ada seorang bapak yang berdiri tak jauh dari tetangga saya tadi menyapa dan menawari untuk bawa berkatan” Sampean nek gelem nggowo wae berkatan, bagi-bagikan karo koncone kuliah ~ kamu kalau mau bawa saja berkatan untuk dibagi-bagikan sama teman-teman kuliahnya“. Bisa ditebak, Devi pun tertawa mendengarnya.

Rasa antusias membuat kami memutuskan untuk melihat pertunjukkan wayang sampai usai. Iya..saya ingin mengambil gambar wayang ‘primadona’nya, yaitu wayang golek perempuan yang paling cantik dari semua wayang golek yang ada. Wayang golek yang jadi primadona ini hanya dikeluarkan saat pertunjukkan usai yaitu saat dini dini hari dan penutupan. Sejam berlalu dan saya masih tidak paham jalan cerita wayang goleknya. Saat tanya pada seorang bapak yang di dekat kami, katanya judulnya “ Wahyu gelung emas pitung kelung” Asli saya asing dengan judul wayang tersebut. Namun akhirnya saya bisa menangkap cerita yang dipentaskan, yaitu tentang kisah cinta segitiga Sri Tanjung yang bersuamikan Patih Sidopekso tapi juga dicintai oleh Prabu Sulahkromo. Kisah cinta segitiga yang berakhir dengan kematian Sri Tanjung karena di fitnah oleh Prabu Sulahkromo yang merupakan cikal bakal terjadinya kota Banyuwangi!

Penantian kami pun mendapatkan hasil sepadan karena kami mendapatkan lokasi duduk yang strategis dan bahkan saat usai, sang dalang mengijinkan saya untuk mengambil wayang golek promadonanya secara langsung. Setelah mendapatkan gambar-gambar wayang golek, kami pun beralih memotret alat-alat musik yang digunakan: mulai dari kendang, gender, sarongan, gong dan entah apalagi namanya. Sayangnya saya tak sempat berfoto dengan sang Dalang Junior [anak sang dalang yang rupanya sudah mulai di ajak show, seorang anak laki-laki yang masih duduk di bangku SMP kelas 1]. Untuk ukuran anak SMP, kemampuanya men-dalang sungguh sangat mengagumkan dan saya salut, dia dengan yakin memilih cita-citanya untuk menjadi Dalang profesional seperti Ki Anom Suroto katanya.

Saat acara Nyadran selesai, saya sengaja menyapa orang yang sedang merapikan alat-alat sound system. Dan sekali lagi saya dibuat terpana karena dia juga tidak mengenali saya. Saat saya bilang adiknya Cak To, baru dia nyambung “O...sampean Ribut tho? Maaf Mbak, pangling aku...” hurrayyyy...ternyata banyak yang pangling sama saya.

Lepas dari kontroversi tentang tradisi Nyadran, bersih desa, petik laut atau apapun namanya dan tak ada maksud untuk berdebat atau adu argument. Dalam opini saya, Nyadran atau acara bersih desa dengan pagelaran Wayang Golek dua hari satu malam mempunyai sisi positif: melestarikan salah satu kesenian tradisional dan merupakan ‘tool’ silaturahim karena adanya moment Nyadran merupakan alasan bagi sebagian penduduk desa yang di rantau untuk pulang kampun/mudik [selain hari lebaran]. Biasanya sanak kerabat yang tinggalnya di desa lain juga berdatangan untuk ikut melekan lihat wayang golek tersebut. Dan bagi warga desa yang merantau yang tidak bisa mudik saat lebaran, biasanya memang mengambil momentum Nyadran untuk jadwal mudiknya sebagai pengganti mudik lebaran. Bahkan bagi yang memungkinkan untuk sering mudik, Nyadran pun salah satu magnet yang dibuat alasan untuk mudik... So, dalam pandangan saya pribadi, Tradisi Nyadran di desa saya sudah jauh lebih baik penyelenggaraannya, juga pendefinisiannya serta memberikan kontribusi bagi kerukunan warga.

Bagaimana dengan tradisi di daerah Anda? Adakah Tradisi serupa dengan Nyadran yang tiap tahun digelar di desa saya?


# Foto-foto yang sebelumnya sudah tayang di postingan ini gone by the time (back up file di laptop juga belum ketemu untuk re-upload image yang hilang di postingan ini)
115
Share
Sebenarnya saya termasuk blogger yang gak terlalu mikirin tentang PR, Alexa dan jenis ranking lainnya. Bisa tetap nge-blog dan bisa blogwalking sudah Alhamdulillah, apalagi  jika On line-nya sudah berada pada fase faqir benwit #minjam istilahnya Mas Rawins. Namun manakala ada perbaikan ranking [PR atau Alexa] tak bisa dipungkiri jika ada rasa kebahagiaan tersendiri. Memang Bismillahirrahmaanirrahiim PR blog Kidung Kinanthi ini masih kerasan di kelas dua dengan Alexa yang aktif jogging naik turun.

So surprised saat beberapa waktu lalu pas onlen YM sama mas Stupid Monkey dan dia ngasih tahu kalau blog ini mendapatkan Site Link dari Google! Maka sebelum tuh hadiah dari simbah gugel menghilang, maka saya capture dan dipajang deh di blog penampakan Site Link pada tanggal 29 Agustus 2012.

Selain Site link, sebelum mudik lebaran juga dan tentang kiriman facial foam berbahan susu kambing dari Mbak Amy Ratnawati Utami. Waktu itu habis BW dari rumahnya Niar yang cerita tentang kiriman sabun wajah tersebut dari Mbak Amy. Rupanya Mbak Amy sedang bagi-bagi kebahagiaan bagi para komentator di blognya. Kalau sekarang...sapa tahu tuh Mbak Amy masih memberikan kesempatan untuk ‘mencicipi’ sabun susu kambing yang so yummy...ehhh, so great.












71
Share
Beberapa kali membaca kolom For Her di harian Jawa Pos, dan membaca ketentuannya untuk mengirimkan naskah yang ‘sepertinya’ tema yang boleh dikirimkan mengenai kisah-kisah sehari-hari yang tidak njlimet-njlimet banget. Akhirnya saya pun coba-coba ikutan kirim naskah, tentang sebuah pertanyaan yang secara berulang ditujukan pada saya, meski tuh orang yang bertanya sudah bertanya tetap saja suka untuk mengulang pertanyaan tersebut tiap kali bertemu.  Bismillahirrahmaanirrahiim sebenarnya saya sudah pesimis tulisan tersebut bisa lolos dari filter-nya redaksi karena sudah hampir sebulan tak kunjung ada penampakan di halaman For Her Jawa Pos. Hingga kemudian setelah libur lebaran usai dan saya sudah berada kembali di Bumi Balambangan, sebuah sms dari teman mengabarkan jika tulisan saya muncul di edisi hari itu, Kamis 23 Agustus 2012. Penulis amatiran seperti saya gini tentu sangat surprised manakala tulisannya bisa numpang nampang di harian Nasional, meskipun hanya tulisan curcol duang sih.

Saat saya mengirimkan naskah tersebut+ jika lolos atau pun tidak lolos dari meja redaksi memang akan saya publish di Blog. Dan kebetulan, saat saya capture tulisan saya di Jawa Pos, ada teman yang terlewatkan membaca dan rikues untuk dipublish di Blog, jadi dengan senang hati saya publish versi asli dari naskah yang saya beri judul “Menghalau Pertanyaan galau seputar status masih single”. Tanpa mengubah arti, memang pada naskah yang terbit terdapat beberapa part yang mengalami editing dan  berikut ini versi asli narasi tulisan saya:
=========================================================================
                Bergender perempuan dan hidup lekat dengan budaya ketimuran: lingkungan keluarga, komunitas teman-teman sekolah/kuliah serta society dimana kita bekerja dan berdomisili, maka salah satu yang tak akan bisa dihindari manakala usia sudah melewati angka seperempat abad dan belum menikah adalah: pertanyaan setipe dan senada yang dihujankan mengenai status quo atau single yang masih kita sandang. Pertanyaan ini pula yang mulai rajin menghiasi hidupku saat usia menginjak 27 tahun dan sampai detik ini.
Pertanyaan dan bahasan  soal menikah masih jadi sapaan akrab untukku, mulai dari teman sekolah, rekan kerja, tetangga, sanak saudara bahkan orang yg baru aku kenal pun dengan demikian santainya mempertanyakan kenapa aku belum menikah, kapan aku menikah..bla..bla.. . Pertanyaan yang menyesak di dadaku sepanjang musim kemarau dan hujan.  Telebih jika ada moment khusus, seperti ada acara reuni, gathering karena saudara/teman menikah, apalagi saat lebaran. Sepertinya semua orang mendadak jadi sosok yang ‘sok concern’ dengan intonasi inoccent melontarkan pertanyaan kenapa belum menikah dan kapan menikah?
Status belum menikah untuk wanita di usiaku, apalagi di desa membiaskan friksi  antara sebutan, istilah, atau bahkan sindiran.
Adakah mereka tahu, bahwa pertanyaan-pertanyaan mereka itu justru menambah beban psikologis semakin kompleks. Toh tanpa mereka tanya pun aku juga ingin menikah seperti orang-orang yang lain? Adakah mereka tahu bahwa resiko kesehatan karena terlambat menikah yang kuhadapi juga sudah membuatku terbebani? Teman-teman seusiaku, bahkan yang jauh lebih muda dariku sudah menapaki bahtera rumah tangga dengan anak dua, tiga bahkan ada yang 4 anaknya. Dan aku yakin, naturally tak ada wanita yang ingin ‘telat’ menikah. Harapan idealnya tentu mata rantai kehidupan berjalan lancar dan normal: lulus sekolah, mendapatkan pekerjaan dan menikah menikmati hidup berkeluarga yang happy ending.

Kalau pertanyaan tersebut datangnya dari teman sebaya, relatif lebih mudah menjawabnya: kembalikan saja dengan pertanyaan yang sama. Jika ada yg nge-judge dengan stigma irrasional semisal “ terlalu pilih-pilih”, aku lempar lagi dengan cepat: Lha memangnya kamu beli baju gak pernah milih? Gak pernah ngukur pas di badan apa gak? Ya intinya memang jangan sampai terbawa emosi saat menerima pertanyaan demikian. Kalau menanggapi pertanyaan dari orang yang lebih senior juga perlu strategi agar tidak dikira ‘kurang ajar’. Aku sering menjawab dengan kalimat diplomatis: Ya tolong dikenalin dong biar ikhtiarnya lebih cepat. Biasanya mereka akan menjawab: takut tidak cocok... jawaban yang super ajaib kan? Lha mengenalkan saja belum kok sudah membuat kesimpulan tidak cocok?!
Aku memang masih bisa re-design sikap dan pembantahan dengan argument yang ‘manis’ manakala menghadapi penilaian, sindiran dan judgement dari orang lain [sekitar]. Tapi jika hal ini yang memunculkan adalah orang tuaku [terutama ibuku yang lebih sering], maka setiap kali pembicaraan pada tema tentang menikah, selalu kulihat mata ibuku ada lapisan bening yang mulai mengembang, dan aku pun terdiam dalam kelu sambil menata gejolak hati. Jika air mataku sampai menitik, tak ayal Ibuku juga akan menangis. Melihat ibuku menangis, terlebih akulah yang menyebabkan air mata kesedihan itu keluar…sungguh sembilu yg teramat meyayat hati. Hati seorang anak mana yang tak akan berkeping jika dirinya jadi penyebab keresahan, kesedihan dan kegalauan bagi ibunya? Maka jika konteksnya menghadapi ortu, aku lebih memilih no comment dulu dan menunggu suasana kondusif untuk perlahan-lahan memberikan penjelasan yang andhap asor. Dan scene itu kuhadapi secara berulang setiap kali mudik, bisa kumaklumi karena usia ortuku yang semakin sepuh, kisaran 80 tahun!
 Yang pasti, seberapa pun aku berkeras harap, b’usaha serta b’doa agar cepat menikah tapi aku tidak bisa memaksakan itu padaNYA kan? Aku hanya punya hak untuk b’usaha dan b’doa dari rencana dan harapan yang aku punyai, keputusan terbaik tetap Allah SWT yang menentukan. Jika sampai detik ini belahan jiwa yang dijanjikanNYA belum dipertemukan denganku, tiap kali ada yang menyodorkan pertanyaan tentang kapan aku menikah, terlebih saat suasana lebaran seperti Idhul Fitri nanti sudah aku persiapkan jawaban sakti mandraguna yang ampuh untuk menghalau pertanyaan yang bikin galau dengan jawaban terbaik yang menegarkan hati serta penuh keyakinan “ Hidup sudah ada yang Maha Mengatur, jatahku hanya menjalani sebaik yang aku bisa…”
========================================================================

Adakah yang tertarik untuk ikutan mencoba nitipin tulisan curhat di Jawa Pos juga? Nothing to lose to try, we’ll get new experience.....at least, seneng deh bisa sesekali numpang narsis di koran nasional #teuteup Narsis every where dwehhhhh semoga kelak bisa nampilin tulisan yang lebih baik [http://www.jawapos.com/teks/read/2012/08/23/26/265719/mengapa-belum-menikah] ==> link unavailable anymore. Hiks!





145
Share
Meski lebaran sudah berlalu dan hari raya ketupat juga sudah habis ketupatnya, tapi saya  masih punya Oleh-Oleh lebaran yang bisa dibagi-bagikan, hayooo siapa yang mauu...? Bismillahirrahmaanirrahiim sebenarnya sih karena awal bulan Agustus lalu di inbox FB oleh admin sebuah produk susu yang menginformaiskan sekaligus mengundang untuk ikutan lomba rekarasa bikin puding. 

Dari awal saya sudah menyatakan niat [dalam hati] untuk ikutan, lha bikin puding kan gak sulit-sulit banget, asal berani campur aduk dan gak bikin keracunan jadi deh tuh puding. Ya resiko terburuknya paling gak ada yang mau makan saja tho? Dan kebetulan saya di Banyuwangi hidup minimalis alias tidak punya perlengkapan masak yang lengkap, ya ada sih alat untuk masak yang cukup available buat air kalau mau bikin teh, susu atau kopi.

Melihat DLnya sampai 30 Agustus 2012, maka saya pun lebih bersemangat untuk ikutan, kan bisa saya kerjakan di rumah dan ada laskar bantuan gratis serta ada pasukan sapu bersihnya kalau sudah jadi tuh puding. Lebaran banyak keponakan di rumah jadi bisa ‘dipaksa’ untuk ngabisin hasil rekarasa puding sehingga gak mubadzir deh. 

Nah kalau gak mau ngabisin, tinggal diultimatum angpao-nya dihold saja #tantejahatMODE ON.  Lha hadiahnya sangat memikat hati, waktunya masih lama dan bahan-bahan bikin puding kan gak sulit-sulit banget. Kalau menang ya Alhamdulillah sekali, kalau gak menang ya anggap saja membangkitkan semangat untuk suka [kembali] coba-coba dan trial eror bikin kue.

Dan inilah hasil rekarasa puding mendadak Chef ala Ririe Khayan dengan dua asisten keponakan: Ika Ayu dan Wiwit Eka. Puding yang kami buat pun gak neko-neko, hanya memanfaatkan bahan-bahan yang sudah ada di rumah. Nothing to lose to try deh pokoknya. 

Eh, ada ding yang beli, bahan baku utama agar-agarnya dan beberapa pernik untuk garnis tapi tetap low budget dan maksimal hasilnya, maksudnya delicious untuk disantap bagi para pasukan sapu jagat yang mudik lebaran kemarin. Demi mematuhi syarat dan ketentuan lomba, maka hanya foto-foto yang tidak diposting dalam naskah lomba yang saya publish di sini, tentunya tanpa publish resep dan nama puding juga. Hehehe...inilah 5 varian rekarasa puding hasil acak-acak resep imajiner Saia. 
1. Puding berbahan nata de coco
2. Puding dengan variasi biskuit
3. Puding dengan buah pisang dan jeruk
4. Puding mandi VLA
5. Puding ala suka-suka saia

Bagi yang penasaran, silahkan ikutan juga lho..DL-nya masih 30 Agustus jadi masih cukup waktu untuk ikut bersaing dengan saya. Silahkan Daftarkan diri Anda pada Link di SINI dan bersiaplah mendadak jadi Chef puding yang cantik seperti saia...


We’ll never know how great we’re till we try with the best efforts


Note: Image-nya dissapear semua


105
Share
Newer Posts Older Posts Home
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan JANGAN PERNAH MENYERAH UNTUK MENCOBA. ~ Ali Bin Abi Thalib

My photo
Ririe Khayan
Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com
View my complete profile
  • Cara Cepat dan Aman Mematikan Ikan Lele
    Ikan dan Belalang (berdasarkan ajaran agama yang saya anut) termasuk jenis [bangkai] hewan yang halal untuk dimakan. Tapi tidak berarti k...
  • Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ?
    Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ? Bagi orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan atau lokasinya masih berdampingan al...
  • Brand Susu Untuk Kesehatan
    Jika ada pertanyaan: Sehat ataukah sakit yang mahal harganya? Bismillahirrahmaanirrahiim , kalau menurut saya, secara ‘value’ kondisi se...
  • Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online
    Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online . Sebenarnya persyaratan dan alur pembuatan proses secara langsung ( walk i...
  • Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil
    Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil . Jika Anda sedang berusaha punya anak, menunggu kapan Anda resmi ...
  • Lima Cara Mengaktifkan (Kembali) Google Adsense yang Diblokir
    Sebaiknya dikesampingkan dulu bila ada yang beranggapan Akun GA di Banned, tak bisa diaktifkan.  (Ternyata) Google Adsence Bisa Aktif  Kem...
  • Panic attack Ketika Terkena HERPES Zoster
    P anic attack Ketika Terkena HERPES Zoster . Mendengar kata HERPES, bisa jadi sebagian orang langsung tertuju pada nama penyakit yang satu ...
  • Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin
    Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin   .Mungkin kita pernah mendengar peristiwa keracunan sete...
  • Suplemen Madu Untuk Membantu Atasi Anak Yang Susah Makan
    Punya pengalaman menghadapi anak yang susah makan? Ada yang baper karena selera makan putraatau putrinya belum variatif yang berputar seki...
  • Serunya Mudik Naik Kereta Api Probowangi
    Usai long wiken Idhul Adha...jadi ngayal kalau tiap bulan ada long wiken 4 hari gitu pasti indah sekaliiiii...... #Plakkk [digampar klomp...

Blog Archive

  • ▼  2024 (3)
    • ▼  December (1)
      • Manfaat Penting Bermain Untuk Anak-Anak Usia Pra S...
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2022 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2021 (45)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (6)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2020 (43)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2019 (35)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (2)
    • ►  March (7)
  • ►  2018 (49)
    • ►  December (5)
    • ►  November (11)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (5)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (51)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (6)
    • ►  February (7)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (73)
    • ►  December (5)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (10)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (12)
  • ►  2015 (118)
    • ►  December (12)
    • ►  November (12)
    • ►  October (11)
    • ►  September (11)
    • ►  August (12)
    • ►  July (8)
    • ►  June (8)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2014 (60)
    • ►  December (1)
    • ►  November (4)
    • ►  October (6)
    • ►  September (5)
    • ►  August (3)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ►  March (11)
    • ►  February (10)
    • ►  January (8)
  • ►  2013 (90)
    • ►  December (7)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  July (5)
    • ►  June (8)
    • ►  May (9)
    • ►  April (5)
    • ►  March (13)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (126)
    • ►  December (6)
    • ►  November (5)
    • ►  October (14)
    • ►  September (10)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (11)
    • ►  May (12)
    • ►  April (12)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (10)
  • ►  2011 (69)
    • ►  December (11)
    • ►  November (11)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (9)
    • ►  July (7)
    • ►  June (18)
    • ►  May (5)
Ririe Khayan is an Intellifluence Trusted Blogger

Juara LBI 2016

Juara LBI 2016
facebook twitter youtube linkedin Instagram Tiktok

Labels

Advertorial Aneka Kuliner Article Blog Award Book Review Contact Me Disclosure English Version Fashion Fiksi Financial Gadget Give Away Guest Post Info Sehat Informasi Inspiring Lifestyle Lomba Love Story My Diary My Poems Opini PR PerSahabatan Pernik-Pernik Renungan Review Skincare Technology Traveling True Story UMKM Visit Who Am I? Writing For Us banner parenting




Copyright © 2019 Kidung Kinanthi

installed by StuMon