Kala Perempuan Diuji

Perempuan kerap dipandang sebagai makhluk lemah, dan apa yang terjadi kala perempuan menghadapi cobaan dan ujian yang bertubi-tubi? 
Demi follow up rasa penasaran pada galaksi kinanthi, ketika saya tak bisa menemukan di rak-rak buku yang berjajar rapi (padahal di catalognya jelas-jelas ready stock), maka saya minta bantuan pada karyawan yang siaga jaga. Karena tetap tak bisa menemukan buku tersebut maka dimintalah nomer kontak “jika sudah ketemu nanti kami hubungi Mbak “, ujarnya sopan plus tersenyum ramah. Maka setelah seminggu lebih tak ada kabar, saya datang kembali dan ternyata yang pada jaga tampak bingung. Ternyata tuh buku sudah di retur katanya. 

Glodakkk…Pyarr…#emosi#. Nah ketimbang saya pulang dengan tangan hampa plus kecewa, maka untuk menghibur diri jadilah saya searching another books dan salah satu yang saya pilih adalah “Kala Perempuan diuji”. I decide to choose it with simple reason: sang pengarang adalah orang LA, eh tau kan LA dimana? Lamongan Asli euy..hehehe #sesama orang LA harus solid# Setelah saya baca sampai khatam, ternyata isinya really amazing sehingga saya (belajar lagi) bikin revew. So, here is my second revew:
Pengarang : Ayu Arman
Penerbit : Suluk
Harga : Rp. 41.900,-
Halaman : 182 page
Cetakan I : 2011

Dalam buku ini ada 18 kisah nyata tentang kekuatan para perempuan yang mengalami peristiwa menyedihkan, mulai dari kekerasan, keangkuhan, hingga pahitnya takdir, dimana justru menampakkan betapa kuatnya mereka di tengah berbagai badai ujian hidup. Ujian yang silih berganti, kesedihan yang sering menghampiri, mereka sikapi dengan sabar dan sadar.

Tentang seorang wanita muda yang suaminya meninggal karena kanker di usai pernikahannya yang baru empat bulan menikah(setelah perjuangan panjang dan berat untuk bisa ikrar ke pernikahan) ” kini aku hanya mampu menyapanya dengan seserpih puisi: aku mencinta pada raga yang telah punah, pada tubuh yang beku pada suara yang bisu. Aku merindu pada yang tak berupa, pada yang tak berwujud…”. 

Tentang seorang istri yang anaknya meninggal beberapa bulan setelah lahir, kemudian di susul sang suami dan kenyataan bahwa dirinya divonis HIV/AIDS tertular oleh suami yg pengguna narkoba “Aku menerimanya dengan lapang dada karena semuanya sudah terjadi. Aku ingin suratan takdir yang membungkusku bisa menjadi pelajaran bagi semua penderita AIDS dan orang-orang lain yang belum tertular…” 

Atau kisah seorang istri yang well educated menikah dengan atas dasar cinta 24 karat (istilahnya) dengan lelaki yang well educated juga namun justru mengalami intimidasi dan KDRT (fisik dan psikis) oleh sang suami “Tuhan selalu selalu menyertai orang-orang yang sabar, Innallaaha ma’ash shabiriin…”

Beragam peristiwa yang tidak menyenangkan dalam dunia pernikahan memang bisa di alami oleh siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Namun, jika peristiwa tersebut dialami perempuan (fakta yang ada di masyarakat) adalah kadar penderitaannya akan jauh lebih berlipat ganda dan kompleks, karena stigma social dan nilai budaya menyuburkan kewajaran patriarkis selama ini turut menambah penderitaan perempuan.

Kisah pahit dan tak terduga (dalam buku ini) yang dialami oleh para perempuan tapi mereka berusaha membebaskan diri dan mencari hikmah di balik peristiwa sulit yang mereka alami. Sebagian ada yang bermetamorfosa menjadi manusia yang lebih bijak dalam memandang hidup setelah lolos dari momen kegelapan. 

Pengalaman mereka adalah kaca tentang bagaimana penggarapan diri kita sendiri. Dalam hidup, tidak ada orang yg pernah ingin mengalami peristiwa pahit dan tidak menyenangkan. Maka, berkeyakinan bahwa ada hikmah dalam setiap proses kehidupan bisa menjadi cara pandang yang lebih baik ketimbang meratap saat kita menjumpai realitas yang tiada kita inginkan

Tinggal kacamata macam apa yg kita gunakan dalam memandang setiap peristiwa yang kita alami. “ mungkin melalui ketegangan ini saya mampu merevolusi diri saya untuk menjadi lebih baik?” 

Tentunya proses penggarapan diri untuk menjadi individu yang lebih baik tidak semudah apa yang diucapkan. Perlu ada tekad yang kuat untuk berubah, mampu menerima kenyataan hidup sebagai kebenaran diri dan lebih penting lagi, adalah mampu memaafkankesalahan yang terjadi di dalam kehidupan kita.

Tak ada obat yang mujarab untuk menyembuhkan hati yang terkoyak, hati yang berdarah-darah karena luka, kecuali berdamai dengan kenyataan dan memaafkan diri dan orang yang telah menyakiti kita. Maka menyikapi tragedy hidup ini memang tidak selalu butuh romantisme, tapi juga butuh ketegasan dan keteguhan meski awalnya penuh isak tangis dan luka merintih. Dan di sanalah terselip pembelajaran bagi kita untuk menjadi lebih baik. Karena itu, berterima kasihlah dengan masalah yang menghampiri dan jangan pernah menyesali apa yang telah kita lewati.

“ Bahwa kemelut-kemelut hidup bisa jadi tasbih untuk mengingat Sang Maha Kuasa serta bisa menemukan pengetahuan diri yang baru sehingga kualitas Kemanusiaan menjadi lebih baik – Selamat hari Ibu




Note: Image-nya disappear

Ririe Khayan

Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com

64 comments:

  1. suka gimana ya? kalo baca tentang kayak gini :)

    ReplyDelete
  2. @Asep Saepurohman: Kalau saya suka 'tersindir' dan malu bahwa masih banyak orang di luar sana yang menghadapi situasi hiudp lebih kompleks dan mereka bisa bangkit .

    ReplyDelete
  3. Kayaknya aku pernah lihat buku ini deh... Tapi dimana ya...? #FaktorUmur
    Oh... mungkin perasaanku aja.. (T^T

    Ehm... setelah baca reviewnya bagus nih... Tapi cocok gak ya buat saya (T^T ....

    ReplyDelete
  4. @Kak Rin!!!: Jdulnya memang 'perempuan' tapi isinya merupakan "kaca" buat semua orang agar kita bisa lebih 'berterima kasih' kala kesulitan menyapa.

    ReplyDelete
  5. wah...
    emng perempaun diuji ya..??
    bukannya ada yg bilang perempuan adalah ujian selain harta dan tahta..
    :P

    ReplyDelete
  6. @zone: dalam konteks dan segmentasi yang gimana dulu neh maksudnya? Kalau bahas dalam sudut pandang tersebut, bukankah laki-laki, harta dan tahta juga ujian bagi perempuan?

    ReplyDelete
  7. Saya juga masih menunggu kabar dari toko buku langganan saya untuk ketiga buku Tassaro GK, Galaksi Kinanthi, Muhammad Lelaki Pengenggam Hujan jilid I dan II. Sudah saya print sampul bukunya malah, tapi sudah dua minggu belum ada kabar lagi. Mau beli di Gramedia harganya lumayan tinggi, jadi milih bersabar saja karena di toko buku langganan saya harganya lumayan murah.

    Meski berkisah tentang perempuan, kaum laki-laki tentu tak dilarang membacanya kan?

    ReplyDelete
  8. berdamai dengan kenyataan dan memaafkan diri dan orang2 di sekitar<---sepakat dgn kata2 yg ini semoga kita2 bisa menerapkannya,,

    ReplyDelete
  9. @al kahfi: Amin, semoga bisa demikian Mas. Meski seringnya bukan hal yg mudah untuk memaafkan diri sendiri (masih lebih mudah memaafkan orang lain)

    ReplyDelete
  10. selamat hari ibu juga ya mbaaa...

    suka buku galaksi kinanthi toh mba? kita samaaaa *tos!*

    btw, belum baca eung untuk buku kala perempuan diuji-nya, semoga segera bisa mendapatkan di gramed *ntar2 tapi, hehe*

    ReplyDelete
  11. kenapa menggunakan penggambaran perempuan...??? hehehe... salam kenal.. aku follow bloknya ya....

    ReplyDelete
  12. Aduh buku bagus lagi tapi aku gak bisa beli, huuft *menghela nafas

    ReplyDelete
  13. setujuu mbak rie :)
    sesuatu yang tidak membunuhmu(masalah) membuatmu lebih kuat~
    \(^-^)/

    ReplyDelete
  14. Pada penderitaannya, aku teringat sosok Maria di bukunya Paulo Coelho, Eleven Minutes.... Tegas

    ReplyDelete
  15. @Shine: Penasaran tingakt kritis, tap sampai sekarang belum bisa dapati bukunya. KAyaknya harus ke surabaya kalau seperti, semoga the next jadwal mudik bisa spending singgah di Surabaya...*NGAREP POLL*

    ReplyDelete
  16. @ordinary rangga: Seperti tulis dalam revew tersebut, ini bukan penggambaran tapi kisah nyata yg di hadapi perempuan-perempuan dalam buku tersebut. Oke'I;ll folback sooner, thx ya dah mampir:)

    ReplyDelete
  17. @BasithKA: Silahkan dipilih dan dipilih buku mana yang perlu di prioritaskan...

    ReplyDelete
  18. @Nurmayanti Zain:Pribadi yang kuat dan tangguh tidak dibesarkan dalam suasana yg serba mudah...

    ReplyDelete
  19. @sam: kayaknya another great book neh? *Manggut-manggut*

    ReplyDelete
  20. buku yang bagus nih layak dijadikan referensi

    ReplyDelete
  21. @narno: setuju, awalny saya beli hanya sekedar beli. Tapi setelah membaca semua isinya, menurut saya buku tersebut bisa jd sebuah cermin diri yang utk lebih jernih mensikapi permasalahan hidup

    ReplyDelete
  22. galau. gatau mau komen apa... :/

    ReplyDelete
  23. @Annesya: Galau kenapa Mbak? Lagi UAS ya? Atau persiapan proposal skripsinya? hehehe *SoK teuu

    ReplyDelete
  24. wah... jadi ingin beli deh, ntar kalo ke Medan beli di gramed ah... thanks untuk reviewnya ya mba...

    ulasan2mu semakin keren dan bermakna..

    aku suka banget paragraf terakhir ini mba:

    “ Bahwa kemelut-kemelut hidup bisa jadi tasbih untuk mengingat Sang Maha Kuasa serta bisa menemukan pengetahuan diri yang baru sehingga kualitas Kemanusiaan menjadi lebih baik"

    sungguh bermakna.

    have a good day at work yaa...

    ReplyDelete
  25. @alaika abdullah #merah merona# aslinya itu bukan kalimat saya Mbak, paragraf itu saya ambil dari buku tersebut kok *Jadi pengen MALU*

    ReplyDelete
  26. haduh"....buku berat kaya'nya....

    mb' ada kontes review buku....rivew ini diikutkan aja....udah masuk syarat

    ReplyDelete
  27. seberat apa pun cobaan yang datang kepada kita baik itu perempuan atau laki - laki,harus kita hadapi dengan senyuman karena masalah yang datang kepada kita sebenarnya anugrah dari Tuhan kepada setiap hambanya
    jadi tergantung kita memandang semua itu,

    ReplyDelete
  28. ujian mereka lebih berat, sudah selayaknya kita bersyukur ya

    ReplyDelete
  29. @jiah al jafara: Kalau menurut saya masih 'berat' novel one Amazing Thing. Oke Mbak, saya lihat ke TKP dulu...sebagai peserta penggembira juga gak apa yg penting happy blogging..

    ReplyDelete
  30. @Andy: Sepakat, semoga kita bisa m'setting diri lebih bijak dalam mensikapi masalah yg menghampiri

    ReplyDelete
  31. @Lidya- Mama Pascal: di atas langit ada langit, demikian juga untuk ujian yg di hadapi setiap orang...semoga kita bisa berkaca utk lebih fightful lagi

    ReplyDelete
  32. wah bisa jadi kado yg bagus buat hari ibu besok nih mbak:)

    ReplyDelete
  33. wah bagus keliatannya..
    belum pernah liat mbak..

    ReplyDelete
  34. saat masalah datang, kadang kita merasa diri kitalah paling sengsara di dunia ini .. coba sekali saja melihat keluar, masalah kita bukanlah apa-apa dibandingkan mereka..

    semoga bisa semangat terus..:)

    ReplyDelete
  35. @Hneylizius Rohani syawaliah: minggu depan semoga bisa spending time di Surabaya, biar ada tujuan jjs jd di marked Novel GK'nya

    ReplyDelete
  36. @socafahreza's blog: Inspiratif dan membuat saya "tersindir" ...

    ReplyDelete
  37. @Ay Ay: Iya Mbak, bukunya seperti cermin yang memperlihatkan betapa mereka luar bisa tegarnya menghadapi deraan ujian

    ReplyDelete
  38. aduh, review lagi??? Cepet amat mba :( Sepertinya aku salah mengatur waktu niy huhuhu ....
    eh boleh juga tuh solidaritasnya sesama orang LA, rasanya sesuatu banget ya klo tau orang sekampung yang jadi penulisnya hehehe aku juga gitu kok

    jadi pengen beli buku ini, masuk wishlist ah :) TFS ya mba

    ReplyDelete
  39. @nicamperenique: Cepet banget sih gak juga Mbak. Kebetulan saja buku yg baru saya beli kok 'menarik' saya utk cepat-2 membacanya sampai tuntas trs pengen juga bikin revew'nya...so, tarrraaa...jadi deh revew lg. Mo bikin postingan belum ada ide..#DAssarr

    ReplyDelete
  40. bukunya sepertinya menarik yah, mau baca juga ah :P)

    ReplyDelete
  41. @Farixan Quilicuor (Faris Hardiyanto 177): Monggo mas, silahkan di masukin dalam daftar belanja bukunya ya..

    ReplyDelete
  42. mengucapkan selamat "Hari Ibu" saja ya mbak

    ReplyDelete
  43. ada satu hal yang membuat kita bahagia, yaitu CINTA,
    dan ada satu hal yang membuat kita tambah dewasa dalam kehidupan, yaitu MASALAH,
    dan bila menghadapi masalah TETAPLAH TERSENYUM DAN PENUH SEMANGAT MENJALANI KEHIDUPAN,
    SELALU BERDOA MENDEKATKAN DIRI PADA ALLAH SANG KHALIQ YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG,
    SERTA TAK PERNAH BERHENTI BERIKHTIAR,
    UNTUK MENUJU KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK DI DUNIA DAN DI AKHIRAT.
    HAPPY MOTHERS DAY :-)
    BlogS of Hariyanto

    ReplyDelete
  44. Buku yang menarik... Ada ungkapan bahwa wanita itu makhluk yang tegar. Nah, dengan cerita "Kala Perempuan Diuji", cerita ketegarannya pasti menarik :)

    ReplyDelete
  45. @Thanjawa Arif: Terima kasiih, selamat hari Ibu juga buat istri/ibunya ya..

    ReplyDelete
  46. @BlogS of Hariyanto: Cinta dan masalah akan membawa kita pada pemaknaan hidup yg lebih baik:)

    ReplyDelete
  47. @Zico Alviandri: Cerita ketegarannya akan membuat kita melihat ke dalam diri sendiri, sudahkah kita bersikap 'welcome' ketika masalah menyapa?..

    ReplyDelete
  48. wah boleh di baca juga buku ini.
    nice post mbak..

    ReplyDelete
  49. @Outbound Malang: Monggo Pak, silahkan di baca semoga bermanfaat:)

    ReplyDelete
  50. Selamat Hari Ibu mbak Ririen :)

    ReplyDelete
  51. jadi penasaran pengen baca bukunya

    ReplyDelete
  52. @r.a.c cutting sticker: Terima kasih, semoga ibu yang luar biasa karena ada seorang pendamping yang luar biasa juga

    ReplyDelete
  53. @joe Rizky: SIpp deh, bisa membuat orang penasaran untuk ikut membacanya...yuukkk yaa

    ReplyDelete
  54. Jadi buku itu berisi kumpulan kisah2 tentang segala macam ujian yang dihadapi para wanita dalam kehidupan perkawinannya ya?

    Aku suka reviewnya... karena mampu menggambarkan isi buku dengan bagus sekali.

    Ditunggu review ketiganya ya? :p

    ReplyDelete
  55. @catatan kecilku: Iya Mbak, setiap orang menikah tentu wish together forever in love. Tp kenyataan tak seindah tujuan awal menikah, dalam buku tersebut 18 kisah nyata perjuangan wanita yg menghadapi kenyataannya ujian pernikahan.

    REvew ketiga, buku yg saya beli bareng dengan buku yg saya revew ini adalah Sakinah Bersamamu, sdh banyak yg bikin revew kayaknya. Jadi, ubek-ubek judul lainnya dulu deh...

    ReplyDelete
  56. Waaahh jadi tertarik dengan buku ini. Ato pinjem dari dkua ajah Say? Hehehe

    ReplyDelete
  57. @Zulfadhli's Family: Iya Neh Mbak, tertarik plus penasaran dengan galaksi kinanthi tpi belum dapetin bukunya, meski sdh ta sempatin hunting sampai ke surabaya *NIat

    ReplyDelete
  58. perempuan yang diuji itu sungguh hebat ya mbak...

    ReplyDelete
  59. @puteriamirillis: dibalik sosok perempuan yang lemah lembut ada sisi fight yg luar biasa...itu yg saya lihat Mbak

    ReplyDelete
  60. Kadang harus membaca buku seperti ini supaya bisa lebih bersyukur atas keadaan dri.
    Tentu bukan bermaksud "baru bisa merasa bahagia setelah mengetahui kesengsaraan orang lain."
    Namun lebih untuk introspeksi, mereka bisa kuat, aku juga harus bisa.

    ReplyDelete

Leave a comment or just be silent reader, still thank you so much.
Terima kasih telah singgah di Kidung Kinanthi.
Mohon maaf, atas ketidaknyamanan MODERASI Komentar.

Maaf ya, komentar yang terindikasi SPAM atau mengandung link hidup tidak akan dipublikasikan.

So, be wise and stay friendly.