Hampir sebulan tidak posting (sok sibuk ceritanya), kali ini mencoba posting new entry tentang “Jejaring Sosial”. Totally bukan murni dari isi pikiranku, hanya ide yang muncul dipikiranku tertarik (ingin) mengulas tentang fenomena social networking yang booming. Dari kombinasi beberapa tulisan, semoga frame penyajian ini ada manfaatnya buat diri saya sendiri (khususnya) dan Alhamdulillah kalau bermanfaat bagi yang berkenan untuk menyimaknya. So, here is the posting……
Peradaban modern dengan segala bentuk aktifitas berjalan seiring dengan perkembangan IpTek yang membawa kita pada era digital. Internet telah banyak mengubah life style dan bergerak bebas tak ada batasan ruang dan waktu (semoga kita tetap bisa berbatas norma dan etika). Dan tentu saja dampaknya sangat heterogen, kita perlu mewaspadainya dan berusaha bisa mengikuti perkembangannya agar kita tidak terjebak dalam efek negative yang ditimbulkannya.
Karena menutup diri dari perkembangan teknologi (apalagi internet) justru akan menjauhkan kita dari dinamika peradaban atau tidak up to date (istilah ABG sekarang). Sekarang, mulai anak-anak hingga orang dewasa/tua sudah demikian akrab dengan internet dan yang paling nge’trend di era sekarang adalah social network ( sesuatu yang belum terbayangkan di masa nenek moyang kita dimana ketika computer masih merupakan barang exclusive yang keberadaannya masih sebatas di pusat-pusat penelitian ilmiah atau kampus-kampus yang ada dalam daftar top list di dunia).
Karena menutup diri dari perkembangan teknologi (apalagi internet) justru akan menjauhkan kita dari dinamika peradaban atau tidak up to date (istilah ABG sekarang). Sekarang, mulai anak-anak hingga orang dewasa/tua sudah demikian akrab dengan internet dan yang paling nge’trend di era sekarang adalah social network ( sesuatu yang belum terbayangkan di masa nenek moyang kita dimana ketika computer masih merupakan barang exclusive yang keberadaannya masih sebatas di pusat-pusat penelitian ilmiah atau kampus-kampus yang ada dalam daftar top list di dunia).
Tak bisa di hindari jika sekarang social networking mampu menghipnotis ratusan juta (atau milyaran?) penghuni planet bumi ini dalam dunia cyber. Facebook, twitter, blogger, Friendster, Messenger etc, sudah menjadi kebutuhan untuk menjalin komunikasi dengan keluarga, teman dan partner bisnis. Kalau di trace, social network yang pertama aku gunakan adalah Friendster, Facebook ( kenal FB, maka Friendster pun jadi semakin jarang aku akses), kemudian ikutan bikin akun twitter (kalau twitter sekedar buat punya-punyaan karena tidak banyak teman yang ku kenal secara membumi di twitter). Dan kenyataannya media social networking tak kenal ruang, waktu, status social, usia, dan gender. Media social memungkinkan kita berinteraksi dengan siapa saja, darimana saja dan kapan saja.
Pada kenyataannya, yang abadi di dunia ini adalah perubahan itu sendiri. Mensikapi melesatnya laju dunia IT, Idealnya memang kita (seharusnya) bisa menggunakan dengan bijak yaitu dengan adanya komitmen kendali diri dan pemahaman yang tepat tentang dunia cyber dan internet., antara lain:
1. Membangun kesadaran bahwa internet mensyaratkan kesadaran bagi penggunanya (kita) dalam MEMILIH, dan MENCIPTAKAN informasi. Faktanya penyampaian berita/cerita/interaksi sosial di internet bisa dibilang tanpa proses, kecuali proses internal dalam diri kita sendiri.
2. Perlu mengasah kemampuan untuk mengolah (akan jaring-jaring jejaring social) karena dalam media social terdapat kombinasi yang spektakuler: download dan upload ( dimana filter dan sensornya adalah: kembali pada integritas diri sendiri lagi !)
Segala sesuatu tentu memiliki dua sisi yang berbeda, tinggal bagaimana kita memilih sisi mana yg hendak kita explore. Banyaknya kasus criminal, pelecehan, penipuan, bahkan kadang sampai ada yg ‘terpeleset’ terpaksa harus berurusan dengan hukum, menyadarkan kita betapa dibalik pesona fantastis internet dan jejaring social, ada sisi lain yang perlu kita waspadai.
Ktika menjalin interaksi secara cyber, formatnya masih 1 dimensi yaitu berupa data (yang belum teruji validitasnya). Semua interaksi cyber (jejaring sosial) bersifat netral dari ukuran-ukuran normatif, sehingga tergantung pada diri masing-masing (individunya), hendak diniatkan pada peningkatan produktivitas dan kualitas hidupnya ataukah sebaliknya.
Ktika menjalin interaksi secara cyber, formatnya masih 1 dimensi yaitu berupa data (yang belum teruji validitasnya). Semua interaksi cyber (jejaring sosial) bersifat netral dari ukuran-ukuran normatif, sehingga tergantung pada diri masing-masing (individunya), hendak diniatkan pada peningkatan produktivitas dan kualitas hidupnya ataukah sebaliknya.
Pada intinya kita harus paham karakteristik tiap jejaring social dan bagaimana jaring-jaringnya yang bisa membuat jebakan, agar kita tidak sampai bertindak ceroboh atau sembrono (semau GUE) dalam menggunakannya. Karena bisa saja awalnya tak sengaja (iseng-iseng doang) ternyata berakibat fatal.
Yang harus kita ingat selalu : al ilmu Qabla Qaul wal amal “ ilmu itu (harus dipahami) sebelum perkataan dan perbuatan”. Daya magis jejaring social dan internet bisa berpengaruh pada akhir nasib seseorang: klik di ujung jari akan mengarah pada jalan surga ataukah neraka?
Yang harus kita ingat selalu : al ilmu Qabla Qaul wal amal “ ilmu itu (harus dipahami) sebelum perkataan dan perbuatan”. Daya magis jejaring social dan internet bisa berpengaruh pada akhir nasib seseorang: klik di ujung jari akan mengarah pada jalan surga ataukah neraka?