Kidung Kinanthi

Life is flowing in its story leaving history

  • Home
  • About
  • Sitemaps
  • Article
    • Opini
    • Story of Me
      • My Diary
      • My Poem
      • True Story
      • Love Story
    • Contact
    • Disclosure
  • UMKN Visit
  • News
Membahas tentang pelaksanaan kampanye, nyatanya tak akan ada habisnya. Janji para parpol untuk melaksanakan kampanye damai dan menyejukkan, masih sebatas slogan yang too good to be true. Salah satu contohnya saat kemarin [Selasa, 25 Maret 2014] ada kampanye di Sleman yang Bismillahirrahmaanirrahiim “spectakular” semarak, heboh sekaligus membuat saya dan teman-teman di kantor pada mempertanyakan: Lha kampanye kayak gini gini kok pengen mendapatkan simpatisan dan perolehan suara yang banyak? Pelaksanaannya kampanye-nya saja sudah bikin polusi yang komplek, antara lain: 
  1. Polusi udara: arak-arakan bersepeda motor dengan keliling menempuh total jarak tempuh yang tidak pendek dengan memainkan mesin motor yang menderu-deru. 
  2. Polusi Suara: dari suara motor yang knalpotnya diacak-acak sehingga kebisingannya melebih sirine mobil pemadam kebakaran. 
  3. Polusi pikiran: tidak bisa konsentrasi akibat kegaduhannya yang berlangsung lama [sekira jam sembilan sampai jam tiga sore] dimana central acaranya tak jauh dari komplek perkantoran pemerintahan Sleman. 
  4. Polusi hati. Suara yang gaduh dalam jangka waktu lama kan bikin labil emosi bagi masyarakat yang berada dalam radius ring kampanye. Apalagi pas kampanye kemarin suara gaduhnya melebih ambang batas deh kayaknya. 
  5. Polusi lalu lintas [baca: kemacetan] akibat pengalihan ruas jalan dan atau bagi pengguna jalan raya dari luar kota yang tidak tahu sedang ada kampanye kan bisa terjebak dalam kemacetan. 
  6. Polusi etika dan norma-norma: lha yang pawai naik motor kan rata-rata tidak berhelm, tak jarang pula yang tubuhnya dicat warna-warni, 
  7. Dan polusi lainnya masih banyak deh.
Dari gambaran umum pelaksanaan kampanye yang masih TIDAK singkron dengan tujuan utama untuk mempublikasikan program unggulannya dan membuat semakin banyak calon pemilih yang bersimpatik sehingga dengan suka rela mencoblos parpol yang berkampanye. Lha kalau rerata cara kampanye masih dominan dengan model-model yang MELEGALKAN pelanggran peraturan dan ABAI terhadap norma – normatif, rasanya bisa dinalar jika populasi GOLPUT masih memiliki peminat yang banyak kan? Masang bendera partai di sepanjang jalan kayak lomba umbul-umbul, poster dipaku dipohon-pohon, pawai arak-arakan, pentas musik tak perduli kesopanan, anak-anak disertakan dalam massa kampanye, dan masih banyak lagi “Style” kampanye yang Tidak simpatik lainnya. Jadi kalau ditelaah lebih mendalam, apalagi jika yang mengambil sikap GOLPUT sebagai pilihan dengan kesadaran penuh, bisa jadi salah satu faktornya adalah dari AKSI kampanye tersebut, terjadilah REAKSI dari calon pemilih dengan mengambil sikap untuk menjauh dan memilih GOLPUT.

Bukan bermaksud memihak pada komunitas GOLPUT, tapi pilihan sikap mereka jika dianalisa sebenarnya kan tidak sepenuhnya sebuah sikap apatis atau cuek atau tidak mendukung proses demokrasi. Hukum Aksi=Reaksi pun bisa berlaku dalam sistematika demokrasi. Semoga fenomena Golput ini tidak jadi tema debat kusir acara Televisi tanpa riil action. Sebagai sesama calon pemilih dalam pesta demokrasi negeri ini, saya berusaha positive reaction saja, semoga fenomena pilihan sikap Golput bisa menjadi salah satu kajian yang penting untuk dipertimbangkan dalam mengevaluasi pelaksanaan kampanye yang sampai saat ini masih jauh dari harapan [saya].

 “ Bund, Imunisasi HIB, HPV, Tifoid dan MMR itu apa?” tanya Aida sambil membawa kumpulan latihan soal-soal UN. Acara menulis untuk tema LBI pekan ke-10 pun break sebentar. Untuk menjawab pertanyaan Aida tersebut, saya pun langsung gugling ria. Lha jenis-jenis Imunisasi yang disebutkannya merupakan hal baru bagi saya.

“ Tadi siang berisik banget ya Bund…” lanjut Aida sementara koneksi modem masih muter-muter saja. “ Aku sampai gak bisa belajar. Di kantor Bunda bising gak?”
“ Ya Bising poll, wong kamu yang di rumah saja terganggu apalagi Bunda yang berada di kantor yang jaraknya hanya beberapa meter dari lokasi pengumpulan gank motor itu tadi..”
“ Mereka itu kok mau sih begituan ya? Kira-kira dibayar berapa sih Bund…?” Olalalaaa, logika anak yang duduk di kelas 6 SD sudah langsung mendarat ke arah partisipan kampanye berbayar?
“ Hehehee….Bunda gak tahu, Da. Sapa tau mereka serius dan suka rela ikutan menyemarakkan kampanye kan?”
“ Emang orang sebanyak itu mau gak dibayar, arak-arakan, panas, ngabisin bensin ya Bund?”
Tuh kan, rentetan pertanyaan Aida semakin memanjang dan saya pun harus ekstra menyusun jawaban yang mengarah ke WISE sebisa saya deh.
“ Lha kalau Aida mau gak kalau ikut kayak begituan?”
“ Gak ada manfaatnya, mending di rumah saja Bund. “ Good girls, batin saya.
Alhamdulillah, loading internet pun akhirnya cooperative sehingga rasa penasaran Aida teralihkan untuk menyalin contekan tentang jenis-jenis Imunisasi. Dan saya pun bisa kembali melayangkan angan-angan tentang kriteria Capres yang Capable memimpin negeri tercinta ini. Sederet kriteria yang diharapkan mulai dari sifat, sikap, kemampuan, integritas, nasionalisme, komitmen dan sebagainya, sepertinya sudah menjadi janji politik para CALON Capres – Cawapres. Setiap hari, semua media massa baik on line-off line, elektronik maupun cetak, hampir selalu ada slot untuk kampanye, iklan dan pencitraan diri.
“ Kalau GOLPUT itu apa Bund ?” tanya Aida sambil mengemasi lembaran soal latihan UN-nya. Sepertinya Aida tadi sempat membaca judul draft postingan ini.
“ Golput itu orang yang tidak ikut memilih pada saat Pemilu nanti, Da”.
“ Memang boleh tho kalau gak ikut milih getu?”
“ Memilih dalam pemilu itu kan HAK, jadi tidak ada sanksi hukum bagi  pemilih dalam menggunakan Hak pilihnya atau tidak.” Deuhhh, sepertinya penjelasan saya kok kurang membumi ya untuk ukuran anak SD?
“ Berarti tidak Wajib ya Bund menggunakan hak pilih itu? Terus Bunda nanti mau pilih presidennya siapa  ?”
Pertanyaan lanjutan Aida ini sepertinya terinspirasi dari tayangan TV, dari sekian sosok yang sudah memunculkan diri dan optimis akan maju dalam putaran PilPres, memang sesekali saya dan suami berkomentar ini, itu, begini dan begitu.

Sebagai sosok Emak yang masih new comer yang sedikit paham bahwa asas Pemilu itu LUBER, maka dengan gaya diplomatis saya pun menjawab: “Siapapun Pemimpin yang terpilih nanti SEMOGA BISA membawa Indonesia punya Bargain positian yang kuat di kancah politik Internasional, ya…semacam power para negara anggota PBB yang memiliki HAK VETO agar tidak ada lagi negara lain yang menyepelekan Indonesia dalam segala manifestasinya “ tuh kan jawaban model Ibu yang sablenk MODE ON, pertanyaannya apa terus ngasih jawabannya kemana tuh?

Maka postingan ini pun saya akhiri cukup sampai di sini, daripada nanti saya makin nglantur sampai ke Perang Baratayuda dan Adipati Karna yang confident dengan prinsip “ Right or Wrong Is my country”.  Selamat menikmati masa-masa crowded kampanye yaaa….yang jelas tulisan ini BUKAN kampanye untuk Golput lho? Tapi hanya sebatas pengamatan bahwa ada korelasi antara cara pelaksanaan kampanye yang masih jamak dengan ragam pengabaian normatif dengan sikap calon pemilih yang Golput.

40
Share
Sepertinya Resensi, maka membuat review pun masih hal yang Bismillahirrahmaanirrahiim asal nulis bagi saya. Lha ndilalah Tema LBI pekan ke-11 ini kok mentahbiskan harga mutlak gak boleh ditawar “ Peserta me-review 1 diantara 10 blog yang kami rekomendasikan dengan tujuannya adalah membuat tulisan yang menginspirasi. Diharapkan peserta bisa memahami dan membandingkan hasil tulisan, template, gaya bahasa, gambar dan sebagainya dari blog luar yang dipilih sebagai bahan pertimbangan untuk blog pribadi para peserta sendiri”. Tujuan dan harapan yang mulia sekali, tapppiii….#*mikir serius* okelah saya pilih Ars Technica [Berita Teknologi]. Alasannya: di kopyok yang terpilih blog-nya Ars Technica.

Secara umum, blog saya dan Ars Technica hanya punya satu kesamaan yaitu: Warna Background blog: PUTIH. Warna putih pada blog saya baru saya ganti sekitar bulan lalu dengan pertimbangan simple mata saya dan para tamu yang telah meluangkan waktu untuk mengunjungi blog ini bisa nyaman dan tidak membuat mata cepat lelah. Sedangkan untuk mencerminkan blog saya dengan Ars Technica dengan sudut lainnya, berikut ini beberapa hasil pencerminannya:
Performance Prima Ars Technica
Kalau dari segi pemilihan template, sudah jelas sangat berbeda. Ars Technica lebih profesional dan cenderung seperti situs-situs besar kelas dunia yang menyajikan content berita dan teknologi lainnya. Sebenarnya saya pernah ingin mengganti template serupa Ars Technica tapi karena saya belum pinter juga mendesain template…jadi masih betah dengan template dan tampilan blog untuk sekarang dan sampai ada bala bantuan untuk ngeditin template lagi. Hehehee…  

Dari segi penggunaan tata bahasa dan kalimat, jelas sekali perbedaan kontrasnya. Gaya tulisan saya cenderung alay, ngalor-ngidul dan kebanyakan narasi pengantarnya. Sedangkan Ars Technica mengulas isi blog dalam gramatikal yang straight to the point dengan kaidah 5W + 1 H.  walaupun techcrunch berbahasa Inggris, tetapi bahasa Inggris yang digunakan tidak terlalu jlimet dan mudah dimengerti oleh pembacanya dari seluruh dunia.

Penggunaan ilustrasi berupa gambar, jelas gambar di blog saya lebih inovatif…maksudnya suka-suka saya naruh gambar, tak jarang saya insert ilustrasi yang gak nyambung banget dengan isi postingan lho? Sedangkan gambar yang ditampilakan oleh Ars Technica penuh dengan pertimbangan dan selalu memiliki hubungan yang sinergis dengan entry yang di publish. 

Terkait dengan entry, jam tayang Ars Tehnica frekuensinya cukup tinggi yaitu bisa sampai mendekati sepuluh postingan dalam sehari. Hal ini saya maklumi, kan Blog Ars Technica saat ini bukan lagi blog personal tapi sudah dikelola secara profesional sehingga pastinya kontributor tulisannya memang expert di bidangnya masng-masing dan sudah memiliki jadwal untuk up date blog secara sistematis. Lha kalau Kidung Kinanthi, sepuluh postingan itu apdet untuk sebulan kalau kondisi kondusif. Kalau lagi bergelombang, bisa ditelusuri di archive: bahkan ada masa hiatus tanpa postingan!
Blog teknologi; Blog Science : Blog keren
View bagian bawah Ars Technica
Menelaah the soul of the Blog: Content Blog, Ars Tehcnica yang berisikan berita teknologi dan informasi menampilkan ulasan dan panduan tentang perangkat keras komputer dan perangkat lunak, ilmu pengetahuan, kebijakan teknologi, dan video game yang dikategorikan dalam jenis : News, Guides , Ulasan , dan Fitur . Untuk pilihan Lay out, pada sudut kanan atas Ars Technica terdapat dua pilihan tampilan/View: GRID dan ARCHIVE. Sedangkan Kidung Kinanthi? Monggo di lihat sendiri ya? Tab atas yang saya tujukan sebagai navigasi, masih semrawut isinya….#parah. 
Apalagi jika di tinjau dari segi Monetize Blog. Nyaris tak ada iklan di Ars Technica, sedangkan Penempatan Iklan blog saya? Tampak jelas pengelolaan widget iklan saya asal tempel yang penting seru. Sedangkan Iklan di Ars Technica…serba penuh pertimbangan dan efektif.

Dan kalau review ini dilanjutkan lebih intens dan detail, semakin tampaklah perbedaannya yang bagai bumi dan langit. Blog Ars Tehnica Ars Technica yang pada awalnya adalah milik duet dari  Ken Fisher dan Jon Stokes [sampai dengan Mei 2008], kemudian dijual ke  Condé Nast yang membeli blog Ars Technica ini bersama dengan dua orang lain dengan harga $ 25 juta dan menambahkannya ke kelompok Wired Digital, yang juga termasuk Wired News. Sebuah perkembangan blog pribadi yang mentakjubkan. Kira-kira, ada gak ya yang mau beli blog saya dengan harga segitu? 

Aniwei, mereview blog besar kelas dunia ini membuat saya bermimpi pengen punya blog yang fokus pada tema tertentu, bisa rutin posting, templatenya simple dan loadingnya ringan serta bisa go Internasional. 

Untuk menuju ke arah sana, sepertinya hal pertama yang perlu saya benahi adalah: mensinkronkan jejak off line dan On line agar bisa happy life and happy blogging as I hope.


40
Share
Dua jenis hewan yang Bismillahirrahmaanirrahiim sudah akrab bagi saya sejak kecil, apalagi Lintah di masa-masa dulu [semoga sekarang sudah semakin jarang] sering ditambahi dengan nama belakang Darat = "Lintah Darat". Tapi yang pengen saya bahas bukan sepak terjang Makhluk jejadian tersebut, melainkan beneran hewan yang di sebut lintah ini ternyata sama sekali tidak jahat, malah justru sebaliknya sangat bermanfaat untuk membantu penyembuhan bermacam penyakit lho?

Sebenarnya, sebelum-sebelum ini saya hampir selalu latah menyamaratakan antara PACET dan LINTAH. Waktu saya masih tinggal di Banyuwangi, tiap periode musim hujan sering kedatangan tamu yang namanya Pacet tapi saya sering asa sebut Pacet atau Lintah untuk menamainya manakala bercerita ke teman-teman. Iya, kalau bangun tidur dan menyalakan lampu, saya sering mendapati seperti ada noktah warna tanah basah yang menempel di lantai [keramik warna putih]. Awalnya saya pikir, lumpur tanah dari mana? Kan saya tinggal sendiri kala itu dan yakin gak bermain lumpur kok. Sepulang kerja, Motor juga langsung masuk rumah tanpa membawa lumpur meskipun di perjalanan menerobos hujan. Karena penasaran, saya pun mengamatinya lebih seksama mengulak-ulik dengan sebatang lidi. Ahaiiii….ternyata bukan lumpur tanah, tapi binatang berbadan serupa cacing tapi beda ukuran dan morfologi lainnya pastinya. Setelah peristiwa pertama itu, hari-hari berikutnya sudah hapal kalau musim penghujan dijamin bakal ada pacet yang masuk rumah, baik di ruang depan, kamar mandi atau di bagian lantai ruang lainnya. Pliisss…jangan dibayangkan seperti di film LEECHES! Peristiwa kedatangan pacet di rumah [Banyuwangi] terjadinya tidak setiap hari dan jumlahnya hanya hitungan jari kok, jadi yaaa….no worry to enjoy even they come:) #sok Cool.  
BUkan pacet; kidung kinanthi
First Note:MOHON MAAF Jika Gambar selanjutnya "Kurang Menarik"
Sepertinya episode asal-asalan salah nyebut Pacet yang rancu dengan lintah akhirnya menemukan titik terang setelah kemarin saya bertemu dengan orang yang menekuni pengobatan alternatif dengan terapi Lintah. Tujuan kedatangan saya dan Mbak Emmy sebenarnya masih terkait soal dunia perindustrian. Tapi dalam sesi obrolan santai out of topic dari duty yang kami emban, terkuaklah jika si Bapak juga memiliki profesi lain sebagai terapis syaraf menggunakan lintah. Saya yang berpengalaman bingung mbedakno antara Pacet-Lintah dan Mbak Emmy yang sejak lama menyimpan penasaran mengenai pengobatan alternatif dengan Lintah, kompaklah kami berdua menyerang sang tuan rumah, Pak Agus Sutiyono dengan sederet pertanyaan. Mulai dari stock lintah yang beliau miliki hingga cara beliau menggunakan lintah untuk pengobatan terhadap pasien-pasiennya.

 “ Sebenarnya mekanisme pengobatan lintah ini seperti apa sih Pak? Ehm…maksud saya prosesnya gimana jika dijabarkan…?” tanya Mbak Emmy dengan semangat. Maklum dia sudah sering mendengar tentang kehebatan Lintah, binatang lunak, berlendir sekaligus bisa bikin merinding yang dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif yang efektif untuk mengobati berbagai penyakit [berat-ringan].

“ Terapi lintah biasanya saya lakukan dengan menempelkan lintah pada titik-titik akupuntur yang berhubungan dengan penyakit pasien Mbak”. Jawab Pak Agus yang kami respon dengan ekspresi wajah ‘ngeri-geli’ getu deh membayangkan ada lintah yang menempel di kulit tubuh kami.
“ Pada kerongkongan tempat isapannya terdapat tiga rahang berbentuk setengah gergaji dengan gigi kecil-kecil sampai 100 buah” Jelas Pak Agus lebih lanjut. Dari hasil penelitian, diketahui jika dalam air liur lintah terdapat sekitar 150 jenis enzim tapi baru sekitar 15 yang diketahui jenis dan manfaatnya, antara lain yaitu zat [seperti] putih telur yang disebut Hirudin yang bermanfaat untuk mengencerkan darah dan mengandung penisilin.

“ Lha, sampai berapa lama lintahnya nempel dan menghisap darahnya? Terus gimana cara melepaskannya, apa pakai air tembakau getu ya Pak?” Tanya saya makin penasaran dan terlintas wajah cute vampire Edward Cullen [Robert Pattinson].

“ Don’t panic Mbak, sekitar 30 menit sudah cukup bagi lintah untuk menyedot darah. Biasanya malah gak sampai dari setengah jam dan manakala dia sudah kenyang akan lepas dengan sendirinya. Setelah kenyang ini, lintah bisa bertahan sampai setahun lho gak makan? Hebat kan?”  
Pengobatan alternatif dengan lintah; ririekhayan.com
Penampakan Lintah Betina [induk] bersama telur dan juniornya
“ Wouwww......" sahutan saya spontan dengan nada takjub " Terus, Lintah yang habis digunakan untuk terapi itu diapain Pak?”
“ Yaa….dimatikan Mbak. Kan sudah tidak bisa digunakan lagi untuk pengobatan maupun budidaya.”
“Wah, habis manis sepah di buang dunk Pak?”
“ Ya iyalah, masak sepah dimakan? Yang ada malah jadi penyakit tuh. Embaknya mau miara lintah juga? Nanti saya bawain kalau memang mau budidaya lintah juga?”
Spontan kami tersenyum sambil menggeleng dengan pasti dan mengajukan pertanyaan terakhir “ Apa bedanya dengan terapi bekam Pak? Dari cerita Pak Agus, sepertinya kok mirip-mirip gitu dengan metode pengobatan cara Bekam?”

Karena Pak Agus juga pelaku terapi bekam, maka beliau bisa menjelaskan bahwa pada prinsipnya Terapi lintah serupa dengan terapi bekam. Kelebihan dari terapi lintah adalah adanya Hirudin sebagai zat anti koagulan dengan mengikat thrombin  sehingga melancarkan aliran darah yang tersumbat. Beberapa jenis penyakit yang bisa diterapi dengan metode lintah ini antara lain: tumor, diabetes, kanker, tanpa kemoterapi dan pembedahan, Skizofrenia, depresi, mengempiskan lidah bengkak, dan meringankan sakit usus buntu serta pendarahan dan masih banyak jenis penyakit yang bisa diterapi dengan lintah ini karena itulah terapi lintah ini tergolong sebagai salah satu metode penyembuhan yang serba guna.
pengobatan alternatif; kidung kinanthi
Pak Agus dengan produk Home Industrinya [Sabun Batang]
Pak Agus pun menjelaskan bahwa bagian Lintah yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan adalah  badan lintah dan  air liurnya. Untuk Bagian badan lintah bisa diolah dengan 2 cara yaitu dengan dikeringkan kemudian dijadikan serbuk/diekstraksi [langsung konsumsi] dan dimasukkan dalam kapsul [kapsulisasi] untuk mempermudah pengkonsumsianya. Sedangkan untuk air liur yang sebenarnya diambil adalah minyak lintahnya.

Untuk pemanfaatan air liur lintah ini yang dilakukan oleh Pak Agus dalam praktek terapi yang dilakukannya dimana dalam air liur lintah banyak mengandung  enzim. Cara pengobatannya: lintah ditempelkan pada bagian yang sakit dari pasien dimana selama proses makan [menggigit] tersebut lintah mengeluarkan berbagai enzim komplek saat menghisap darah. Dengan cara menyedot darah sebagai sumber penyakit, yang mana darah ditarik keluar dengan harapan menghilangkan darah kotor.

Ternyata Lintah dan pacet TIDAK dibedakan dari sisi taksonomi, tetapi berdasarkan pada habitat kesukaannya: Lintah sehari-hari hidup di air dan  pacet melekat pada daun atau batang pohon [di luar air]. Kedua binatang ini termasuk dalam filum Annelida dengan subkelas Hirudinea. Mereka memiliki klitelum untuk menyimpan telur-telur pada segmen-segmen tertentu, dimana cara perkembangbiakan lintah juga sama seperti cacing yaitu: hermafrodit (berkelamin ganda). Semua spesies lintah merupakan hewan carnivora, beberapa diantaranya ada yang merupakan predator dari berbagai jenis invertebrata seperti cacing, siput, atau larva serangga. Sedangkan pembudidayaan lintah yang dilakukan oleh Pak Agus memang masih tergolong belum menggunakan metode inovasi karena hanya memberikan makanan berupa belut yang masih kecil. Dalam proses pengembangbiakannya, Lintah Induk [betina] ditempatkan terpisah sehingga telur dan penetasannya lebih optimal. Untuk lintah junior diletakkan dalam satu petak tersendiri yang diberi cukup air. Sedangkan Lintah yang ready to use, dikelompokkan tersendiri dengan habitat tanah lumpur saja.
Pacet; Lintah; Binatang penghisap darah
Ini BUKAN Lintah [Pacet]
Setelah ini saya InsyaAllah gak akan salah-salah sebut lagi antara Pacet dan Lintah. Dan makin jelas pula perbedaannya antara binatang Lintah aseli dan “lintah Darat” yang “menghisap” darah sesama manusia sampai ke anak cucu, buyut, cicit dan seterusnya manakala hutang yang dipinjamkan belum lunas secara hitungan sang Lintah Darat.  Jika anda berkesempatan bertemu LINTAH atau Lintah Darat, kira-kira suka yang mana?


Oia, konon kabarnya terapi lintah ini sekarang sudah berkembang untuk kecantikan jugak lho? Banyak kaum hawa yang sudah mencoba menggunakan sedot lintah ini untuk menyembuhkan jerawat, flek hitam, kerut wajah, al hasilnya kulit wajah menjadi bersih dan tetap kencang. Ada yang tertarik untuk mencoba Terapi Lintah untuk kecantikan kah?

26
Share
Nama Wikipedia pasti sudah super sangat familiar, baik bagi user aktif internet maupun yang random saja mengakses internet.  Saya sendiri cukup sering Bismillahirrahmaanirrahiim singgah di Wikipedia manakala sedang jalan-jalan dengan mesin Mbah Gugel. Kalau lagi ikutan kompetiblog, cari references atau dalam rangka mbantuin anak ngerjain PR, jika tabungan pengetahuan sudah over load, solusi efisien ya gugling dan lumayan sering saya landed di Wikipedia yang menjadi perpustakaan on line terbesar kelima di dunia. Wikipedia sebagai Situs non profit dengan miliaran tampilan halaman yang  melayani 500 juta orang yang berbeda setiap bulan ini tanpa adanya iklan/sponsor. Memasang Iklan memang BUKAN tindakan kejahatan tapi Wikipedia lebih concern sebagai situs non komersial, seperti perpustakaan atau taman umum, adalah tempat dimana semua orang bisa pergi untuk berpikir, belajar, berbagi pengetahuan dengan orang lainnya dari segala penjuru dunia.
Dan seperti halnya situs TOP lainnya, yang butuh Server, bandwidth, pemeliharaan dan pengembangan. Demikian pula yang dibutuhkan Wikipedia. Situs-situs top lainnya memiliki ribuan karyawan dan Wikipedia ‘hanya’ memiliki 175 karyawan untuk mendukung berbagai proyek, membuat donasi Anda investasi besar dalam sangat efisien organisasi tidak-untuk-profit. Nah info sekilas ini saya ketahui ketika beberapa hari lalu lagi search mengenai perbedaan/definisi: Kreativitas dan Inovasi. Saya sampai di halaman wikipedia dan mbaca notes jika situs non profit ini membutuhkan dukungan dan bantuan dana untuk bisa eksis mengemban misinya menshare informasi dan  pengetahuan kepada semua orang di seluruh dunia dalam bahasa mereka sendiri dengan 30 juta artikel dan 287 bahasa, tentu membutuhkan support dana yang tidak sedikit pula. 
donasi untuk wikipedia; support wikipedia
Sangat mungkin, sudah banyak yang tahu dan membaca tentang notes di halaman depan Wikipedia yang menyampaikan tentang imbauan berdonasi. Lha pas saya nanyak ke Mas Stumon, dijawab" walahh, ituh kan sudah luamaa Mbak?!". 

Dan melalui tulisan singkat dan sederhana ini semoga bisa memforward dan menambah jumlah user Wikipedia yang tergerak secara bersama-sama membuat action untuk memberikan donasi sehingga Wikipedia tetap bisa beroperasi dengan tetap mengutakan independensi, kualitas dan terjangkau oleh semua orang yang memang membutuhkan akses informasi dan pengetahuan. 


Untuk Informasi lebih lengkap, silahkan cekidot di:
 our donor policy dan donate.wikimedia.org.

18
Share
Motivasi Terbesar dalam beraktifitas Blogging Bismillahirrahmaanirrahiim merupakan tema tulisan yang sudah beberapa kali saya posting, at least menjadi bagian dalam tema yang tayang di blog dan kompetiblog yang pernah saya ikuti [dan tidak menang]. Dan untuk tantangan tema LBI pekan kesepuluh tentang  ” Apa Motivasi Terbesar Anda Menekuni Aktivitas Blogging? ", jawaban saya tentu masih tetap, yaitu: dalam rangka menyalakan obor semangat untuk menulis karena saya suka menulis dan ingin mendokumentasikan hasil tulisan. #motivasi yang membingungkan ya?

Lha memang Sedari awal, ketertarikan untuk bikin blog dan berharap bisa aktif nge-BLOG memang berawal dengan motivasi UTAMA agar saya bisa kembali bergairah menulis. Saya memang membutuhkan semacam stimulator yang enjoyable sehingga aktifitas menulis saya kembali membangkit setelah nge-drop drastis dan praktis vacuum sejak saya memasuki dunia kerja.

Pada awal-awal kerja, saya masih ada nyali dan nyala harapan untuk menulis. Namun menerima fakta bahwa tiap kali mengirimkan tulisan ke media cetak ditolak dengan penyertaan sepucuk suratan cinta yang isinya panjang kali lebar, awal-awalnya sih oke-oke dan tetap keep going nulis dan nulis, no problem what editor said. Iya sih, kalau tulisan bisa di muat di media cetak tentunya dapat  honor dan ini merupakan sesuatu yang menyenangkan tentunya.

Tapiii…meanstream utama yang saya harapkan dengan [andai] lulus audisi tim editor artinya skill dalam menulis secara kualitas ada peningkatan. Terus…seneng dunk kalau tulisan kita dibaca banyak orang, dinikmati dan berbagai bentuk apresiasi lainnya. Tapi semakin seringnya nrima surat cinta demi surat cinta dengan TINTA MERAH kok ya lama-lama muncul semacam rasa bosen, jenuh dan gak PeDe, merasa hasil tulisan saya gak ada peningkatan, yang kemudian menggerus kesukaan saya dalam menulis hingga saya HIATUS TOTAL dari menulis dalam rentang waktu yang sangat lama: + 5 tahun!
Cerita dibalik Blog
Model [unknown] 
Hingga saya mulai tahu tentang blogging ya ketika Raditya Dika dengan Kambing hitam Jantannya jadi pembicaraan dimana-mana. Memang saya tidak langsung terjun bebas membuat blog karena prasangkaan saya bikin blog itu suliiittt, terus akses internet masih belum friendly sekarang dan berbagai stigma yang kontraproduktif lainnya perlu skill yang canggih IT dan jamaknya masih erat mind set bahwa membuat dan mengelola blog itu tidak mudah serta menyita waktu.

Alhasil di sekitar pertengahan 2009 saya berusaha menerjemahkan kalimat yang cukup sering saya dengar: Kapan saat yang tepat untuk melangkah [nge-Blogger] adalah just take it start! Lha kebetulan biaya berinternet ria mulai lumayan bersahabat plus di kantor juga dipasang wifi. KLOPlah untuk mulai ngeblog dan mengaktifkan diri untuk menggoreskan pena kembali. Lha kalau tulisan kita ada yang mau mbaca, kemudian ada yang mau ngasih komentar tentunya sebuah euforia kebahagiaan yang memicu KETAGIHAN untuk menulis dan menulis dan menulis selanjutnya kan?. Learning by doing and practise make me better in writing..........bisa karena membiasakan sering menulis. 
Seorang penyair pernah mengatakan bahwa seorang penulis bukan hanya seorang yang mengatakan sesuatu, tetapi dia juga orang yang tahu cara untuk mengatakannya. Berproses menulis tidak hanya berhubungan dengan diri kita sendiri sebagai pelaku tulisan, tetapi hasil tulisan akan menjalin pertalian dengan banyak orang baik di sekitar kita maupun dari luar lingkaran keberadaan kita. Dengan sebuah tulisan yang bernas, kita bisa menjangkau ribuan orang di luar sana, bahkan lintas generasi dan abad.
Apakah saya ini seorang blogger? Blogger atau bukan, saya sendiri lebih memilih untuk menamai SAYA SUKA menulis dan ingin bisa menulis dengan lebih baik dari waktu ke waktu. Mendokumentasikan tulisan di Blog adalah salah satu medianya.

Kalau kemudian aktivitas blogging ini mempertemukan saya pada serangkaian kesempatan yang berkesinambungan lainnya semisal dapat job ripiu, bisa monetize blog, bisa ikut aneka kompetiblog [ Alhamdulillah jika menang, kalau belum berhasil ya berarti indikasi jika kemampuan menulis saya masih perlu banyak latihan lagi. Itu soal aksi [baik] dan reaksi yang bermanfaat tho? Ya itung-itung, cost nge-blog bisa dihandle oleh income yang dihasilkan dari nge-blog pula. 

Nah, kepak sayap apa saja yang sudah anda peroleh dari motivasi blogging anda selama ini?

24
Share
Anak-anak dengan dunianya yang Bismillahirrahmaanirrahiim, penuh keceriaan dan membawa potensi bakat yang acap kali terlewatkan. Padahal, masa anak-anak adalah ladang yang subur untuk menumbuhkan berbagai potensi anak-anak yang bisa dikembangkan menjadi aktifitas positif. Salah satu yang identik dengan dunia anak-anak adalah warna mewarnai.

Tak bisa dipungkiri jika pada umumnya anak-anak menyukai kegiatan yang berbasis pada warna-warna atau menggambar. Masih terkait dengan euforia tersebut, sudahkah pada tahu kalau ternyata ada Hari Seni Anak Indonesia? Alhamdulillah, saya juga baru tahu beberapa hari lalu, tepatnya saat diajak suami untuk menghadiri pameran lukisan anak-anak dimana salah satu anak yang ikut memajang karya lukisnya adalah anak dari teman suami saya.
Amazing Kid; Parenting; Love story
Hari Seni Anak Indonesia
Pameran lukisan ini sekaligus bertepatan dengan pencanangan Hari Seni Anak Indonesia yang jatuh pada tanggal 8 Maret secara resmi dibuka oleh GKR Pembayun dengan pelepasan balon bersama anak-anak yang hadir. Selain pidato sambutan dari GKR Pembayun yang menyambut antusias diadakannya pameran seni lukis anak-anak dan berharap kegiatan serupa ini bisa terselenggara agar bisa mengakomodasi bakat anak-anak yang sangat beragam. 
GKR Pembayun: Perayaan Hari Seni Anak Indonesia
Sambutan dan Pelepasan balon oleh GKR Pembayun
Pada sesi pembukaan pameran yang diberi judul UNPREDICTABLE KIDS EXHIBITION tersebut juga menghadirkan Dr. Indira L. Gamayanti M.Si [Psikolog Anak]. Bahwa masa anak-anak merupakan golden age sehingga peran aktif orang tua sangat diperlukan untuk membimbing dan mengarahkan sehingga bakat anak-anak bisa ditumbuhkembangkan dengan optimal. Dalam Exhibition ini berhasil memamerkan karya lukis dari 4 anak, yaitu: 
  1. Muhammad Ahnaf Mumtaza [Sleman, 6 Juni 1999] yang sudah aktif melukis sejak tahun 2001 dengan prestasinya yang berhasil diraih tak hanya di bidang seni lukis,  Beberapa kali memenangkan lomba tartil al Qur’an, kompetisi drum, futsal dan untuk bidang lukis ini, peraihan prestasi yang baru-baru ini di dapat adalah Juara I poster Gizi seimbang, Juara II lomba melukis wajah pahlawan, Juara III lomba lukis Padmanaba. Khusus untuk pameran lukisan yang sedang dihelat saat ini, Ahnaf menampilkan 3 karya lukis yang masing-masing diberi title: Semua lenyap Tersapu traktor, Menjelang malam di rumah Impian Masa Kecil, Hanya tersisa sebuah rumah dan sebatang pohon.
    Cuplikan karya Ahnaf dan Bintang [katalog]
  2. Bintang Tanatimur [Yogyakarta, 18 Agustus 2005]. Aktif melukis sejak usia 4 tahun dengan modus awal corat-coret saja. Ratusan karya lukis sudah berhasil dibuat oleh Bintang, dari yang berbasis kertas, kanvas, kaca sampai membuat karya wayang dari karton. Dalam event ini Bintang menampilkan karyanya yang diberi judul: Bulan Bintang bertaburan dan “untitled”
  3. Rozzan Favian Jiwani [Yogyakarta, 5 November 2005] yang sudah mulai suka corat-coret sejak usia 2 tahun yang selalu dilakukannya di atas kertas [tidak pernah melakukan corat-coretnya di tembok]. Sejak usia 3 tahun, Rozzan mengidolakan penyanyi Michael Jackson dan selain menggemari seni lukis dia juga suka musik yang tercatat sejak kelas 1 SD Rozzan mulai mengikuti kegiatan Karawitan di sekolahnya hngga sekarang. Dalam pameran ini, Rozzan menampilkan karya lukisnya yang di beri judul: Superman adalah Soekarno dan Michael Jackson Idolaku.
    Cuplikan karya Rozzan dan Shafa [katalog]
  4. Shafa selimanorita [Jakarta, 25 Agustus 2002], sudah wara-wiri menjuarai berbagai even dan perlombaan di bidang seni lukis sejak tahun 2004. Prestasi yang diraihnya juga melebar sampai ke dunia fashion. Bagi Shafa, pameran kali merupakan pameran lukis yang ketiga kalinya, dengan menampilkan karya lukisnya: Lanskap Satwa #1, Lanskap Satwa #2, Matematika Galau.
Untuk tampilan lukisan ke-empat pelukis tersebut hanya bisa saya ambilkan dari katalog karena jepretan dari ruang pameran hasilnya kacau oleh efek pencahayaan yang remang-remang serta posisi bolamp kecil yang berada dekat lukisan. Tapi sempat ngobrol sebentar dengan Ahnaf, saya menanyakan proses melukisnya butuh waktu berapa lama. " Waktu penyelesaian lukisannya beda-beda, ada yang empat bulan, tiga bulan dan yang paling cepet sebulan Tant..." wowowowooo...lebih lama dari membuat postingan ya? #dasar sablenk

Dan mengutip ulasan dari  Kurator Rusnoto Susanto [katalog pameran], Penyelenggaraan pameran ini didasari pada keprihatinan masyarakat sekarang dengan proses kreasi anak yang dibentuk secara LATEN oleh sebuah konsep pembelajaran stereotype yang berusaha membentuk karakter anak sesuai dengan yang dikonsepsikan oleh orang dewasa. Sehingga kreativitas anak muncul sebagai proses penerjemahan kembali imajinasi dan instruksi serta paradigma yang didogmatiskan oleh orang dewasa [guru, orang tua dan lingkungannya]. Anak tak lagi memperoleh pendampingan yang ideal karena orang tua cenderung menitipkan aspirasi kreatif sampai ideologi masa depan anak menurut kacamata ideal orang tuanya. Kita tak lagi peduli dengan potensi dasar anak sehingga melakukan treatment secara membabi buta untuk mencapai target dan impian orang tua tanpa memperdulikan hasrat keatif sang anak itu sendiri.

Dalam pameran ini juga hendak menyajikan proses kreatif anak-anak yang ‘unpredictable’ dan memberi ruang yang cukup untuk mengembangkan hasrat estetiknya melalui keleluasaan proses kreativitas mengembangkan imajinasi tanpa batas. Hal ini semacam perenungan bagi orang tua untuk kembali melakukan pendekatan yang ideal untuk proses pendampingan kreativitas anak. Sehingga ruang ini dapat dijadikan inspirasi yang berkelanjutan mengenai kesadaran menumbuhkan, memupuk dan mengembangkan kretaivitas anak sejalan dengan tingkat perkembangan psikologis anak maupun fisiknya.
Dua wanita beda generasi dengan suguhan hasil bumi
Acara yang digagas sebagai wadah kreasi anak-anak berbakat dalam bidang seni lukis ini akan berlangsung dari tanggal 8 Maret – 8 April 2014 berlokasi Sellie Coffee Jln. Gerilya 822, Prawirotaman II Yogyakarta, Telp 0274-384916. Pembukaan acara yang dimulai jam 16.30 WIB berjalan sangat meriah, dipenuhi oleh keceriaan anak-anak yang hadir didampingi para orang tua. Suasana semakin semarak oleh aneka dolanan anak-anak yang dibagikan secara gratis pada saat registrasi tamu yang hadir. Suguhan yang dihidangkan juga membumi, maksudnya hasil bumi seperti jagung rebus, singkong goreng. Ada juga popcorn dan es krim. 
Aneka dolanan tradisional yang dibagikan
Tak hanya anak-anak beserta para orang tua yang menghebohkan acara pembukaan tersebut, tapi juga seorang ibu tua yang sangat antusias hadir karena memang ingin bertemu dan ngobrol langsung dengan GKR Pembayun. Pembicaraan di antara mereka berlangsung lumayan lama dan gayeng, sesekali terlihat garis senyum menghias di wajah dua wanita beda generasi tersebut. 
Kids Today; Kids Activity; Parenting
Me with: Fam, GKR, Ahnaf
Bagi yang berdomisili di Yogyakarta dan sekitarnya, mumpung waktu pameran masih lama, barangkali berminat untuk melihat sekaligus mewacanai Unpredictable Kids Exhibition ini, bahwa:

  1. Kreativitas merupakan bentuk nyata kemampuan individu untuk memupuk, menggali, menumbuhkan dan mengembangkan kekuatan imajinasi.
  2. Setiap orang dapat belajar untuk mengembangkan berpikir kreatif dan mengintegrasikan kemampuan tersebut dengan ketrampilan-ketrampilan berpikir tingkat tinggi lain sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah.
  3. Belajar mengeksplorasi mimpi dan berbagai kemungkinan dengan mengembangkan kepekaan terhadap petualangan, kejutan, kenyamanan, dan kesenangan sehingga memfasilitasi ide-ide baru dan pemecahan masalah secara inovatif sesuai kebutuhan

Selamat menikmati pameran, semoga semakin memicu kreativitas dan inspirasi!

20
Share
Trend dalam dunia industri komunikasi Bismillahirrahmaanirrahiim hadir dengan pembaharuan yang berbasis kompetitif secara berantai. Hal ini didukung oleh hadirnya teknologi digital dan internet yang merupakan salah satu katalisator penting bermunculannya peranti multimedia, seperti misalnya mediacetak yang saat ini juga memiliki versi digital [online]. Hal ini berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan arus informasi dan mode komunikasi, baik dari segi produksi, distribusi, maupun segmen  konsumennya. Demikian pula dengan media cetak yang di sebut KORAN yang tak luput dari Pergerakan perubahan ini, salah satu dampak nyatanya adalah bermunculannya media cetak yang diberi label KORAN LOKAL. 

Jika menyebut tentang Koran Lokal, yang terdeteksi pertama kali di penafsiran saya adalah suatu produk media massa cetak yang mengambil segmen pemberitaan/muatan lokal sebagai konten yang dominan. Keberadaan Koran Lokal ini awalnya [ini prasangkaan saya..] untuk membroadcast segala fenomenam dan kejadian yang ada di sutau daerah yang kebanyakan berada di luar kriteria berita yang bisa masuk dalam halaman koran-koran yang berskala Nasional. Banyak fenomena dan informasi yang sebenarnya penting dan layak untuk diketahui masyarakat luas TAPI masih belum masuk coverage media cetak Non Lokal karena beberapa alasan:

  1. Kuota berita yang sudah terpenuhi
  2. Jumlah halaman koran yang tidak mungkin ditambah-kurangi mengikuti jumlah pemberitaan yang masuk meja redaksi.
  3. Isi berita/informasi/kejadian dianggap tidak sesuai dengan visi/misi Koran Nasional tersebut.

Dengan beberapa alasan tersebut dan sangat mungkin juga ada kepentingan jurnalistik lainnya, maka lahirlah media cetak yang disebut KORAN LOKAL. Jika ditanya produk Koran Lokal apa yang pertama saya kenal adalah Karya Dharma yang terbit di era 90-an. Kayaknya sih koran tersebut beredar untuk kalangan guru dan saya bisa mengenalnya ya karena asas manfaat punya teman yang ortunya guru. Untuk jenis lainnya, ya era kemunculan media cetak yang berpola konvergensi seperti Radar dan Tribun yang bervariasi sebanyak jumlah daerah di wilayah Indonesia. Untuk Koran Radar sepertinya tiap daerah [skala kabupaten/kotamadya] sudah pada ada Koran Radar masing-masing. 
Perkembangan Media massa
Ini BUKAN berita dalam KORAN LOKAL lhoh?
Khususon untuk Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Radar juga ada koran Kedaulatan Rakyat yang tak kalah pamornya dengan Radar Yogya. Dengan harga seribu Rupiah, KR sudah bisa kita beli. Saya pun jadi bertanya-tanya, dengan harga jual eceran seribu apakah Harga pokok produksi [HPP] tercapai? Harga bahan baku [kertas dan tinta], Cost: peralatan, Listrik, Tenaga kerja, telpon, dsb…? Waduuh, kenapa saya jadi pusing mikirin sudah bisa BEP Kedaulatan Rakyat ya? Pastinya dapat profit finansial kan? Kalau hanya sampai pada level BEP mulu, kan gak mungkin KR bisa eksis sampai sekarang?

Dan semoga berjaya seterusnya dalam dunia jurnalistik tanah air. Lha wong Koran Lokal sekarang muatannya sudah mulai global, tidak melulu diisi dengan rerupa pemberitaan seputar daerah dimana koran lokal tersebut diterbitkan dan atau diedarkan. Buktinya, koran semacam KR, Tribun, Radar, juga memberitakan tentang pertandingan sepak bola dari berbagai jenis Liga dan kompetisi tho?

Baik Koran lokal, tidak lokal: nasional dan internasional….semoga keberadaannya bisa saling melengkapi dan menguatkan. Dan saya jadi tertarik untuk lebih tahu mengenai penjenjangan media cetak ini, dan nyasarlah saya ke Wikipedia. Ternyata sampai menjelang akhir 1970, media lokal masih disinonimkan dengan media cetak atau koran lokal harian. Terjadinya pembagian media cetak menjadi berorientasi bagian regional dan sublokal yang kemudian membentuk sendiri sebagai “Susunan kompetisi payung” [James A Rosse].

Berikut ini Susunan kompetisi payung, pembagian pengoperasian media cetak dan sirkulasi yang dibagi menjadi 4 tingkatan yaitu:

  1. Pada tingkat tertinggi, kita dapat menemukan harian kota besar yang menggabungkan berita internasional, nasional, dan regional.
  2. Dibawahnya dijuluki dengan harian satelit. Mencakup beberapa keping regional, tapi lebih berfokus pada berita komunitas suburban mereka.
  3. Koran-koran istiadat suburban, melayani tingkat lokal yang melampaui capaian harian satelit.
  4. Selanjutnya terdiri atas media bebas.

Eh, jadi ingat koran Surabaya Post. Kalau koran ini termasuk koran lokal apa bukan ya? #abaikan. Menurut anda, Kriteria Koran Lokal itu bagaimana? Dan seberapa seringkah Anda membaca Koran Lokal? Mana yang lebih disukai: Koran Lokal atau Nasional?

24
Share
“ Seberapa lama kamu sanggup menjauhkan HP dari jangkauan tanganmu Mbak?” Pertanyaan yang Bismillahirrahmaanirrahiim diberikan Mas Agung [teman kantor yang mulai terusik untuk mengaktifkan blognya yang diberi nama UTSUMAI] berhasil membuat saya penasaran. 

Lha kalau hanya menjauhkan HP saja, apa susahnya cobak? Kan pakai head set bisa tuh HP diletakkan berjarak cukup jauh tho? “ Wong Cuma naruh HP saja, apa susahnya Mas? Neh HP ta taruh dan aku lanjutkan nulis di netbuk….gampang kan?” jawab saya ambil naruh HP di meja dan melanjutkan mengetik.

“ Wahh, yo ora ngono thok Mbak?”
“ Lha terus piye Mas? Kalau hanya gak megang HaPe saja, apa susahnya? Pas mbolang yang gak ada sinyal itu malah bisa lebih dari 24 jam kok tanpa akses HP dan Gadget lainnya”
“ Nek ngunu kui bedo Mbak, alasan ora megang HaPe pancen gak ono sinyal…conditional yang di luar jangkauanmu namanya. Jadi yo nrimo nek wes koyo ngono kahanane”

Saya makin penasaran dan pasang tampang fokus, sepertinya ada Candi Borobudur di balik memasifkan diri dari HP untuk sementara waktu tersebut. 
“ Ayo buka HP dan ketik di browser tap.unicefusa.org” ujarnya memberi info lanjutan.
“ Terus..di apain kalau sudah kebukak TAP dot Unicefusa dot org ini, Mas?” tanya saya ketika sudah sukses masuk ke page unicef TAP PROJECT: Go Without your phone to help give clean water to children I need.
“ Langsung  klik BEGIN….dan letakkan HPmu Mbak” 
Ternyata tap.unicefusa.org merupakan program yang bertujuan untuk membantu anak-anak di banyak belahan bumi yang mengalami kesulitan untuk mendaptkan air bersih. Sejak tahun 2007 program ini mulai dideklarasikan, dan tahun 2014 ini UNICEF Tap Project menantang/ memberi kesempatan untuk berperan aktif dalam program tersebut dengan cara meletakkan HP, dimana setiap 10 menit kita tidak menyentuh HP, Unicef bisa menyediakan air bersih untuk keperluan selama sehari bagi anak-anak yang membutuhkan. Jadi, semakin lama kita bisa mengambil jeda meliburkan diri dari menggunakan HP, maka akan semakin banyak anak-anak yang terbantukan untuk memperoleh air bersih. Tentu saja, meletakkan Hpnya bukan di matikan TAPI koneksi HP tetap on line terhadap aplikasi tap.unicefusa.org yang akan menampilkan time counting. Dan secara periodik, screen HP akan muncul notice-notice yang berisi kalimat yang intinya mengenai air bersih. 

Bahwa air adalah kehidupan dimana Air adalah kehidupan. Namun 768.000.000 orang tidak memiliki akses untuk mendapatkan air yang aman,  air minum yang bersih dan 2,5 miliar orang hidup tanpa sanitasi yang layak. Maka manakala ketersediaan air menjadi tidak aman dan sanitasi tidak ada, air bisa membunuh dan membinasakan segenap kehidupan.

Tidak sulit kan bagi kita untuk berperan serta dalam program tap.unicefusa.org, hanya beberapa menit ‘meletakkan’ HP tidak akan menimbulkan kesengsaraan tho? Apalagi jika HP/gadgetnya lebih dari satu, no big problem at all untuk ikut dalam program ini. Dan Andai jika sejumlah gadgetnya di letakkan secara berbarengan, saya yakin ini pun tak akan membuat aktifitas terganggu. Toh tidak setiap saat ada panggilan yang masuk? Yang keep continue paling banyak kan notice dari socmed dan ini sifatnya tidak yang gawat darurat? Logikanya, kalau ada yang urgent tingkat dewa tentu akan di hubungi by calling?
Bagi partisipan yang terinspirasi untuk melakukan action donasi secara lebih significant maka bisa memfollow up option yang muncul ketika kita mengakhiri on line unicef tap project ini. Over view dari UNICEF Tap Project, merupakan fakta dan wacana bagi kita semua bahwa:
  1. Betapa berbagi dan membantu orang lain itu: tidak pernah sulit, tidak mahal, tidak merugikan dan tidak merepotkan. Bahwa berbagi itu hal yang menyenangkan untuk dilakukan dan membawa rasa kebahagiaan tersendiri [inner satisfy]. 
  2. Betapa pentingnya air bersih bagi keberlangsungan hidup dan ternyata di luar sana sangat banyak saudara-saudara kita yang kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
  3. Sudahkah kita memanage pola pikir dan sikap sehari-hari untuk efisien dan efektif dalam menggunakan air?
  4. Ketersediaan air bersih semakin memprihatinkan, bukan hanya dari masalah jumlah air yang semakin lama tidak sebanding dengan jumlah penduduk, TAPI kekeliruan dalam memanage dan menentukan kebijakan berbagai bidang yang berdampak sangat serius terhadap sumber air bersih di planet ini.
  5. Unicef tap project ini  sekaligus reminder keras akan memprediksi dari PBB jika pada 2025, separuh dari negara-negara di dunia akan menghadapi kekurangan ketersediaan dan kelangkaan sumber air bersih. 
Pelestarian hari sedunia; Safe earth; Global warning

Semoga unicef tap project dan dalam rangka menyambut Peringatan Hari Air Dunia (HAD) yang jatuh pada tanggal 22 Maret, kembali mengingatkan dan menginspirasi kita semua untuk active action dalam rangka mewujudkan sikap dan tindakan peduli terhadap penanganan masalah pencemaran dan pelestarian sumber daya air. 

Bersedia untuk join dalam program ini? Langsung saja ketik tap.unicefusa.org dan klik BEGIN kemudian CONTINUE, then  Together we take action for Clean Water Saves Lives




For further information, just visit :
  • https://www.facebook.com/UNICEF-USA and or
  • http://tap.unicefusa.org/
22
Share
Saat lagi asyik Bismilllahirrahmaanirrahiim pencet-pencet keyboard, sebuah sapaan dan selembar poster pengumuman di berikan pada saya. Saya menoleh, Mbak Emmy teman sekantor plus seruangan sekaligus yang saat ini merupakan teman duet saya jika ada kerjaan yang harus muter-muter jadi biker di seputar wilayah Sleman, rupanya sudah datang setelah sejak pagi mengikuti acara HKI.

“ Mbak Rie, ada lomba nulis neh?”
“ Lomba nulis HKI? “ ekspresi tertarik akan informasi yang diberitahukan Mbak Emmy tadi serentak menyemburatkan ekspresi tertarik di wajah saya. Tapi, satu menit kemudian…
“ Saya posting di Blog dulu ya Mbak? Boleh kan?” maklum, saya masih blank mau nulis apaan tentang HKI?
“ Sangat boleh Mbak, sekalian untuk memperluas informasi agar lebih banyak yang bisa berpartisipasi kan?”
 
Bagi yang sudah gak sabaran untuk menyertakan karya tulisnya, atau ajak-ajak sekalian teman, sodara, kolega, tetangga, suami, istri atau anak-anaknya yang sudah mewarisi hobi menulis untuk ikut dalam lomba yang serius menarik baik dari segi tema, hadiah dan mekanisme-nya yang gak ribet karena TIDAK harus share ke akun socmed soale.

Lomba karya Tulis HKI se-DIY 2014, Hak Kekayaan Inteletual untuk perlinduangan dan daya saing produk di Jogya ini diadakan oleh Balai Pelayanan Bisnis dan Pengelolaan Kekayaan Intelektual Disperindagkop Provinsi DIY. Lomba ini terbuka untuk umum yaitu SMA, Mahasiswa dan Masyarakat Umum dengan total hadiah 27 Juta Rupiah lho? Inilah syarat dan ketentuan lainnya:
Pengiriman Artikel dan pengumuman pemenang:
1.    Pengiriman naskah mulai 17 Pebruari s/d 10 April
2.    Pengumuman Pemenang tanggal 20 April 2013
3.    Penyerahan hadiah tanggal 29 April 2013
Syarat dan ketentuan lomba:
1.    Warga DIY
2.    Type font: Times New Riman
3.    Ukuran Font : 12 pt
4.    Spasi    : 1,5
5.    Maksimal : 1000 kata
6.    Artikel di print dan di burn dalam CD yang diberi nama dan no. HP
7.    Tidak bertentangan norma-norma umum
8.    Belum pernah dipublikasikan
9.    Penulisan berdasarkan Orisinalitas, Kaidah penulisan dan kualitas

Ayo buruan tuangkan ide-ide freshnya tentang Hak Kekayaan Intelektual. Tapi mohon maaf, bagi yang KTPnya bukan warga DIY, jangan kecewa ya? Karena lomba ini di khususkan untuk warga DI Yogyakarta. Dan berdasarkan syarat dan ketentuan lomba…..berarti saya bisa dunk ikutan. Secara saya kan warga DIY juga kan? 
 
Bagi yang masih pengen banget tahu lebih banyak mengenai lomba ini, misalnya hadiahnya berapaan, kirimnya pakai jasa kurir atau dititipin pak satpam, dll.....Saya persilahkan untuk kontak ke alamat yang tertera di dalam picture poster di atas yaaaa…

8
Share
Newer Posts Older Posts Home
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan JANGAN PERNAH MENYERAH UNTUK MENCOBA. ~ Ali Bin Abi Thalib

My photo
Ririe Khayan
Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com
View my complete profile
  • Cara Cepat dan Aman Mematikan Ikan Lele
    Ikan dan Belalang (berdasarkan ajaran agama yang saya anut) termasuk jenis [bangkai] hewan yang halal untuk dimakan. Tapi tidak berarti k...
  • Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ?
    Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ? Bagi orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan atau lokasinya masih berdampingan al...
  • Brand Susu Untuk Kesehatan
    Jika ada pertanyaan: Sehat ataukah sakit yang mahal harganya? Bismillahirrahmaanirrahiim , kalau menurut saya, secara ‘value’ kondisi se...
  • Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online
    Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online . Sebenarnya persyaratan dan alur pembuatan proses secara langsung ( walk i...
  • Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil
    Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil . Jika Anda sedang berusaha punya anak, menunggu kapan Anda resmi ...
  • Lima Cara Mengaktifkan (Kembali) Google Adsense yang Diblokir
    Sebaiknya dikesampingkan dulu bila ada yang beranggapan Akun GA di Banned, tak bisa diaktifkan.  (Ternyata) Google Adsence Bisa Aktif  Kem...
  • Panic attack Ketika Terkena HERPES Zoster
    P anic attack Ketika Terkena HERPES Zoster . Mendengar kata HERPES, bisa jadi sebagian orang langsung tertuju pada nama penyakit yang satu ...
  • Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin
    Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin   .Mungkin kita pernah mendengar peristiwa keracunan sete...
  • Suplemen Madu Untuk Membantu Atasi Anak Yang Susah Makan
    Punya pengalaman menghadapi anak yang susah makan? Ada yang baper karena selera makan putraatau putrinya belum variatif yang berputar seki...
  • Serunya Mudik Naik Kereta Api Probowangi
    Usai long wiken Idhul Adha...jadi ngayal kalau tiap bulan ada long wiken 4 hari gitu pasti indah sekaliiiii...... #Plakkk [digampar klomp...

Blog Archive

  • ▼  2024 (3)
    • ▼  December (1)
      • Manfaat Penting Bermain Untuk Anak-Anak Usia Pra S...
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2022 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2021 (45)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (6)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2020 (43)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2019 (35)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (2)
    • ►  March (7)
  • ►  2018 (49)
    • ►  December (5)
    • ►  November (11)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (5)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (51)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (6)
    • ►  February (7)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (73)
    • ►  December (5)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (10)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (12)
  • ►  2015 (118)
    • ►  December (12)
    • ►  November (12)
    • ►  October (11)
    • ►  September (11)
    • ►  August (12)
    • ►  July (8)
    • ►  June (8)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2014 (60)
    • ►  December (1)
    • ►  November (4)
    • ►  October (6)
    • ►  September (5)
    • ►  August (3)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ►  March (11)
    • ►  February (10)
    • ►  January (8)
  • ►  2013 (90)
    • ►  December (7)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  July (5)
    • ►  June (8)
    • ►  May (9)
    • ►  April (5)
    • ►  March (13)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (126)
    • ►  December (6)
    • ►  November (5)
    • ►  October (14)
    • ►  September (10)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (11)
    • ►  May (12)
    • ►  April (12)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (10)
  • ►  2011 (69)
    • ►  December (11)
    • ►  November (11)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (9)
    • ►  July (7)
    • ►  June (18)
    • ►  May (5)
Ririe Khayan is an Intellifluence Trusted Blogger

Juara LBI 2016

Juara LBI 2016
facebook twitter youtube linkedin Instagram Tiktok

Labels

Advertorial Aneka Kuliner Article Blog Award Book Review Contact Me Disclosure English Version Fashion Fiksi Financial Gadget Give Away Guest Post Info Sehat Informasi Inspiring Lifestyle Lomba Love Story My Diary My Poems Opini PR PerSahabatan Pernik-Pernik Renungan Review Skincare Technology Traveling True Story UMKM Visit Who Am I? Writing For Us banner parenting




Copyright © 2019 Kidung Kinanthi

installed by StuMon