Setelah dengan edisi naratif dalam Reportase Trip on Rajegwesi–Teluk Hijau, One Night Stand @Sukamade dan [Pesona] Alas Purwo – Pantai Pancur. Maka Bismillahirrahmaanirrahiim, lasting posting terkait dengan 3 entry tersebut adalah oleh-oleh yang saya dapat saat di Sukamade yaitu tentang Konservasi penyu di Meru Betiri. Jadi postingan ini merupaka re-type dari pocket book yang diberiakn oleh bapak petugas di pos pintu masuk area Konservasi di Sukamade, karena saat saya mampir di situsnya ternyata isi buku kecil tersebut tidak ada dalam dalam laman web’nya. Maka saya tertarik untuk sharing isi buku tersebut dalam postingan ini, semoga ada manfaatnya bagi semua yang singgah di sini dan khususnya bagi yang sedang membutuhkan referensi [tambahan] tentang satwa langka Penyu. So, here we go to the “Konservasi Penyu di Meru Betiri”
Penyu merupakan binatang laut yang sudah ada sejak 150 juta tahun lalu, bahkan sebelum dinosarus ada. Termasuk ke dalam kelas reptilia laut. Archelon adalah fosil laut sepanjang 4 meter. Adapun ciri-ciri umum biologis penyu adalah:
- Penyu bernafas dengan paru-paru
- Bertelur namun tidak tidak menjaga telur-telurnya hingga menetas [ no parental care ]
- Penyu dapat merespon getaran suara yang lemah
- Jika naik ke darat penyu akan mengeluarkan cairan garam dari matanya untuk menyeimbangkan kadar garam dalam tubuhnya, ini yang terlihat seperti air mata.
Dahulu ada 5 famili penyu laut, sekarang tinggal 2 famili yang terdiri 7 species:
1. Penyu Belimbing [ Dermochelys coriacea ]
2. Penyu Lekang [ Lepidochelys olivacea ]
3. Penyu Sisik [ Eretmochelys imbricate ]
4. Penyu Hijau [ Chelonia mydas ]
5. Penyu Tempayan [ Caretta caretta ]
6. Penyu pipih [ Natator Depressus ]
7. Penyu Ridley [ Lepidochelys kempii ] yang endemik di Atlantik/Mexico
Dari 7 species tersebut, hanya penyu Ridley yang tidak ditemukan di kawasan Indonesia. Dan yang pernah bertelur di Pantai Sukamade yaitu: Penyu Belimbing, Penyu Lekang, Penyu Sisik, Penyu Hijau. Dari 4 jenis tersebut yang naik ke pantai untuk bertelur 2-3 ekor tiap hari adalah Penyu Hijau.
Penyu dewasa akan memijah tapi tiap tahun. Ketika terjadi perkawinan penyu jantan dan betina, sperma disimpan di oviduk dimana diperlukan waktu 2 minggu untuk pembuahan telur yang mengeraskan cangkang telur. Sekitar 2-4 minggu kemudian penyu betina naik ke pantai untuk bertelur. Induk penyu akan kembali ke pantai yang sama untuk bertelur setelah 2-3 tahun, biasanya waktu yang dipilih adalah malam hari karena suhu dingin dan sedikit predator. Penyu dapat bertelur sebanyak 50-150 butir, tergantung jenisnya, dengan kedalaman sarang 50-80 cm. Cangkang telur penyu sangat lunak. Setelah bertelur Induk penyu akan menutup sarang dengan pasir menggunakan sirip pendayung bagian belakang, kemudian kembali ke laut dimana proses ini terjadi kurang lebih selama 3 jam. Maka saat melihat penyu sedang bertelur, yang harus diperhatikan adalah:
- DILARANG menyinari penyu yang akan sedang bertelur
- DILARANG membuat gerakan mendadak di depan penyu yang akan bertelur [penyu akan kembali ke laut]
- DILARANG mengagetkan penyu sedang menyentuh air kembali ke laut karena saat tersebut sangat kritis, penyu bisa pergi dari perairan sekitar dan menuju pulau lain untuk bertelur.
- JIKA pemotretan dengan blitz MAKA dapat dilakukan setelah penyu mulai bertelur [20 butir] dan harus dari arah belakang!
- JIKA ada pengambilan gambar dengan kamera atau video kamera, MAKA dapat dilakukan saat penyu mulai bertelur dan dengan pencahayaan yang soft.
Setelah selesai bertelur, induk penyu akan kembali ke laut. Masa pengeraman telur penyu adalah 45-60 hari dengan suhu sarang akan menentukan jenis kelamin anak penyu [di sebut TUKIK].
 |
Tukik setelah menetas di kondisikan dalam air |
Suhu rendah akan menghasilkan lebih banyak penyu cowok dan sebaliknya. Tukik yang baru menetas akan mencari jalan menuju permukaan sarang selama 3-7 hari, kemudian tukik akan keluar dari sarang pada malam hari karena suhu lebih dingin dan ancaman pemangsa lebih sedikit. Dari 1000 ekor tukik hanya 1 yang akan bertahan sampai dewasa yaitu 20-50 tahun. Perjalanan tukik-tukik menuju laut sangat berbahaya karena mereka akan berhadapan berbagai pemangsa seperti kepiting, biawak, burung laut dan pencemaran laut/pantai. Aktitifitas-aktifitas yang mengancam penyu antara :
- Telurnya diambil untuk dijual
- Adanya pembangunan di pantai-pantai pendaratan
- Abrasi dan kerusakan habitat
- Cahaya lampu dari pantai, kapal dan penangkap ikan
- Kematian karena tertangkap tidak sengaja akibat alat penangkap ikan atau terkena baling-baling kapal.
Karena berbagai alasan/hal-hal yang mengancam kelestarian penyu tersebut, maka perlu dilakukan program pelestarian satwa tersebut. Program terpadu konservasi penyu khususnya spesies penyu hijau di Sukamade, didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut:
ü Salah satu fauna yang menjadi ciri khas Taman Nasiona Meru Betiri
ü Satwa lindung berdasarkan PP no.77 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa
ü Pantai Sukamade merupakan satu-satunya habitat penyu hijau, khususnya daerah Lautan Hindia yang bisa dijadikan sebagai tempat pemulihan populasinya
ü Di daerah Lautan Hindia lainnya seperti: pesisir bagian selatan di Pulau Sumatera [tidak ada manajeman pengelolaan yang jelas], pantai Pangumbahan di Jawa Barat [dikonsesi oleh pengusaha penyu], Pulau Nusa Barong di Jawa Timur [aksesilibitas dan pemantauan populasi tidak ada], sehingga sudah tidak memungkinkan untuk dilakukan pemulihan populasi penyu hijau di area-area tersebut.
ü Satu-satunya rookery penyu hijau di lautan hindia dengan populasi viable [significant]
ü Panjang pantai [Sukamade] penelusuran yang relatif managable.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelestarian penyu di Pantai Sukamade adalah : Patroli malam, Pemindahan telur penyu, penanaman telur penyu, penetasan telur penyu, perawatan terhadap tukik dan pelepasan tukik ke laut. Sedangkan jenis-jenis penyu yang terdapat di Taman Nasional Meru Betiri adalah:
1. Penyu Belimbing [ Dermochelys coriacea ]
Penyu belimbing merupakan penyu terbesar saat ini, ukurannya saat dewasa mencapai 160 cm bahkan ada yang sampai 220 cm, biasanya menyelam sampai kedalaman 100 meter lebih untuk mencari ubur-ubur, dapat berenang dengan kecepatan 1,5 – 9,3 km/jam.
Jenis penyu ini sangat mudah dikenali:
Ø Ada 5/7 alur pada karapas
Ø Warnanya [biasanya] hitam dengan beberapa bintik putih, kadang-kadang ada berkas putih pada kepala karena benturan.
Ø Terdapat lekukan pada rahang atas
Ø Kulit licin, sulit ditangging, punya 2 mata, telinga, kuping [tidak telinga luar]
Ø Tukik’nya punya sisik kecil yang hilang setelah 1-2 bulan
2. Penyu Lekang [ Lepidochelys olivacea ]
Penyu Lekang adalah penyu terkecil, paling besar beratnya <30 kg dan lebih cepat begerak di pasir karena ringan
Dengan beberapa ciri-cirinya antara lain:
Ø Sisik dada >5
Ø Jika dibalik – plastron ada pori-pori inframarginal, lebar 1 cm
Ø Tukik berwarna hitam
Ø Kadang ada inframarginal abnormality, kadang 7 sisik
Ø 3-6 sarang permusim dengan kedalaman sarangnya sekitar 40 cm.
3. Penyu sisik [ Eretmochelys imbricate ]
Penyu sisik kecil sering salah dikenali sebagi penyu hijau karena identifikasi berdasarkan warna, bukan menghitung sisiknya. Penyu sisik omnivora, makan sayur dan daging dengan menu utamanya adalah sponge dan kerang keras. Bahkan ada yang beracun sehingga menyebabkan keracunan/kematian [kasus di India]. Untuk penyu sisik warna pasir tidak mempengaruhi spesies, hanya saja jika hitam berarti banyak betinanya dan jika putih cenderung banyak jantanya. Pertumbuhan penyu sisik di alam cukup lambat yaitu 1 cm per tahun. Saat jadi lebih besar menjadi 2-3 cm per tahun dan saat lebih dewasa keceptan pertumbuhan jadi nol. Sebaran penyu sisik ini cukup luas, terutama di daerah tropis. Biasanya di terumbu karang, berlindung di relung karang. Ditemukan bahw penyu sisik kecil di daerah dangkal sedangkan penyu yang remaja dan dewasa ada di perariran yang lebih dalam. Cukup bervariasi warnanya, penyu dewasa beratnya sekitar 50 kg dengan panjang karapas 80 cm.
Beberapa ciri-ciri yang bisa dikenali dari jenis penyu sisik antara lain:
Ø Tempurung keras dengan 4 pasang sisik dada
Ø Kepala: sisik prefrontral, bisa 1 atau 2 dengan 4 sisik
Ø 1 sisik prefrontral dengan 4 pasang sisik dada, sisik saling bersusun tumpang tindih. Karena overlap sulit dihitung, maka yang dihitung tetap sisik dada
Ø 2 pasang sisik prefrontral, dengan 4 sisik dada dan paruh runcing untuk mencapai relung karang dalam rangka memakan sponge dan rumput laut
Ø Tukik bervariasi pada warna, tetap sisik dada 4 pasang
Ø Hanya sisik pada penyu sisik yang sisiknya makin tebal, sedangkan pada penyu jenis lain sisikya akan mengelupas.
Ø 3-6 sarang per musim dengan kedalaman sekitar 50 cm dan jenis penyu ini hanya dapat menyelam selama 35-45 menit
4. Penyu Hijau [ chelonia mydas ]
Kunci utama jenis penyu ini: karapas keras, 4 pasang sisik dada, satu pasang sisik prefrontal, tidak ada preocular. Jika mulut dibuka, ada gerigi pada rahang, khusus untuk memotong rumput laut dan lamunPenyu hijau disebut sebagai “penyu hijau’ hanya istilah bahasa Inggris saja karena lemaknya berwarna hijau, di Mexico penyu ini di sebut penyu putih karena perutnya berwarna putih. Penyu hijau herbivora makanannya adalah algae, seagrass dan buah mangrove. Internesting/jarak antara musim peneluran adalah 3-8 tahun.
Beberapa ciri-ciri lainnya adalah:
Ø Warna tukiknya bervariasi antar daerah, namun semua punya tepian putih pada sisiknya.
Ø Ketika dewasa: perubahan warna menjadi kecoklatan dan punya pola sunray [berkas cahaya] coklat. Tetap ada variasi warna penyu hijau dewasa.
Ø Mencapai dewasa sampai usia 40 tahun, dengan 5-6 sarang per musim [ kedalamannya sekitar 60 cm]
Ø Dapat berenang dengan kecepatan 1,5 – 2,5 km/per jam dan mampu menyelam selama 5 jam,
Bila menemukan penyu yang tertangkap/kena pancing atau sebab-sebab lainnya, saat melintas di perairan Pantai Sukamade maka langkah-langkah yang harus dilakukan untuk penyelamatan penyu adalah:
1. Ukur besar penyu, kemudian lepaskan kembali atau bawa naik ke kapal
Bila penyu terlalu besar untuk diangkat ke kapal, usahakan membawa kapal sedekat mungkin ke arah penyu, hindari tali berada dalam keadaan tegang, kemudian potong tali sedekat mungkin dengan penyu. Bila ukuran penyu kecil, gunakan jaring serok untuk mengangkatnya ke kapal.
2. Letakkan sepotong kayu pada mulut penyu supaya tidak menggigit, kemudian potong kail atau tali.
Bila penyu tersangkut pada bagian mulut, potomg kawat terlebih dulu sebelummelepas tali. Jika kail tidak terlihat, potong tali sedekat mungkin dengan penyu tanpa menariknya terlalu keras.
3. Teliti kondisi penyu sebelum dilepaskan kembali: biarkan penyu berada di kapal selama 4-24 jam, tergantung apakah kesehatannya sudah pulih.
Jika penyu kelihatan tidak berdaya atau tidak berontak saat diangkat, mungkin paru-parunya terisi air. Angkat sirip belakang setinggi kirakira 20 cm saat pemulihan di atas kapal. Pada saat kejadian, letakkan penyu pada tempat yang teduh di atas kapal. Selimuti penyu dengan handuk basah, jangan sampai menutup lubang hidung dan jangan menyemprotkan air ke waajh penyu.
4. Kembalikan penyu ke air dengan hati-hati
Perlahan-lahan lepaskan penyu ke air, dengan posisi kepala lebih dulu. Kapal harus dalam kondisi diam dan mesin dimatikan. Pastikan penyu sudah menjauh dari kapal sebelum menyalakan mesin.
5. Catat kejadian ini dalam logbook dan laporkan pada Balai TN Meru betiri atau isntansi terkait lainnya. Bila memungkinkan, identifikasi jenis penyu tersebut dan catat TAG’nya bila ada.
Demikian oleh-oleh dari Konservasi Penyu di Meru betiri, mohon maklum jika masih ada kesalahan ketik/kelebihan huruf dll. Jika ingin tahu tentang penyu lebih banyak lagi, bisa di kunjungi ke www.merubetiri.com atau email : merubetiri@telkomnet.net. Dan jika ada yang berkenan untuk berkunjung ke kantornya di Jalan Sriwijaya 53 Jember – Jaw timur, Telp/fax: 0333-335535
NOte: Saat posting ini publish, status web TN meru betiri statusnya "Under suspend"