Nikmati Indahnya Perjalanan yang Selamat, Aman, dan Nyaman Dengan Transportasi Udara

Menempuh perjalanan dengan jarak ratusan kilometer, apalagi sampai ribuan kilometer, jika ditempuh dengan rute darat atau laut, pasti dong akan membutuhkan waktu yang super lama dan tentunya bikin lelah hayati dan stress. Terlebih rute perjalanan darat yang  sejak beberapa tahun belakangan ini kian tumpah ruah kepadatannya. Kalau waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke tempat tujuan saja sudah sangat lama (lebih dari 12 jam misalnya), al hasil kesempatan untuk tinggal lebih lama di tempat yang kita tuju tidak akan berlama-lama. Waktu, tenaga dan pikiran sudah terkuras selama menempuh perjalanan (darat/laut). 

Gak kebayang kan jika tujuan perjalanan yang dilakukan adalah dalam rangka mudik yang Bismillahirrahmaanirrahiim inginnya bisa meluangkan waktu lebih lama bersama orang tua, saudara dan keluarga besar di kampung halaman, tapi karena waktu untuk diperjalanannya lebih lama sehingga tak bisa berlama-lama lagi tinggal di rumah ortu. Moment mudik lebaran yang hanya setahun sekali untuk bisa berkumpul dengan keluarga dalam formasi (mendekati) lengkap, akan bikin baper gara-gara hanya bisa menghabiskan waktu bersama dengan keluarga besar sangat minimalis.
Paranoid naik pesawat terbang? Yups, saya termasuk orang yang paranoid lho kalau naik pesawat terbang. Tapiiiii, itu sih masa lalu. Sekarang, kalau budegt memungkinkan dan atau tujuan perjalanan dalam rangka untuk urusan pekerjaan, saya lebih memilih jalur udara. Hemat tenaga, hemat waktu dan tidak bikin stress karena crowded perjalanan darat. Hal senada pun bisa di analogikan bagi yang destinasi mudiknya jauh, sebenarnya opsi jalur udara bisa jadi alternatif yang lebih memadai. Kalau soal harga tiket, sepertinya sepadan atau bahkan jauh lebih irit kalau naik pesawat udara lho? Maksudnya jika dibandingkan dengan waktu, tenaga dan pikiran yang harus disediakan unutk menempuh perjalanan selain jalur udara.

Nah, the good news untuk periode mudik lebaran tahun 2017 ini,  Kementrian Perhubungan  sudah menyiapkan 4 strategi untuk mengatasi “drama” arus mudik dan arus balik lebaran, yaitu koordinasi antara stake holder yang lebih intensif, ramp check, pelayanan posko terpadu dan fasilitas mudik gratis. Dengan strategi tersebut diharapkan bisa zero accident selama musim mudik tahun ini. 

Kini, Mudik dengan Selamat, Aman dan Nyaman Selama Penerbangan (selamanya) tak perlu lagi bikin was-was kok. Resiko perjalanan memang tetap ada, baik perjalanan melalui darat, laut maupun udara. Dan khususnya untuk moda transportasi jalur udara dan senada dengan strategi yang ditetapkan oleh Kementrian Perhubungan, maka Dirjen Perhubungan udara yang tidak mau ketinggalan untuk melakukan antisipasi lonjakan penumpang selama high session lebaran tahun ini. Ada beberapa upaya yang dilakukan oleh Dirjen Perhubungan udara, antara lain : Semua Bandara di setiap wilayah diawasi kesiapannya baik peralatan maupun personilnya. Mengoptimalkan sistem navigasi penerbangan,  meninjau kemampuan dan kapasitas pelayanan telekomunikasi penerbangan dan menjalankan sebaik-baiknya program 3S+1C (Safety, Security, Service dan Compilance). 

Program Safety, Security, Service dan Compilance, tidak sulit untuk diwujudkan. Di dalam SKEP/ 2765/ XII/ 2010 sudah disebutkan tentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat Udara dan Barang Bawaan yang Diangkut dengan Pesawat Udara dan Orang Perseorangan. Selama barang bawaan kita wajar-wajar saja, proses pemeriksaaan tidak akan lama. Sewajarnya kalau dalam perjalanan paling-paling ya bawa baju, perlengkapan pribadi, oleh-oleh dan gadget (HP, Laptop). Demikian pula perjalanan untuk mudik, yang jamak terjadi ya barang bawaan melebih jatah bagasi.
Karena pada prinsipnya, keamanan penerbangan merupakan satu kesatuan dengan keselamatan penerbangan. Jadi sangat masuk akal jika ada pemerikasaan terhadap barang yang kita bawa dalam penerbangan, yaitu pengamanan terhadap barang-barang yang berpotensi dapat menganggu keselamatan penerbangan harus diperketat. Termasuk di antaranya terhadap barang elektronik yang akan dibawa ke dalam kabin pesawat. Hal ini dilakukan dalam rangka preventif terhadap aksi terorisme yang menggunakan peralatan elektronik. Secara garis besar, ada 3 jenis barang/benda yang dilarang untuk dibawa dalam penerbangan yaitu:
  1. Barang-barang yang tidak boleh dibawa ketika menempuh perjalanan dengan pesawat terbang adalah bahan peledak (explosives), gas yang dimampatkan atau  dicairkan, atau dilarutkan dengan tekanan (compressed gases, liquified or dissolved under pressure), bahan atau barang padat dan cairan yang mudah menyala atau terbakar (flammable liquids and or flammable solids), bahan atau barang pengoksidasi (oxidizing substances). Termasuk dalam kriteria ini adalah korek api lho ?
  2. Bahan atau barang beracun dan mudah menular (toxic and infectious substances), bahan atau barang radioaktif (radioactive material), bahan atau barang perusak (corrosive substances), cairan, aerosol, dan jelly (liquids, aerosols, and gels) dalam jumlah tertentu, atau bahan atau zat berbahaya lainnya (miscellaneous dangerous substances).
  3. Senjata tajam, senjata api dan benda-benda tajam lainnya yang berpotensi digunakan sebagai alat dalam aksi dan tindak kejahatan. Makanya, tak perlu terkesima ya kalau arang-barang yang terbuat dari logam tak luput dari pemerikasaan X-ray. Ikat pinggang, jam tangan, dan sejenisnya. Khususon untuk barang-barang yang termasuk senjata tajam, bakalan diminta untuk ditinggal lho. Seperti gunting, pinset, dan sejenisnya. Kalau bawa tanaman, jangan lupa untuk melengkapinya dengan dokumen resmi dari karantina.

Juga tak kalah pentingnya untuk diperhatikan, diingat dengan seksama agar tidak sampai mengalami tragedi ketinggalan pesawat, wajib diperhatikan jadwal keberangkatan pesawat dan terminal berapa. Idealnya, datang 3 jam sebelum jadwal penerbangan sehingga cukup waktu untuk check ini dan proses pemerikasaan barang yang kita bawa. Apalagi jika barang bawaan kita banyak, tentu akan butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan proses chek in. Jadi diharapkan, ya satu jam sebelum jadwal boarding, kita sudah stand by di bandara. 

Agar tidak terkena zonk alias kena charge bagasi, sebaiknya dipastikan dulu kuantitas barang yang di bawa. Sebagai sekilas info saja, tarif pengenaan biaya tambahan terhadap kelebihan jatah bagasi bisa bikin kita tercengang. 

Mudik selamat, aman dan nyaman selamanya, silahkan pertimbangkan untuk menggunakan jalur penerbangan ya..

Karena keselamatan dan keamanan penerbangan akan terwujud jika kita semua ikut menjaganya, termasuk penumpang sebagai pengguna jasa transportasi udara. #SelamatAmanNyaman #Selamanya — #AyoMudikLewatUdara



References:
1. http://www.mapcomm.co.id/
2. http://hubud.dephub.go.id/
3. https://www.instagram.com/djpu151/

Ririe Khayan

Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com

4 comments:

  1. Keren nih programnya dirjen perhubungan udara, semoga mudik thn ini lancar

    ReplyDelete
  2. Aku meski udah web check in dr rumah tetep harus berangkat ke bandara g mepet2 jam terbang pesawat, takut aja tiketnya malah hangus y krn telat

    ReplyDelete
  3. jangan sampai over bagasi beneran deh. Mihilnya bikin pingsan

    ReplyDelete
  4. memang, kalau pakai kendaraan darat bisa berhari-hari kalau pulang kampung hehe

    ReplyDelete

Leave a comment or just be silent reader, still thank you so much.
Terima kasih telah singgah di Kidung Kinanthi.
Mohon maaf, atas ketidaknyamanan MODERASI Komentar.

Maaf ya, komentar yang terindikasi SPAM atau mengandung link hidup tidak akan dipublikasikan.

So, be wise and stay friendly.