BismillahirrahmaanirrahiimHamparan laut nan membiru
Kicau dan tarian camar di siang itu
Tak kuasa meredam rindu
Nan menggelora dalam kalbu
Debur ombak silih berganti
Datang tanpa henti
Menyuarakan kerinduan hati
Pelaut di tepi pantai yang sunyi
Ketika rindu memuncak
Jiwa menjadi sesak
Bumi sempit tak berjarak
Kekasih pujaan pun slalu tampak
Dalam pejam maupun terbuka
Ia hadir di tengah mata
Memanggil dengan kasih tak terkira
Tanpa kata maupun suara
Jiwa pun bertemu jiwa
hingga raga tak kuasa
Dipisah oleh jarak dunia
Terpana oleh keindahannya
Membisu seribu bahasa
Mabuk dalam rasa
Dari jutaan anggur cinta
Kasih...dekaplah jiwa hamba
Dan berikan selimut cinta
Selamat dari panas asmara
Damai dalam kasih mulia
Ikatlah aku dengan belenggu rindu
Pakulah dengan ketulusan jiwa
Pasunglah dengan rantai asa
Karena aku adalah cinta
Ketika semua rasa
Dari semua bentuk cinta
Berkumpul dalam jiwa
Raga pun tak mungkin kuasa
Berdiam memendam gelora
Nan menghantam tanpa jeda
Tersiksa tapi bahagia
Kala raga tak berdaya
Dihantam jutaan rasa
Maka tiada obat nan kuasa
Menyembuhkan luka demi luka
Yang diderita rongga jiwa
Selain kemurahan yang dicinta
Tuk menyapa budak asmara
Walau hanya sekejap mata
Dari angkasa kurangkai syair cinta
Ratapan rindu sang pengelana
Kepada lentera lentera dunia
Yang menjadikan gelap tak berdaya...
![]() |
From WhatsApp |
Sudah dibaca semua bait-bait Deru Rindu Pengelana ?
Tak hanya dirangkai dengan kesungguhan sebagai puisi [ rima yang beraturan], tapi juga diksi yang digunakan memiliki makna religi.
Daaaannn…..pastinya pada gak yakin kan kalau puisi tersebut bikinan saya?
Yoiii, memang puisi tersebut karya Ustad Noval Bin Muhammad Alaydrus yang akrab dengan sapaan Habib Novel yang ditulis secara spontan saat berada di pesawat dalam rangka perjalanan Umrah beberapa waktu lalu. Maaf, untuk judulnya yang mungkin kurang KLIK dengan isi puisinya, maklum saya yang memberikan judulnya. Sebenarnya puisi tersebut di share via WA suami saya dan daripada hanya berada di WA, jadi ya ijin ke suami untuk dijadiin postingan deh. Alhamdulillah diperkenankan pula oleh Habib Novelnya.
Habib Novel adalah pendiri dan pengasuh Raudhatul Jannah yang melakukan syiar dakwah melalui kegiatan kajian, dakwah dan dzikir. Bagi yang berada di berdomisili di Solo, tentu bisa menemukan alamatnya yaitu di Markas Dakwah Majelis Ilmu dan Dzikir Ar Raudhah Jl Dewutan No.112 Semanggi Ps Kliwon Solo.
Bagi yang ingin melengkapi koleksi MP3 yang untuk pengkayaan keIslaman, silahkan melaju ke http://ar-raudhah.info/ ada MP3 islami yang recomended untuk memanjakan telinga dan menentramkan hati. Atau bisa juga media sosial Ar Raudhah di:
- FB Ar Raudhah di https://www.facebook.com/majelis.ilmu.dan.dzikir.arraudhah
- Twitternya https://twitter.com/majlisarraudhah.
- Youtube : https://www.youtube.com/user/arraudhahsolo
puisi yang luar biasa...dalam :)
ReplyDeleteuntung ada penjelasannya jika puisi Deru Rindu Pengelana ini ciptaan pak ustad, padahal mau tak puja dan puji jeh...aiih ternyata ibu yang tomboynya tragis ini jago berpuisi juga rupanya....gituh tadinya saya mo bilang teh...ngga jadi deh ah
ReplyDeleteTerima kasih mbak. Harus ke sana nih.
ReplyDeleteHabib Novel, jadi teringat bukunya yang laris manis, satu di antaranya adalah tentang maulid.
ReplyDeleteMakna puisinya dalam ya mbak...
ReplyDeleteAku sendiri baru tau nama Habib Novel.. :)
Makasih utk berbagi informasi ya Rie :)
.Dalam banget isi dari puisinya yah, Baru dengar juga nih tentang Habib Novel.
ReplyDelete.Hmm, kata-kata yang berhasil dibuat secara spontan itu pasti berkat imajinasi beliau yang Wonderfull. hehe
.Nice Share. :)
Puisinya memang super keren banget mbak
ReplyDelete