Kurun waktu sebulan Ramadhan yang demikian cepatnya meninggalkan kita dan Bismillahirrahmaanirrahiim selalu berharap deru semangat ibadah serta keutamaanya mewarnai setiap jejak langkah dan helaan nafas kita di serata bulan-bulan selanjutnya. Semoga kita masih diberikan umur dan kesehatan sehingga berkesempatan bertemu Bulan Ramadhan-Ramadhan berikutnya dengan Iman-taqwa yang lebih baik. Aneka antusiasme aksi mudik pun sudah mulai surut, kembali pada aktifitas normal.
Demikian pula rute mudik saya untuk tahun ini yang paling berbeda dari sebelum-sebelumnya dan InsyaAllah juga tak akan sama dengan tahun-tahun berikutnya. Karena tipe hubungan di awal pernikahan yang masih LDR, rute mudik saya pun jadi terbagi dalam beberapa etape. Keren kan, gak kalah sama event balapan sepeda atau lari marathon lho.
Demikian pula rute mudik saya untuk tahun ini yang paling berbeda dari sebelum-sebelumnya dan InsyaAllah juga tak akan sama dengan tahun-tahun berikutnya. Karena tipe hubungan di awal pernikahan yang masih LDR, rute mudik saya pun jadi terbagi dalam beberapa etape. Keren kan, gak kalah sama event balapan sepeda atau lari marathon lho.
Jatah cuti bersama yang lebih banyak di hari sebelum H-nya Idhul Fitri, yang kontras dengan suami yang masih efektif bekerja sampai H-2, automatically rute mudik saya ya Jawa Timur ==> Yogyakarta ==> Jawa Timur lagi.
Kalau dibuat etape, setidaknya ada 4 etape:
Kalau dibuat etape, setidaknya ada 4 etape:
- Etape I: Banyuwangi – Yogyakarta, 2 Agustus 2013. Start jam 14.30 BBWI dan tiba di nJanti [Yogya] sekira jam 7 pagi. Secara akumulatif, kisaran waktu tempuh masih relatif sama lamanya dengan mudik reguler sebelumnya = hampir 17 jam. Sepanjang rute perjalanan tak ada kemacetan, HANYA sesekali ketemu arus LaLin yang padat saja kok. Hehehehee..
- Etape II: Yogyakarta – Bojonegoro, 06 Agustus 2013. Start dari Sleman jam 16.10 WIB dan check in di rumah Mertua jam setengah dua dinihari. Untuk kecepatan normal, mestinya 7 jam bisa sampai di Bojonegoro. Lha karena pakai azaz “ngapain buru-buru, santai saja wong Hari Rayanya kan masih Kamis”. Jadi ya menikmati perjalanan mudik, break Buka Puasa plus tarawih di Sragen, serta mampir sebentar di Padangan [dekat perbatasan Ngawi – Bojonegoro], sehingga 7 Agustus sampai di rumah mertua ya jelang santap sahur deh.
- Etape III: Bojonegoro – Lamongan, 07 Agustus 2013. Sekira jam 3 Sore, lanjut mudik ke LA deh. Dan tanggal 8 Agustus, Hari H lebaran di Lamongan dan sekira jam 9 malam balik lagi untuk berlebaran di rumah mertua.
- Etape IV: Tanggal 11 Agustus 2013 Saya balik ke Banyuwangi dan Suami ke Yogyakarta hari Senin-nya.
Rute Yogya - Solo yang makin padat LaLin |
Kalau dituliskan dan dibaca....kok ya mirip banget kayak adegan setrikaan ya? Apalagi pas momentum lebaran: 7 – 10 Agustus yang bolak-balik Bojonegoro – LA. Karena jarak rumah ortu dan mertua memang relatif dekat, sekitar 1 jam sajah, jadi yang paling capek tentunya sang driver-nya alias suami karena dia jadi one men show pegang kemudi. Lha kan saya baru bisa nyetir jalur lurus-lurus wae = maju duang tuh.
Mudik tetap sesuatu banget, jadi meski capek pun gak bakal mengurangi antusiasme untuk menikmati acara berhilir mudik ria. Dan saya termasuk yang memiliki rute mudik yang simple karena kampung halaman saya dan suami cukup berdekatan, sehingga gak sampai bergiliran mudik seperti kakak saya yang beristrikan orang Palembang. Atau kakak saya yang lainnya lagi, yang istrinya berprofesi paramedis yang baru bisa mudik lebaran 4 tahun sekali karena ada sistem piket di RS pas lebaran. Atau, saudara-saudara kita yang berada di Luar negeri yang bertahun-tahun merayakan lebaran jauh dari sanak saudara. Alhamdulillah masih diberikan kemampuan dan kesempatan untuk bisa berkumpul keluarga saat lebaran, moment yang special bagi orang-orang yang menyandang status perantau.
One Men Show nge-driver |
Bagi yang belum bisa mudik karena berbagai sebab dan alasan yang memang belum memungkinkan untuk bisa mudik, semoga tetap bisa merasakan indahnya kebersamaan dan jalinan silaturahim dengan keluarga.
Sejatinya tak ada Jarak [jauh], karena hanyalah bilangan angka yang dituliskan. Selain mediator berbagai layanan produk IT yang mampu meretas jarak, namun tetap yang terutama adalah ada hati nurani, ada ikatan batin dan ada rasa kasih sayang yang menghubungkan dengan semua orang-orang yang dikasihi, TANPA kenal batasan waktu, cuaca, jarak, materi dan lain lain.
Euforia lebaran memang sudah mulai reda, kue-kue pun sudah mulai habis, dan Kartu Ucapan Idul Fitri pun masih menjadi bagian euforia lebaran yang tak akan usang dari masa ke masa, tentu saja dengan desain dan format yang akan berkembang sesuai nuansa masing-masing peradaban.
Dan cerita tentang acara mudik tentu masih terekam dengan baik. Sekilas cerita Etape Mudik Lebaran [Saya] ini sebagai postingan perdana setelah nge-drop seusai lebaran dan sekaligus luapan kerinduan untuk ber-blogging ria di sela-sela prosesi dan masa transisi pindah kerja sekaligus domisili ke Yogyakarta: persiapan personal life untuk check out dari Banyuwangi dan set up kerjaan + SDm penggnati yang akan saya tinggalkan.
InsyaAllah Bulan September ini saya akan memulai jilid baru dengan tinggal di Yogya: truely hope semoga bisa lebih baik dalam segala hal. Termasuk Pengen dan berharap bisa aktif nge-blog lagi...Really hope every chapter of life will always give me best lessons to be better person, Aamiin:)
mudik lebaran sekalian melepas rindu bin kangen dengan suami tersayang tentunya merupakan kebahagiaan tersendiri,
ReplyDeletesemoga kehidupan baru di Jogya cepat terealisasi ya...salam sukses selalu dari Makassar :-)
aamiin
DeleteAmminnnnnn
DeleteAamiin #khusyu
DeleteLebaran memang momen yang mngasyikan bagi kita yang dapat berkumpul bersama dengan keluarga saling bertemu dan bertegur sapa. Semoga apa yang menjadi cita-cita bersama keluarga dapat terwujud segera. Amiiin,,,,
ReplyDeleteSalam wisata
Bener banget PAk, momen lebaran selalu special.
Deletemaaf lahir batin ya Mbak.
ReplyDeletemudik memang isdebes koq
mudik is peridebes ya pak
Delete#maafin semuanya
masnya nggantheng Mbak. kang cilembu pasti minder abis.
ReplyDeleteinsya Allah kang lembu lewat doang mas, hehe
Deleteapalagi mas Zac dan mas Agus lebih lewat
DeleteSaya pun lebih lewat lagi. Malah kelewat
Delete..............
Delete#yg udah terbukti cakep hanya diam seribu bahasa
Berarti saya yg paling cantik neh di kolom ini
Deleteternyata keadaan jalan padat meraayap ya mbak tidak macet, aha pasti liwat ngawi margomulyo padangan kalitidu burno babat nguwok dungpring, hehehe
ReplyDeletewaduuh, apal banget neh. Lha saya apalnya ya klo sdh sampe Bojonegoro - Dungpring tuh.
Deleteminal aidin wal faidzin ya mbak...
ReplyDeleteetapenya jauh2 tuh mbak, yang nyetir pasti capek tuh :D
sudah beda ya mbak mudik ketika single dengan setelah merried, etapa semakin panjang dan berkelok-kelok karena destinasi bertambah dan rasa bahagianpun semakin bertambah saat jalinan silaturahmi yang tersalurkan
ReplyDeleteMinal Aidin wal faizin, maaf lahir batin ya mbak Rie....
ReplyDeleteSaya bacanya aja kok capek sendiri mbak. Beruntung saya punya suami deket jadi ga perlu mudik bolak balik kayak gitu.
Kalao adek saya milih naik pesawat daripada nyetir sendiri Tangerang-Madiun. Menghabiskan waktu katanya, tapi tiketnya jatah dari kantor sich. Jadi ndak usah keluar duit :)
maaf lahir batin mbak ririe, asyik sekali panjanag banget mbak perjalanan nya , eeh udah ada driver baru yaa :D
ReplyDeletenaksir ya mba e
DeleteBerwisata lebaran memang serasa tidak lengkap jika tidak satu paket dengan silaturahmi dan lebaran bersama keluarga dan orang tua
ReplyDeletemohon maaf lahir batin ya mbk ririe...
ReplyDeletesaya nggak mudik,tiket peswat habis karena libur suami nggak bisa dprediksi....jadi deh lebaran di batam :D
Mohon maaf lahir dan batik ya Mbak.
ReplyDeleteTampaknya lelah ini sehabis melewati etape mudik lebarannya.
pasti penat selama mudik lebaran, namun penat itu hilang berganti kebahagiaan karena bisa kumpul dengan keluarga
ReplyDeleteTHE SPIRIT OF MUDIK !!
ReplyDeletemaaf lahir batin ya, mbak.
klo aku sih perjalanan mudiknya deket-deket aja. Surabaya-Jombang
Bhahaha, bukan cuma kayak balap sepeda tapi juga kayak rally nascar! Mantep! Trus kpn ampe aprikah?
ReplyDeletePersis rally Mbak, ada etape2nya.
ReplyDeleteTapi dengan terbagi dalam etape, perjalanan panjang jadi lebih ternikmati karena bisa ada istirahatnya.
Kasihan pemudik Jakarta yang pulang ke Jawa Tengah, tanpa etape dan waktu banyak terbuang karena macet
lewat selatan kayaknya ga terlalu macet. masih banyak yang belum familiar dengan jalur lintas selatan selatan. aku kemana mana jarang lewat jalur utama. repot...
ReplyDeletemudik kalau ngga macet...malah ngga berasa mudik dan kurang asik, ngga bisa saling liat-liatan sama peudik lainnya....;o)
ReplyDeleteminal aidin walfaidzin ya mbak :)
ReplyDelete