[Seseruan] Packing untuk Mudik Lebaran

TRAVEL BAG menjadi salah satu barang yang penting saat acara mudik yang bedurasi long trip dengan bawaan yang bejibun.  Iya sih, bagi yang suka traveling pada umumnya juga banyak yang memilih tas berbentuk koper ini sebagai mini “almari” kala bepergian. Bismillahirrahmaanirrahiim, barang bawaan mudik dengan orang yang menempuh perjalanan mudik lebih dari satu orang, terutama untuk baju luar dan dalam, tentu jumlah akumulatifnya cukup banyak kan?  Lha apalagi untuk mudik lebaran yang lamanya bisa hampir seminggu, ehemmm….at least seperti keluarga kecil kami yang mudik ke arah timurnya Yogyakarta: Bojonegoro – Lamongan. Saya, suami dan 3 anak, boleh dunk jika dibilang sebagai keluarga kecil? *Mekso* Maka, [Seseruan] Packing untuk Mudik Lebaran selain oleh-oleh dalam rangka momentum lebaran, keseruan lainnya bagi kami adalah sesi packing baju

Yups, sesi packing baju merupakan adegan yang bikin ketawa-ketiwi. Masing-masing dari kami keukeuh bawa tas baju sendiri-sendiri. Aida dan Ifa bahkan bawa dua tas ransel.
Daripada nanti butuh baju/alsesoris A atau B tapi ternyata gak kebawa kan Bund? Ya sudah, dibawa semua yang sekiranya mau dipakai nanti” demikian excusing dari Ifa dan Aida. Alasan lainnya mereka gak mau ribut dan kebingungan untuk menemukan baju dan segala pernak-perniknya jika dipacking dalam satu tas.  Sedangkan azka memilih travel bag sebagai almari mobile-nya. Memang gak penuh sey, sisanya dipakai oleh Ifa, Al hasil Ifa mempacking bajunya dalam 1 tas ransel + sparing Travel Bag dengan Azka. Saya sendiri senada dengan alasan Ifa dan Aida, daripada mumet membongkar-bongkar tumpukan baju, mending bawa travel bag yang kecil. Etapi masih nambah satu tas ransel juga sey untuk laptop dan aneka kabel charger (laptop, HP, Kamera digital, Tab). Itupun handuk kami semua ditaruh diluar, disamppirkan pada sandaran kursi mobil gettu deh. Yang paling praktis dan simpel adalah baju-bajunya misua, cukup masuk dalam 1 tas ransel. 

Inilah [Seseruan] Packing untuk Mudik Lebaran (Tidak Praktis)
Mungkin juga karena kami menempuh perjalanan mudik dengan angkutan pribadi sehingga asal masih muat di mobil ya dibawa apa saja yang kira-kira nanti mau dipakai saat bermudik lebaran. Sejujurnya cara kemas yang kami lakukan jauh dari kriteria praktis dan pragmatis. Kalau menempuh perjalanan naik kereta api/bis/pesawat/kapal/angkutan umum lainnya, pastilah kami akan menggunakan asas packing baju yang secukupnya, seperlunya dan seminimal mungkin serta jenis baju yang aling praktis. Bahkan kalau bisa, bawa baju yang bisa all sesion seperti celana/rok hitam itu kan bisa dipakai berulang kali tho? 
Bawaan untuk oleh-oleh lebaran (yang tak kalah banyak dgn jumlah Tas pakaian)
Eniwei, silahkan diabaikan Seseruan Mudik [Lebaran] model packing ala kami. Tetaplah menggunakan metode packing baju seperti yang dilakukan oleh kakak saya dan oleh semua orang yang biasa traveling/long trip yakni packing yang efesien, efektif dan praktis:
Yang pertama: pisahkan baju yang akan digunakan selama dalam perjalanan mudik. Point ini perlu dipertimbangkan jika dalam perjalanan ada anak-anak dan lama perjalanan lebih dari 5 jam.
Yang kedua pilah-pilih baju yang akan dikenakan (sebagai ganti) saat berada selama mudik (tujuan). Selain baju inti untuk berkebaran (atau jenis traveling lainnya), idealnya memang prioritaskan jenis baju yang:
  • Tahan kusut  (tak mudah lungset)  dan bisa diringkas lipatannya sehingga space dalam tas seminimal mungkin. 
  • Cepat dan mudah saat dikeluarkan dari dalam tas yaitu tidak menimbulkan huru-hara berantakan pada lipatan baju lainnya. 
  • Jika mau lebih praktis lagi, bawa jenis baju yang warna/modelnya bisa customize untuk padu padan jenis lainnya sehingga kita tak peru repot-repot bawa baju sebanyak jumlah lamanya hari saat kita mudik/traveling deh. Manfaatnya adalah, selain bisa menghemat bebaju yang akan dibawa, kan bisa tempat untuk menaruh oleh-oleh kalau nanti kita balik dari kampung halaman tuh *modus*. Makin sedikit baju yang akan kita bawa, maka akan berdampak pada makin banyaknya oleh-oleh yang bisa kita angkut kan ya? 
  • Cara melipat baju (atasan, bawahan dan atau under wear), bisa dengan dilipat ==> digulung ==>diikat ==>disusun secara padat merapat. 
  • Aturlah peletakan baju sedemikian rupa dimana untuk jenis baju yang berat semacam bahan jeans berada pada tumpukan paling bawah. Namun demikian, tetap perlu dibookmark bahwa baju yang akan digunakan berada pada posisi yang bisa diambil lebih dulu (berada ditumpukan teratas). Oleh sebab itu, sebaiknya kita sudah punya forecasting *hedeuh istilahe koyo bursa saham/valas* hari apa akan baju yang mana. Jadi silahkan dikesampingkan cara FiFo ~ First In, First Out karena dijamin tatanan baju anda bakal berantakan dengan sukses.
  • Untuk amannya, bisa tuh gulungan baju diikat pakai gelang karet agar tidak mengganggu kerapihan tatanan dalam tas saat akan ada baju yang diambil (mau dikenakan). 
Yang tidak bisa dianggap sepele meskipun terlihat prethelan adalah  perlengkapan gadget dan mandi. Mereka ini perlu diletakkan di bagian paling atas. Lha kan namanya long trip, sangat mungkin batery gadget kita running out kan? Juga bilamana perlu cuci muka karena wajah berasa sudah bertumpuk lapisan minyak atau gosok gigi bagi yang concern untuk membersihkan gigi-mulut sehari minimal 2 kali. 

Setidaknya, metode packing baju yang saya tulisakan diatas memang dipraktekkan oleh saudara saya yang mudik dari Jekardah ke Lamongan. Dengan 1 travel bag besar untuk memuat baju 5 orang: ortu + 3 anak (diletakkan di atas mobil bersama dengan oleh-oleh lebaran). Karena selain keluarga inti, masih ada 3 penumpang extra yang menempuh perjalanan mudik bareng sehingga semua barang bawaan diletakkan di atas mobil. Sedangkan keperluan baju ganti si kecil (Narendra, 4 tahun) sengaja ditaruh dalam 1 tas kecil bersama sembakonya.
Finishing penataan: Jok belakang separuh full dan Bagasi bejubel
(Mirip koyo arep pindahan)
Apakah anda juga memiliki Seseruan Mudik [Lebaran] dalam urusan packing bebajuan seperti saya? 
Bagaimana anda menyiasatinya? 
Apakah barang bawaan dikirim dulu via expedisi? Seperti yang dulu biasa saya lakukan saat masih di Banyuwangi: semua barang bawaan, baik oleh-oleh maupun baju saya kirimkan via ekspedisi. Pada hari H mudik, saya cukup mencangklong 1 tas ransel saja. 

Atau, anda punya teknik packing yang lebih smart dan tockcer sedemikian rupa  sehingga perjalanan mudik atau traveling bisa enteng semriwing iwing-iwing meski barang bawaan sekampiun?

Ririe Khayan

Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com

7 comments:

  1. Paling enak memang barangnya dikirim via ekspedisi yah, udah gitu berangkatnya tinggal bawa sedikit barang, gak cape, hehe

    ReplyDelete
  2. minal aidin wal faizin ya mbak Rie..

    aku udah di rumah, nih..

    :)))

    ReplyDelete
  3. Ini adalah masalah terbesar kami kalau bepergian, dan sampai sekarang tidak punya solusi yang cihuy untuk mengatasinya. Jadinya, selalu saja jumlah tas lebih banyak dari orangnya, haha.. :D

    Selamat Idul Fitri ya Mbak..
    Maafkan atas semua salah dan khilaf

    ReplyDelete
  4. saya blm pernah merasakan mudik, karena keluarga saya dan suami sama2 ada di satu kota :)
    Selamat Idul Fitri mak, mohon dimaafkan jika ada salah dan khilaf

    ReplyDelete
  5. Mudik itu capek tapi seru

    Maaf lahir batin mbk :)

    ReplyDelete
  6. ya ampun mbak banyak bener bawaannya, itu untuk seminggu ya mbak? bisa gak ya mudik bawa satu tas aja masing2 gitu mbak, jadi macam travelling juga hehe

    ReplyDelete
  7. Meski sering pergi tp bawaanku tetep aja rempong hahahaaa syusyeh

    ReplyDelete

Leave a comment or just be silent reader, still thank you so much.
Terima kasih telah singgah di Kidung Kinanthi.
Mohon maaf, atas ketidaknyamanan MODERASI Komentar.

Maaf ya, komentar yang terindikasi SPAM atau mengandung link hidup tidak akan dipublikasikan.

So, be wise and stay friendly.