Interdependence relationship yang double impact

Berkaitan dengan jenis pekerjaan saya yang baru yaitu salah satunya adalah melakukan verifikasi jenis usaha yang diajukan untuk dilegalisasi yang membawa berkah Bertemu Penulis Produktif BUKAN blogger [maksudnya, saya tidak tahu beliau punya blog/web atau tidak]. Sssstt, ini rahasia Bismillahirrahmaanirrahiim sebenarnya saya tidak bertemu langsung dengan sang penulis produktif tersebut. sesuai SOP bagi yang mengajukan perijinan usahanya, akan dilakukan check kebenaran isi/data yang tertera dalam form registrasi.  Ceritanya ketika kami [saya dan teman sekantor] mendatangi tekape dan beberapa belak-belok dan sempat salah alamat, kami pun tiba di tekape yang benar. Straight to the point, setelah membuka percakapan atau opening meeting gettu deh, kami mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan jenis usahanya.

Sesi wawancara usai dan lanjut mencocokkan dengan realitas yang ada di balik layar agar data yang kami peroleh via wawancara match yaitu melihat serta mendokumentasikan kegiatan/proses produksi mulai awal bahan baku, fasilitas gedung-peralatan, sarana prasarana pendukung, SDM hingga produk akhir.

Nah apa hubungannya cuplikan skenario pekerjaan saya dengan sosok penulis produktif bukan blogger ini? Biar tidak semakin blunder, saat itu kami melakukan cek lokasi untuk sebuah usaha percetakan dimana sang pemiliknya adalah Nyonya Bambang Triatmodjo. Eitsss....ini bukan Ny. Bambang yang ituh lho? Sang pemilik usaha percetakan ini adalah Dra. Hj. SRI JAMILAH PUJIWATI yang merupakan istri dari Prof. Dr. Ir. Bambang Triatmodjo, DEA. Dengan support sang suami, Beliau MEMILIH berkarir di rumah dengan membuka usaha percetakan.
Usaha; UMKM
Bu Bambang bersama Kru dan sebagian hasil Percetakannya
Sebenarnya jenis usaha yang ditekuni Ibu Bambang ini sama seperti usaha percetakan pada umumnya yaitu menerima berbagai jenis order cetak mulai dari undangan, brosur, leaflet, spanduk, buku dll. Yang menjadi center of point dan menarik perhatian adalah manakala saya menyampaikan pertanyaan tentang buku apa saja yang sering dicetak? Jawaban yang saya peroleh sungguh sangat mengagumkan, karena ternyata mayoritas buku-buku yang dicetak merupakan karya tulis [ilmiah] dari sang suami yang peredarannya untuk konsumsi mahasiswa alias buku-buku pegangan untuk jurusan teknik Sipil umumnya. Jadi nama Prof. Dr. Ir. Bambang Triatmodjo, DEA tentunya sudah tak asing lagi bagi sebagian besar komunitas mahasiswa teknik tak hanya di UGM, tapi juga PTN/PTS lain di negeri ini karena buku-buku karya beliau merupakan salah satu buku pedoman kuliah yang sudah edar secara nasional. 

UGM; Guru besar Teknik
Menurut Ibu Bambang, sang suami sangat concern untuk menerbitkan buku karena salah satu out put utama sebagai seorang pendidik adalah berbagi ilmu melalui buku. Sang suami tidak ingin waktu di luar kesibukannya sebagai akademisi dihabiskan untuk mengurusi proyek-proyek yang muaranya pada perolehan finansial semata.  selain buku-buku beliau yang terbilang “berat”, saya istilahkan berat karena menuliskan buku berisikan materi akademik jelas perlu teori-teori ilmiah dengan tingkat pemahaman yang expert karena buku-buku tersebut nantinya akan jadi literatur science dalam rangka kaji terap pada penemuan-penemuan yang akan diaplikasikan untuk kepentingan masyarakat secara luas.

Yang membuat saya semakin kagum, Pak Bambang ini tak hanya skilled menuangkan tulisan ilmiah/science, yaitu:
  1. Sebuah buku berjudul MENUJU KEJAYAAN INDONESIA sudah pula diterbitkan yang mengangkat tema sosial untuk memberi masukan dan saran kepada pemerintah, membangkitkan semangat dan motivasi kepada pemuda, mahasiswa dan Rakyat Indonesia untuk maju dan berjuang bagi kejayaan Bangsa dan Negara. 
  2. Beliau juga telah sukses menulis sebuah novel religi – musikal: MENTARI BERSINAR LAGI yang dilengkapi dengan sebuah CD berisi 10 lagu pendukung: Falling In Love, Mengalah, Broken Heart, Sendiri, CU in My Dream, Percayalah, Katakan Saja, Dengarlah, Maaf ya..., Curing With Love, 9 lagu diciptakan, diaransemen dan dinyanyikan oleh Fara.
Melihat dan merenungkannya, saya kok jadi pengen malu pada diri sendiri. Lha saya yang nulis asal jadi tanpa perlu dasar-dasar ilmiah, cukup berpedoman TIDAK SARA dan Menjauhkan dari bebauan Porno, nulis sekenanya bisa publish di blog, masih sering blenthong-blenthongnya. Malu dan gak PeDe-nya Saia gak perlu ekspos kan? Yang penting saya suka untuk mengambil nilai motivasinya antara lain:
  1. Spirit kepenulisannya Beliau yang dengan kesibukannya sebagai pengajar/akademisi aktif, Guru Besar Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, dan aktfitas personal serta sosialnya sudah menulis setidaknya sudah 10 buku bidang teknik [belum terhitung yang jurnal ilmiah dan sejenisnya]
  2. Bergelut dengan dunia teknik, ternyata tidak membuat beliau menutup gerak penanya untuk menuliskan novel [fiksi] dan karya tulis bertemakan sosial yang beliau angkat dari hasil pengamatan dan keperduliannya terhadap fenomena sosial politik yang berkembang di Indonesia Raya tercinta.
  3. Interdependence relationship yang double impact #jadi ingat judul pilem, Usaha percetakan yang dikelola oleh Ibu Bambang atas dasar ide dan fasilitasi sang suami yang pada operasionalisasinya ternyata mendukung profesi Pak Bambang Triatmodjo sebagai pendidik/pengajar dan penulis produktif. Tuh apa coba namanya kalau bukan Interdependence relationship yang double impact?
Eniwei baidewei bus way lewat dan semoga banjir yang melanda segera surut, saya yang sudah jelas menunjukkan ekspresi terkesima oleh kiprah produktif Pak Bambang dalam menulis buku, jadi semakin bergairah manakala ditunjukkan sample-sample buku karya beliau., maka Bu Bambang pun dengan tulus bukan basa-basi menawari untuk membawa buku-buku apa saja untuk oleh-oleh. Hemmm.....so sweet, tumbu enthuk tutupe, Seperti tahu isi hati dan pikiran kami banget tuh. Cobalah tengok gambar berikut ini :
 

Kemaruk alias serakah dot kom ya? Gpplah, mumpung bisa bawa buku edisi langsung dari penulis dan penerbitnya. Sesuatu banget, kan bisa nambahin koleksi buku....#efek suka ngoleksi buku karena pengen bikin perpustakaan pribadi. Coba waktu itu ada Pak Bambang, pasti saya minta tanda tangan plus poto bareng pula.

Eh, biar lebih afdhol edisi bercerita dan pamer bukunya....Percetakan yang saya sebut-sebut di atas adalah: BETA OFFSET yang beralamatkan di Perum Fakultas UGM, Seturan Condong Catur XX/III,  Depok.  Sleman - Yogyakarta

Sekaligus ini penawaran terbuka terutama yang di DIY [biar mudah prosesi pengambilan bukunya], jika diantara sobat-sobit atau punya kenalan/sodara yang berkuliah dan menggunakan buku-buku [selain Mentari Bersinar Lagi dan Menuju Kajayaan Indonesia], silahkan inbox ke ririekinanthi8p@gmail.com. Dengan senang hati saya akan memforward buku-buku teknik tersebut bagi yang memang menggunakan untuk pedoman kuliahnya.

Ririe Khayan

Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com

14 comments:

  1. Sambil menyelam minum air donk mbak, tugas beres dapet buku gratis pula hehe

    ReplyDelete
  2. Waahh.... pengalaman yg luar biasa mbak. Aku juga ikut borong buku kalo ikut. Eh? Kalo gratis namanya bukan borong ya mbak. hehe.

    ReplyDelete
  3. Ibu Bambang mememang seorang wanita yang inspiratif ya :)

    ReplyDelete
  4. Mantap lah kalau gitu gan.....:)

    ReplyDelete
  5. siap mbak, kalau butuh nanti kontak mbak ririe :)

    ReplyDelete
  6. Woh, Condong Catur ya? kapan ya, terakhir ke sono? *mulai mengingat2 karena saking lamanya*
    Agak penasaran dengan buku perencanaan bangunan pantai. Ada ide baru terkait antisipasi tsunami tidak?

    ReplyDelete
  7. wah sepertinya berbobot semua bukunya

    ReplyDelete
  8. Maaf OOT

    Blogwallking jangan lupa kunjugin juga yaah ^^

    ReplyDelete
  9. hai kak :D ...
    kok saya naksir sama icon K diatas ya... sama seperti yang film perahu kertas itu :) .

    ReplyDelete
  10. Berharga sekali Mba pengalamannya bisa ketemu dengan sang Ibu. Tadi beneran loh saya pikir nyonya Bambang yang itu trus bertanya-tanya apa bisa nulis ya? Hahahah..

    ReplyDelete
  11. salam buat Pak Bambang ya Mbak...

    ReplyDelete
  12. asik tuh bisa jumpa langsung sama penulis. bisa dapat ilmu yang berguna.

    ReplyDelete
  13. sepertinya buku-bukunya kelas berat nih

    ReplyDelete
  14. Secara gak langsung branding diri sendiri yah...
    Luar biasa sekali.

    Kunjungan balik ke Box Makanan

    ReplyDelete

Leave a comment or just be silent reader, still thank you so much.
Terima kasih telah singgah di Kidung Kinanthi.
Mohon maaf, atas ketidaknyamanan MODERASI Komentar.

Maaf ya, komentar yang terindikasi SPAM atau mengandung link hidup tidak akan dipublikasikan.

So, be wise and stay friendly.