Kidung Kinanthi

Life is flowing in its story leaving history

  • Home
  • About
  • Sitemaps
  • Article
    • Opini
    • Story of Me
      • My Diary
      • My Poem
      • True Story
      • Love Story
    • Contact
    • Disclosure
  • UMKN Visit
  • News
Bukik bertanya: Hujan Mengukir Pelangi. Mencoba merumuskan arti pada setiap langkah dan desah nafas kehidupan, karena semua yang terjadi berbingkai nisbi dan relatifitas dalam mata rantai perputaran alam yang fana. Setiap akhir sesuatu sejatinya adalah awal untuk hal berikutnya, maka tidak ada yang sebenar-benarnya usai selama jantung masih mendetakkan nadi kehidupan.

Dan Bismilllahirrahmaanirrahiim mencoba mengurai tentang diri sendiri masih saja ibarat peribahasa ‘melihat kuman di seberang lautan masih lebih mudah ketimbang seekor gajah di depan mata sendiri’. It’s about me and myself, berasal dari sebuah desa di Lamongan yang terlahir dari 10 bersaudara: 7 laki-laki dan 3 perempuan (sebenarnya 12 orang tapi sepasang saudara kembar yang merupakan anak sulung tidak beumur panjang), jadi saya sangat maklum saat banyak teman mengatakan cara saya berjalan jauh dari style feminin.

Wisuda ITS Teknik Kimia

Saya berada di urutan kedua dari bawah (kakaknya si bungsu) terlahir dengan nama Ribut Suhartini, konon katanya saat jelang kelahiran saya terjadi dua kali pemilihan Lurah karena Lurah yg terpilih meninggal 40 hari kemudian sehingga diadakan pilihan lurah lagi. Selain itu, alasan lainnya adalah karena ibu saya secara kebetulan ketemu dengan seorang guru yang punya anak perempuan dengan nama tersebut sehingga terbersitlah ide untuk menamai saya Ribut Suhartini.

Sayangnya para tetangga ada yang protes, masak bocah ayu dinamain Ribut? Gak oke banget, maka dipanggilah saya Ripah, cuplikan dari kalimat gemah ripah loh jinawi. Sehingga ketika ada teman SD yang main ke rumah kala itu nanyain Ribut, tetangga pada gak kenal? Hehehe…

Nama yang dilekatkan kala lahir Ribut Suhartini pun mengalami perubahan, namanya juga kedua orang tua saya gak bisa baca-tulis, mungkin kala mendaftarkan saya ke SD hanya menyebutkan nama depan saja sehingga ketika lulus SD ada pengisian blanko data murid, dan kebetulan kok saya PeDe diisi sendiri (gak minta bantuan kakak), maka jadilah nama resmi saya dalam semua dokumen cukup lima huruf RIBUT.

Bagi teman-teman SD - SMA, tidak ada yang menganggap aneh mengingat lingkungan pedesaan yang terbiasa dengan nama-nama yang singkat padat dan ndeso…Baru saat kuliah ada yang bertanya kenapa nama saya kok Ribut? Biasanya saya jawab biar mudah diingat dan unik kan? Jarang-jarang ada g`dis cantik yang namanya Ribut? Dan dengan bangganya saya bilang kalau di desa saya ada 3 orang yg namanya Ribut dan saya satu-satunya yang perempuan.
Demi menghindari pertanyaan dan ketidakpercayaan tentang nama saya tiap kali kenal dengan orang baru, terbersitlah untuk menggunakan nick name Ririe (daripada setiap kali saya menyebutkan nama harus menyertakan KTP untuk meyakinkan bahwa saya tidak mengada-ada akan nama saya). Untuk interaksi dunia maya saya suka pilih nama kinanthi, sehingga saya combine jadi Ririe Kinanthi, yang dulunya ingin saya gunakan untuk nama pena.
Sekian lama tidak progress dalam menulis, kemudian muncul novel dengan judul blabla..kinanthi. Jika saya tetap menggunakan nama Ririe kinanthi, rasanya kok saya ikutan ‘nebeng’ popularitas novel tersebut (meskipun saya udah menggunakan ID tersebut sejak 2005an). 

Akhirnya saya menggunakan nama public/pena Ririe Khayan. Toh ketika pembuatan passport, saat sesi wawancara Bapak petugas kasih saran untuk mencantumkan nama dalam 3 kata agar kelak semoga diberikan kesempatan Umrah/haji tidak repot mengubah data base lagi. Katanya bisa menambahkan nama suami atau ayah, berhubung saya belum menikah dan juga saya lebih setuju bahwa nama yang hendaknya ada di belakang nama sendiri adalah nasab Ayah, maka jadilah ID passport saya: Ribut Ririe Khayan.

Selain nama-nama tersebut, masih ada lagi*yang manggil saya Robot (jika saya kumat usil), Rbt (karena paraf saya dari sekolah gitu), Ribut yang tidak meributkan (ini sebutan di awal-awal bekerja sebab saya sangat pendiam karena memang butuh waktu untuk beradaptasi), atau ada yang paling hemat lagi: just “R”.

Sebagai keluarga yang tergolong dalam kelompok KB ~ keluarga besar ~ baik dari pihak Ayah dan Ibu, orang tua sayalah yang dikaruniai banyak anak dan Alhamdulillah ekonomi juga pas-pasan: pas hasil panen juga pas untuk modal tanam lagi, pas butuh bayar uang sekolah pas gak ada uang (harus gali lubang tutup lubang), dan situasi ‘pas’ lainnya. Terlalu banyak momen penting dan berharga bersama orang tua jika saya flashback ke masa lalu. 
Oia, panggilan akrab bagi kedua orang tua saya adalah Pak’e (untuk Ayah) dan Mbok’e (untuk ibu). Sampai sekarang kami tetap memanggilnya demikian, rasanya ada keistimewaan tersendiri dengan panggilan ‘ndeso’ tersebut. Pernah ada teman yang mengira kalau yang saya sebut Mbok’e itu adalah panggilan buat Embah/nenek. 
Dan salah satu peristiwa bersama orang tua yang menggetarkan adalah saat wisuda, menghadirkan mereka di antara para orang tua yang dominan berbackgorund terpelajar (meski saya yakin juga tidak sedikit yang kondisinya tak jauh beda dengan orang tua saya), sungguh moment yang luar biasa. Apalagi saat ibu merangkul saya dengan mata berkaca-kaca dan mengucapkan selamat, sungguh kedua orang tua sayalah yang paling pantas mendapat ucapan selamat mengingat dengan segala keadaannya mampu membuat saya punya semangat dan motivasi sampai bisa lulus kuliah (yang lengkap dengan lika-likunya untuk bisa survive & struggle. 

Ibu meyakinkan ayah saya bahwa justru karena keadaan serba "pas-pas"an dan ketidakbisaan baca-tulis maka anak-anaknya harus bisa sekolah “tidak ada harta kekayaan yang bisa kami berikan sebagai warisan selain sekolah agar kalian tidak menjadi orang-orang yang bodoh seperti kami” itulah cita-cita sederhana kedua orang tua saya. Juga betapa terharunya kala Ayah saya dengan wajah berbinar menceritakan tentang perbincangan singkatnya dengan beberapa pasang orang tua yang ada di dekatnya saat duduk di tribun yang ternyata adalah orang-orang yang bertitel dan pendidikan tinggi.

Setiap tahapan hidup, setiap peristiwa sebenarnya satu paket dengan pembelajaran dan hikmah, setiap pilihan adalah mungkin dan niscaya. Dan kejadian yang cukup membuat saya berubah adalah ketika saya bertekad untuk menggunakan jilbab. Butuh waktu sekitar setahun buat saya untuk mengambil keputusan tersebut. Saat menjelang naik kelas 2 SMA sudah mulai terbersit keinginan untuk berjilbab, namun karena saya harus memprtimbangkan masak-masak karena agar tidak ingin berjilbab semata-mata karena sindiran guru Agama (sehingga hanya pakai jilbab saat sekolah). Juga saya harus siap mental untuk dipandang sinis oleh lingkungan sekitar mengingat kala itu komunitas berjilbab masih di anggap ‘aneh/minoritas’.

Intinya ketika saya memutuskan berjilbab, saya harus bisa konsisten dengan pilihan tersebut. Itulah kali pertama saya belajar tentang sikap konsisten secara lebih luas. Al hasil kelas 3 SMA saya bertekad bulat untuk berjlbab diawali dengan pengorbanan kain seragam adik (waktu masuk SMA) yang saya jahitkan untuk baju panjang saya dan sebagai gantinya baju seragam saya dipakai oleh adik (karena adik saya cowok, jadi untuk celananya kebetulan bekas celana panjang dari kakak ada yang masih bagus) sekaligus siap dengan konsekuensi saat menampilkan foto berjilbab dalam ijazah harus menandatangani surat pernyataan sanggup menanggung segala resiko atas pilihan tersebut. 

Rentang masa berikutnya yang cukup mengubah saya adalah saat kuliah. Saya berangkat kuliah dengan modal sugesti dari kakak dan juga salah satu guru SMA yang meyakinkan saya: yang penting kamu diterima dulu, urusan berikutnya InsyaAllah akan ada jalan. Itulah awal saya mempunyai stigma bahwa segala sesuatu harus di coba, dan jangan pernah takut akan kegagalan. 

Dan memang benar adanya, pada akhirnya kita akan bisa menyesuaikan diri dengan keadaan tanpa harus kehilangan jati diri. Saat kuliah saya mendoktrin diri sebenarnya kuliah itu tidak semahal yang di desas-desuskan orang-orang di desa saya. Bahwa kuliah itu tidak harus berpenampilan yang fashionable, apalagi untuk lingkungan kampus yang dominan makhluk laki-laki di Surabaya sehingga tampil acakadut tetap PeDe saja. 

Jika tidak punya buku toh masih ada perpustakaan, ada senior yang bisa dipinjam bukunya. Jika uang kost nunggak cari pinjaman ke teman, dan masih ada opsi kerjaan freelance sesuai kemampuan ( bahwa setiap insan sudah dilengkapi dengan kemampuan untuk bisa survive) yang bisa diambil dan kebetulan kala itu kesempatan yang bisa saya adjust adalah sebagi guru private dari satu rumah ke rumah dengan naik lyn lanjut dengan jalan kaki dan jika sisa jarak tempuh masih lumayan jauh ya estafet naik becak. Yang pasti saya tidak kenal istilah minder, mungkin di dukung dengan sikap teman-teman kuliah yang serba welcome.

Keseluruhan hidup dengan segala warnanya, kesulitan dan kemudahan yang saya alami membuat saya belajar bahwa pada akhirnya saya akan lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan yang heterogen dalam segala aspeknya. Saya berusaha menghargai diri saya dengan belajar untuk menghargai orang lain dengan berusaha “if I were them..” meski itu pun belum bisa totally saya membuat penilaian terhadap seseorang. Setiap diri orang mempunyai variable dan komponen hidup yang exactly tidak sama, maka belum tentu apa yang saya lihat/ketahui cukup merepresenatsikan realitas kehidupan orang (lain) tersebut. 

Semoga demikian juga orang lain bisa menghargai saya secara obyektif. Dan saya menghargai diri saya dengan lebih memilih mengambil keputusan tidak semata-mata karena pandangan/tuntutan sosial/masyarakat yang berbasis ‘biasanya’ karena belum tentu yang dianggap biasa itu benar? Selama keyakinan saya tidak bertentangan dengan agama dan tidak merugikan orang lain, saya tidak punya alasan untuk melakukan sesuatu karena pandangan masyarakat.
Keluargalah yang selalu bisa menerima dan merindukan saya tanpa pamrih, yang selalu memberikan dukungan baik moril dan materil tanpa menggunakan hitungan numeric. Dan keluarga adalah tempat sekolah kehidupan saya yang pertama yang mengahajari nilai-nilai kehidupan tanpa teori tapi dengan pembuktian sikap bagaiman seharusnya kita tumbuh menjadi orang yang bisa saling berbagi, tidak egois serta berempati dengan tulus. 
Dan tanpa mengecilkan sumbangsih kakak saya yang lainnya, salah satu yang bisa saya sebutkan wujud pengorbanannya yang sangat ‘berani’ adalah sosok kakak saya yang nomer 6, semua adiknya memanggil cak PO. Demi kelangsungan sekolah adik-adiknya, dia mengambil langkah berani keluar dari rumah saat masih kelas dua SMA. Merantau di Surabaya, bekerja sambil sekolah dan berusaha menyisihkan uangnya untuk dikirim ke rumah (karena memang saat itu kondisi di rumah pada titik nadir). 

Cak PO juga mampu membuktikan bahwa keterbatasan itu sebenarnya masih bisa di kurangi limitasinya. Ketika sekali lagi pilihan hidup menghadapkannya terus kuliah sambil bekerja atau bekerja total, maka Cak PO pun memutuskan untuk hijrah ke Jakarta dan full bekerja di pabrik assembling mesin. Sikap seorang saudara yang sampai sekarang sering saya jadikan cermin, Cak Po dengan pilihan sulitnya justru membuatnya mampu bertindak kreatif dan efektif dengan hasil yang mengagumkan (saya khususnya) karena saat ini Cak Po bahkan sudah mampu membuka usaha assembling mesin packaging sendiri dengan merekrut tenaga kerja. 

Demikianlah Saya melihat, merasakan dan menerima segenap pembelajaran tersebut dari kakak-kakak saya, yang demikian bisa mensinkronkan posisinya agar tetap bisa mendukung adik-adiknya tanpa mengabaikan peran kedirianya dalam keluarganya sendiri. 

Ketika usia menapak pada jenjang kedewasaan, ketika langkah kaki membawa diri keluar dari lingkungan keluarga serta dekap hangat perlindungan keluarga, maka orang lain yang ada di sekitar saya adalah keluarga (kedua) saya berikutnya. Dan untuk hubungan pertemanan/persahabatn, saya berusaha untuk meniadakan istilah ‘mantan’ teman/sahabat. Bagi saya tidak ada istilah ‘mantan’ teman/sahabat, suka atau tidak suka, saya akan tetap menganggpnya sebagai teman meski apapun yang terjadi dan tentu saja situasi akan mengalami penyesuaian secukupnya.

Dan Indonesia adalah tanah air yang akan tetap saya cintai, saya masih orang yang setuju dengan pernyataan: meski hujan emas di negeri orang dan hujan tombak di negeri sendiri..saya masih lebih suka jadi orang Indonesia. Dan meski saat ini belum banyak yang bisa saya perbuat untuk negeri ini, tapi setidaknya saya sudah membuktikan bahwa jadi PNS itu tidak perlu KKN juga bisa, bahwa tidak semua lingkungan PNS itu pekerjaannya santai (Alhamdulillah saya berada pada unit teknis laboratorium yang interaksinya dengan pihak swasta sehingga ritme kerjanya harus seimbang dengan mereka). Tidak korupsi juga bisa kaya, maksudnya kaya hati untuk berbagi…kan kaya tidak harus diukur dari materi?

Akan halnya kehidupan, yang terjalin dari peristiwa demi peristiwa yang kadang dinamikanya tak tertebak. Jika ada bagian yang mengh`ru-biru, seyogyanya adalah bagian untuk mendewasakan diri. Sedih, menangis dan kecewa memang wajar…yang tidak wajar manakala hal itu membuat kehilangan pijakan nurani sehingga larut dalam nestapa. Cerita hidup memang lebih dramatis daripada yang bisa dituliskan dan semoga itu semua jadi pengejawantahan akan keimanan pada Ilahi karena hidup adalah sebuah anugerah yang menawarkan banyak kesempatan dan juga tanggung jawab untuk menyumbang sesuatu yang berharga bagi kehidupan.
Memandang kehidupan saya secara menyeluruh, jika boleh memilih sebuah symbol maka saya ingin seperti hujan. HUjan yang selalu di rindukan oleh semua orang, hujan yang membawa kesejukan, hujan yang tetap ada meski kemarau memanjang karena nun jauh di bawah permukaan bumi hujan masih setia memancarkan esensinya bagi segenap kehidupan. 
Bilamana saya mengalami hibernasi dan terbangun pada 2030 ( semoga Allah Ta’ala memberi kesempatan umur panjang yang barokah), yang ingin saya dengar adalah keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia yang gemah ripah loh jinawi, pendidikan bukan lagi bagian dari manifestasi beragam ‘nama’ komersialisasi, kesehatan tidak hanya cooperative bagi orang yang finansialnya seattle, keadilan tidak lagi buta, hutan tidak lagi jadi target investor untuk melebarkan sayap bisnisnya. Saya ingin melihat orang hidup berdampingan dalam keberagaman yang saling bertoleransi, sampah tidak lagi jadi musibah, kemiskinan tidak jadi target kampanye demi karir politik. 

Hal kecil yang bisa saya lakukan dan semoga bisa mempunyai peran dalam mewujudkan imajinasi saya tersebut adalah dengan mengoptimalkan kemampuan menulis (saya menyukai bidang menulis dan mulai saya achieve setelah bertahun-tahun mengalami hibernasi). Dengan menulis maka otomatis akan lebih intens lagi untuk membaca karena untuk bisa membuat tulisan yang berkualitas kita perlu rajin dan banyak “membaca”. 

Tidak hanya membaca beragam buku, namun juga membaca dinamika sosial, lingkungan bahkan juga perkembangan iptek. Dengan bisa membuat tulisan yang berkualitas semoga bisa membawa pencerahan bagi diri saya sendiri khususnya juga orang lain yang membacanya, membawa dampak positive yang bisa menembus dimensi ruang, waktu, gender, usia, ras, serta social ekonomi.
Suatu hari nanti kalau ada seseorang yang berminat membuat (kira-kira siapa yang mau ya?) biografi tentang diri saya, judul yang saya inginkan adalah Hujan mengukir pelangi.
Sebenarnya saya bukan tipe anak yang bandel, juga bukan tipikal murid yang suka bertingkah. Namun demikian ternyata menurut guru, pada suatu kesempatan ketemu ada yang mengatakan dengan lugasnya kalau saya dulu jaman SMA bisa di bilang ndableg. Saya juga pernah melakukan banyak hal konyol, salah satunya adalah ketika saya dengan alasan yang ‘diplomatis’ sudah membawa ibu saya berhujan-hujan melintasi jalan setapak saat pulang dari sawah. Saat itu menjelang panen, ada kebiasaan ‘nyulik’ padi sebelum dipanen semuanya demi menyambung makan yang memang sudah kalang kabut. 

Suatu hari, sepulang sekolah, Ibu mengajak saya untuk memotong padi (karena adik dan kakak-kakak yang lain sudah on their job). Setelah 2 karung yang di bawa penuh dan pas hujan turun dengan lebatnya. Membawa 2 karung padi tentu saya tidak bisa menaiki sepeda pancal karena bagian belakang dan tengah di tempati hasil potong padi. 

Maka dengan berjalan kaki kami pun pulang di bawah siraman hujan pada senja menjelang kala itu. Saya yang tahu banget kalau sore hari di pertigaan desa ada pos yang biasa dipenuhi para pemuda, maka saya bilang pada ibu untuk lewat jalan memutar (tidak melalui jalan utama desa) yang artinya melalui tanggul ledeng setapak karena saya tidak cukup PeDe melintas di depan para cowok dalam performance kucel, basah kuyup, belepotan lumpur dan membawa dua karung padi dari sawah. Sampai sekarang yang diingat Ibu saya betapa saya sudah menjadi anak baik karena tidak mengeluh berhujan-hujan di sawah kala itu?

Merajut keping-keping kenangan yang selalu memberi makna tersendiri, diantara jedanya yang terselip tawa kala mengingatnya kini. Kadang terbersit kerinduan menetas, akan kebersamaan dalam suka dan duka namun masih bisa bercengkrama dalam cerianya segenap sukma. Semoga mampu menjelma asa dengan gelegar cinta disegenap sel-sel saraf dengan menampakkan nyatanya yang berukir manfaat bagi sesama: sekarang, nanti dan selalu selamanya.

" Hanya tiga blogger dalam friendlist saya yang kenal secara menjejak bumi yaitu : Mutiara devi, Al Kahfi, dan Nurul Khaqiqi, maka inilah Identitas Ririe Khayan yang bernama asli dan lengkap RIBUT "










119
Share
It took so long pending since I made promise by myself to create this: little bit of Me..

So today it gets fulfilled, here is what I think then write it....It has been a pleasure for me to have known I can still write after long time no progress to share like in this my blog. I can tell with supreme confidence that it has really been wonderful feeling and experience knowing me Myself do write even not good enough, more over in English. I really confess My English such a poor after many years going through.

Well, Here we go..... I am a person like the others who fight in winning by love and affection. I do believe in “giving” first and then try not expecting from the person opposite me. I’ll make it in my nature…even not easy any way. I suppose that everyone will always like those who are less of jealous and more of praises for others and are helpful & hopeful/optimist in nature.. Hope that The way I am. It’s not only brings happiness to me but fills me with immense pride that I wanna intend to .. apart from being a nice person…isn’t it right?

It brings me an immense pleasure when I can give favor to anybody and I love it from my core of heart. It will brings me sense of honor and joyful if I can render some help/assistance to others, feel very happy & contented with myself if I can make anybody smile and feel good and happy…The fact, some times without any purpose I made some one laid down and the most painful in unpredictable I made dissapoint so many people arround me or even their tears drop because of Me. I really never imagine in any second, My Mom’s will crying and sadness by me, her lovely daughter.

Maybe I will need more time and hard effort again to paint more happy for my beloved people so that I do things accordingly…However I will not let any one feel/become sad..that’s for sure. I’m very sure GOD give me the ability to make people happy and comfortable… As well I can do....

GOD has been very kind to me in this life, I can proudly say that I’m one of the luckiest women on this earth.. Having great parents especially my mom, tenderness sisters and brothers, wonderful friends who are more of critics than more saying ‘yes’ or just asking (no solution), tremendeous and inspiring environment ...all above by the mercy of God/Allah Ta’ala.

All my wishes have been materialized without crying for them, spending time with love to read, write, listen music and also a simply travel. Well, basically I’m very widely and vividly traveled all around the world and will continue to do so against all odds but still running on my minds till this presents. It’s Okay, at least I do have it on by the time.

At eventually meet peoples out there who really kind and very friendly however when I belong in stranger area and or place. It gives me exposure to different cultures and languages but still can understanding each other as human being. I do hope can talk on almost any subject, meet any person on this earth and interact confidently in any environment and live in any situation... sit, eat & sleep with poorest of poor and make him happy and feel as if I’m part of his system ( like day dreaming, isn’t it? ). All of hopes, plans, efforts, has been possible due to Allah’s/God’s blessings and I'll never incomplete without you all….

All I have achieved in my life and will achieve further In any case this is what I’m..that I do have so many a millions weaknesses.. cause I’m still getting impatient loosing temper at times even though I have patience in abundance sometimes lack of persuing things till end…

Laziness have started learning to keep things tidier..
though I keep things in satisfactory manner 
but need improvement…
by the time during a whole in my life.

So don’t get carried away, take care with lots of love and affection. Hope you always enjoy reading my Blog and all of these take carefully too...


Notes: 


Learning edition, So please never mind if there is so many mistake or overlapping of the words/grammatical....See, how poor my skill in English #Maluuuu







18
Share
Stress? Siapa yang tak kenal dengan satu kata magic tersebut? Bahkan sangat mungkin kita sering melafalkan kata tersebut untuk hal-hal yang sebenarnya belum complicated. Stress, sudah termasuk kata yang latah kita ucapkan mana kala kita berada pada zona uncomfort. Meski sangat mungkin tak ada yang suka dengan stress, namun tetap gak bisa dipungkiri jika tidak ada orang yang benar-benar sanggup mencoret dengan tuntas si stress dalam hidupnya. Stress tak kenal kasta, status social, gender, usia, etc. Setiap orang tentu pernah (sering?) mengalami kondisi pikiran yang serawut, kalut, kacau, hectic yang bisa di wakilkan dengan sebutan keren nan elegan STRESS.
*********
“Sudah yakin gak ada yang mau kamu tanyakan lagi?” tanyaku pada suatu kesempatan ada mahasiswa yang praktek/penelitian.
“Sepertinya untuk saat ini sudah cukup dulu..Mbak” beginilah untungnya punya wajah yang gak boros, tak hanya mahasiswa, murid SMK pun lebih suka memanggil dengan sebutan Mbak  #PeDe Over Dosis
“ Yakin neh?”
“ Ya iya dunk…”
“ Metode, bahan, komposisi...jelas semuanya? what, why, how......”
“ Boleh deh di pre-test…hehehe…” 
“ Yakin?”
“ Wah, ganti kata yang lain dong…suka banget pakai kata ‘yakin’ gitu..”
“ Iya, harus suka dengan kata ‘yakin’ kan itu ekspresi dari percaya diri ?” begitulah obrolan akrab saya suatu hari salah satu mahasiswa yang melakukan praktek penelitian untuk skripsinya. “ hanya 1 pertanyaan  : kenapa untuk membuat larutan histamin 1000 ppm membutuhkan 169,1 mg Histamine dihydrochlorid  menjadi 100 ml?”.
“ Hah? Maksudnya piye kuwi Mbak?” ekspresi bingung langsung membias di wajahnya.
“ Larutan 1000 ppm itu gimana cara membuatnya…?”
“ Ya 0,1 gram di larutan menjadi volume 100 ml, salah satu caranya.”
“ Tapi 1000 ppm larutan histamine membutuhkan 169,1 mg dalam 100 ml? So, let me know the calculation is?”
“ Waduuh, mumet Mbak. Stress….”
Gubrakkkk
**********
Sekedar dialog untuk intermezzo jika ada kemiripan nama, tokoh, tempat, ini semata-mata fiksi..wkwkwkk yang sudah mengalami beberapa penyesuaian sesuai EYD. At least,sebuah ilustrasi sederhana betapa stress tanpa kita sadari sudah sedemikian akrab untuk kita ucapkan.
Hidup memang tempatnya masalah sehingga tak ada yang benar-benar bisa bebas dari stress.

Jadi berani hidup berarti berani bersimbiosis dengan stress! Pertanyaannya, bersimbiosis yang seperti apa? Parasitisme ~ menempatkan stress sebagai benalu/penyakit. Komensalisme ~ stress tak berpengaruh apa-apa, ada stress atau tidak nothing different. Ataukah mutualisme ~ stress sebagai keadaan yang justru membawa manfaat?

HIdup secara alamiah adalah penuh masalah karena mata rantainya berisi tentang penyelesaian masalah demi masalah. Tidak ada masalah bukan hidup namanya. Sehingga kita tidak bisa benar-benar terhindar dari stress. Mengutip definisi dari buku Definition and conceptualization of stress in organizations : Stress ~ suatu kondisi dinamis saat seseorang dihadapkan pada peluang, tuntutan, dan hal yang amat penting namun orang tersebut dihadapkan pada ketidakpastian hasil yang diharapkan. Maka tersebutlah dua penggolongan stress, yaitu Stress tantangan: adalah kondisi yang melekat  pada setiap target (pekerjaan) yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, misalnya menyelesaikan Skripsi dimana stress adalah hasil penelitian yang reliable dan responsible dalam interval waktu yang sudah di tentutkan (kecuali sudah berniat ingin jadi mahasiswa abadi sih). Dan Stress hambatan: adalah  situasi yang tidak ada hubungan langsung dengan target yang hendak di raih, misalnya listrik mati, printer rusak, motor mogok.

Stress ~ secara grammatical ‘tekanan’ maka bisa di diferensiasikan maknanya untuk stress tantangan sebagai fakta yang akan memberikan kontribusi yang bisa membuat jadi lebih produktif ‘the power of kepepet’ sehingga akan menciptakan suasana yang lebih dinamis, continues improvement atau penghargaan pada waktu. Jadi dengan definisi yang sederhana, ‘menjaga’ diri agar tidak mengalami stress (stay in comfort zone all the time) maka dengan senaja memilih nuansa hidup yang platonic ~ statis. For long term, jangan heran jika existensi diri perlahan akan menghilang dari permukaan dan garis edar aktualitas.

Lari/menghindari masalah besar dengan dalih biar gak stress merupakan paradigma lama yang sudah expired. Perubahan era global hitungannya sudah pada jelajah per detik, kompetisi muncul di setiap aspek, dan semua itu adalah variable uncertainty yang harus siap kita hadapi.
Jadi buat yang bercita-cita hidup damai sentosa tanpa stress, selamat menikmati kehidupan yang aman dari masalah, termasuk menjadi bagian orang (selfish) yang tidak ingin perduli dengan sekitar. Dan jika ada yang tidak pernah mengalami atau merasa stress, maka congratulation karena ‘aman’ dari masalah, tapi sekaligus harap jangan menuntut yang lebih jika kehidupan berjalan dan berlalu statis bagai garis lurus.

Maka bersimbiosis secara mutualisme dengan stress bukan berarti dengan sengaja mencari-cari masalah, juga bukan bentuk persetujuan terhadap aneka ekspresi sikap emosional, amarah, putus asa, depresi, etc. Bersimbiosis dengan stress di sini adalah berusaha untuk cooperative pada keadaan (sulit) yang memang tidak bisa kita hindari, karena mengutuk dan memusuhinya justru akan menguras lebih banyak energy dan wasting more time.

Dan hasil sebuah riset menunjukkan bahwa orang yang mengalami variasi emosional dalam kesehariannya justru memiliki jantung yang lebih kuat/sehat. Faktanya saat mengalami berbagai polemic emosi seperti tegang, tertawa, sedih, takut, marah, frustasi, relaks, cemas atau optimis, jantungnya akan mengalami detak yang lebih variatif “ jantung seperti berolahraga”. Jadi orang yang menghadapi dengan beragam kondisi emosi AKAN memiliki “variabilitas detak jantung” yang membuat terlatih dan sehat. Sehingga jangan kaget kalau orang yang mengalami daya tahan jantung lemah adalah yang tinggal menyendiri dengan tentram, jarang menghadapi masalah pelik, berada dalam kemapanan yang nyaris tanpa gejolak tantangan.
*******
“ Terus gimana Mbak ?”
“ Apanya ?”
“ Itungane kui lo…”
“ Lha yang tanya tadi bukannya diriku? “
“ Hehehee…..ya iya Mbak.”
“ Nah silahkan di cari jawabannya ya…? Itu kan tujuannya kamu melakukan penelitian skripsi?.”
“ Ini juga usaha mencari tahu lo….”
" Apa perlu aku tambah pertanyaan biar lebih expand analisisnya..?"
“ Wah..…aku bisa tambah stress, Mbak !”
Glodagggg..
************
Mengkompilasi dari beberapa sumber, minimal bisa jadi wacana diri saya sendiri biar tidak antipati dan atau alergi dengan kondisi hectic atau stress. Jadi mohon maaf jika uraiannya juga agak ada nada-nadanya orang stress karena semata berusaha memahami psikologis stress...hayyyahhh ngomong apaan ya ini?.


“Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh.
Apabila dia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah"
~ Al-Ma’arij: 19-20  ~
67
Share
Sedari awal ketemu postingan yang diikutsertakan GA yang diselenggarakan oleh Pak Marsudiyanto. Tidak hanya daya magis GA yang selalu menarik becak, truck untuk diikuti, apalagi GA ini ada yang lebih menarik lagi yaitu format html yang beliau sediakan sebagai back ground sehingga menghasilkan tampilan entry yang lebih punya taste...jadi ingat iklan rokok deh. Setelah beberapa hari bertapa di kawah ijen, kemudian pindah ke Semeru karena kawah Ijennya berubah jadi status siaga, untuk mencari-cari ide, maka Bismilllahirrahmaanirrahiim inilah hasilnya:

Pada Cinta tanpa penjelasan

Bara Cinta yang berasap rindu mengudara
menggelombang pada semesta kasih sayangmu
pada tarian asa dalam ruang nurani,
impianmu mengalun bagai tetes hujan

Untuk nama dihati yang tak akan pudar
Dengan kenangan-kenangan merantai rasa
Inginku tetap dalam dekap ajaib yang bergelora dan mengampuni
Yang tak kenal sesal untuk semua yang terberikan

Pada udara yang setia mengalirkan partikel-partikelnya
Ketika langit menghampirkan bintang gemintang
Kuhamburkan untaian doa pada himne malam yang sacral
Untuk cinta tanpa penjelasan dari nadi ayah bunda



Demikianlah entry puisi sederhana dengan judul " pada cinta tanpa penjelasan" sengaja saya buat untuk mengikuti GA dari Pak Marsudiyanto " Ungkapan rasa Anti Biasa, Ungkapan HTML"


Jadi dengan segala kerendahan hati, mohon maaf kalau puisi ini taste'nya masih jauh dari karya para pujangga baru maupun lama ataupun modern.
37
Share
Prolog dulu ya…: Kembali menjejak akhir pekan dimana diriku adalah bagian dan atau salah satu dari sebuah populasi yang TIDAK membiasakan untuk mensakralkan akhir pekan dengan harus ada acara atau something else similar with hanging around. Jika tidak mudik, maka just follow the flow…kalau butuh keluar untuk sesuatu keperluan ya keluar deh. Dan kebetulan sabtu ini kantor menjadwalkan kaji ulang manajemen dan evaluasi kinerja, mengingat kalau dilakukan pada hari kerja akan mengganggu aktifitas pekerjaan. Acara yang dimulai sejak pagi tersebut akhirnya selesai menjelang jam dua dan mumpung masih lumayan siang maka segeralah teringat untuk membawa motor dekil saya karena saking jarangnya dimandikan menuju bengkel. Setelah saya baca service card, wouuuww…ternyata sudah hampir enam bulan lalu motor keren dan ajaib tersebut saya bawa ke bengkel # Payah. 


Prolog yang gak penting ya ? Tapi sedikit ada hubungannya kok #pembelaan diri, karena sewaktu menunggu di bengkel itulah jadi ingat kalau sudah berkomitment untuk event give away yang di adakan oleh putri cahaya. Dalam interval waktu menunggu tersebut, di antara keasyikan mengamati tangan-tangan cekatan sang montir yang mengobrak-abrik beberapa motor yang menjadi pasiennya, sang hujan (yang sudah mengirimkan signalnya sejak kumandang Adzan dhuhur) turun sukses dengan indahnya.

Dan Bismilllahirrahmaanirrahiim, sejak awal hendak ikutan GA putri cahaya, sudah memilih dengan tekad bulat dan tak goyah meski badai menerjang #lebay judul postingan apakah ini rasa kehilangan. Kenapa saya demikian mantapnya memilih entry tersebut, just simple reason: uraian di dalamnya memberikan cermin alternative untuk ‘melihat’ wajah yang lebih indah dari sebuah rasa kehilangan. Sapaan ‘rasa’ yang awalnya belum bernama ‘kehilangan’ yang menyeruak dan demikian susah ditemukan benang merahnya (kata sang putri cahaya lho?), yang bahkan lebih sulit dari Matematika teknik persamaan differensial parsial satu dimensi ~ nah apalagi saya yang waktu kuliah gak dapat mata kuliah Matematika tentang ini ~ dimana pada alur pencarian ‘rasa’ tersebut pertemukannya dengan Cinderella yang mengatakan jika ekspresi wajahnya hampir mirip ketika dia kehilangan sepatu kaca? Putri tidur, ekspresi tersebut mungkin karena kehilangan masa/waktu? 

Pendapat Putri salju berbeda lagi: apa mungkin ~seperti dirinya~ kehilangan nyawa? Kemudian bertemu Anastasia yang memberikan presumptive bilamana rasa yang dialaminya serupa apa yang dirasakannya ketika kehilangan ingatan? Long journey tersebut membawanya pada sebuah cermin yang memantulkan sesosok wajah putri cahaya yang akhirnya bisa mengurai benang kusut akan ‘rasa’ belum bernama (meski benang merahnya gak ketemu tuh kayaknya karena sudah dipakai untuk layangan), dan inilah pantulan cermin dari sang putri cahaya tersebut:


Rindu..
Aku benar-benar mengerti perasaan rindu datang tanpa diundang.
Bahkan ketika akal hilang, rindu tetap bisa menyapa.
Sekelebat wajah-wajah bermunculan di benakku.

Aku tersenyum manis,
Ya Allah terima kasih telah menghadirkan rasa ini untukku.
Teruntuk orang-orang yang selalu mencemaskan diri yang bodoh dan serampangan ini.
Tenang, orang bodoh itu baik-baik saja.

Teruntuk malaikat salju yang tidak henti-hentinya menyelimuti agar aku tidak mencair.
Tenang, serpihan salju itu tidak akan terhempas rata di gundukan salju.

Teruntuk bidadari-bidadari yang selalu membelai mimpiku tiap harinya.
Tenang, bidadari mungil itu tetap kuat menghadapi dera masa yang semakin menua.
InsyaAllah.


Sebuah cermin akan rasa ’kehilangan’ yang memantulkan wajah yang lebih indah bukan? Bahwasanya apa yang kita sebut hilang, adalah mengalami perubahan bentuk dan atau kepemilikan saja bukan? Jadi cobalah menganggap peristiwa kehilangan dalam frame yang equal dengan hukum kekekalan massa. Dan senada dengan entry apakah ini rasa kehilangan, ada satu lagi postingan yang kemudian muncul dalam ingatan dan membuat saya tertarik untuk menambahkan dalam ulasan ini. Bukan hanya karena suasana hujan yang menemani saat menulis, namun kejamakan persepsi yang mengidentikkan hujan dengan ‘rasa kehilangan’. Entry aku, kamu dan hujan yang diikutsertakan dalam event GA man and the moon yang memenangkan kategori ‘melow’ ini bagi saya sangat puitis plus romantis plus memang melankolis # borongan memujinya…hahahahaa. 
“…..Hujan...
Ketika berbicara dengannya, aku seperti berada di depan cermin. Dia begitu mirip denganku sampai-sampai aku ragu dia adalah manusia, mungkin dia sebuah kloning. Apalagi dia banyak melakukan hal-hal yang kusukai. Aneh? Jangan tanya lagi. Hujan, jumpailah dia di pagi hari. Dia sangat senang melihat bulir-bulir airmu yang jatuh di pagi hari. Sampaikan semangatku padanya, semoga hari-harinya diiringi ceria yang tak akan pernah luntur. Hampir lupa, hujan kirimkan juga rasa terima kasihku padanya. Dia telah mengajakku berkeliling kota dan memperlihatkan hal-hal yang spektakular. Lain kali, giliranku untuk mengajaknya ke duniaku, InsyaAllah. Walau aku tidak tahu kapan aku bisa menepati janji itu……”
Pada kenyataannya saya lebih suka lagu November Rain melihat hujan, mendengar suara hujan, mencium harum aroma tanah kala hujan dan kadang masih suka hujan-hujanan (kalau terpaksa sudah dalam perjalanan).
************************************
“ Kenapa dengan hujan…” tiba-tiba ku dengar ada sapaan merdu menyeruak dalam gerak tarian hujan yang masih mengarsir udara. Saat ku lihat dengan seksama, ternyata putri cahaya yang datang dengan kemilau cahaya emasnya.
“ aku suka menikmati hujan, melihatnya jatuh berirama untuk mengusap wajah buana dengan intimnya” jawabku sambil membiarkan hujan membasahi bebas diriku.
Putri Cahaya tersenyum “ karena itukah jadi lebih suka kehujanan daripada menggunakan payung atau jas hujan?”
“ siapa yang bilang padamu, Putri?”
“ sikapmu, pilihanmu, ekspresi yang demikian hikmat untuk tidak menepi saat sedang kehujanan”
“ karena aku tidak membawa jas hujan…” dalihku.
“ Atau, lebih tepatnya agar kamu punya alasan untuk kehujanan kan?”
“ Apa ada yang terganggu?”
“ Tidak”
“ Lantas kenapa ?”
“ Sebenarnya ada apa degan hujan? Sepertinya kau demikian mencintai hujan sampai bisa mengabaikan dirimu sendiri?”
Aku tertawa mendengar ucapan Putri cahaya “ tak akan ada yang cemburu dengan hujan kok”
“ Suatu saat akan ada yang cemburu dengan kenanganmu bersama hujan “
“ Sepertinya tidak akan seserius itu, aku hanya ingin menjiwai spiritual di balik ayat-ayat hujan…”
“ apa harus dengan setia menari di bawah guyuran hujan?”
“ saat butir-butir hujan sampai di kulitku, meresapkan kesejukan dengan halus di setiap pori-pori. Adalah sama ketika molekul-molekul air itu menyelusup di bawah permukaan bumi, dimana ia sesungguhnya tak pernah benar-benar pergi. HUjan akan kembali menyapa dalam derai lembutnya yang penuh keajaiban setelah melewati prosesi mata rantainya yang mentakjubkan”
“ Dengan kalimat sederhana, hujan adalah lambang kesetiaan…” pintas putri cahaya penuh kemantapan.
*************************************
“…..Hujan...

Debaran hatiku muncul ketika bersentuhan pertama kali dengan kisahnya. Membuatku ingin melukiskan kisah itu dalam deretan kata yang memesona. Sayang aku belum berhasil. Karena itu, sampai sekarang pun aku masih berusaha mengenal dia lebih dekat. Siapa dia? Ng, aku biasa memanggilnya tuan putri. Hujan, sampaikan salamku padanya. Katakan, sesuatu yang tidak membunuhnya membuat dirinya lebih kuat. Dia akan bahagia dan menemukan seseorang yang akan mendampinginya di sepanjang hidupnya, InsyaAllah.”
Dancing Under the rain ini diikutsertakan dalam
Giveaway Kemilau Cahaya Emas by putri cahaya

43
Share
Sebenarnya sih gak ada hubungannya antara si Copet dan Mr. Ojek. Ini adalah kisah dan pengalaman yang saya alami saat mudik long week end beberapa waktu lalu. Saya pernah mengalami kecopetan HP dua kali, kemudian yang lebih shock adalah ‘berpindahnya’ dompet lengkap dengan isinya yang bikin lumayan ribet urusan birokrasinya waktu renew*‘isi’ dompet tersebut. Karena itulah setiap kali long trip saya prepare sebaik mungkin agar tidak mengalami lagi yang namanya ‘dikerjain’ si misterius pencopet. Maklum ide ‘kreatif’ sang pencopet sekarang adalah membaur sebagai penumpang juga. Jadi saya atur dompet, HP, dll di taruh di posisi yang ter’aman, hanya ngeluarin uang secukupnya untuk ongkos sampai tujuan. Jadi bisa di tebak selama dalam perjalanan dan itu nyaris saya maka HP akan jauh dari pantauan sehingga incoming call/sms di jamin terabaikan dengan sukses.

Nah, yang saya alami dalam perjalanan mudik kali ini Nyaris kecopetan (lagi). Karena long trip dan  malam hari, maka beberapa saat setelah bis melaju, saya pun tidur. Ketika saya terjaga, ternyata di sebelah kanan saya ada seorang penumpang. Saya lihat-lihat, masih banyak kursi yang kosong tapi kenapa tuh orang ambil posisi di sebelah saya ya? Itulah pikiran ‘aneh’ yang spontan di otak saya. Biasanya kalau saya tahu ada penumpang menempati posisi kursi di sebelah saya sedangkan masih ada kursi kosong lainnya maka saya akan pilih pindah tempat. Tapi yang kemarin itu karena rasa kantuk dan malas pindahin bawaan, maka saya no action dengan berbaik sangka dia juga penumpang bis seperti yang lainnya.
Dan saat saya terjaga berikutnya, saya dengar koin jatuh sampai dua kali yang membuat saya aware that something already happened. Saya langsung check tas kecil yang saya pegang, wouuw…ternyata sudah ada jejak siletan di tiga tempat berbeda: 2 siletan di bagian bawah dan 1 siletan di samping. Saya agak panic juga karena kebetulan HP yang biasanya saya ‘aman’kan, kemarin itu saya taruh dalam tas cangklong tersebut buat mendengarkan winamp. Dalam tas kecil itu biasanya saya isi mukena, 1buku tipis #sok rajin baca buku, 1botol air minum, permen, koin, tisyu, 1botol hand body kecil dan antiseptic (jaga-jaga jika ‘terpaksa’ mampir di toilet umum). Dan Alhamdulillah, HP berada jauh dari posisi tas yang robek.  Selain koin yang hilang karena jatuh akibat siletan di tas, barang lainnya masih ditakdirkan untuk menjadi rejeki saya. Apakah saya panic? Takut? Sempat panic pastinya, tapi takut…rasanya saya sudah tak boleh punya rasa takut untuk menghadapi segala resiko dalam long trip. 

Kalau dalam rute Banyuwangi – Surabaya saya nyaris kecopetan, maka dalam rute Surabaya – Rumah terjadi peristiwa yang bikin ketawa sekaligus bersimpatik terhadap salah satu pak ojek. Sampai di Bungurasih, saya langsung menuju bis jurusan Semarang. Penumpang lumayan ramai karena long week end. Begitu turun di Babat, seperti biasa saya langsung berkata “ojek” ketika para jasa angkutan (becak dan ojek) yang mangkal di sekitar Jembatan Baru mencari penumpang yang baru turun dari bis. Maka sang koordiantor ojek pun memanggil seorang Bapak yang gilirannya untuk membawa penumpang. Setahu saya, di tempat pangkalan angkutan umum memang ada peraturan tidak tertulis untuk bergantian mengangkut penumpang. Jadi tidak ada ketimpangan social..eh pendapatan. Mereka guyub dan punya solidaritas yang cukup solid. Dan begitulah suasana di tempat ojek di tempat halte bis tempat saya turun.

Singkat cerita, si Bapak ojek pun bersiap untuk melaju dan saya sudah akan naik tapi teryata dari arah Surabaya terlihat bis hendak menepi menurunkan penumpang. Maka saya buru-buru membatalkan diri naik boncengan motor pak Ojek. Saya minggir dan demikian juga saya kira pak ojek tersebut mengambil posisi menepi agak di depan. Tapi ternyata di luar dugaan saya, Pak ojek tersebut langsung tancap gas. Saya hendak mengejar tapi di larang oleh para tukang ojek lainnya. Kalau di film ada judul “pacar ketinggalan kereta,  Maka jadilah saya “penumpang ditinggal ojek”. Orang-orang yang ada di tempat itu pun jadi tertawa, kok bisa-bisanya si Bapak tadi langsung tancap gas padahal penumpangnya belum naik? Dan ternyata kelakuan ‘ganjil’ si Bapak tersebut sudah pernah dia lakukan juga sebelumnya.

Sepanjang perjalanan ke rumah, saya coba mengamati dan berharap si Bapak tadi segera menyadari jika dia tidak membawa penumpang. KAsihan banget kalau dia sampai keterusan di desa saya, menempuh jarak hampir 10 KM dengan menerjang dinginnya udara sehabis hujan di tengah malam. Tapi sampai saya tiba di rumah, saya tak melihat bersimpangan dengan Bapak tadi. Dan saya tanya si Pak Ojek yang mengantar saya, dia pun tidak melihat berpapasan dengan bapak ojek yang tancap gas tadi. Dalam hati saya berharap semoga saja pandangan kami yang terbatas oleh gelapnya malamlah yang tidak melihat jika Bapak ojek tadi sudah berbalik arah lagi.
Tak ayal, beberapa saudara yang kebetulan juga mudik pada ketawa waktu dengar cerita saya ditinggalin Pak Ojek. “ Wah, bisa-bisa saat Pak ojek nyadar penumpangnya gak ada  jadi ngirain kamu hantu loh? “ heheheee…

Anywhere and anytime, always prepare for safety, Be careful and prays… all after I do believe ALLAH SWT selalu punya scenario terbaikNYA  dan teuteup masih lebih baik ketinggalan tukang ojek daripada ketinggalan pesawat deh…hehehe….


“Saking pengennya Ririe Khayan berpartisipasi GA yang digawangi  oleh Jeng Soes-Jeng Dewi - Jeng Nia disponsori oleh Jeng Anggie, Desa Boneka, Kios 108  Semoga postingan ini bisa masuk  kategori CERITA LUCU dalam event Saweran Kecebong 3 warna”

108
Share


The Versatile & Seven Shadow Award. Long w’end, bagi saya bedanya saat ini ya sebagai libur lebih lama daripada week end biasanya. Rencananya sih pengen main ke jogya tapi gagal total, kali terakhir ke jogya Oktober 2010 jadi berasa sudah lama nian gak jalan-jalan ke jogya. Entahlah, sejak doeloe saya sudah interesting dengan jogya, bahkan ketika UMPTN saya manut saja ketika kakak saya memberikan ide agar saya ikutan rayon B yang artinya saya ikut UMPTN di jogya yang notabene tak ada keluarga dan kenalan di sana.
Di usia yang belum genap 17 tahun kala itu saya ‘cukup’ berani riwa-riwi Jogya-Lamongan sendirian. Bahkan saya yang sampai sekarang tipikal orang yang missed oriented pada rute jalan alias ‘susah’ untuk mengingat jalan dan segala rutenya, tapi punya nyali mengikuti UMPTN di jogya dengan mengandalkan bertanya melulu jika hendak kemana-mana. Pokoknya tampang PeDe biar gak dilirik sama orang ‘usil’ atau copet cs tapi pasang tampang unyu untuk session bertanya-tanya alamat (untung waktu itu belum ada lagunya Ayu Ting-Ting).
Batal liburan ke Jogya jadi ubah haluan mudik seperti biasa ke LA tercinta. Stay turn di depan TV (hal yang tidak biasa saya lakukan kalau di Banyuwangi karena memang sengaja gak punya miara Televisi, hehehe…kayak kambing saja di piara ya). Dan It’s time untuk memajang Award yang sudah lumayan lama tersimpan. Dengan mengucap Bismillahirrahmaanirrahiim, ada dua Award baru yang saya dapatkan dari dua teman blogger, dan inilah Award-award yang selalu bikin semangat untuk keep happy blogging.

The Versatile Blogger

Award ini diberikan oleh Mbak Alaika ~ My Virtual corner, dengan penuh apresiasinya pada saya sampai bikin saya terharu dan tersanjung banget, inilah special statementnya Mbak AL:

“Ririe Khayan, yang dalam tulisan-tulisannya tersemat untaian kalimat indah penuh makna. Salut dengan hasil book review yang ditulisnya, cermat dan mampu menarik pembaca untuk ikut tertarik membaca buku yang telah direviewnya. 

Pemilik rumah maya kidung kinanthi ini juga rajin berpartisipasi dalam kontes yang diadakan para bloggers dan kerap tampil sebagai pemenangnya. ☺ Walau belum mengenalnya in person, persahabatan through the virtual world yang hangat dan akrab telah terjalin diantara kami. Indah dan menyenangkan. Oh ya, sahabatku ini juga baru saja mereview sebuah cerbung karyaku yang ada disini lho.”

Jujur pernyataan Mbak AL membuat saya terharu dan tersanjung serta semoga semakin membuat saya bersemangat dalam menulis serta selanjutnya bisa mengikuti semangat Mbak AL yang selalu ready buat postingan #Plak. Semoga molornya postingan Award ini gak bikin Mbak AL berkurang antusiasnya untuk mentraktir saya menikmati kopi terbalik, pesta durian dan ngajakin keliling Aceh IF one day saya berkesempatan ‘nyasar’ sampai ke Aceh #Ngayal dulu ah… Dan inilah Award The Versatile Blogger yang ternyata juga dipaketin oleh Kang Asep saepurohman – Ignorance: kejadian adalah tulisan.

Dan tiga (3) ‘mantra’ yang melekat pada Award ini adalah dengan menjawab beberapa pertanyaannya sebagai berikut:

Thank the person who nomitated you and give their blog a shout out on your blog with a link to their blog:
Buat Mbak Alaika dan kang Asep, terima kasih banget lho sudah membingkiskan award ini buat saya. Maaf jika postingannya super duper telaaattt… #push up 100X. Sungguh penghargaan tersendiri buat saya karena Blog yang masih amburadul ini di daulat untuk menjadi salah satu yang layak menerima Award The Versatile blogger….#jadi pengen maluuuu.

Share 7 random facts about yourself

Setiap kali bertemu dengan pertanyaan seperti ini selalu ingat peribahasa “ Kuman di seberang lautan terlihat tapi gajah di pelupuk mata sendiri tidak kelihatan”. Tapi tetap gak bisa menghindar neh, harus share 7 Facts of me…
  1. Suka petualangan di alam tapi gak kesampaian #Mimpi kali
  2. Tidak bisa menggambar/melukis
  3. Tidak pernah pingsan
  4. Kadang suka usil plus jahil (kalau ada kesempatan buat usil dan jahil saja kok)
  5. Tidak suka di bohongi #ya iyalah, mana ada orang suka di bohongi !
  6. Tidak suka diet
  7. Gak berani lihat film horror. 
Send the award to 15 bloggers whose blog you appreciate and then let them know that they have won the award.

Sampailah pada mantra ketiga yaitu ‘membungkus’ award ini pada 15 Bloggers, siapa ya? Seperti biasa, tidak ada maksud diskriminasi dan senada dengan Mbak Alaika bahwa pengenya untuk memberikan Award ini ke seluruh teman blogger tapi apa daya tangan saya tentu tak bisa mengetik satu per satu friendlist kan? Semoga dengan adanya Award ini bisa menyambung silaturahim dalam happy blogging. Maka daftar penerima Award The Versatile Blogger sebagai berikut:
  1. Erick ~ namarappuccino (http://namarappuccino.blogspot.com/)
  2. Herry ~  [BIntang kecil] (http://hiakuherry.blogspot.com/)
  3. Ninda Rahadi ~ Listen ninda (http://www.listeninda.com/)
  4. kaakin ~ try 2 Be coo ‘n smart (http://try2bcoolnsmart.wordpress.com/)
  5. Agus Setya ~ Blognya Agus Setya Fakhruddin (http://agussetya.blogspot.com/)
  6. Naya Elbetawi ~ uneg-uneg si belo (http://unegunegsibelo.blogspot.com/)
  7. Neng hepi ~ Catata neng hepi (http://nenghepi.blogspot.com/)
  8. Ayu Welirang ~ memora ayu (http://namakuayuu.blogspot.com/)
  9. zasachi ~ .:. Za’s StoRies TodAy .:. (http://zasachi.blogspot.com/)
  10. Hariyanto Wijoyo ~ Blogs of Hariyanto (http://hariyantowijoyo.blogspot.com/)
  11. Gandi rizal ~ gandirizal (http://gandirizal.wordpress.com/)
  12. Faizal ~ My name faizal (http://mynamefaizal.blogspot.com/)
  13. Indra ~ Indra’s notes (http://ir2brothers.blogspot.com/)
  14. Friski ~  farizky234 (http://farizky234.blogspot.com/)
  15.  Anyone who like this award…have please to pick award up to your blog for great and happy blogging
The Seven Shadow

And the next award come (again) from Kang Asep saepurohman – Ignorance: kejadian adalah tulisan, double haru neh karena langsung dapat bingkisan dua award. Dan inilah pernyataan kang Asep yang hemmm….

”Ririe : mbak Ririe pelanggan setia blog saya, dari blog saya masih aneh acakadut sampai akhirnya tampak seperti ini, blognya mbak Ririe sekarang sudah banyak perubahan, yang saya masih inget itu blognya mbak Ririe yang dulu itu Fotonya di pasang di header blog :D”

Blognya kang Asep yang dulu (katanya) acakadut hingga sekarang sudah bermetamorfosa jadi Ignorance: kejadian adalah tulisan sedangkan tampilan blog saya masih berkutat ganti-ganti background doang….#tutup muka pakai serbet

Untuk Award ini ‘mantra’nya adalah untuk forward 7 teman bloggers yang selalu/sering memberikan support. Award ini di desain agar di forward pada 7 teman blogger, maka yang bisa saya sebutkan antara lain adalah:
  1. Alaika Abdullah ~ My Virtual corner. Dengan sengaja Saya masukkan Mbak AL meskipun saya sudah tahu jika kang Asep juga telah menganugerahkan Award ini buat Mbak AL. Saya suka memanggilnya Mbak AL agar lebih akrab dan sebenarnya buat saya memang berasa sudah kenal closer meski belum pernah ketemu secara menjejak bumi. Sebenarnya Blog Mbak AL banyak namun yang (baru) sering saya singgahi adalah My Virtual corner dan sea of life. Mbak Al yang selalu up date dalam kondisi sesibuk apapun dalam membuat postingan, sharing banyak hal mulai dari tips how to design great blog, life story yang sarat makna, daily activity yang amazing #two thumbs up for Mbak AL. Oh iya, I’ll always love her comments that feel likely sisterhood. Jadi saya belum buat postingan sebelum Mbak AL ngasih comment deh hehehe….#alasan orang ‘malas’ bikin postingan! Dan sea of lifenya benar-benar meaningfull tuh Mbak AL, ditungguin ending cerbungnya lho ?
  2. Erick ~ namarappuccino. Since the first time I knew his blog, saya jadi suka mengikuti/membaca postingan demi postingannya. Kesan romantic dan penuh penghayatan hampir selalu ‘tampak’ dalam rangkaian kalimat-kalimatnya. Dia bilang menuliskan apa yang di sukai dan menyukai apa yang dituliskan. Membuat saya ingat pada quote “ do what your written and write what you done ”. And mostly, yang membaca uraian blog namarappuccino seringkali jadi berasumsi bahwa sang tokoh adalah Erick. Diksi dan structure nya sungguh membuat ‘hidup’ setiap postinganya sehingga likely true story dan selalu membawa pesan tersirat yang menghiasi tulisannya. Ditunggu project 30 surat cintanya dalam 30 hari
  3. Dhana ~ Dhana Arsega (http://dhanaarsega.blogspot.com/). Mbak Dhana yang sudah cukup lama menjelajahi dunia blogging juga menjelajah dunia ini, dan ‘terdampar’ di blognya seolah-olah memasuki ‘perpustakaan’ yang menyajikan bermacam literature. So fantastic J
  4. Tarry ~ tarry kitty’s blog (http://tarryholic.blogspot.com/). Berkenalan dengan (blog) Mbak Tarry bagi saya seperti menemukan cermin buat diri saya. Kisah hidup dan latar belakangnya sebagai TKI namun tetap bisa memaksimalkan waktu luangnya dan mengambil setiap kesulitan hidup sebagai tantangan untuk meraih kesempatan menjadi pribadi yang lebih fight.
  5. Ely Meyer ~ dunia ely (http://duniaely.wordpress.com/). Postingannya yang membumi tentang berbagai hal yang dilengkapi dengan foto-foto yang super keren. Dan selalu suka memberikan pertanyaan yang menggelitik bagi yang singgah di sana. Oh iya, dalam kesempatan tertentu Mbak Ely juga so fluently menyajikan postingan berbahasa jawa yang membuat saya jadi mengobrak-abrik kosa kata jawa saya yang meskipun wong jowo asli tapi skill berbahasa jawa saya sudah acakadut….
  6. Fanny ~ Sang cerpenis bercerita (http://just-fatamorgana.blogspot.com/). Beragam story disajikan oleh Mbak Fanny dengan apik dan menarik. Mbak Fanny juga sudah menerbitkan buku, juga suka meresensi buku/novel secara comprehensive, membuat review untuk blog yang terpilih.
  7. Ratnawati Utami ~ Blue Sky (http://ratnawatiutami.blogspot.com/). Bagai langit yang biru, mungkin itulah tema yang hendak di sampaikan melalui berbagai topic yang di paparkan oleh Mbak Amy, memberi inspirasi yang meneduhkan bagi siapa saja. I liket her BLog meski saya bisa di bilang belum rutin singgah di sana.
Demikian postingan ‘ngrapel’ Award ini, semoga para sahabat blogger yang dengan sengaja IDnya tersebutkan di atas berkenan untuk mengambil Awardnya beserta ‘mantra’nya. Saya mohon maaf jika ada penulisan yang kurang tepat. 

Dan untuk semua teman blogger saya selalu excited terhadap setiap kunjungan, comment dan yang pengisi buku tamu serta bahkan anonym dari semua teman blogger yang sudah berkenan singgah di blog saya merupakan sebuah apresiasi yang memberikan support buat saya.
            
The Purpose Of a friendship
Is Not To Have Some one
Who Might Complete You,

But
To Have every one With Whom you Can Share and reach Completeness.!!

60
Share
Newer Posts Older Posts Home
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan JANGAN PERNAH MENYERAH UNTUK MENCOBA. ~ Ali Bin Abi Thalib

My photo
Ririe Khayan
Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com
View my complete profile
  • Cara Cepat dan Aman Mematikan Ikan Lele
    Ikan dan Belalang (berdasarkan ajaran agama yang saya anut) termasuk jenis [bangkai] hewan yang halal untuk dimakan. Tapi tidak berarti k...
  • Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ?
    Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ? Bagi orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan atau lokasinya masih berdampingan al...
  • Brand Susu Untuk Kesehatan
    Jika ada pertanyaan: Sehat ataukah sakit yang mahal harganya? Bismillahirrahmaanirrahiim , kalau menurut saya, secara ‘value’ kondisi se...
  • Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online
    Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online . Sebenarnya persyaratan dan alur pembuatan proses secara langsung ( walk i...
  • Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil
    Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil . Jika Anda sedang berusaha punya anak, menunggu kapan Anda resmi ...
  • Lima Cara Mengaktifkan (Kembali) Google Adsense yang Diblokir
    Sebaiknya dikesampingkan dulu bila ada yang beranggapan Akun GA di Banned, tak bisa diaktifkan.  (Ternyata) Google Adsence Bisa Aktif  Kem...
  • Panic attack Ketika Terkena HERPES Zoster
    P anic attack Ketika Terkena HERPES Zoster . Mendengar kata HERPES, bisa jadi sebagian orang langsung tertuju pada nama penyakit yang satu ...
  • Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin
    Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin   .Mungkin kita pernah mendengar peristiwa keracunan sete...
  • Suplemen Madu Untuk Membantu Atasi Anak Yang Susah Makan
    Punya pengalaman menghadapi anak yang susah makan? Ada yang baper karena selera makan putraatau putrinya belum variatif yang berputar seki...
  • Serunya Mudik Naik Kereta Api Probowangi
    Usai long wiken Idhul Adha...jadi ngayal kalau tiap bulan ada long wiken 4 hari gitu pasti indah sekaliiiii...... #Plakkk [digampar klomp...

Blog Archive

  • ▼  2024 (3)
    • ▼  December (1)
      • Manfaat Penting Bermain Untuk Anak-Anak Usia Pra S...
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2022 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2021 (45)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (6)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2020 (43)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2019 (35)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (2)
    • ►  March (7)
  • ►  2018 (49)
    • ►  December (5)
    • ►  November (11)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (5)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (51)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (6)
    • ►  February (7)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (73)
    • ►  December (5)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (10)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (12)
  • ►  2015 (118)
    • ►  December (12)
    • ►  November (12)
    • ►  October (11)
    • ►  September (11)
    • ►  August (12)
    • ►  July (8)
    • ►  June (8)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2014 (60)
    • ►  December (1)
    • ►  November (4)
    • ►  October (6)
    • ►  September (5)
    • ►  August (3)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ►  March (11)
    • ►  February (10)
    • ►  January (8)
  • ►  2013 (90)
    • ►  December (7)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  July (5)
    • ►  June (8)
    • ►  May (9)
    • ►  April (5)
    • ►  March (13)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (126)
    • ►  December (6)
    • ►  November (5)
    • ►  October (14)
    • ►  September (10)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (11)
    • ►  May (12)
    • ►  April (12)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (10)
  • ►  2011 (69)
    • ►  December (11)
    • ►  November (11)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (9)
    • ►  July (7)
    • ►  June (18)
    • ►  May (5)
Ririe Khayan is an Intellifluence Trusted Blogger

Juara LBI 2016

Juara LBI 2016
facebook twitter youtube linkedin Instagram Tiktok

Labels

Advertorial Aneka Kuliner Article Blog Award Book Review Contact Me Disclosure English Version Fashion Fiksi Financial Gadget Give Away Guest Post Info Sehat Informasi Inspiring Lifestyle Lomba Love Story My Diary My Poems Opini PR PerSahabatan Pernik-Pernik Renungan Review Skincare Technology Traveling True Story UMKM Visit Who Am I? Writing For Us banner parenting




Copyright © 2019 Kidung Kinanthi

installed by StuMon