Kidung Kinanthi

Life is flowing in its story leaving history

  • Home
  • About
  • Sitemaps
  • Article
    • Opini
    • Story of Me
      • My Diary
      • My Poem
      • True Story
      • Love Story
    • Contact
    • Disclosure
  • UMKN Visit
  • News
Traveling tanpa berwisata kuliner, rasanya kurang maksimal karena sudah jauh-jauh bepergian berbiaya, alokasi waktu dan meninggalkan PR di rumah tapi tanpa membawa oleh-oleh kesan dan kenangan mencicipi menu khas daerah yang kita kunjungi. Maka Bismillahirrahmaanirrahiim saya pun sudah pre-order jauh-jauh hari sebelum berangkat ke Banjarmasin untuk disempatkan menikmati menu khas di sekitaran Banjarmasin.
“ Nyobain Lontong Orari saja ya Lek?” demikian tawar Andri, keponakan saya yang saat masih setia menghuni salah satu bagian belantara Kalimantan.
“ Kuliner apa sih Lontong Orari itu?” tanya saya penasaran. “ Enakan mana sama lontong balap cobak?”
“ Ya bedalah Lek “, jawab Andri dengan nada meyakinkan “ Dijamin so special pokoknya…”

Fantasi yang spontan melintasi otak saya adalah: sejenis menu lontong yang disajikan ala sambil siaran Orari atau makannya di rumah yang empunya pemilik station Orari? Lha kalau ketupat kan sudah biasa, berbagai daerah familiar dengan makanan berbahan beras ini dengan ciri kedaerahannya yang khas. Sebenarnya lontong serupa dengan ketupat, hanya beda pada pembungkusnya. Ketupat menggunakan janur [daun kelapa], sedangkan lontong memakai daun pisang untuk pembungkusnya. Di desa saya juga punya tradisi bikin ketupat tiap lebaran ketupat dan di Yogya ini saya dipertemukan tahoe teloepat: ketupat yang disajikan dengan sambel bumbu kacang, taoge dan kubis.

Dan ketika berkesempatan menjejak di Banjarmasin, bisa mencicipi sisi lain wisata kuliner menu lontong yang lebih dikenal dengan nama Lontong Orari. Lokasi RM Orari yang saya kunjungi sebenarnya berada, tepatnya di kampung Melayu yang terletak di seberang Mesjid [dekat Pasar Lama Banjarmasin]. Walaupun terletak di gang yang cukup kecil tapppiii….begitu tiba kami tiba RM Lontong Orari tersebut, WOW…parkiran penuh oleh pengunjung baik yang bersepeda motor maupun bermobil. Alhamdulillah, pas kami datang pas ada satu meja yang kosong jadi tak perlu masuk waiting list untuk menikmati kayak Apa Sih Lontong Orari itu?

Lauk pelengkap Lontong Orari lumayan variatif, mulai aneka olahan ayam, telur dan ikan. Dan saya antusias memilih ikan haruan karena namanya masih asing. Kan salah satu kode etik saat berwisata kuliner, pilihlah jenis makanan yang sekiranya belum pernah atau jarang ditemui sebelumnya.
“ Ikan haruan itu apa sih?” tanya saya lagi ke Andri.
“ Ikan yang sejenis ikan gabus atau kalau di Tlanak yang biasa disebut iwak Dheleg itu lho Lek But” …”
Model pembungkusan lontong Orari
Untunglah pelayanannya cukup cepat [bisa bikin BeTe pelanggan yang cukup banyak kalau pelayanannya lemot kan ya?]. Penasaran pengen tahu seperti Apa sih Lontong Orari itu? Tak lama berselang setelah memesan, datanglah paket menu yang kami pesan, dimana cara penyajiannya adalah lontong dibiarkan utuh dalam piring yang diracik bersama sayur nangka bersantan kental, yang ditaburi bawang goreng, untuk sambel dan lauknya disajikan secara terpisah.

Umumnya lontong dimasak dengan bungkusan daun pisang dengan bentuk lonjong/memanjang, maka lontong Orari ini dimasak dalam bungkusan daun berbentuk segitiga pipih dengan tekstur yang cukup padat.

Untuk kuah sayur nangkanya kental, ada rasa sedikit pedas dan manis serta ada aroma harum rempahnya yang khas. Menurut ukuran orang Banjar, rasa pedas kuah sayur nangka sudah cukup dianggap pedas. Tapi faktanya Orang Banjar umunya penyuka masakan manis. Jadi sepedas apapun sambal yang disajikan, masih ada taste manis yang muncul.. Nah berhubung saya penggemar pedas, maka saya masih perlu menambahkan sambel berwarna merah merona sebanyak 2 – 3 sendok lagi deh.
Cara Penyajian Lontong sayur secara terpisah
Sedangkan ikan haruan yang jadi menu andalan tersebut dimasak habang yang sekilas saya pehatikan kok ada miripnya dengan bumbu bali atau balado yaitu dimasak merah dengan sejumlah bumbu antara lain cabe merah, gula, garam, bawang merah, serai, kemiri, bawang putih dan lain-lain.  Tekstur Ikan haruannya sendiri sangat lembut dengan bau khas ikan asap.
Ketika kombinasi kuah nangka yang kental dengan aroma khas bercampur dengan bawang goreng, bercampur dengan tambahan sambel kemudian disantap bersama potongan lontong dan daging ikan haruan, ehmmmm yummyyy……….satu porsi lontong orari pun segera kandas dari piring yang diakhiri dengan segelas jeruk hangat.
1 Porsi Lontong Orari siap disantap

Oia, Penggunaan nama Orari ternyata diambil dari fungsi tempat yang dipakai untuk berjualan makanan ini merupakan tempat berkumpulnya para aktivis radio amatir yang tergabung dalam Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia [ORARI]. At least, tebakan saya masih ada nyrempetnya kan ya? Cuma sayangnya, saya belum sempat mencari tahu apakah kegiatan ORARI di dekat-dekat RM Lontong Orari apa masih eksis sampai saat ini?
Yukkk...makan Lontong Orari

Cerita kuliner Apa Sih Lontong Orari Itu? dalam rangka berpartisipasi dalam "EAT and Travel With B Blog" Competition. Mau ikutan juga di event lomba blog berikutnya?  Ayo buruan daftar menjadi member BBlog Member www.bblog.web.id. BBlog merupakan layanan terbatas untuk anggota, yaitu hanya bloger yang sudah terdaftar menjadi member yang bisa ikutan berbagi kisah dan cerita  dalam event-event kompetiblog yang diadakan oleh BBlog.

<img src="http://tag.ripre.com/campaign?guid=on&k=81yht9nFScAAf2jMJKQoE9Tm0e898I93&c=c47cccab377f857138b4adcee72c507f" width="1" height="1" />


Untuk kompetisi blog kali ini disponsori oleh:
1.    Kumickey LittleCloset
2.    Elbelle Shop
3.    My Rasl
4.    Poupee Shop


Apa Sih Lontong Orari ini dalam rangka
berpartisipasi dalam "EAT and Travel With B Blog" Competition [4]



♠♠♠ Facebook | Twitter | Instagram | Linkedin ♠♠♠
32
Share
Menjadi tua itu kodrat, tapi bertambah usia dan menjadi lebih bijaksana adalah PILIHAN yang berarti Bismillahirrahmaanirrahiim mestinya semua orang bisa menjadi lebih bijaksana dengan berjalannya waktu dan semakin banyaknya asam garam kehidupan yang dicecap. Dan ketika saya pertanyakan pada diri saya sendiri, apakah saya sudah lebih bijaksana dari tahun lalu atau hari kemarin? Alhamdulillah, saya hanya bisa menjawab “…saya hanya bisa berusaha agar lebih baik, soal hasilnya….masing-masing orang check list [standar] ukur sendiri kan ya?”.

There’s no one the best, karena akan selalu ada yang lebih baik lagi di luar sana. Kata Simbok: ojo dumeh lan ojo jumowo, amarga isih ono langit maneh sak duwure langit. Simbok juga menasehati, jangan mengulangi kesalahan yang sama karena itu artinya kita tidak belajar dari pengalaman. Makanya saya pun pasang status siaga agar tidak mengalami kejadian yang salah kedua atau ketiga kalinya. Tapi eh tapi, ternyata kenyataan memang berbeda..hhmmm…mau tau cerita lengkapnya? Yuk, simak cerita yang bikin kesel, bingung sekalian gemesin ini hihi...*edisi emak-emak bercerita MODE ON*

Sebenernya kejadian ini gak cuma sekali saja dan saya juga mengalaminya di beberapa moda transportasi hehe. Pemilihan moda transportasi ini juga tergantung kebutuhan sih, misal kalau waktunya mepet maka mau gak mau saya harus mengandalkan transportasi pesawat tetapi kalau waktunya masih cukup longgar mending naik kereta atau bus dong. Nah, kebetulan waktu itu sedang ada urusan urgent, makanya cari tiket pesawat. Lihat-lihat harga di situs penjualan tiket online seperti Traveloka dan Tiket, dan ternyata lagi ada tiket promo Air Asia, makanya saya langsung melanjutkan pemesanan di situs airlinenya. Ya, waktu itu saya baru menjadikan layanan seperti Traveloka sebagai acuan saja untuk mendapatkan perkiraan harga tiket pesawat murah dengan cepat. Tapi denger-denger dari teman, katanya layanan seperti Traveloka ini lebih mudah caranya dan harga jualnya juga bersaing. Hheemmm….jadi bikin penasaran.

Senang rasanya pas tiket sudah di tangan, tapi pas waktu keberangkatan, kenyataannya aku ditinggal pesawat take off. Perasaan kesel, bingung, dll bercampur aduk jadi satu. Ehh…kejadian seperti ini ternyata ga cukup sekali, karena kembali terulang kedua kalinya dan rasanya bikin sesak, ribet plus bikin panik semua orang pula hehehe. Bagi yang sudah pernah, pasti tahu rasa dan rentetan akibatnya gimana jika tertinggal pesawat. Bagi yang belum pernah, please…jangan pernah ngarep untuk punya pengalaman serupa itu ya?

Yang berikutnya ini juga termasuk pengalaman yang gak kalah konyolnya dengan kisah ketinggalan pesawat, yaitu Di Antara Dua [Pilihan] KA Pasundan karena sudah gak jaman cerita pacar ketinggalan kereta. Sebenarnya menempuh perjalanan dengan naik kereta api sudah bukan hal baru lagi buat saya. Kalau perjalanan mudik saat masih domisili di Banyuwangi memang seringnya naik bis karena setiap saat ada bis dan gak perlu uber-uberan kejar tayang untuk berangkat. Nah, saat pindah habitat ke Yogyakarta ini dan manakala memenuhi kebutuhan batin untuk mudik ke LA demi melepas kangen pada sang Ayah Bunda, ada kalanya saya mudik sendiri. Ceritanya, karena belakangan ini jalur bis susah di prediksi alias lebih lama perjalanannya dari semestinya, sepakatlah saya untuk naik kereta api karena waktu tempuhnya lebih on schedule yaitu sekitar 5 jam untuk Yogyakarta – Surabaya.

Pengalaman yang saya alami beberapa waktu lalu ini membukukan cerita yang baru lagi selain kisah ketinggalan pesawat. Lha masak saya SALAH PILIH naik Kereta Api?!!! Sumpah saat kejadian, sama sekali ini bukan cerita yang lucu lho? Tapi aselinya sih lucu plus konyol, sampai suami saya bilang “wong biasa mbolang kemana-mana kok bisa salah naik KA gimana tho?”
Tiket KA Pasundan (Lempunyan - Gubeng)
Long wiken pertengahan bulan Mei lalu, setelah berjuang kesana kemari mencari tiket KA, akhirnya suami saya dapat tiket untuk tanggal berangkat 15 Mei jam 13:43 WIB dengan KA Pasundan. Demi mengantisipasi kemacetan arah menuju stasiun Lempuyangan, saya pun diantar sekira jam 12.30 WIB dan tiba di stasiun 40 menit berikutnya. Masih longgar kan waktunya, saya pun langsung “check in” di petugasnya sekaligus menanyakan kereta Pasundan yang akan saya naiki.

“ Keretanya nanti di jalur dua dan sekarang masih belum datang kok mbak. Sepertinya terlambat 10an menit”. Demikian penjelasan bapak petugasnya.

Saya pun antri dengan tenang dan confidence di dekat jalur dua dan begitu KA Pasundan datang langsung masuk via gerbong 6 yang saat itu posisinya terdekat dengan tempat saya berdiri.

Begitulah, jeda 5 menit kemudian KA berangkat….Tutt…Tutt..Tut…bunyi kereta Api berjalan, sedangkan saya belum sampai di tempat duduk saya yaitu gerbong dua. Santai sajalah, menikmati jalan-jalan melintasi beberapa gerbong. Begitu sampai di alamat kursi yang tertera di tiket, saya pun kaget karena sudah ada yang menempati seorang Bapak dan anaknya.

“ Tapi nomer kursi saya juga 2B Mbak….”
Saya pun mulai di hinggapi panik plus bingung. Akhirnya si Bapak minta lihat tiket saya dan membandingkan detail tulisan yang ada di lembaran tiket kami.
Tarraaaa………glodaggg “ Nomer keretanya beda Mbak. Kereta ini nomer 121, Embak hendak ke mana tho?”
“ Saya mau ke Surabaya Pak. Lah kereta ini arah kemana ya Pak?”
“ Wah, njenengan keliru….ini mau ke Bandung, arah barat Jawa sedangkan  Embak kan ke arah timur”.
“ Yaaa….saya gak mudeng arah barat, timur, utara dan selatan jika sudah di tempat umum  pak”
“ Coba Mbak-nya tanya saja ke petugas, dimana stasiun terdekat untuk bisa turun dan apa ada alternatif kereta yang menuju ke Surabaya..” saran si Bapak yang cukup menenangkan saya. Dan kebetulan kok ya pas ada security gerbong yang melintas.

Dengan diantar sekaligus dibawain travel bag oleh si Mas Security, jadilah sampailah saya di gerbong kereta yang disebut gerbong makanan tapi yang isinya para petugas duang.
GAMBAR KUTOARJO
The New Ticket: GAYA BARU MALAM
Akhirnya, pemberhentian terdekat adalah Kutoarjo dan saya disarankan untuk beli tiket baru saja karena oper naik bis justru gak efektif. Sempat juga dikasih saran untuk naik Kereta Pramex ke Yogya [lagi], tapi setelah saya pikir-pikir….sama juga gak efektif. Wong saat itu sudah jam 15.30 dan kereta pramex setengah lima. Tiba di Lempuyangan jelang jam 6 petang, sedangkan tiket baru saya berangkat jam 19.46 WIB. Yang ada, malah suami ikut capek karena bolak-balik antar jemput lagi. Ya…sudahlah, saya jadi penumpang yang super rajin menunggu mulai jam setengah empat di stasiun Kutoarjo.

Ketika saya share kisah SALAH PILIH naik KA ke beberapa teman dalam rangka mengisi masa menunggu KA datang, rerata komen dari teman-teman adalah :

Kok bisa sey kamu salah naik KA getu?....bla…bla…. Kemudian saya contact dengan seorang teman yang biasa mudik tiap wiken Jogya - Madiun dan jawabannya: memang seringnya begitu Mbak, ada dua kereta dengan nama yang sama, datang di waktu yang hampir bersamaan dan jalur relnya bersisian. Salah satunya ya KA Pasundan itu. 

Experience is the best teacher, dan tak perlu harus mengalaminya sendiri untuk bisa belajar dari pengalaman. Sedikit sharing pembelajaran dari pengalaman saya yang berada Di antara dua [pilihan] kereta Api Pasundan yang berada dua jalur rel yang bersebelahan TAPI Beda arah ke barat dan timur [padahal saya juga gak merhatiin posisi lokomotifnya *parahpoll*], terutama bagi yang belum pernah naik KA, juga yang memiliki keistimewaan “miss oriented” dengan arah mata angin kayak saya, sebaiknya:
  1.  jangan datang ke stasiun terlalu mepet untuk menghindari keruwetan antrian saat check ini yang bisa berakibat kita terburu-buru mencari jalur KA yang akan kita tumpangi.
  2. Jika bertanya ke petugas, selain menyebutkan nama KA juga sebutkan kota tujuan.
  3. Perhatikan tulisan yang terpampang di jalur-jalur rel KA [saat itu saya over PeDe sudah fixed info yang saya peroleh sehingga tidak fokus merhatiin tulisan yang tertera di jalur-jalur KA]
  4. Jika masih bingung lagi, di dekat-dekat gerbong biasanya berseliweran petugas berseragam [security atau polisi], cobalah bertanya lagi karena malu bertanya bisa berakibat salah naik gerbong KA juga lho?
Ending ceritanya, harusnya saya sudah tiba di Surabaya jam 19.55 tapi justru baru start [lagi] berangkat dari Kutoarjo jam 19.46 WIB.

Bagi yang suka lihat pilem-pilem Jepang atau Korea, silahkan beranimasi seperti apa ekspresi saya kala itu. Yang jelas, saya pengen nangis tapi malu…pengen teriak tapi gak mungkin bisa…bingung…kalau KA berhenti di stasiun terdekatnya terlalu jauh dari Yogya (misalnya di Cirebon), lha terus gimana pindah haluan ke arah tujuan mudik saya?

So awesome isn’t it? Tepatnya lucu bin konyol dan bikin geregetan sih, Hehehe…..





24
Share
Pemilu untuk memilih para anggota DPR, DPD dan DPRD telah sukses dilaksanakan pada tanggal 9 April 2014 dan Bismillahirrahmaanirrahiim sekarang 9 Juli 2014 adalah agenda penting untuk mendaulatkan siapa yang layak untuk menyandang RI-1 dan RI-2. 

Pilpres yang dilakukan secara langsung tahun ini merupakan periode yang ketiga, dimana dua periode sebelumnya terpilih RI-1 adalah orang yang sama. Ah…..jadi wondering alias KEPO, andai dan seandainya masa jabatan presiden belum di amandemen, mungkinkah di pilpres secara langsung yang ketiga ini Beliau akan mencalonkan dan memenangkan  pemilu lagi?  

Masa kampanye Pilpres sudah lewat, ada model kampanye off air, on air, on mass media, on stadion dan on TV media. Dan Alhamdulillah, semua jenis kampanye di atas gak ada yang saya ikuti secara all out. Sebagian yang saya simak adalah versi On Line [lha banyak tuh yang nyetatus di SocMed]  dan ON TV media. Yang cukup menyita perhatian publik sepertinya kampanye versi DEBAT capres dan cawapres yang tayang langsung di stasiun televisi. Enam kali penjadwalan debat di TV telah usai, ya iyalah kan H-3 harus ada masa tenang agar calon pemilih bisa berpikir, merenung, mempertimbangkan dan memantapkan pilihan hatinya jatuh pada nomer berapa.

Then, isi dan paparan dalam debat tersebut, tentu sudah bisa jadi tambahan bekal untuk menentukan hendak pilih yang mana kan? Wong setiap kali usai tayangan debat, SosMed demikian heboh dengan up date yang merespon isi dari materi yang telah dikupas [belum] tuntas dalam acara debat tersebut. Setidaknya ada tiga [golongan besar]  jenis reaksi yang muncul:
  1. Apapun dan bagaimana pun perform calon yang di dukung, tak mengubah loyalitas pilihannya [baik pendukung nomer urut 1 maupun nomer 2] 
  2. Terjadi transformasi sikap yaitu berubah dukungan dari mendukung A ke B, atau sebaliknya. 
  3. Mengkritisi secara proporsional alias tidak memihak. Jadi isi pemaparan kedua belah pihak dianalisa dan dicermati dari sisi referensi, logika dan kemungkinan aplikasinya akan seperti apa.
Pada tipe yang pertama, mungkin ini yang di sebut The TRUE BELIEVER….right or wrong ….no matter what happen… keukeuh milih si Anu itu. Hebohnya lagi, sampai banyak yang perang komentar di SocMed kan? Demikian solid sikapnya dalam memberi dukungan, maka apapun sanggahan dan opini lain…yang pilihannya kokoh bagai karang. Yang bikin miris, tak jarang sampai terbawa emosi dan timbul konflik serta perseteruan. Saling adu pendapat dan perdebatan yang tak jelas ujungnya dengan disetai emosi jiwa, bahkan juga saling menjelek-jelekkan yang melewati batas kenormalan.
Ini saya kutip dari FB, status seorang teman [Amelia] yang menurut saya harusnya menjadi dasar dalam memberikan dukungan pada Capres- Cawapres, baik PRABOWO – HATTA maupun JOKOWI-JK
“Kampanye presiden. Masih pentingkah kampanye "tanpa isi" yang menjelek-jelekkan atau terlalu mengagung-agungkan salah satu calon? Apakah Anda lupa bahwa semuanya tidak selesai saat kampanye berakhir? Indonesia tetap harus bersatu setelah kampanye selesai. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, salah satu calon yang sudah Anda jelek-jelekkan itu akan memimpin bangsa ini. Jadi, ayo dong...STOP share link atau tulisan yang saya yakin sebenarnya Anda-anda pun belum tentu yakin betul sumbernya benar atau tidak. Berhentilah memfitnah/mempermalukan calon pemimpin bangsa sendiri.”
Beberapa teman yang tanya langsung ke saya, mungkin penasaran atau memang dalam rangka menambahi materi/info agar lebih proporsional dalam membuat pilihan calon Capres-Cawapresnya,
“ Sebenarnya, saya itu pengennya ada Capres-Cawapre nomer urut tiga…..” ngeles pertama saat menjawab.
“ Jadinya kan Cuma ada dua tuh Mbak. Terus prefer yang mana dong?”
“ Ehmmm……yang jelas, saya mendukung yang terpilih jadi Presiden dan wakilnya nanti kok”.

Dijamin jika jawaban saya makin bikin gemes yang tanya tho? Lha iya, saya sebenarnya pengen menjawab gini: Saya akan memilih karena saya memang mau memilih dan tentunya dengan niat semoga yang saya pilih ini bisa amanah dan membuktikan janji/target visi-misinya dengan optimal. Saya sadari yang namanya janji, target, visi dan misi itu kan acuan, tercapi 100% itu sebuah keajaiban. Jadi, kalau toh hanya terrealisasi di kisaran 75% itu kan masih logis kan? 

Jika memperdebatkan siapa tim dan para pendukungnya para capres-cawapres, perdebatan tak ada habisnya. Wong yang namanya politik, dari sekelumit yang saya tahu….orang-orangnya bisa dengan cepat berubah dukungan kok. Pada putaran pilkada di daerah A beberapa parpol berkoalisi, tapi pada Pilkada di lain daerah lagi sudah beda lagi koalisinya. Tidak jauh berbeda pula dengan pilpres ini kan? Pada periode pilpres yang lalu yang berjalan mesra sebagai partner koalisi, dan di edisi pilpres sekarang berganti koalisi lagi. 
Kalau dipikir-pikir, kan ada miripnya pula dengan tim sepak bola tho? Pada kompetisi Liga, mereka satu tim dan ketika ajang piala dunia sudah berbeda tim lagi menjadi saling berlawanan. Toh ketika pertandingan selesai, mereka langsung salingberpelukan, bersalaman dan ada yang tukeran kaos ya kan? Semoga para pendukung tim-nya juga bisa seperti tim yang di dukungnya, usai kompetisi [pemilu], bisa berjabatan dan bersimbiosis lagi dengan guyub. Tukeran cinderamata juga boleh banget....
Jadi, siapa pun Capres- Cawapres yang didukung, ya marilah dukung seperlunya saja dengan tetap menghargai pilihan teman/saudara/tetangga yang punya hak untuk memilih pula. Dan jika hendak memilih ya pilihlah karena ingin memilih demi kebaikan dan kedaulatan bangsa Indonesia. 

Jika mengambil keputusan untuk memilih, meskipun tidak dimengerti benar akan capability, skill dan eligibilitasnya karena terbatasnya informasi tentang calon yang hendak dipilih tersebut, lebih baik bila mulai berangkat dari rumah hingga saat akan mencoblos dalam bilik — melafal (berbisik-bisik atau dalam hati) “BISMILLAH…….Niat memilih demi masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik”.  

Man-yahdillahu fala mudhilla lah, wa man yudhlil fala hadiya lah.  
Selamat berEkspresi Demokrasi: Memilih karena Ingin Memilih





NOTED: Postingan delay publish gegara gagal koneksi--->Teuteup saja ditayangkan tho? #efekkampanye: ngeyel
18
Share
Adalah fakta kalau belakangan ini intesitas nge_BLOG saya masih belum membaik, walau aselinya Bismillahirrahmaanirrahiim tetap pengen pakai banget untuk rajin berwara-wiri Blog Walking sambil nge-posting juga. Tappiiii....berhubung skill multitasking antara aktifitas On Line dan Off Line masih belum bisa klik and klop, yaa....beginilah, delay time meng-entry blog jadi tak beraturan [padaak hal sebelum-sebelumnya juga tak beraturan]. Sebenarnya postingan ini mestinya saya bikin berdekatan dengan tulisan tentang Pameran Potensi Daerah Sleman. Tapi dasar saya yang sok sibuk [belum becus ngatur waktu dan diri], jadinya banyak kisah kasih yang pengen saya tulis malah terendapkan dan nge-BLOG pun jadi nyaris vacuum.

Then here is berbagi [lagi] sekelumit cerita tentang batik untuk melengkapi kekayaan motif batik nusantara, Batik Sinom Parijotho Salak yang secara resmi telah di launching  pada moment Pameran Potensi Daerah tanggal 25 April-4 Mei 2014 lalu di Lapangan Denggung dan Lingkungan Gedung Serbaguna. Nah kan, [Trend] Batik Sinom Parijotho Salak ini sekaligus melengkapi postingan Potensi Sumber Daya Alam Pilar Kemandirian Daerah Sleman yang Alhamdulillah dipilih tim juri #3tahunWB untuk menjadi juara kedua. Better late than never *cari  excusing*, kalau berbagi tentang trend motif batik baru kan gak ada masa expired-nya kan ya? Dan show must go on, Motif batik terus berkembang, dari catatan sejarah juga menunjukkan bahwa kerajinan Batik Indonesia setidaknya telah dikenal sejak zaman Majapahit dan secara berkelanjutan hingga sekarang. Apalagi industri fashion dan life style yang semakin welcome dengan corak kain batik, maka tak heran jika aneka motif batik baru pun bermunculan dengan bermacam inspirasi dan ciri khasnya yang unik menarik hati. 
In Zoom: Batik Sinom Parijotho Salak
Demikian juga dengan motif batik sinom parijotho salak ini yang terinspirasi dari kekayaan alam berupa tanaman parijotho dan buah salak yang merupakan ikon Sleman dan banyak tumbuh di lereng Merapi, terjadilah penggabungan tanaman parijotho dan salak dalam selembar kain batik nan cantik dengan penambahan kosa kata SINOM. Apa hubungannya dengan sinom, plisss…saya gak paham. Wong setahu saya sinom itu kan nama daun dari pohon asem, tapi dipilih untuk mempermanis nama trend batik yang di launching oleh Sleman. Menurut info teman yang mengikuti sedari awal lomba desain batik Sleman yang yang diadakan tahun 2012, desain batik yang terpilih sebagai pemenang  adalah motif  parijotho dan motif salak pondoh. Nah, kedua motif tersebut kemudian diNIKAHkan menjadi satu motif dan diberi nama sinom parijotho salak. Berikut ini beberapa hasil kreasi batik dengan Motif Parijotho:



Aneka Kain Batik Motif  Parijotho Salak
Jika dicermati, motif batik yang di claim sebagai batik khas-nya Sleman ini memiliki Elemen yang terdiri dari:
1.    Tangkai, daun dan bunga parijotho,
2.    Daun dan bunga salak pondoh.
Desain batik dengan motif Parijotho Salak, dalam prosesi pembatikannya tanaman parijotho dibuat pada posisi diagonal yang di sela-sela bidangnya diisi dengan motif buah dan daun salak pondoh. Pada latar belakang motifnya diisi cecek yaitu sebaran merata titik-titik kecil. Untuk motif Bunga Parijotho dikomposisikan secara kontinyu dengan arah diagonal, daun salak pondoh diletakkan secara acak tapi selalu berdekatan dengan buahnya. 
Jika membingungkan uraian naratif saya mengenai Batik Sinom Parijotho Salak ini, maka lebih simpelnya bisa diamati dengan cara seksama dan dalam tempo yang secukupnya dari gambar di atas itu tuh..

Al kisah, hakekat penciptaan batik Sinom Parijotho Salak ini memang lebih mempertimbangkan nilai estetika dan dalam rangka penguatan kekhasan Daerah Sleman yang memiliki aneka hayati yang ada di lereng Merapi sebagai perwujudan rasa cinta dan bangga akan potensi alam yang ada di daerah Sleman.
[BUKAN] Duta Batik
Al hasil, Trend setter fashion saat ini sudah sangat welcome untuk padu padan kain batik sehingga bisa dikenakan dalam berbagai acara dan kesempatan baik formal maupun non formal. Hal ini menjadikan corak batik menjadi salah satu motif pakaian yang merakyat secara lintas sosial ekonomi, gender dan usia. Anak-anak yang masih TK sudah dikenalkan dan dibiasakan untuk mengenakan seragam batik, maka secara naturally rasa comfort dan bangga menggunakan batik akan terpola sejak dini. Akan halnya saya yang dulunya ogah-ogahan jika di suruh menggunakan batik, sekarang justru sebaliknya.

Seiring Perkembangan corak dan motif kain batik yang berpadu padan dengan warna-warna cerah, maka perlahan membuat saya mulai jatuh hati dengan batik tapi untuk Batik Sinom Parijotho Salak ini, kebetulan sudah punya kainnya tapi belum dijahit. Hayyyooo….siapa yang mau nambahin koleksi batik nusantaranya dengan motif batik khas-nya Sleman ini? PM me….*ala-ala sapa tahu ada yang tertarik kan Alhamdulillah bisa jadi broker Batik Sinom Parijotho Salak tho?*

28
Share
Ikut tergerak dan bersemangat, Bismillahirrahmaanirrahiim semangat cinta daerah, cinta Indonesia dan sekaligus sebagai ungkapan turut berbahagia di moment ultah WB yang ke-3 yang salah satunya dirayakan dengan lomba blog dalam rangka  Peduli Potensi Daerah yang bertemakan “mengeksplor potensi daerah”. Sempat berada diantara tiga pilihan daerah yang ingin saya sharing potensinya, yaitu: Lamongan – Banyuwangi – Sleman. Dengan perdebatan yang cukup sengit *saking pengennya nge-share potensi ketiga daerah tersebut*, terpilihlah materi tulisan yang sudah tersedia terkait dengan Potensi daerah Sleman [domisii tinggal saat ini] dengan mengambil judul Potensi Sumber Daya Alam Pilar kemandirian Daerah Sleman.

Mengacu pada clue yang telah di berikan oleh panitia lomba blog #3TahunWB mengenai Potensi Daerah yang meliputi sumber daya alam, sumber daya buatan dan sumber daya sosial, maka secara spesifik saya mengambil potensi daerah yang berbasis sumber daya alam yang bersifat RENEWABLE RESOURCES atau hayati karena icon yang bisa diangkat sebagai potensi unggulan suatu daerah hendaknya bersifat bisa DITUMBUHKAN, DIKEMBANGKAN, dan BERKELANJUTAN daya saingnya. Selain itu, suatu potensi daerah yang layak jadi komoditas unggulan seharusnya memiliki DAYA UNGKIT terhadap sektor ekonomi, SDM – infrastruktur, budaya, sosial dan hubungan yang simultan dengan daerah lainnya sehingga mampu menghasilkan kekuatan yang memajukan perekonomian dan taraf kesejahteraan daerah tersebut serta sekitarnya secara lebih fokus, efisien, dan efektif yang mengacu pada grand strategi pembangunan nasional yang PRO: GROWTH, JOB, POOR, GO GREEN [ramah lingkungan/zero waste] dan SUSTAINABLE.
Filosofi Bambu: Industri Kerajinan ZERO Waste
Maka Outcome dari komoditas yang menjadi potensi daerah dengan kriteria antara lain :
  1. Akses potensial untuk masuk ke beragam pasar atau disebut juga backward linkage. Orientasinya adalah melihat industri pendukung untuk menjadi penilaian dari daya saing industri tersebut.
  2. Pengolahan mampu menimbulkan efek pengganda (multiplier effect) yang dapat mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi lainnya.
  3. Unik sehingga sulit ditiru oleh pesaing. Pengetahuan tradisional yang memiliki nilai komersial dilakukan pematenan hak karena memiliki spesifikasi atau keunikan.
Ketiga kriteria yang diharapkan ada dalam potensi daerah tersebut akan menjadi faktor yang  berkontribusi ekonomi, ketersediaan bahan baku, daya saing, aspek pemasaran, dukungan teknologi tepat guna. Nah, Potensi daerah yang dibakukan sebagai Komoditas unggulan daerah ya seyogyanya yang mempunyai nilai tambah tinggi dan menimbulkan efek pengganda didorong untuk menjadi kompetensi inti industri daerah, yang merupakan kumpulan terintegrasi dari serangkaian keahlian dan teknologi dalam rangka memproduksi komoditas unggulan.

Dengan menarik simpulan dari definisi, sifat dan kriteria mengenai potensi suatu daerah di atas, maka untuk Potensi Daerah yang berbasis Sumber Daya Alam yang eligible untuk menjadi pilar kemandirian Daerah Sleman adalah :

Pertama, Sektor Industri Pengolahan Pangan
Kabupaten Sleman yang secara geografis terletak di lereng Gunung Merapi, mempunyai kawasan yang potensial untuk pengembangan pembangunan berbasis pada agribisnis yang mendukung pengembangan pariwisata terutama wisata kuliner yang sangat terkenal. Sleman berada pada ketinggian 105 s/d 500 mdpl, dengan iklim agak basah sehingga memungkinkan pengembangan komoditas dan diversifikasi pertanian tanaman pangan dan hortikultura berbasis agribisnis.  Potensi industri pengolahan pangan sendiri, terutama dari skala usaha kecil,  di wilayah Kabupaten Sleman cukup mendominasi. Dari 15.564 unit usaha potensi industri di Kabupaten Sleman pada tahun 2011, mengalami peningkatan menjadi 15.835 Unit Usaha di tahun 2012, dimana + 99% adalah industri kecil dan rumah tangga (IK/RT) dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak  64.930 orang. Industri Pengolahan pangan ini dapat menjadi prime mover untuk pengembangan jenis industri ATG karena untuk proses produksinya tentu menggunakan alat yang dibuta oleh industri Alat Tepat Guna. Industri pengolahan pangan juga dinilai prospektif dikembangkan  di Kabupaten Sleman khususnya, DI Yogyakarta pada umumnya meripakan kota pariwisata
sumber daya alam; kekayaan alam;
Dari total jumlah industri kecil dan rumah tangga (IK/RT) tersebut, sekitar 37% merupakan jenis industri pengolahan pangan. Berikut ini Potensi Daerah Sleman yang berbasis Industri Pengolahan Pangan:
  1. Jika Kota Batu identik dengan labeling kota apel, maka Sleman pun tak mau kalah dengan produk unggulannya yang telah dikenal secara nasional maupun internasional yaitu SALAK PONDOH. Sleman merupakan sentra penghasil dan penelitian buah dan bibit Salak Pondoh. Terdapat 4.067.975 rumpun dengan produksi 266.938 Kw/Tahun. Saya pribadi, sebelum-sebelum ini hanya tahu kalau buah salak ya dari Bali itu. Lha kok ternyata Daerah Sleman merupakan sentra penghasil salak yang sangat besar juga tho. Salak PONDOH yang sudah sangat terkenal tersebut pusat produksinya berada di Kecamatan Tempel, Turi, Pakem dan Cangkringan ini dan sudah sah menjadi trade mark Kabupaten Sleman Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Sleman no. 110/SK.KDH/A/2004. Bahkan Kecamatan Turi telah ditetapkan sebagai pusat pengembangan Agropolitan Kabupaten Sleman dengan mempertimbangkan adanya ketersediaan sarana dan prasarana penunjang (infrasruktur). Dan dilema musim panen raya pun menjadi buah simalakama untuk buah salak ini yaitu harga pasar jatuh (market guilt. Untuk mengatasi dilema panen raya, dibutuhkan upaya pengolahan salak dalam diversifikasi vertikal yang diharapkan bisa menghasilkan olahan buah salak yang mengeliminasi sifat Perishable dan memberikan added value yang tinggi. Diversifikasi vertikal yang sudah dilakukan dalam industri pengolahan salak antara lain kripik salak dengan metode vacum frying, wajik salak, minuman sari salak ‘Salaka’, kripik salak, jenang dan suwar-suwir.  Dengan aneka olahan ini, nilai ekonomis dan nilai gizinya buah salak yang membludak saat musim panen bisa dikendalikan sekaligus bisa memperpanjang masa simpan produk olahan yang berbahan buah salak tersebut.
  2. Daya dukung letak geografis yang cukup strategis, membawa dampak cukup positif terhadap pengembangan berbagai jenis tanaman unggulan. Hawa sejuk lereng gunung Merapi memberikan potensi bagi pengembangan budidaya berbagai jenis jamur, seperti jamur kuping dan jamur jamur tiram putih.  Jamur yang dihasilkan  di daerah ini berkisar 42,2 ton/musim. Sedangkan jamur obat yang dikembangkan adalah Jamur Lingzhie. Sekarang terus dikembangkan baik varitas maupun jumlahnya, karena sumberdaya alam yang ada sangat mendukung. Terkait dengan tanaman unggulan jamur ini, bagi yang sudah pernah menyertakan agenda kuliner dalam jejak petualangan wisata di Yogyakarta, nama Resto Jejamuran tentu sudah tidak asing lagi kan? Jika belum tahu atau belum pernah kesana, bolehlah undang saya untuk jadi tour guide kuliner khusus di jejamuran *modus karena dekat tempat tinggal*
  3. Selain potensi salak pondoh dan jamur, Kabupaten Sleman memiliki variasi produk unggulan lainnya seperti diversifikasi pengolahan hasil laut dan air tawar seperti pengolahan belut, ikan tuna, dan lain-lain menjadi abon dan makanan siap saji lainnya. Diversifikasi pengolahan minuman berbahan rempah-rempah seperti kunyit, jahe merah, temulawak, beras kencur dan lain-lain dan juga baru-baru ini adanya suatu inovasi pengalengan makanan siap saji yang menjadi ciri khas makanan unggulan yaitu gudeg, dimana gudeg tersebut dikemas dalam kaleng yang dapat bertahan lama. Ah iya, ada juga minuman kuliner yang cukup fenomenal SAPARELLA yang sudah terkenal itu? Nah itu juga berasal dari Sleman. Minuman yang khas dengan rasa Sarsaparilla yaitu termasuk jenis tanaman perdu herbal yang dalam bahasa Latinnya dinamakan smilax aristolochiaetolia ini sudah mulai dikenal dalam menu wisata kuliner di wilayah Sleman dan Yogyakarta Umumnya. Untuk peredarannya, bahkan sudah sampai luar Pulau Jawa lho?
Skema Industri untuk Tiga Komoditas Utama: Salak, Jamur dan Belut
Yang Kedua, Sektor Industri Kerajinan
Sektor industri kerajinan memiliki kontribusi yang cukup besar dan sangat kuat daya sinergisnya terhadap branding ekowisata Daerah Istimewa Yogyakarta, yang secara kontinyu bertumbuh kembang di masyarakat Sleman selama ini mampu menyeimbangkan struktur perekonomian daerah. Industri kecil dan kerajinan cukup mendominasi perkembangan industri di Kabupaten Sleman, mulai dari hasil kerajinan garmen, tas, dompet, aksesoris fashion, aneka kerajinan dari bahan bambu, tanah liat,  yang semuanya sangat mendukung pengembangan pariwisata dimana provinsi DIY sebagai salah satu destinasi wisata kedua terbesar setelah Bali. Sudah pernah ubek-ubek Malioboro kan? Jangan kaget jika penyedia aneka merchandhise dan oleh-oleh wisata yang bertebaran rapat nan padat di sepanjang Malioboro tersebut berasal dari wilayah Sleman.
Beberapa contoh produk hasil Industri Kerajinan
Selain dapat memenuhi permintaan dalam negeri, produk industri kerajinan tersebut mampu menembus pasar internasional seperti Jepang, Australia, Amerika Serikat, Selandia Baru dan Belanda. Dalam suatu kesempatan, saya pernah mendengar penuturan salah satu pelaku usaha kerajinan tas kulit yang mengatakan bahwa hasil kerajinan tasnya sudah memiliki pembeli tetap dari Australia. Setiap bulannya sudah ada order dengan kuota dalam jumlah tertentu dan dengan desain tas yang limited edition. Harga jual tas kulit tersebut dari sang pengrajinnya mulai dari kisaran satu juta Rupiah ke atas dan setelah di branding oleh sang beli, tentu harganya berkali lipat kan?

Meringkas uraian tentang Potensi Sumber Daya Alam Pilar Kemandirian Daerah Sleman yang berupa dua kategori komoditas unggulan berbasis sumber alam yang bersifat RENEWABLE RESOURCES, dengan tujuan jangka panjang adalah menghasilkan komoditas ungggulan yang berkualitas dan memiliki grafik pertumbuhan yang meningkat dengan standar mutu dan kemasan yang baik didukung penyediaan mesin peralatan tepat guna karena:
  1. Adanya dukungan ketersediaan dan kontinuitas bahan baku sehingga mendukung proses produksi secara kontinyu sehingga potensi pasar yang kondusif terkait destinasi wisata nasional, dimana trafic kunjungan wisatawan domestik dan manca negara yang volumenya terus bertambah banyak akan meningkatkan mata rantai pemasaran produk.
  2. Capability building dalam penyerapan tenaga kerja yang mampu menyerap tenaga kerja secara padat karya mengingat varian komoditas yang memiliki ragam diversifikasi banyak.
  3. Kemampuan menjadi penggerak utama (prime mover) pembangunan perekonomian serta mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang yang kuat. Komoditas unggulan dapat memberikan kontribusi yang signifikan pada peningkatan produksi, pendapatan dan pengeluaran
  4. Kontribusi terhadap perekonomian daerah, dimana komoditas yang memberikan kontribusi lebih besar tentunya akan mendapatkan dukungan dari pemerintah baik berupa fasilitas-fasilitas bantuan baik teknis maupun non teknis sehingga dapat bertumbuh kembang dengan optimal.
  5. Terciptanya nilai tambah ekonomis, jika komoditas tersebut mampu diolah menjadi produk yang diperlukan konsumen yang didukung dengan kesiapan dan kesediaan stakeholder, yaitu masyarakat, pelaku usaha dan pemerintah
  6. Penguasaan teknologi, Penguasaan teknologi diperlukan untuk meningkatkan efisiensi baik teknis maupun ekonomis, komoditas unggulan juga harus memiliki status teknologi yang terus meningkat, terutama melalui inovasi teknologi
  7. Prestise daerah, Prestise daerah diperlukan untuk faktor jika ada keunikan  dan sulit ditiru pesaing, dan jika produk tersebut dapat membawa nama daerah untuk lebih terkenal.
Untuk pengembangan dan penguatan kompetensi kedua potensi daerah, Sektor Industri Pengolahan Pangan dan Industri Kerajinan tersebut  Pemerintah Kabupaten Sleman mendukung perkembangan dunia usaha dengan menjaga iklim dunia usaha tetap kondusif dengan berbagai upaya seperti inventarisasi dan identifikasi sentra industri, monitoring terhadap kelompok-kelompok usaha, penguatan modal dalam bentu dana bergulir bagi IKM yang menunjukkan progress cukup baik, pemberian pelatihan dan pendampingan Kelompok Usaha Bersama dalam rangka menumbuhkan pelaku-pelaku usaha baru yang kompetitif, temu pengusaha industri dengan penyedia bahan baku, dan temu pengusaha industri kecil dan menengah dengan pengusaha besar.

Dengan Mengoptimalkan Potensi unggulan di atas yang memiliki keunikan, sulit ditiru, memberikan manfaat lebih bagi pelanggan serta memberikan  keuntungan yang  besar bagi produsen, diharapkan bisa menjadi Alam Pilar bagi Kemandirian Daerah Sleman. Dari dimensi yang lebih luas, yaitu mengelola Potensi Unggulan Daerah Sleman secara integral akan meningkatkan  nilai tambah, memiliki keunikan daerah, memiliki keterkaitan yang kuat dengan sumberdaya yang dimiliki daerah daerah lainnya yang etrkait dengan komoditas unggulan tersebut, serta memiliki peluang menembus pasar nasional maupun internasional. Dengan kata lain, Potensi suatu daerah memberikan dampak besar dalam merangsang pertumbuhan dan kemandirian ekonomi daerah.

"  Potensi Sumber Daya Alam Pilar Kemandirian Daerah Sleman ini 
diikutkan dalam Kontes Blog #3TahunWB - 
Warung Blogger Peduli Potensi Daerah" 



Alhamdulillah, mendapatkan Apresiasi sebagai juara kedua di SINI yaa http://www.warungblogger.org/2014/06/pengumuman-pemenang-3tahunwb-blog.html



Reff:  Data KIID  tahun 2013

37
Share
Happy Friday di akhir bulan Mei namun Fresh morning nan sejuk segar karena habis diguyur hujan sehari sebelumnya.  Bismillahirrahmaanirrahiim memasuki area parir kantor dan a little surprise karena ada yang lagi bagi-bagi kipas kecil. “Lha cuaca sedang tidak sumuk kok ada bagi-bagi kipas ya?” batin saya. “Selamat Hari Tanpa Tembakau Sedunia…”. 

Eaaa…ternyata ada celebrate moment Hari TANPA Tembakau Sedunia ya? Salut dan apreciate pake BGT ada special moment yang semoga bisa jadi motivasi bagi kita semua untuk mulai berbenah dan mengurangi konsumsi tembakau. Karena menghentikan dan meniadakan secara frontal life style merokok [maaf, menurut saya merokok sudah masuk dalam kategori life style, bahkan bisa jadi sudah termasuk kategori budaya?] perlu beragam program dan upaya-upaya praktis yang bersifat persuasif dan terregulasi.

Peringatan  Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang menyerukan kepada para perokok khususnya agar “latihan” puasa tidak merokok  dalam durasi 24 jam yang dilakukan serentak di seluruh dunia pada tanggal 31 Mei. Seruan massal ini diharapkan bisa direspon secara luas sehingga bisa menarik perhatian dunia agar semakin menyebarluas kesadaran akan dampak negatif dari kebiasaan merokok terhadap kesehatan dan finansial pastinya dunk.  Ternyata WHO telah mendeklarasikan Hari Tanpa Tembakau Sedunia ini sejak tahun 1987. Gerakan yang menuai banyak dukungan dari pemerintah, LSM kesehatan, dan organisasi kesehatan masyarakat. Tapi juga panen penolakan dari para perokok, petani tembakau, dan industri rokok.

Saya sendiri, ehmm…maksud saya orang-orang di lingkungan sekitar saya, saya sampling anggota keluarga saya sendiri untuk yang para lelaki, yang living without smoking hanya dalam hitungan jari. Dan saya juga tahu banget, untuk mulai mengurangi frekuensi merokok bukan hal yang mudah walaupun semuanya pada tahu apa akibat dari menjadi AHLI HISAP ~ Merokok. Rata-rata, punya alasan dan pembenaran untuk mempertahankan kebiasaan merokok: rokok menyumbang pendapatan pajak yang cukup besar lho? pabrik rokok menyerap tenaga kerja yang significant kok, dan masih banyak alasan lainnya yang dianggap sah-sah saja merokok sepanjang hayat.

Walaupun di kemasan rokok pun sudah ditulis akibat buruk bagi kesehatan dari kebiasaan merokok, tapi iklan rokok juga tayang dengan sedemikian impresifnya kan? Belum lagi cara penjualannya yang bebas merdeka, harga terjangkau, variasinya yang serba menggoda untuk di coba-coba. [Menurut saya] sampai saat ini antara kampanye untuk mengurangi/menurunkan konsumsi rokok dan 'rayuan' menarik pelaku perokok aktif MASIH sebagai aksi dan reaksi yang saling menetralkan. Bahkan masih terlihat jelas jika kampanye untuk merokok masih beberapa langkah lebih maju lho? Bisa disebutkan beberapa contoh antara lain: sejumlah Beasiswa yang di sponsori oleh pabrik rokok, Ajang kompetisi Olah raga yang diback up pabrik rokok, dan berbagai event-event yang erat dengan anak-muda, remaja serta komunitas dunia pendidikan masih banyak yang dengan friendlynya di support oleh produsen rokok kan ya? Jadi, pre-klonkusi sementara saya bahwa masih banyak fakta yang saling meniadakan, dari satu sisi mengedepankan berbagai upaya dan program untuk MULAI berhenti merokok, dan segmen lain berinovasi bagaimana agar penjualan rokok melambung tinggi dan perokok aktif semakin banyak.

Sedikit mengulik tentang peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang ditetapkan pada tanggal 31 Mei, sepertinya program yang terkait urusan rokok merokok ini masih berjalan partial. Belum [atau mungkin saya yang belum tahu] adanya program terpadu dari hulu ke hilir dan muara yang secara simultan saling menguatkan dan kompak mendukung pembiasaan bahwa merokok itu hal yang harus dikurangi. Kalau pada kaum HISAP sudah mulai dikampanyekan tempat-tempat umum bebas asap rokok dan spacing area khusus bagi para perokok, maka pada tingkat petani tembakau, mestinya sudah mulai digencarkan sosialisasi untuk mulai mengurangi atau memilih menanam tanaman selain tembakau.  Atau misalnya diberi semacam alternatif tanaman lain yang nilai jualnya semenarik harga tembakau. Pada sektor produsen rokok, diberikan aturan yang ketat semacam kuota produksi maksimal yang diijinkan. Nah pada sektor penjualan, harusnya sudah mulai diberlakukan pembatasan usia pembeli, harga yang dimahalkan, tempat penjual rokok yang tertentu saja [berijin khusus dan dimonitoring].
Sebagai bagian dari keluarga yang sanak saudaranya perokok aktif dan juga pelaku petani tembakau, bahkan saya sendiri juga pernah aktif membantu ortu menanam tembakau di masa-masa masih sekolah dulu dan sudah lebih dari sepuluh tahun ini Bapak tidak lagi menanam tembakau, tepatnya ketika kami –anak-anaknya- sudah berpencar ria menapaki jalan hidupnya masing-masing, Bapak tidak lagi menanam tembakau karena suporternya tidak ada. Kalau semua mengandalkan tenaga kerja berbayar, hasil panennya ya minimal BEP tuh.

Lha, view of point-nya tulisan saya ini apa ya? Daripada makin GeJe nanti malah bikin keributan, maka dengan senang hati saya pun sangat amat sekali mendukung Kawasan Tanpa Asap Rokok. Ada Hari Donor Darah Sedunia, Hari AIDS Sedunia, TBC, Hari Kesehatan Jiwa Sedunia dan masih banyak lagi momentum reminder lainnya, begitu juga dengan Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang diperingati setiap tanggal 31 Mei, sebagai  hari peringatan yang terkait dengan upaya dan program-program peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kualitas kesehatan.  
Semoga peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia ini berimplikasi yang kondusif, gak hanya sehari tanpa tembakau….syukur-syukur tahun-tahun selanjutnya bisa ditambahkan jadi seminggu atau sebulan tanpa tembakau kan LUAR BIASA, ya kan?

Bagi yang  [masih] merokok, hayyoo…sanggup dunk mulai untuk 
Puasa Daud dalam merokok?

10
Share
Newer Posts Older Posts Home
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan JANGAN PERNAH MENYERAH UNTUK MENCOBA. ~ Ali Bin Abi Thalib

My photo
Ririe Khayan
Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com
View my complete profile
  • Cara Cepat dan Aman Mematikan Ikan Lele
    Ikan dan Belalang (berdasarkan ajaran agama yang saya anut) termasuk jenis [bangkai] hewan yang halal untuk dimakan. Tapi tidak berarti k...
  • Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ?
    Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ? Bagi orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan atau lokasinya masih berdampingan al...
  • Brand Susu Untuk Kesehatan
    Jika ada pertanyaan: Sehat ataukah sakit yang mahal harganya? Bismillahirrahmaanirrahiim , kalau menurut saya, secara ‘value’ kondisi se...
  • Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online
    Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online . Sebenarnya persyaratan dan alur pembuatan proses secara langsung ( walk i...
  • Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil
    Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil . Jika Anda sedang berusaha punya anak, menunggu kapan Anda resmi ...
  • Lima Cara Mengaktifkan (Kembali) Google Adsense yang Diblokir
    Sebaiknya dikesampingkan dulu bila ada yang beranggapan Akun GA di Banned, tak bisa diaktifkan.  (Ternyata) Google Adsence Bisa Aktif  Kem...
  • Panic attack Ketika Terkena HERPES Zoster
    P anic attack Ketika Terkena HERPES Zoster . Mendengar kata HERPES, bisa jadi sebagian orang langsung tertuju pada nama penyakit yang satu ...
  • Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin
    Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin   .Mungkin kita pernah mendengar peristiwa keracunan sete...
  • Suplemen Madu Untuk Membantu Atasi Anak Yang Susah Makan
    Punya pengalaman menghadapi anak yang susah makan? Ada yang baper karena selera makan putraatau putrinya belum variatif yang berputar seki...
  • Serunya Mudik Naik Kereta Api Probowangi
    Usai long wiken Idhul Adha...jadi ngayal kalau tiap bulan ada long wiken 4 hari gitu pasti indah sekaliiiii...... #Plakkk [digampar klomp...

Blog Archive

  • ▼  2024 (3)
    • ▼  December (1)
      • Manfaat Penting Bermain Untuk Anak-Anak Usia Pra S...
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2022 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2021 (45)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (6)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2020 (43)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2019 (35)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (2)
    • ►  March (7)
  • ►  2018 (49)
    • ►  December (5)
    • ►  November (11)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (5)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (51)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (6)
    • ►  February (7)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (73)
    • ►  December (5)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (10)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (12)
  • ►  2015 (118)
    • ►  December (12)
    • ►  November (12)
    • ►  October (11)
    • ►  September (11)
    • ►  August (12)
    • ►  July (8)
    • ►  June (8)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2014 (60)
    • ►  December (1)
    • ►  November (4)
    • ►  October (6)
    • ►  September (5)
    • ►  August (3)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ►  March (11)
    • ►  February (10)
    • ►  January (8)
  • ►  2013 (90)
    • ►  December (7)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  July (5)
    • ►  June (8)
    • ►  May (9)
    • ►  April (5)
    • ►  March (13)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (126)
    • ►  December (6)
    • ►  November (5)
    • ►  October (14)
    • ►  September (10)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (11)
    • ►  May (12)
    • ►  April (12)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (10)
  • ►  2011 (69)
    • ►  December (11)
    • ►  November (11)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (9)
    • ►  July (7)
    • ►  June (18)
    • ►  May (5)
Ririe Khayan is an Intellifluence Trusted Blogger

Juara LBI 2016

Juara LBI 2016
facebook twitter youtube linkedin Instagram Tiktok

Labels

Advertorial Aneka Kuliner Article Blog Award Book Review Contact Me Disclosure English Version Fashion Fiksi Financial Gadget Give Away Guest Post Info Sehat Informasi Inspiring Lifestyle Lomba Love Story My Diary My Poems Opini PR PerSahabatan Pernik-Pernik Renungan Review Skincare Technology Traveling True Story UMKM Visit Who Am I? Writing For Us banner parenting




Copyright © 2019 Kidung Kinanthi

installed by StuMon