Kidung Kinanthi

Life is flowing in its story leaving history

  • Home
  • About
  • Sitemaps
  • Article
    • Opini
    • Story of Me
      • My Diary
      • My Poem
      • True Story
      • Love Story
    • Contact
    • Disclosure
  • UMKN Visit
  • News
Prolog: Isu Go Green dan beragam terobosan sektor industri dan manufaktur yang mengedepankan Teknologi Hijau, sebenarnya BUKAN sekedar trik dagang atau sebagai bentuk strategi marketing untuk meningkatkan penjualan dan memperbesar ratio keuntungan. Ya iya sih, Bismillahirrahmaanirrahiim dimana-mana kalau sudah masuk ranah jual-beli/dunia usaha maka hukum ekonomi: Low budget for high profit jadi acuan dalam berproses produksi. Maka opsi Teknologi Hijau merupakan salah satu bentuk meningkatnya keperdulian setiap elemen masyarakat dan sektor industri untuk menjaga keseimbangan alam serta keberlangsungan hidup dengan lingkungan yang sehat. 

Dalam lima dasawarsa terakhir, perkembangan zaman dan perkembangan teknologi berdampak nyata pada life style masyarakat khususnya warga metropolitan.  Peningkatan pembangunan pada berbagai sektor ekonomi memang mendukung ke arah perbaikan kualitas hidup tetapi juga TIDAK BISA diabaikan jika telah menimbulkan dampak negative. Salah satu dampak negative yang muncul dari hubungan timbal balik antara perkembangan teknologi dan peningkatan jumlah penduduk, fenomena urbanisasi yang tidak mengendur hingga sekarang serta peningkatan pendapatan yaitu “terganggunya” kesetimbangan CO2 atau terjadinya Pemanasan Global.

Bagaimanakah kesetimbangan CO2 bisa terganggu?
Secara natural, keberadaan CO2 di alam semesta ini dihasilkan oleh semua makhluk hidup mulai yang bersel tunggal hingga homo sapiens alias manusia dari proses respirasinya. Zat yang berfasa gas ini berada di atmosfir mengemban peran penting dalam efek rumah kaca karena kemampuannya menyerap sinar inframerah. Seperti diketahui konsentrasi gas karbondioksida di atmosfer bumi sebesar 385 ppm [berbasis volume] atau 582 ppm [berbasis massa]. Namun kondisi alamiah gas CO2 mengalami perubahan dalam konteks peningkatan jumlah yang melebihi batas optimum kurva equilibriumnya seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, peradaban serta gaya hidup, yang lebih kita kenal dengan istilah Global Warning atau pemanasan Global. Kenaikan emisi CO2 di tahun 2011 melampaui rata-rata kenaikan dalam 10 tahun terakhir yang yaitu sebesar 2,7%. Emisi CO2 untuk wilayah Indonesia khususnya pada tahun 2011  lalu mengalami kenaikan yang “mengagumkan” [baca: mengerikan!] yaitu sebesar 210% dibandingkan dengan sepuluh tahun lalu. Secara hitungan per kapita, Emisi CO2 di Indonesia pada tahun 2011juga naik 122% [2 ton emisi CO2/penduduk] dari tahun 1990 yang masih berada pada level 0,9 ton emisi CO2/penduduk pada.
Lalu lintas padat: Ruas Jalan Raya Jogya - Solo
Secara singkat, menurut saya peningkatan jumlah emisi CO2 disebabkan oleh tiga faktor utama: pertambahan jumlah penduduk, perkembangan teknologi, kemudian mengantarkan manusia pada perubahan pola hidup sehari-harinya sehingga secara significant telah menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah gas CO2 secara dramatis, antara lain dari:
  1. Sarana transportasi kendaraan bermotor [sepeda motor dan mobil] melonjak tajam, padahal kita tahu nyaris semua kendaraan bermotor menggunakan BBM: premix, premium dan solar yangberpotensi menghasilkan emisi karbondioksia.
  2. Sektor industri dan manufaktur juga merupakan produsen utama CO2.
  3. Kebutuhan akan penerangan yang menghadirkan teknologi pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar fosil yaitu Batu bara yang menghasilkan CO2 paling banyak dibandingkan gas alam dan minyak.
  4. Tingkat Mobilitas yang semakin high speed sehingga kebutuhan akan pesawat terbang tak terelakkan dimana diperkirakan pesawat terbang penyumbang pemanasan Global sebanyak 3,5% dan diprediksikan akan meningkat  menjadi 15% di tahun 2050.
  5. Penyempitan lahan serta perkembangan construction engineering yang menghasilkan tanaman beton di berbagai kota metroplitan yaitu berupa gedung bertingkat dimana struktur gedung bertingkat berpotensi untuk menyumbangkan 12% emisi CO2. 
Dan mengapa pula “terganggunya” kesetimbangan CO2 menjadi BIG PROBLEM seluruh penghuni planet bumi ini? Sehingga membutuhkan tindakan konkrit untuk mengupayakan kondisi CO2 kembali mendekati [idealnya harus bisa] seimbang lagi?
Flashback sedikit tentang definisi pemanasan Global yaitu kondisi meningkatnya suhu permukaan bumi yang disebabkan oleh menumpuknya gas-gas yang menimbulkan efek rumah kaca di lapisan atmosfir bumi. Hal ini akan mengakibatkan panas bumi tertahan di lapisan bawah atmosfir, yang pada gilirannya bisa menyebabkan naiknya suhu bumi. Terjadinya pemanasan Global merupakan ancaman yang lebih serius dari masa perang dingin bagi umat manusia karena:
  1. Akan terjadi perubahan iklim sehingga memicu mencairnya: glacier di enam benua, lautan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan, tidak ketinggalan juga lapisan es serta gletser di puncak-puncak gunung ikut-ikutan mencair.
  2. Mencairnya glacier dan lapisan-lapisan es di puncak gunung tentunya akan mengakibatkan naiknya permukaan laut menimbulkan banjir di daerah-daerah yang berbatasan dengan pantai [akibat permukaan laut yang pasang]
  3. Fenomena badai yang menghancurkan muncul silih berganti dan kekeringan yang melanda pertanian di mana-mana menyebabkan persediaan makanan dan air minum di dunia semakin menipis.
  4. Menyebarnya penyakit tropis ke daerah-daerah yang sebelumnya tidak pernah dijangkiti dengan tingkat keganasan yang semakin tinggi dan meningkatnya orang yang terkena penyakit kanker dan aneka jenis penyakit lainnya yang mencakup area semakin luas.
  5. Dan dampak lainnya yang sangat mungkin segera menyusul adalah berkurangnya keaneka-ragaman hayati dan punahnya beberapa spesies satwa karena perubahan musim, siklus kehidupan, waktu migrasi, berkurangnya daerah jelajah serta berkurangnya persediaan makanan mereka. 

SEANDAINYA pertambahan jumlah emisi CO2 mengikuti persamaan linearitas, maka proses fotosintesa sebagai recycle chain alamiah tentunya akan mampu menguraikan gas CO2 menjadi eleman yang bermanfaat bagi kehidupan di semesta ini. Seperti kita ketahui bahwa gula dan oksigen yang dibutuhkan tumbuhan sebagai makanannya, diolah dengan reaksi fotosintesa dimana 6 molekul air dan 6 molekul gas CO2 dengan bantuan sinar matahari akan menghasilkan 1 molekul glukosa dan 6 molekul Oksigen [yang dibutuhkan untuk bernafas manusia dan binantang serta makhluk hidup lainnya], seperti terlihat dalam persamaan reaksi: 
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 [glukosa] + 6O2

Kenyataannya proses recycle chain terhadap emisi CO2 pada perkembangannya mengalami ketidakseimbangan karena jumlah gas CO2 melampui hukum kesetimbangan stokiometri karena produksi emisi CO2  dewasa ini berubah mengikuti persamaan Regresi Linear Berganda dimana variabel bebasnya adalah: berbagai aktifitas akibat pertambahan jumlah penduduk, perkembangan teknologi, kemudian mengantarkan manusia pada perubahan pola hidup sehari-harinya [tersebut diatas] dan dikomplekskan lagi dengan Penggundulan hutan.  Dengan berkurangnya area hutan maka semakin banyak gas emisi CO2 yang tak terserap sehingga memenuhi atmosfir bumi.

Green Techno sebagai salah satu solusi untuk mengurangi Global Warning
Rangkaian sebab dan akibat yang relatif sederhana menurut pemahaman saya di atas cukup menunjukkan betapa serius dan kritisnya kondisi pemanasan global yang terjadi  dan tentunya harus segera dicarikan solusi untuk mengatasinya. Tentunya telah disadari bahwa salah satu kontributor  yang cukup besar menyuplai emisi CO2 adalah kendaraan bermotor [sepeda motor dan mobil] yang sudah mencapai titik mengkhawatirkan terutama dikota-kota besar.

Jika Gubernur DKI Jakarta Bapak Joko Wi telah memutuskan untuk segera merealisasikan pembangungan Light rail Transit/trem untuk jalur Kelapa Gading – Kebayoran Lama. Dan Pemkot Surabaya dengan tegas menolak pembangunan tol dalam kota yang dianggap TIDAK EFEKTIF menekan kemacetan, Justru menambah jumlah kendaraan pribadi dan pastinya pemborosan BBM. Dan Sang walikota Surabaya pun lebih PeDe memilih menghidupkan kembali moda transportasi massal monorel dan trem yang nge-trend pada masa Belanda – akhir 1950an. Grand strategy yang hendak dicapai oleh kedua kota metropolitan tersebut tentu setipe: menguraikan jalur kemacetan

Grand strategy dari kebijakan yang diambil oleh pemerintahan DKI Jakarta dan Pemkot Surabaya, secara simultan memang bisa juga menekan laju emisi CO2. Dan sedikit menelisik dan mencoba memahami [alasan baik] yang diambil oleh manajemen Daihatsu yang melaunching mobil dengan desain mesin Teknologi Hijau tentunya terobosan ini merupakan langkah sinergis dan straight to the point untuk mengurangi pertambahan emisi  CO2. Dari data statistik diketahui bahwa pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia berkisar 8-12% pertahun dimana sebagian besar menggunakan BBM berupa Premix, Premium atau Solar. Angka peningkatan sebesar itu cukup potensial dari tahun ke tahun mengakibatkan terjadi penurunan kualitas udara  yang diakibatkan gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor tersebut.
 Skema dari Daihatsu
Jadi sungguh langkah alternatif yang efektif jika Daihatsu akhirnya memutuskan untuk memproduksi jenis mobil dengan mesin Teknologi Hijau yang diharapkan bisa ramah lingkungan karena konstruksinya meliputi tiga tahapan, yaitu: 
  1. Tahap pertama disebut dengan “Eco-Idle” yang bertujuan untuk meminimalkan pemakaian BBM . Sistem teknologi ini mampu mengatur hidup dan mati mesin secara otomatis dalam keadaan macet untuk mencapai efisiensi konsumsi bahan bakar. Dengan sistem i-EGR, mesin mampu menghasilkan pembakaran sempurna dan mengeluarkan gas karbon dioksida atau CO2.
  2. Pada tahap kedua, dimana Daihatsu melanjutkan dengan pemakaian mesin 2 silinder turbocharged. Dengan penggunaan mesin 2 silinder turbocharge ini diklaim bobot jantung pacu lebih ringan lantaran pemakaian komponen lebih sedikit. Ditunjang dengan “active ignition system” dan berbagai pengembangan lainnya, efisiensi bahan bakar bisa mencapai 30% sehingga mendukung kelestarian sumber daya alam.
  3.  Tahap ketiga adalah penggunaan Precious Metal Free Liquid Feed Fuel Cell (PMfLFC). Pada tahap ini, emisi gas buang CO2 nol sehingga tidak berbahaya bagi manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan sekitar guna mewujudkan kendaraan yang ramah lingkungan. Jadi, Bahan dari sumber daya alam terdapat pada kendaraan, sehingga biaya yang dikeluarkan oleh pemilik kendaraan lebih rendah.
Selain pendesainan beberapa tahap teknologi hijau yang ada di mobil Daihatsu tersebut, produsen kendaraan bermotor ini juga fokus pada penggunaan bahan bakar cair baru yaitu Hidrazin Hidrat yaitu zat yang memiliki kepadatan energi yang tinggi dan tidak menghasilkan CO2. Dengan serangkaian inovasi pada mesin mobil dan sistem produksi yang Simple, Slim and Compact yang dilakukan oleh Daihatsu sehingga sangat compatible untuk mobil ramah lingkungan generasi baru.

Dan adakah yang bisa kita [termasuk saya sendiri] lakukan dalam rangka ambil bagian [meski tak seberapa] untuk mengatasi masalah besar ini?

Yuuukk, Nggowes rame-rame........
Pemanasan Global sudah memasuki status bahaya super serius yang harus segera diatasi secara kolektif oleh semua elemen masyarakat dan dilakukan secara comprehensive, mulai dari kebiasaan sehari-hari antara lain:
  • Frekuensi car free day yang saat ini baru diprogramkan pada hari minggu, sudah saatnya ditambah kuota harinya yaitu selain hari libur dengan penggunaan sepeda untuk berangkat-pulang aktifitas [pada jarak tempuh tertentu].
  • Untuk pergi ke suatu tempat yang tidak terlalu jauh jaraknya, misalnya beli sarapan atau ke warung beli beras bisa tuh berjalan kaki atau naik sepeda, bisa untuk olah raga  sekaligus bentuk kepedulian dalam menyelamatkan lingkungan kan?
  • Sedapat mungkin gunakan kendaraan umum, seperti saya tuh kalau mudik naik bis. Dan kalau ada acara kantor ke luar kota ya gunakan saja mobil secara bersamaan, jadi gak bawa mobil sendiri-sendiri deh #aselinya saia memang gak punya mobil.
  • Untuk antar jemput anak sekolah, jangan kuatir untuk membiasakan anak ikut program antar jemput sehingga bisa juga melatih anak bersosialisasi dan bertoleransi dengan komunitas teman sebaya yang lebih divergen.
  • Memanaskan kendaraan bermotor [sebelum digunakan] bisa dong di setel jangan lama-lama kayak saya tiap pagi sebelum berangkat kerja, kira-kira + 1-2 menit cukupdeh. Jika kelamaan kan bisa bikin keributan sehingga mengganggu ketentraman tetangga dan lebih dari itu merupakan pemborosan BBM yang sekaligus menyumbang jumlah gas CO2.
  • Jika hendak beli mobil pribadi, jangan lupa untuk menetapkan kriteria utama pada jenis MOBIL yang mesinnya sudah berTEKNOLOGI HIJAU

DAN tentunya masih banyak hal-hal lain [pemakaian peralatan rumah tangga, gadget, listrik, dll] yang bisa kita lakukan dalam rangka Go Green to save the earth. Setiap diri, tiap anggota keluarga dan masyarakat memiliki kemampuan dan kesempatan untuk berperan aktif dengan caranya masing-masing serta melalui hal-hal sederhana yang selama ini kita abaikan padahal sebenarnya berkontribusi dalam rangka menanggulangi perubahan iklim global. Sebuah perubahan besar [yang baik] terjadi dari rangkaian hal-hal yang kecil....So, Let’s Go Green! 


References:

1.       http://www.daihatsu.co.id/

2.       http://id.wikipedia.org/

3.       http://www.gomuda.com/




40
Share
Aseli ini BUKAN tulisan saya tapi minjem tulisan entah siapa dan Bismillahirrahmaanirrahiim ingat saya sih forward imel dari teman kemudian saya simpen terus sekarang pengen share dalam postingan Sebuah persembahan untuk setiap insan yang mendambakan keindahan dan kebahagiaan....

TIDAK ADA YANG LEBIH INDAH……
Seindah dan semanis apapun madu didunia ini,
takkan bisa menandingi manisnya iman..

Seindah apapun musik didunia ini dari Rock sampai Rap,
takkan bisa menyaingi indahnya dan
nikmatnya lantunan ayat suci Al-Qur'an..

Seindah dan sehappy apapun cinta didunia ini,
takkan bisa menandingi kenikmatan mencintai
Allah dan Rasul-Nya..

Seindah dan senyaman apapun kendaraan didunia
ini dari Jaguar sampai Mercedes, takkan bisa
menyamai indahnya sendal yang berjalan dijalan yang lurus..

Seindah dan semulus apapun jalan raya didunia ini,
takkan bisa menyaingi indahnya jalan menuju
Ridho Allah semata..

Seindah dan seadem apapun naungan pohon yang
rindang didunia ini, takkan bisa menandingi
naungan kasih sayang Allah!

Seindah apapun film true story didunia ini, takkan
bisa menandingi film true storynya Rasulullah
SAW semenjak didalam kandungan hingga wafat..

Seindah apapun perlombaan didunia ini,
takkan bisa menandingi indahnya berlomba-lomba dalam
kebaikan..

Seindah apapun kemenangan dan kesuksesan didunia ini,
takkan bisa menyaingi keindahan
kemenangan menegakkan kalimah Allah...

Seindah dan seluas apapun gedung didunia ini,
takkan bisa menandingi keindahan dan
kelapangan rumah-rumah Allah..

Seindah dan secantik apapun bidadari syurga,
takkan bisa menyaingi pesona dan kecantikan hati
seorang wanita muslimah yang menghiasi dirinya
dengan akhlak mulia..

Seindah dan setampan apapun pria didunia ini,
takkan bisa menyaingi indahnya cahaya diwajah
seorang muslim yang menjadikan AlQur'an sebagai jiwanya..

Seindah dan seceria apapun mengecek daftar aset
kekayaan yang semakin meningkat,
takkan bisa menyaingi keceriaan melihat daftar aset amal baik
yang melebihi amalan buruk pada hari pengadilan..

Seindah dan seharu apapun menonton film
romantis Happy Ending yang bikin menangis,
takkan bisa menandingi kebahagiaan menonton
film kehidupan sendiri yang Khusnul khotimah
alias Happy Ending di kehidupan abadi..amin

Seindah dan selezat apapun makanan didunia ini,
takkan bisa menyaingi kelezatan dan keberkahan
makanan yang dihasilkan dari harta yang halal dan
disajikan oleh istri sholehah..

Seindah dan sebagus apapun pendidikan sekolah
dan universitas di dunia ini, takkan bisa
mengalahkan pendidikan sekolah ibunda
tersayang..

Seindah dan semegah apapun rumah yang dihuni,
takkan bisa menyaingi ketentraman rumah yang
selalu dibacakan ayat suci AlQur'an..

Seindah dan semujarab apapun obat stress didunia ini,
takkan bisa menandingi indahnya
senyuman seorang istri menyambut suaminya
yang pulang membawa stress dari pekerjaan..

Seindah dan semanjur apapun obat Awet muda,
takkan bisa menyaingi indahnya mendambakan
muda abadi di syurga..

Seindah dan setajam apapun pedang didunia ini,
takkan bisa menandingi tajamnya penglihatan
seseorang yg melihat dengan cahaya Allah..

Seindah dan senikmat apapun mengingat kekasih yang tersayang,
takkan bisa menyaingi
kenikmatan mengingat Yang Maha Penyayang!

Seindah dan sebahagia apapun rindunya bertemu sang kekasih,
takkan bisa menyaingi kebahagiaan
merindukan pertemuan dengan yang Maha Pengasih!

Seindah dan sebahagia apapun menerima raport
hasil ujian dengan nilai tinggi,
takkan bisa menandingi kebahagiaan menerima hasil ujian
hidup dihari akhir dengan tangan kanan!



Happy 

43
Share
Menyimak “Aturan Sukses Berbeda Pada Setiap Orang” dari postingan Mbak Evi yang Bismillahirrahmaanirrahiim membahas tentang sudut pandang dan tolok ukur sebuah kondisi “pencapaian” sukses pada masing-masing orang yang bersifat Relative. Semisal: guru-guru spiritual berangkat dari pemahaman agama yang mereka anut, sukses dikaitkan antara keseimbangan hidup di dunia maupun  akhirat. Entrepreneurs mengaitkan sukses dengan prestasi perusahaan mereka. Seorang executive yang punya istri cantik, anak-anak gagah dan cantik, banyak properti dan tabungan ribuan ribu dollar, minimal secara finansial sudah bisa memenuhi syarat untuk disebut sukses. Setiap orang menginginkan sukses itu pasti. Saya sependapat jika Aturan Sukses Berbeda Pada Setiap Orang  karena secara empirik yang terjadi di sekitar [termasuk dalam lingkungan keluarga kita sendiri] menunjukkan bahwa arti sukses memang tergantung pada tingkat pemahaman, nilai-nilai apa yang dianut  dan mendominasi pikiran.

Jika boleh menambahkan [versi saya] tentang kriteria sebuah [pencapaian] kesuksesan adalah bagaimana pola pikir/paradigma seseorang dalam menilai dan memaknai segala sesuatu dalam kehidupannya, yang terbentuk dari cara mendidik orang tuanya [pendidikan dasar], karena SEKOLAH PERTAMA setiap manusia adalah RUMAH dimana mereka dibesarkan. Jika seseorang [anak] dididik untuk fleksibel, berpikiran terbuka, dan terus belajar, tentu akan tumbuh menjadi pribadi yang Berproses progressif menuju kesuksesan melalui perubahan-perubahan yang terjadi karena memiliki kecerdasan untuk memecahkan setiap masalah yang dihadapinya. Tentu hal yang sangat memprihatinkan dan miris kalau tingkatan sukses didogmakan serta dibatasi oleh pemenuhan sarana prasarana yang berorientasi fisik/material dan atau pun status sosial [prestise]. Maka tidak heran jika orang-orang ini akan menjalani hidup dengan hari-hari yang [terasa] buruk dan beban yang semakin berat dari waktu ke waktu.

Saya lebih suka menyebut sukses merupakan sebuah GOAL [Visioner] yang hendak kita capai melalui serangkaian implementasi misi-misi yang sinergis menuju ke arah kesuksesan yang dicanangkan. Sukses BUKAN suatu pencapaian kondisi yang bersifat konstan/statis. Bahwa sukses adalah mata rantai dari proses-proses yang kita tempuh: bagaimana kita membuat planning dan strategy kemudian ditindaklanjuti dengan action serta keterbukaan hati untuk acceptance ~ legowo [berusaha ikhlas] menerima hasilnya. Maka secara sederhana, kesuksesan itu [semoga tidak terlalu lebay] saya analogikan dalam definisi [seperti] unsur inert yang sering disebut gas mulia [noble gases]: 2He, 10Ne, 18Ar, 36Kr, 54Xe, dan 86Rn yang ditandai dengan konfigurasi elektron valensi ns2 np6 [kecuali He yang memiliki konfigurasi penuh 1s2]. Dengan kondisi  konfigurasi elektron valensi penuh sehingga memiliki sifat kestabilan yang tinggi, inilah KONDISI ideal [baca: sukses] yang hendak dicapai kelompok unsur-unsur lainnya [sehingga terjadi serangkaian reaksi visi/fusi secara kontinyu pada orbital terluar untuk menuju konfigurasi valensi ns2 np6]

Karena sudah kodrat manusia jika [sebuah keberhasilan] Kesuksesan yang diraih terhadap suatu hal akan membawanya untuk meraih hal-hal lain berikutnya. Tidak ada tendensi untuk takabur, jika saya bilang bahwa sebenarnya tidak ada istilah SUDAH SUKSES selama hayat masih dikandung badan. Juga jamak kita dengar kalimat motivator: [idealnya] hari ini lebih baik dari hari kemarin dan esok [harusnya] lebih baik dari sekarang. Jadi jika kemarin kita bisa berjalan 2011 langkah, maka hari ini mestinya bisa berjalan [minimal] 2012 langkah dan esok hari harusnya kita bisa berjalan 2013 langkah. Sehingga dalam konteks kalimat idiom, saya [ingin] memversikan Aturan Sukses Berbeda Pada Setiap Orang sama dengan equal dengan Berproses progressif menuju kesuksesan.

Dalam isitilah Matematika, kesuksesan bisa jadi akan termasuk bilangan imajiner. Saya pun yakin, para pakar yang merumuskan Standard International [SI] juga akan berdebat sepanjang masa untuk menetapkan variabel-variabel apa saja untuk membuat formulasi dan standarisasi kondisi sukses yang berlaku secara uniform dan universal. Dan yang paling mudah untuk saya pahami adalah doktrin Guru Agama [saya]: menjadi orang sukses hanya perlu satu tekad bulat “Raihlah [keselamatan hidup] Akherat maka dunia akan mengikutimu”, Bukankah ini artinya tidak boleh ada kata SUDAH untuk berproses menjadi diri sukses [yang lebih baik]? BUKAN kesuksesan yang membuat kita bahagia, tapi BERSYUKUR dalam menikmati setiap proses [menuju sukses] kehidupan yang membuat Bahagia.


Postingan Berproses progressif menuju kesuksesan diikutsertakan dalam
First Give Away : Jurnal Evi Indrawanto






69
Share
Mengurai salah satu kisah kasih semasa sekolah untuk ikutan berbagi cerita tentang sepatu. Dan Bismillahirrahmaanirrahiim, inilah Kisah Kasih Sepatu ku Sayang  Setelah mengingat-ingat dan memvalidasi hasil ingatan  dengan bertanya pada salah satu kakak, alhasil memang kelas 3 SD saya baru bisa memiliki sepatu untuk sekolah. Maka jangan heran jika masa sekolah saya masih belum kenal model Fashionable Daily Shoes yang keren dan trendy. Saat belum memiliki sepatu untuk sekolah tentu bisa ditebak jika saya ke sekolah dengan ‘nyeker’ dan jika toh ada yang pakai Sandal jepit merupakan style yang middle class ke atas bagi lingkungan di sekolah saya kala itu.

Kisah Kasih Sepatu ku Sayang ini berawal dari sepatu pertama yang pastinya BUKAN model Wedges ataupun High Heels deh. Yups, sepasang Flat Shoes berwarna putih berbahan plastik yang ada strip warna merah dan biru berdekatan dengan tali sepatunya. Aturan tidak tertulis di rumah untuk sepatu dan baju seragam sekolah, yaitu: sekali beli harus bisa sampai lulus sekolah. Syukur-syukur jika bisa bertahan untuk masuk sekolah berikutnya. Jadi kalau soal ukuran sepatu bisa dipastikan akan kebesaran bagi ukuran kaki saya. Cara menyiasatinya agar ‘pas’ dengan besarnya kaki yaitu menambahkan gumpalan kertas di bagian ujung sepatu. Agar bisa awet sampai lulus SD, maka kalau pulang sekolah sepatu tersebut biasanya saya tenteng [kalau berangkat ke sekolah sepatu terpakai dengan manis]. Dan jika sedang musim hujan, akan memberi alasan yang kuat untuk tidak bersepatu ke sekolah dan itu merupakan pemandangan yang sudah biasa bagi guru terhadap saya.

Saat masuk SMP dan SMA berlaku peraturan kalau sekolah harus menggunakan sepatu berwarna hitam setiap hari sehingga tidak bisa mencari-cari alasan untuk menenteng sepatu lagi [seperti sewaktu masih SD] demi tujuan mulia memperpanjang masa pakai sepatu. Sebenarnya kalau hari Jumat-sabtu aturan menggunakan sepatu agak longgar [jarang ada inspeksi dari guru] sehingga bagi teman-teman yang tak ada masalah untuk membeli sepatu bisa trial pakai sepatu warna lain [tidak hitam]. Cara terbaik yang bisa saya lakukan kala itu agar sepatu kebesaran bisa bertahan sampai lulus sekolah [selain pertimbangan waktu beli dengan kriteria sepatu yang: lentur, tahan lama dan harganya terbeli/murah] adalah dengan menjahitnya jika sudah muncul ‘mulut’nya [baca:berlubang].

Maka ketika kondisi sepatu saya berada di injury time, artinya harus siaga mengeluarkan jurus pamungkas: menjahit sepatu tapi tidak dibawa ke tukang sol sepatu. Saya harus menjahitnya sendiri dan Alhamdulillah kebetulan untuk urusan menjahit [pakai tangan] saya bisa melakukannya. Untuk awalnya saya sering melihat dari kakak saya yang nyambi menerima order sol sepatu. Secara prinsip, menjahit sepatu memang hampir sama dengan menjahit baju, hanya berbeda pada alatnya [jarumnya lebih besar dan benangnya menggunakan senar]. Dengan jurus pamungkas ini akhirnya bisa mencukupkan satu pasang sepatu untuk satu masa sekolah.

Kisah Kasih Sepatuku
Kisah Kasih Sepatu ku Sayang masih berlanjut ketika kuliah dan ini yang sampai sekarang masih membuat saya terheran-heran [plus bonus tertawa] jika mengenangnya. Karena situasi [finansial] yang kurang mendukung, sehingga sisa uang yang saya miliki saat akan mulai masa perkuliahan ternyata memberikan satu pilihan untuk mampu membeli sepatu second. Saya masih ingat betul kala itu, diantar oleh kakak ipar untuk membeli di PKL yang ramai berjualan di sekitar Stadion Tambaksari setiap malam. Setelah beberapa kali memilih, saya pun mantap memilih sepasang sepatu warna hitam berbahan [seperti] kulit yang harganya delapan ribu Rupiah. Alasan saya tentu saja pilih sepatu yang kuat [baca: awet] dan bisa digunakan untuk all moment: kuliah dan acara kampus lainnya [non akademis]. Istilah 'merk' merupakan bahasa dari planet luar angkasa yang tak ada dalam kamus saya tentang kriteria sepatu yang baik.

Dan memang sepatu tersebut bisa bertahan jadi alas kaki yang setia sampai saya lulus kuliah dengan didukung sesekali saya menggunakan sepatu pinjaman dari teman kost [yang kebetulan memiliki sepatu banyak]. Saat-saat menjelang akhir dari masa kuliah yaitu ketika tinggal menunggu yudisium dan wisuda, pada suatu siang ketika sedang ngobrol santai dengan beberapa teman, ndilalah saya iseng memperhatikan sepatu dengan lebih intens dan saat itulah baru menyadari jika sepasang sepatu yang saya gunakan selama ini bukanlah pasangan yang sepasang. Antara sepatu kanan dan kiri ternyata tidak sama, sekilas pandang kelihatan sama: warna hitam, berbahan [seperti] kulit, model bertali, ukuran sama. Tapi ternyata sepasang sepatu tersebut hanya modelnya saja yang tipically terlihat sama. Untuk memastikan apakah saya tidak salah lihat [silap], saya pun bertanya pada teman di dekat saya.
“ Coba perhatikan sepatuku deh..... “ celetuk saya
“ Emang kenapa sepatumu ?” Tanya teman masih belum aware dengan maksud permintaan saya.
“ Menurutmu sepatuku itu beneran sepasang atau hanya sekilas saja mirip sepasang sepatu yang berpasangan?”
Sejenak teman saya terdiam, untuk kemudian tertawa “ Hebat deh, jadi selama ini kamu gak nyadar jika menggunakan sepatu yang berbeda antara kanan – kira ya, Rie?”
.
Sesadar-sadarnya, saya paham jika fakta Kisah Kasih Sepatu ku Sayang saat kuliah tersebut bukan kejadian yang lucu. Tapi yang terjadi saya dan teman-teman jadi tertawa lepas penuh rasa keakraban. Tak ada yang meledek dan saya pun tidak dihinggapi rasa malu atau minder dengan kenyataan sepatu tersebut? Alhamdulillah, AllAH SWT mempertemukan saya dengan teman-teman yang tidak pernah bersikap ‘bully’ pada orang lain bagaimanapun kondisinya, sehingga saya tetap bisa enjoy dan percaya diri menikmati masa-masa sekolah.



“ Sepatu, mungkin terasa biasa bagi sebagian orang,
tapi luar biasa bagi sebagian yang lain ~ Dahlan Iskan “






26
Share
Trial pertama kali create postingan via ponsel Bismillahirrahmanirahiim spending time saat berada dalam rute menuju Jogya. Rencananya berangkat jam 12.30 dengan armada yang pertama berangkat tapi ternyata  trip pertama hari ini off karena dibooking untuk wisata (info kondektur yg saya naiki saat ini). Lha sdh terlanjur check out dari kantor dan daripada memble di terminal karang ente (banyuwangi), ya saya naik saja bis yg berangkat ternyata arah ke Madura. Ini artinya saya harus ikhlas duduk manis di terminal tawang alun Jember sekitar 1 - 2 jam. Masih lebih representatif karena ada ruang tunggunya.

Nah I got this idea, bagaimana cara menghalau para calo over nyebelin yang ada di terminal dengan cara cantik ala saia. Bisa dibilang saya cukup sering riwa- riwi antara Banyuwangi-Surabaya- Lamongan (sekarang tambah rute ke ngayogyakarto). Maka Å¡eringlah saya harus 'bersapa ria' tdengan para calo di terminal (nginep diterminal bungur dan osowilangun juga pernah lho?). 

Iya sih, para calo juga dalam rangka mencari nafkah dan mungkin karena kerasnya kehidupan terminal sehingga rata- rata calo diterminal lumayan hemmm........apa ya istilahnya? Skip saja dan langsung pada cara jitu yang lakukan waktu disamperin calo terminal. Sangat simple dan gak butuh ilmunya Raden Kian Santang kok. Ketika ada calo yang nanyain tujuan kota pada saya cukup saya bilang " ke Gempol" jika hendak ke Banyuwangi atau saya bilang " ke Gresik" jika saya hendak mudik ke LA. 

Saya gak bohong kan? Wong nyatanya saya memang melewati daerah tersebut. Kenapa saya perlu bersiasat demikian? Karena kalau saya jawab kota A, maka saya akan ditarik bergegas ke tempat bis dan cuek saja meski tas saya berat. Jika saya jawab "tidak" saat bis yang ditawarkan bukan yang saya butuhkan, dijamin calo lainnya akan datang dengan penawaran yang serupa. Jika saya hanya menggeleng, dibilanglah: cantik tapi bisu. Jk ngluyur saja akan dibilang sombong.

Jadi dengan menyebutkan tujuan kota terdeat, biasanya si calo langsung minggir. Jika ada calo lain lagi, langsung diteriaki oleh calo sebelumnya: cuma kota A atau B. Bisa dimaklumi, jika seorang calo bisa membawa penumpang jarak jauh mereka bisa claim fee yang lumayan pada kondektur. 

Sekian saja postingan dari dalam bis dan kepala juga sudah mulai pusing karena nulis diatas yang melaju. Harap maklum juga kalau banyak salah ketik dan tampilannya berantakan. Happy blogging for all......


49
Share
Newer Posts Older Posts Home
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan JANGAN PERNAH MENYERAH UNTUK MENCOBA. ~ Ali Bin Abi Thalib

My photo
Ririe Khayan
Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com
View my complete profile
  • Cara Cepat dan Aman Mematikan Ikan Lele
    Ikan dan Belalang (berdasarkan ajaran agama yang saya anut) termasuk jenis [bangkai] hewan yang halal untuk dimakan. Tapi tidak berarti k...
  • Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ?
    Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ? Bagi orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan atau lokasinya masih berdampingan al...
  • Brand Susu Untuk Kesehatan
    Jika ada pertanyaan: Sehat ataukah sakit yang mahal harganya? Bismillahirrahmaanirrahiim , kalau menurut saya, secara ‘value’ kondisi se...
  • Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online
    Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online . Sebenarnya persyaratan dan alur pembuatan proses secara langsung ( walk i...
  • Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil
    Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil . Jika Anda sedang berusaha punya anak, menunggu kapan Anda resmi ...
  • Lima Cara Mengaktifkan (Kembali) Google Adsense yang Diblokir
    Sebaiknya dikesampingkan dulu bila ada yang beranggapan Akun GA di Banned, tak bisa diaktifkan.  (Ternyata) Google Adsence Bisa Aktif  Kem...
  • Panic attack Ketika Terkena HERPES Zoster
    P anic attack Ketika Terkena HERPES Zoster . Mendengar kata HERPES, bisa jadi sebagian orang langsung tertuju pada nama penyakit yang satu ...
  • Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin
    Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin   .Mungkin kita pernah mendengar peristiwa keracunan sete...
  • Suplemen Madu Untuk Membantu Atasi Anak Yang Susah Makan
    Punya pengalaman menghadapi anak yang susah makan? Ada yang baper karena selera makan putraatau putrinya belum variatif yang berputar seki...
  • Serunya Mudik Naik Kereta Api Probowangi
    Usai long wiken Idhul Adha...jadi ngayal kalau tiap bulan ada long wiken 4 hari gitu pasti indah sekaliiiii...... #Plakkk [digampar klomp...

Blog Archive

  • ▼  2024 (3)
    • ▼  December (1)
      • Manfaat Penting Bermain Untuk Anak-Anak Usia Pra S...
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2022 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2021 (45)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (6)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2020 (43)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2019 (35)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (2)
    • ►  March (7)
  • ►  2018 (49)
    • ►  December (5)
    • ►  November (11)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (5)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (51)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (6)
    • ►  February (7)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (73)
    • ►  December (5)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (10)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (12)
  • ►  2015 (118)
    • ►  December (12)
    • ►  November (12)
    • ►  October (11)
    • ►  September (11)
    • ►  August (12)
    • ►  July (8)
    • ►  June (8)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2014 (60)
    • ►  December (1)
    • ►  November (4)
    • ►  October (6)
    • ►  September (5)
    • ►  August (3)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ►  March (11)
    • ►  February (10)
    • ►  January (8)
  • ►  2013 (90)
    • ►  December (7)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  July (5)
    • ►  June (8)
    • ►  May (9)
    • ►  April (5)
    • ►  March (13)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (126)
    • ►  December (6)
    • ►  November (5)
    • ►  October (14)
    • ►  September (10)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (11)
    • ►  May (12)
    • ►  April (12)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (10)
  • ►  2011 (69)
    • ►  December (11)
    • ►  November (11)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (9)
    • ►  July (7)
    • ►  June (18)
    • ►  May (5)
Ririe Khayan is an Intellifluence Trusted Blogger

Juara LBI 2016

Juara LBI 2016
facebook twitter youtube linkedin Instagram Tiktok

Labels

Advertorial Aneka Kuliner Article Blog Award Book Review Contact Me Disclosure English Version Fashion Fiksi Financial Gadget Give Away Guest Post Info Sehat Informasi Inspiring Lifestyle Lomba Love Story My Diary My Poems Opini PR PerSahabatan Pernik-Pernik Renungan Review Skincare Technology Traveling True Story UMKM Visit Who Am I? Writing For Us banner parenting




Copyright © 2019 Kidung Kinanthi

installed by StuMon