Kidung Kinanthi

Life is flowing in its story leaving history

  • Home
  • About
  • Sitemaps
  • Article
    • Opini
    • Story of Me
      • My Diary
      • My Poem
      • True Story
      • Love Story
    • Contact
    • Disclosure
  • UMKN Visit
  • News
Ini tentang sebuah kisah salah satu tetangga dekat rumah di kampung halaman yang kebetulan saat minggu lalu saya mudik ketemu dengan beliau di jalan. Bismillahirrahmaanirrahiim, menurut saya beliau termasuk sosok wanita yang tegar plus tangguh. Tapi sebelumnya, silahkan persiapkan kompas masing-masing karena dijamin bakal bingung saat mbaca postingan saya kali ini. Nah Ringkas cerita bagaimana saya bisa bilang jika beliau termasuk pribadi yang luar biasa adalah sebagai berikut: Terlahir dengan nama Wiji, saya biasa memanggilnya Mbak Ji dan saya kurang tahu pasti sekolah SD-nya sampai khatam apa gak. Sebagai anak sulung yang sedari kecil sudah terbiasa kerja keras untuk membantu ekonomi keluarga.

Dari pernikahannya dikarunai 5 orang anak, anak sulungnya seumuran adik saya dengan usia Mbak Ji saat ini sekira hampir 60 tahun. Dan sebenarnya saya manggil beliau bukan menggunakan kata “mbak” tapi berhubung sudah terbiasa ikutan Simbok saya yang manggil Mbak Ji, jadi sampai sekarang manggilnya pakai kata Mbak Ji. Saat ada program Transmigrasi, Mbak Ji sekeluarga optimis ikut program pemerintah tersebut dan menempati lokasi di Kalimantan. Tapi beberapa tahun kemudian, Ibunya yang sudah janda menjual satu petak sawah yang dimilikinya untuk biaya kepulangan Mbak Ji karena di daerah transmigrasi hidup Mbak Ji semakin parah, suaminya kehilangan indera penglihatannya sehingga tak bisa mencari nafkah untuk keluarganya lagi.

Situasi ekonomi keluarga pun semakin carut – marut karena suaminya yang tidak bisa bekerja. Mengandalkan jadi buruh tani masih tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok, sementara Mbak Ji harus membiayai ibunya, 2 adik dan 5 anaknya sendiri. Sekitar dua tahun berlalu dan keadaan semakin memburuk, Mbak Ji pun nekad jadi TKI ke Malaysia [seingat saya saat itu saya duduk di bangku SMA dan Mbak Ji-lah sepertinya orang pertama di desa saya yang nekad jadi TKI]. Beberapa tahun di Malaysia, tak ada perubahan dengan ekonomi keluarganya. Setahun belum tentu bisa kirim uang, pulang juga tidak bisa dan hal itu berlangsung hampir lima tahun.

Mbak Ji tetap merasa beruntung meskipun majikannya pelit tapi tidak sampai mengalami penyiksaan seperti beberapa TKI yang didengarnya. Ketika masa kontraknya habis, Mbak Ji mendapatkan majikan yang sangat baik. Setiap tahun Mbak Ji bisa pulang kampung dan pernah sekali majikannya ikut mengantarkan sampai di rumah karena ingin berkenalan dengan keluarga Mbak Ji. Mbak Ji pun bisa mengirimkan uang secara rutin dan merenovasi rumah orang tuanya. Selain itu Mbak Ji juga membeli beberapa petak sawah karena dia menyadari tidak mungkin selamanya jadi TKI.

Ketika kondisi ekonominya sudah stabil, Mbak Ji mengajukan resign tapi majikannya belum mengabulkan karena anak bungsunya dekat dengan Mbak Ji. Karena sang majikan telah demikian baiknya, Mbak Ji pun rela menunda rencana pensiun jadi TKI sampai si anak masuk TK. Sekarang Mbak Ji sudah hidup tenang di desa bersama keluarganya dan anak-anaknya sudah berkeluarga semua. Dan minggu lalu, ketika pulang dari rumah adiknya Embah yang beberapa hari sebelumnya wafat [yang memang rumahnya bertetanggaan dekat dengan Mbak Ji], beliau sedang belanja rame-rame dengan tetangganya di penjual sayuran yang berjualan secara keliling.
“ Awakmu lhak Ribut tho?” jawabnya saat saya menyapa.
“ Iyoe Mbak Ji...”
“ Isih eling karo Mbak Ji yo awakmu..”
“ Hehehee....isih enom soale”
“ Mbak Ji yo wis tuwo tho yo...”
“ Maksud’e aku sing isih enom....”
“ Iyoe, awakmu isih pancet wae...iki lagi muleh yo?”
“ Muleh Mbak, sambang Mbok’e lan Pak’e, mumpung isih iso sering muleh...”
“ Weee, Lha kok modelmu ngomong pancet wae: muleh, piye....”
“ Lha sampean suwe nang Malaysia yo gak ganti ngomong nggawe logat Malaysia ngono lho...”

Jika isi obrolan kami dituliskan semua dalam A piece of .....[Apa ya..] ini, bakal kepanjangan tulisan versi boso jowone yang pastinya bakal menimbulkan rikues penerjemahan bahasa deh. Jadi cukup sekian dulu, silahkan membuat kesimpulan sendiri-sendiri saja yaaaa.......




#Postingan ini dalam rangka masih puyeng bikin konsep surat cinta untuk Tantangan LBI. Any one can help me?







66
Share
Hidup ini adalah simponi yang kita mainkan dengan indah. Cinta dengan kuat menumbuhkan, mengembangkan dan memekarkan.  Air dan matahari adalah kebaikan. Air memberi kesejukan dan ketenangan, dimana matahari memberi gelora kehidupan. Cinta, dengan begitu, merupakan dinamika yang bergulir secara sadar diatas latar wadah perasaan.  Dan Bismillahirrahmaanirrahiim manakala kesadaran spiritual  justru bertumbuh mendadak pada detik inagurasi, Cinta yang terbelah dan tersublimasi diantara kesadaran psiko-spiritual, yakinlah akan berujung dengan keagungan: ada cinta di atas cinta! 

Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai,
Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat,
Itulah kesempatan
Ketika engkau bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik,
Itu bukan pilihan itu kesempatan.
Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan…
Itupun adalah kesempatan

Bila engkau memutuskan untuk mencintai orang tersebut,
Bahkan dengan segala kekurangannya,
Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan
Ketika engkau memilih bersama dengan
Seseorang walaupun apapun yang terjadi
Itu adalah pilihan

Bahkan ketika kau menyadari
Bahwa masih banyak orang lain
Yang lebih menarik, pandai, dan kaya
Daripada pasanganmu dan
Tetap engkau memilih untuk mencintainya,
Itulah pilihan

Perasaan cinta, simpatik, tertarik
Datang bagai kesempatan pada kita…
Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan.
Pilihan yang kita lakukan.

Walau bagaimanapun…
“Ta
kdir takkan pernah tertukar”,
percayalah kepada Sang MAHA Sutradara Cinta di atas cinta.



*Sebuah kompilasi [Inspired by Anis Matta & others]

54
Share
[Trend] Perkembangan Film Indonesia. Film Habibie&Ainun yang mampu membukukan prestasi sebagai salah satu film dengan rekor box office [versi Indonesia dan menurut saya lho ya], tentu sebuah fenomena perfilman yang membanggakan sekaligus melegakan. 

Bismillahirrahmaanirrahiim membanggakan karena dunia film Indonesia sudah mulai bangkit dengan melahirkan karya yang berkualitas sehingga mampu meraih minat penonton yang sebelum-sebelumnya disuguhi dominasi film barat. Dan pastinya melegakan sekali karena Perkembangan Film Indonesia sekarang secara significant mengurangi mayoritas jenis film produksi dalam negeri yang berputar-putar pada tema horor dengan mengexploitasi tampilan yang kurang mendidik [baca: tidak sehat]. 

Film romantis yang diangkat dari Novel dengan judul sama Habibie&Ainun yang hingga sekarang masih menghiasai bioskop-bioskop di seluruh tanah air. Juga banyak diulas, direview, dipuji dan diapresiasi dimana-mana, bukan hanya karena berdasarkan true love story dari salah satu orang nomer satu NKRI ini yang sarat makna dan kaya nilai pembelajaran, tapi memang secara kualitas cerita, tokoh, setting dll kesemuanya mendukung untuk menghantarkan film ini menjadi booming.

Flash back pada Perkembangan film Indonesia yang sekarang kaya ragam sehingga membuat pencinta film memiliki banyak pilihan, setelah era 80-an, dunia perfilman kita mengalami mati suri dan tak heran jika bioskop-bioskop pun  lebih semarak oleh tayangan film barat. Hal yang jamak jika bioskop tidak menayangkan satu pun judul film Indonesia kala itu. 

Kita semua sepakat jika Era kebangkitan Film Indonesia [kembali] adalah dengan hadirnya film bergenre remaja AADC ~ Ada Apa Dengan Cinta yang langsung melejit sekaligus juga melambungkan nama Dian Sastro dan Nicholas Saputra sebagai artis papan atas. Yang pada kelanjutannya AADC ini dibuat dalam versi serial sinetron. Beberapa film bergenre remaja pun bermunculan menyusul kesuksesan film AADC ini, sebut saja diantaranya Eifel I’m In Love, Heart, Perahu Kertas.

Tak hanya film bertema remaja yang berkibar, Tema religi [Islami] pun hadir meramaikan Perkembangan Film Indonesia, seolah menjadi oase di padang pasir dan setetes embun di musim kemarau panjang yang hadirnya menyejukkan dan menginspirasi. Film religi yang diangkat dari novel best seller pun menyedot penonton hingga membludak, bahkan Presiden SBY pun meluangkan waktu dan mengagendakan untuk menonton di bioskop. Ayat-Ayat Cinta menjadi film pertama yang membuat seorang Presiden yang jadwal kenegaraannya padat, berkenan untuk menjejakkan kaki di bioskop. Setelah Ayat-Ayat Cinta, berlanjut pula dengan film-film sejenis: Ketika Cinta Bertasbih [ 1 dan 2], Dalam Mihrab Cinta, Cinta Suci Zahrana, Perempuan berkalung surban, sang pencerah dst.

Dan tidak mau ketinggalan, Film bergenre Keluarga dan anak-anak pun melengkapi [Trend] Perkembangan Film Indonesia. Sebut saja Film Petualangan Sherina yang mengibarkan sosok Sherina sebagai aktris cilik beserta lagu-lagunya yang mendadak diminati anak-anak yang miskin hiburan sesuai usianya. Film Serdadu Kumbang, Langit Biru, Untuk Rena, Denias dll pun mengikuti jejak kesuksesan Petualangan Sherina, dan yang belum lama ini booming: Hafalan Shalat Delisa, Ibuk...

Tema Film perjuangan meraih mimpi menghadirkan pionernya: Laskar Pelangi yang menyuguhkan potret kehidupan dan realitas sebagian masyarakat yang masih mengalami keterbatasan fasilitas. Film ini menjadi sindiran sekaligus wacana bagi kalangan remaja yang dilanda galau oleh minimnya daya dukung [finansial] untuk meraih impian mereka. 

Negeri lima menara, 5CM, 9 Summers 10 Autumns....membawa main idea Man Jadda Wa jadda.....demikian pesan moral yang hendak disampaikan oleh film-film perjuangan meraih mimpi, harus tangguh dan memiliki integritas. Tidak ada tempat untuk berlarut-larut dalam galau melow. The Dream will come true only when we fight it....

Selain tema-tema film diatas, masih ada beberapa genre film yang menambah daftar film berkualitas yang layak untuk di tonton, tak hanya bisa menghibur tapi menawarkan nilai-nilai kemanusiaan, semangat, inspirasi dan juga rasa nasionalisme seperti tema yang diusung oleh film-film bertemakan perjuangan nasional, daerah tertentu dan action yang adegannya tak melulu baku tembak dan baku hantam. Dalam genre ini, bisa disebut banyak judul film yang mendulang sukses antara lain: Merah Putih, Hati Garuda, The Raid
Sederet Film yang mampu menyedot perhatian penonton, memang ada wajah Reza Rahardian yang menghiasi beberapa judul film dengan aneka genre-nya TAPI tentu tidak salah dunk jika saya menarik sebuah kesamaan lain yaitu bahwa kebanyakan film-film yang mengisi [Trend] Perkembangan Film Indonesia tersebut diangkat dari novel-novel yang sudah mencetak rekor best seller. 
Tentu bukan fenomena baru karena diluar negeri pun banyak film yang diadopsi dari novel best seller semisal The Twilight Saga, Harry Potter, The Firm, The Chamber, The Client, dll. Jika ada yang berpendapat bahwa hasil visualisasi novel menjadi Film hasilnya tidak sama, sangat bisa dimaklumi. Ketika kita membaca sebuah cerita, maka imaji akan berkembang sesuai cita rasa masing-masing orang. Dan Memfilmkan sebuah novel tentu tak lepas dari kendala waktu dan budget sehingga akan berpengaruh pada hasil visualisasinya. Meski demikian toh animo penonton tak menyurut untuk menyaksikan film yang dibesut dari novel-novel best seller kan?

Apapun [Trend] Perkembangan Film Indonesia semoga perhatian para sineas tak terpaku pada kuantitasnya saja, tapi juga concern pada kualitas cerita film. Walau bagaimana, film yang bermuatan positif dan mendidik tentu jauh lebih valueable mengingat apa-apa yang ditonton cenderung akan ditiru oleh audience-nya.


Aku berusaha jadi pembelajar hidup...
Belajar dari ketidaktahuan dan berproses dengan kerendahan hati...
Aku tak ingin menebak, seperti apa akhir semua ini...
Hanya akan berusaha sebaik yang kubisa
Agar setiap momentum berhias kerberkahan




65
Share
Giveaway dengan tema yang aneh seaneh yang bikin GA kayaknya ini dan karena ancaman yang empunya GA sudah beberapa kali kopdar plus mbolang bareng, maka Bismillahirrahmaanirrahiim rasanya akan saru binti gak pantas serta sangat tidak afdhol dunk jika saia gak ikutan meramaikan event beliau. Secara si dia ini juga sudah me-stempel Ririe termasuk orang yang punya bakat naris deh! Lengkaplah alasan untuk hadir memasang beberapa foto yang bergaya ke-PeDe-an bagai seorang foto model. 

Konon katanya GA-nya kali ini diadakan dalam rangka: ada deh dengan tema narsisis yang artistik. Mbaca temanya bikin puyeng juga, narsis yang artistik opo maneh kuwi? Jika nyontek definisi beliau begini neh penjelasannya: Narsisis atau narsis bermakna sifat cinta yang berlebihan pada diri sendiri, terlalu percaya diri yang ada karena sifat rendah diri, ada hubungannya dengan ego dan ketamakan, dan lalalalala. 

Penjelasannya sih lumayan gambalang tapi ndilalah kok saya masih bingung mau nampilin poto yang kayak gimana? Nah masih menurut Mbak Una lagi neh: istilah narsis kan lebih sering digunakan buat ngatain orang [termasuk diri sendiri] karena sedang atau senang berfoto. Baik difotoin maupun otofotografi. Mayoritas koleksi foto-foto saya sih di capture oleh orang lain. Kalau otofotografi masih belum bisa, alhasil dengan cara manually sehingga hasilnya wajah duang yang kejepret deh. Then, finally saya mantap untuk ngikutin poto dimana tukang potonya si empunya GA saja deh. Sapa tahu jadi point plus terus dimenangin kan? Hehehehe..... 

Dalam postingan ini, saya mengikutkan 3 foto yaitu:
  • Obsesi jadi bintang iklan kaca mata yang gak kesampaian jadinya disalurkan dengan sok keren pakai kaca mata di Dieng tuh. 
  • Foto bertapa di candi yang ada di daerah Dieng dengan bergaya ala bintang pilem India dengan selendang Sari.
  • Pengennya bisa balapan kuda beneran, tapi hanya mampu numpang berpoto di atas kuda yang jinak dan manut saja diajak Foto (lokasi foto di dekat kawah Dieng).
Deeply, mohon maaf karena ketiga foto Me On Narsisis Artistik Mode ON tersebut ternyata raib (edited 6 Juni 2020), untuk menyemarakkan GA si Una. 
Tak perlu banyak narasi karena dari foto-foto yang terpasang sudah bercerita banyak tuh. Tentunya Una pun sudah tahu alkisahnya, wong poto-poto tersebut sebagian dia kok yang motoin saat mbolang ke Dieng edisi akhir tahun kemarin. 


“ Demikian postingan edisi Me ONNarsistik Artistik
diikutsertakan dalam Narsisis-Artistik Giveaway ”





 


120
Share

Pesona alam Dieng Plateu sudah menjadi salah ikon yang mendunia, salah satu destinasi traveling yang sangat sayang untuk diabaikan. Apalagi bila traveling kita memasang target zona wisata di Jogjakarta dan sekitarnya. Ibaratnya, ke Dieng tinggal sejengkal langkah dari Yogyakarta menuju obyek wisata yang berada di Wonosobo ini.

Sunrise sikunir
Sunrise di Sikunir
Traveling? Mbolang? Dengan destinasi yang masih terjangkau, Dieng gitu lho? Timingnya pas long wiken terus rame-rame dengan Una, Mbak Alaika? Wowowowoo...sapa cobak yang sanggup berkata tidak? Bismillahirrahmaanirrahiim, Sebenarnya tulisan ini sebagai sharing moment acara mbolang yang saya lakukan waktu long wiken 15 – 18 Nopember 2012 lalu. Acara mbolang ini sudah kami [Saia, Una, Mas Stumon dan Mbak AL] rencanakan cukup lama. 

Awalnya kami kompak pengen ngalami the real life berada di alam bebas, yaitu kemping di Kaki Merbabu. Tapi, haluan terpaksa berubah total karena si “monyet” stumon menuju habitat baru di belantara Kalimantan. Dan kebersertaan saya pun sempat akan gagal, tapi jurus sakti persuasif Mbak AL dan sebuah permit excuse dari Yogyakarta pun akhirnya membuat saya nekad berangkat mbolang dengan resiko harus siap marathon lembur kerjaan.

Jadi inilah sekilas reportase Dieng: Mbolang Terlama diperjalanan dalam Sejarah[ku], antara iya dan tidak jadi berangkat, Alhamdulillah akhirnya nekad DEAL no matter what happen si Ririe ndableg itu tetap membulatkan tekadnya untuk mbolang. Jadinya baru bisa start berangkat sekira jam 18.30 WIB sehingga sukses ketinggalan Bis Banyuwangi-Jogya untuk trip terakhir. Last option, saya harus siap mengambil rute ‘mampir’ Surabaya dulu baru naik Bis jurusan Jogya. Perjalanan long wiken dijamin over loaded, setiba di Bungurasih luapan penumpang sudah memadat mulai dari station kedatangan bis [saking mbludhaknya sehingga penumpang tak hanya stand by di terminal keberangkatan]. 
Pesona wisata Dataran tinggi Dieng
Tracking Bukit Sikunir
Danau Cebong di Kaki SIkunir
View (background) Danau Cebong
Tak luput crowded pun terjadi sepanjang perjalanan, waktu tempuh pun menjadi super lemot jaya. Saya baru tiba di Surabaya sekitar jam 03.00 dan melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta ba’da shubuh yang Alhamdulillah dapat bis Ekonomi full AC [nunggu bis patas tidak jelas akan berapa lama lagi karena dari info yang beredar banyak armada bis yang disewa untuk wisata]. Dengan tarif murah meriah Rp. 37.000,- selamat sampai di Yogyakarta jam 13.00 WIB. Nah bisa deh dihitung untuk jarak Sby-Yogya yang biasanya berkisaran 7 jam, jadi molor hingga 10-an Jam !

Sesampai di Yogya, mendapatkan info updet dari Una dan Mbak Alaika [yang berangkat dari Bandung] mengabarkan baru akan tiba di Wonosobo sekira jam 19.00 WIB. Lha ketimbang saya bengong melongo kayak turis kehabisan dollar karena kelamaan nunggu Una dan Mbak AL datang dan demi efisiensi tenaga, Saya pun memutuskan tidak langsung berangkat ke Wonosobo dan memilih alternatif by travel untuk melanjutkan perjalanan dari Yogyakarta. Jadwal travel ke arah Wonosobo yang masih tersedia kala itu adalah jam 16.00 WIB. Yaaa...ada waktu tunggu 3 Jam setelah tiba di terminal Yogyakarta, bisa untuk cuci muka, sholat dan makan serta santai sejenak meluruskan kaki setelah duduk berkelamaan dalam bis dari Banyuwangi – Yogyakarta.

Perjalanan menuju Wonosobo berjalan normal, sempat sebentar mengalami jalur padat merayap ketika masih berada di ruas jalan Yogyakarta. Ketika sudah berada diluar kota, kepadatan lalu lintas mulai normal. Dan alokasi waktu menuju Wonosobo pun tidak mengalami kemoloran, tiba di terminal Wonosobo [yang kami sepakati sebagai meeting point] sekitar jam 19.30 WIB. Ternyata Mbak AL dan Una sudah tiba setengah jam lebih dulu.  Sempat celingak-celinguk nyariin posisi mereka, dan ternyata lokasi penantian Mbak AL dan Una di gerbang keluar terminal sedangkan saya di pintu masuk terminal Wonosobo. Aseli terminalnya bueasarr tapiii lengang. Bisakan dibayangin kalau saya kelamaan di terminal sepi sunyi lengang sendirian berkelamaan...hiiii bisa diculik sesuatu lho? #Alay kumat!

Cipika-cipika, ketawa-ketiwi dan nggedabrus sana-sini pun mewarnai pertemuan saya dengan Mbak AL dan Una, sembari menunggu sesosok makhluk manis Idah Cerish yang ternyata bersedia bergabung untuk menikmati little adventure kami. Dan berkat beliaulah, akhirnya dapat rent car yang bersahabat baik harga sewanya maupun Mas Guide-nya, untuk durasi 24 jam sudah paket bersih. Maksudnya BBM de-el-el sudah include dalam harfa sewa tersebut. Karena waktu semakin merayap ke malam dan dingin udara semakin turun suhunya, kami pun langsung menuju ke Dieng dengan tujuan agar esoknya bisa ngejar the view of sun rise from Si Kunir.
jelajah wisata Dieng


Sinar sunrise nan elok di sikunir
Fase-fase Sunrise di Sikunir
Dalam OTW ke Dieng, kami sempat wis-was karena dikabari jika home stay yang sudah jadi destiny penginapan ternyata dialihkan pada orang lain. Maklum kedatangan kami too late sehingga melampui DL dari sang pemilik home stay. Bisa kacau bin galau pastinya jika sesampai di Dieng kami gak dapat home stay, empat bidadari ini bisa terlantar kan? 

Mbak AL dengan Laxy imutnya dan Una dengan gadgetnya pun segera bersurfing untuk mencari alternatif penginapan lainnya dan hasilnya mencengangkan: Semua penginapan yang ada di jalan utama telah penuh! Finally, seseorang dari penginapan yang ditemukan Una dari hasil browsingnya menjanjikan akan mencarikan alternatif homestay yang agak jauh dari jalan utama. Dan Alhamdulillah si Mr. X tersebut really kind  menepati janjinya hingga berhasil mendapatkan sebuah kamar di homestay Mawar Putih.
Setiba di home stay dan bongkar muatan bag packer, saya nekad untuk mandi meski waktu menunjukkan pukul sepuluh malam lewat. Lha mandi terbaru saya kan sudah 26 jam lalu, toh tingkat kedinginannya masih bisa saya tahan jadi why not take shower for about ten  minutes ? Dingin air dan udara memang masih bisa berkompromi, tapi ketika angin berhembus [lha kamar mandinya kebanyakan lubang angin]...maka tak ayal lagi brbrbrrrrrr.....acara mandi pun dipersingkat lagi alias mandi bebek deh. Tapi masih menidngan kan daripada Una dan Mbak AL yang gak mandi tuh.....#sssttt, ini rahasia semoga Una dan Mbak AL gak mbaca.

Sedari check in, si Ibu pemilik homestay sudah memberikan wacana jika hendak mengabadikan sun rise di puncak si Kunir maka kami harus siap untuk start go jam 04.00 ting tong ! Tak ayal, kami ber-empat pun berlomba menyetel alarm. Dan  maapin Akyu ya buat tiga teman mbolangku, alarm si Ririe bikin keributan paling awal yaitu jam setengah tiga dan si mepunya teuteup asyik melanjutkan tidurnya. Lha orangnya sudah terkondisikan dengan alarm berlapis [set up alarm memang sudah berjeda 30 menit] jadi apal bunyi alarm pertama itu baru warning untuk bangun. Hehehehe....
Ketemu Turis Belanda dengan Tas Dora-nya
Setelah prepare secukupnya, dan tebak perlengkapan siapa yang paling lengkap? Iyaappp, Una....dia sedia jas hujan dan bahkan tas cangklongnya pun berbahan plastik. Perhitungan cuaca di musim hujan juga sudah masuk dalam daftar Idah Cheris sehingga dia bawa payung lho?. 

Dan saya? Nothing....mind set saya ya jalan-jalan biasanya. #Parah banget! Hanya satu yang missed dibawa yaitu lampu sorot alias senter. Padahal acara jelajah di alam bebas kan butuh banget penerangan selama perjalanan masih gelap. Oke, dengan perlengkapan seadanya Show MUST GO ON....jam empat kurang sedikit, kami pun berangkat. Sempat nyasar sedkit sey, tapi sekira setengah jam sampai juga di Desa Sembungan, yang konon kabarnya merupakan desa tertinggi di Pulau Jawa, yaitu ± 2500 mdpl. Nah, Bukit Sikunir terletak di desa Sembungan.
Sesi 'Ngrumpi' di Sikunir
Memasuki kawasan Bukit Sikunir, ada HTM-nya jika gak lupa per orang sepuluh ribu [sudah include untuk kunjungan ke Kawah Sikidang]. Mobil pun parkir manis di dekat danau cebong yang tak kalah menawanya dan Taraaa...ternyata buanyak yang bertujuan sama ke Sikunir sehingga bisa nunut di belakang mereka yang bawa lampu sorot tuh jadi gak masalah dengan kegelapan sisa malam. Jalur menuju lokasi penampakan view sun rise juga jelas jadi no problem lah untuk urusan alur titiannya. Yang sedikit masalah adalah ngos-ngosan jalan kaki dengan medan menanjak. 

Saya dan Mbak Al sempat break 3 kali, sedangkan Una melaju dengan ilmu meringankan tubuhnya. Dan Idah...maaf, dia berada paling belakangan deh. #dasar gak setia kawan ya? Butuh waktu 30an menit berjalan kaki untuk sampai lokasi sun rise-nya. Setiba di sana sudah padang jingglang dan  beberapa menit kemudian sang mentari pun menampakkan semburatnya dengan cerah ceria. Satu kata yang bisa saya sebutkan: Kereeen.....

“ Mungkin bagi kebanyakan orang akan bilang kita ini cari susah ya? Jalan kaki dengan medan yang sulit hanya untk lihat matahari terbit “ celoteh Mbak Alaika sambil menikmati panorama si kunir. Tapi kami sepakat, this is the amazing of adventure: sulitnya medan adalah tantangan yang menggairahkan dan keindahannya adalah jika kita bisa melampui aneka kesulitan dalam perjalanan adventure tersebut. Mungkin yang namanya sun rise prosesinya memang sama dimana-mana, tapi sensasi keindahannya akan lebih mentakjubkan lagi manakala kita mendapati munculnya sun rise setelah melalui tantangan alam yang bisa dibilang sulit #sok petualang sejati deh!
Menikmati kehangatan mentari pagi di bukit sikunir
Hampir dua jam kami spending time di Sikunir, menikmati hasil pencapaian pendakian yang lumayan menguras tenaga kami yang waktu berangkat tanpa sarapan. Kebetulan ada yang jualan minuman panas, maka klop-lah menyempurnakan keluarbiasaan berada di Sikunir dengan selingkup udara yang masih dingin. 

Tak lupa berfoto ria penuh semangat dengan aneka gaya pun kami lakukan sampai Camdig saya lowbat #PLAKKK... Pose Una yang bergaya sok Bule Belanda yang lugu, Mbak AL yang jadi kloning patung pancoran, Idah yang khas berekspresi mecucunya, dan saya dengan dengan style anggun ber-slayer eh...selendang ding kayak Kajol tuh. Dan the top scene adalah poto bareng dengan bule kece dari Perancis Hahahhaa.....[yang sudah dipamerin oleh Idah dan Una di reprotase mereka].
Meet Up dengan Turis Bule dari Perancis
Meet Up dengan 5 Turis Bule dari Perancis
Then, jam 9 an kami pun bersiap turun dan lanjut ke Kawah Sikidang, Komplek Candi Arjuna, Museum dan Telaga Warna as the end of journey at Dieng Plateu Demikian reportasi Sikunir dari Mbolang Terlama diperjalanandalam Sejarah[ku]. So, does any one desire to take this trip?
Pict by Idah: Penampakan Danau Cebong [di dekat parkiran mobil] 






53
Share
Newer Posts Older Posts Home
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan JANGAN PERNAH MENYERAH UNTUK MENCOBA. ~ Ali Bin Abi Thalib

My photo
Ririe Khayan
Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com
View my complete profile
  • Cara Cepat dan Aman Mematikan Ikan Lele
    Ikan dan Belalang (berdasarkan ajaran agama yang saya anut) termasuk jenis [bangkai] hewan yang halal untuk dimakan. Tapi tidak berarti k...
  • Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ?
    Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ? Bagi orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan atau lokasinya masih berdampingan al...
  • Brand Susu Untuk Kesehatan
    Jika ada pertanyaan: Sehat ataukah sakit yang mahal harganya? Bismillahirrahmaanirrahiim , kalau menurut saya, secara ‘value’ kondisi se...
  • Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online
    Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online . Sebenarnya persyaratan dan alur pembuatan proses secara langsung ( walk i...
  • Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil
    Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil . Jika Anda sedang berusaha punya anak, menunggu kapan Anda resmi ...
  • Lima Cara Mengaktifkan (Kembali) Google Adsense yang Diblokir
    Sebaiknya dikesampingkan dulu bila ada yang beranggapan Akun GA di Banned, tak bisa diaktifkan.  (Ternyata) Google Adsence Bisa Aktif  Kem...
  • Panic attack Ketika Terkena HERPES Zoster
    P anic attack Ketika Terkena HERPES Zoster . Mendengar kata HERPES, bisa jadi sebagian orang langsung tertuju pada nama penyakit yang satu ...
  • Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin
    Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin   .Mungkin kita pernah mendengar peristiwa keracunan sete...
  • Contact Me
    Memuat... Jika tertarik untuk menempatkan advertorial, review product atau bentuk kerja sama lainnya di Blog saya, silahkan kontak mela...
  • Serunya Mudik Naik Kereta Api Probowangi
    Usai long wiken Idhul Adha...jadi ngayal kalau tiap bulan ada long wiken 4 hari gitu pasti indah sekaliiiii...... #Plakkk [digampar klomp...

Blog Archive

  • ▼  2024 (3)
    • ▼  December (1)
      • Manfaat Penting Bermain Untuk Anak-Anak Usia Pra S...
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2022 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2021 (45)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (6)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2020 (43)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2019 (35)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (2)
    • ►  March (7)
  • ►  2018 (49)
    • ►  December (5)
    • ►  November (11)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (5)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (51)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (6)
    • ►  February (7)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (73)
    • ►  December (5)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (10)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (12)
  • ►  2015 (118)
    • ►  December (12)
    • ►  November (12)
    • ►  October (11)
    • ►  September (11)
    • ►  August (12)
    • ►  July (8)
    • ►  June (8)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2014 (60)
    • ►  December (1)
    • ►  November (4)
    • ►  October (6)
    • ►  September (5)
    • ►  August (3)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ►  March (11)
    • ►  February (10)
    • ►  January (8)
  • ►  2013 (90)
    • ►  December (7)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  July (5)
    • ►  June (8)
    • ►  May (9)
    • ►  April (5)
    • ►  March (13)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (126)
    • ►  December (6)
    • ►  November (5)
    • ►  October (14)
    • ►  September (10)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (11)
    • ►  May (12)
    • ►  April (12)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (10)
  • ►  2011 (69)
    • ►  December (11)
    • ►  November (11)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (9)
    • ►  July (7)
    • ►  June (18)
    • ►  May (5)
Ririe Khayan is an Intellifluence Trusted Blogger

Juara LBI 2016

Juara LBI 2016
facebook twitter youtube linkedin Instagram Tiktok

Labels

Advertorial Aneka Kuliner Article Blog Award Book Review Contact Me Disclosure English Version Fashion Fiksi Financial Gadget Give Away Guest Post Info Sehat Informasi Inspiring Lifestyle Lomba Love Story My Diary My Poems Opini PR PerSahabatan Pernik-Pernik Renungan Review Skincare Technology Traveling True Story UMKM Visit Who Am I? Writing For Us banner parenting




Copyright © 2019 Kidung Kinanthi

installed by StuMon