Sebenarnya ada banyak jenis minuman dengan keunggulan bisa memberikan rasa hangat di badan dan sekaligus sebagian besar terbukti memiliki manfaat kesehatan dan sudah ngetrend sejak jaman nenek moyang kita. Bukankah, Rempah-rempah pula yang menjadi primadona pemikat bangsa Eropa untuk datang dan berdiam berabad-abad di bumi Nusantara ini.
Musim hujan yang akrab dengan hawa dingin menyelimuti segenap lapisan udara, menjadi fenomena rutin di penghunjung dan awal tahun. Hawa dingin periode kali ini bagi saya terasa meningkat levelnya hingga tulang rusuk semenjak berada di Bandung. Bismillahirrahmaanirrahiim ceritanya neh, dari Januari sampai Bulan Mei ini saya akan menjadi penduduk tidak tetap di Bandung.
Walaupun ini bukan kali pertama saya ke Bandung, tapi hal pertama yang kali ini sukses menarik keperdulians aya adalah suhu udaranya. Lha wong tidak hujan saja udara di Bandung sudah dingin, apalagi saat hujan turun dan berkepanjangan dengan ritmis yang tak kunjung tiris hingga malam. Selimut, kaos kaki dan no AC, lumayan lah bisa membantu melapisi tubuh dari tamparan udara dingin.
“ Justru minggu-minggu ini kami mulai merasa udara di Bandung tidak dingin, tapi cenderung gerah “, demikian kata beberapa Widya Iswara yang mengajar Diklat. Mereka sepakat jika udara Bandung sudah beralih menjadi gerah.
Ya sudahlah, dingin udara ini pun mengajak saya untuk mendaftari jenis-jenis minuman tradisional yang memiliki kemanfaatan (salah satunya) bisa menghangatkan badan. Minuman berbahan lokal dan tidak sulit untuk ditemukan kemudian di ramu menjadi minuman dengan citarasa yang unik dan membakar tubuh. Berikut 9 Jenis Minuman tradisional yang bisa menghangatkan tubuh yang saya ketahui :
1. Wedang uwuh, merupakan minuman yang berasal dari Yogyakarta juga, tepatnya Imogiri, Bantul. Secara artian leksikal, wedang uwuh memiliki arti sampah. Bisa dimaklumi, karena semua bahan disajikan jadi satu gelas dengan air yang panas. Adapun bahan-bahan yang disebut “sampah” tersebut adalah Cengkeh+ Bunga +daun +batang cengkeh, Kayu Secang, Pala +daun Pala, Kayu Manis, akar Sereh, Daun Sereh Kapulaga dan batu yang direbus jadi satu dan disajikan dalam keadaan kemebul panasnya.
1. Wedang uwuh, merupakan minuman yang berasal dari Yogyakarta juga, tepatnya Imogiri, Bantul. Secara artian leksikal, wedang uwuh memiliki arti sampah. Bisa dimaklumi, karena semua bahan disajikan jadi satu gelas dengan air yang panas. Adapun bahan-bahan yang disebut “sampah” tersebut adalah Cengkeh+ Bunga +daun +batang cengkeh, Kayu Secang, Pala +daun Pala, Kayu Manis, akar Sereh, Daun Sereh Kapulaga dan batu yang direbus jadi satu dan disajikan dalam keadaan kemebul panasnya.
2. Minuman Sekoteng masih ada hubungan kedekatan dengan wedang uwuh dan ronde karena merupakan minuman yang asalnya dari Jawa Tengah. Bahan utamanya adalah jahe dan serai yang dikombinasikan dengan kacang tanah digoreng snagrai, potongan roti tawar, kolang-kaling, dan bahan lainnya (pandan, kacang hijau, mutiara cina) dan tentu saja gula secukupnya. Semua bahan direbus hingga mendidih dan disajikan saat masih panas sehingga kekhasan rasa “hangat”nya mantab deh.
3. Purwaceng merupakan minuman yang berasal dari tanaman serupa perdu yang habitatnya di daerah Dieng Wonosobo, sebuah destinasi wisata di daerah Wonosobo yang sangat hits. Bagi yang baru mendengar namanya memang agak terdengar ganjil, setidaknya saya merasa demikian saat ditawari minuman Purwaceng ketika rehat di sebuah warung yang tak jauh dari Kawah si Kidang kala itu.
Sebenarnya tanaman Purwaceng ini sudah lama dijadikan minuman juga sebagai lalapan kalau masih segar. Purwaceng yang dijadikan minuman ini melalui proses pengeringan kira-kira selama 2 hari, kemudian di rebus dan dihidangkan saat panas juga. Sebagian besar orang mengenal Purwaceng ini sebagai minuman ala-ala viagra, tapi khasiat lainnya juga banyak sekali antara lain menghilangkan masuk angin, untuk stamina tubuh, mengurangi pegal linu, konon katanya bisa juga untuk obat cacing, antibakteri dan anti kanker. Pada perkembangannya, Purwaceng saat ini sudah dimodifikasi dalam berbagai bentuk kemasan dan di modifikasi dengan bahan-bahan lain, semisal Jahe, pinang, ginseng, juga kopi.
4. Wedang Ronde, Pertama kali kenal minuman Wedang Ronde ini saat masih kuliah di Surabaya. Saya sempat berkomentar kala itu, “ minuman apa ini, kok kayak ada kleponnya ?”. Setelah sekian tahun kemudian, saya pun tahu jika minuman yang tenar dengan nama Wedang ronde tersebut ternyata asli Yogyakarta. Bulatan yang serupa bakso terbuat dari tepung beras ketan, wajarlah kalau teksturnya kenyal-kenyil. Komposisi bahannnya sebenarnya tidak rumit kok. bulatan tepung ketan, kacang tanah di goreng sangrai, gula pasir + gula merah secukupnya, batang serai dimemarkan, jahe dimemarkan. Campuran bahan-bahan tersebut direbus dan biasanya disajikan ketika masih panas. Makin mantaplah rasanya hangat wedang ronde kala dinikmati di malam hari aau ketika udara semriwing dingin.
5. Wedang bajigur ini juga dikenal sebagai minuman penghangat walaupun tak sehangat wedang uwuh atau ronde (yang menggunakan bahan jahe dan serai). Bajigur terbuat dari kopi hitam, santan, gula jawa, gula pasir, garam dan daun pandan. Cara pembuatannya juga simple, semua bahan direbus hingga mnedidih dan lebih nikmat disajikan saat masih panas juga.
6. Wedang secang ini kalau di Sleman kerap disajikan di Hari Jum’at saat senam bersama. Bahan utamanya kayu secang, jadilah warnanya merah-merah agak orange gettu deh. Meskipun tergolong minuman yang memiliki daya penghangat, wedang Secang ini juga cocok untuk diseruput saat habis olah raga.
7. Bandrek sepintas mirip Bajigur, tapi komposisi bahanya lebih banyak dan variatif, yaitu jahe, sereh, cengkeh, daun pandan, susu, gula merah/pasir secukupnya. Bagi orang Tasik dan Bandung, Bandrek ini minuman primadona, terlebih jika udara di Bandung meningkat statusnya dinginnya. Maka minum Bandrek bisa membuat hawa dingin berganti suasana yang penuh kehangatan.
8. Teh Porong jahe minjer. Nah kalau minuman ini sih merupakan hasil ola dan rekayasa campur yang kekinian. Jadi, sebenarnya minuman ini adalah campuran antara the, jahe, daun mint, jeruk nipis dan gula batu yang disajikan dalam wadah berbentuk semacam teko tapi lebih dikenal nama porong (lurik-lurik). Minuman ini saya temu saat mampir makan siang bareng teman-teman setelah dari safari pendataan UKM.
9.Bir plethok Bir plethok, dari namanya mengesankan ada unsur alkoholnya ya? Padahal minuman asal Betawi terbuat dari bahan-bahan alami, semiripan dengan wedang uwuh yaitu : Jahe, kayu secang, kayu manis, kapulaga, cengkeh, serai, daun jeruk, daun pandan, buah pala dan bahan pelengkap (gula pasir, gula merah dan garam sedikit). Minuman Bir plethok ini umumnya juga disajikan dalam keadaan masih panas.
Sudah familiar kan dengan semua nama-nama minuman tradisional yang memiliki keistimewaan bisa menjadi teman yang hot kala udara sedang menurunkan temperaturnya. 9 Nama minuman tradisional yang saya sebutkan di atas bau sebagian kecil dari kekayaan alam yang bisa diracik menjadi minuman penghangat badan.
Jenis-jenis minuman yang awal muasalnya merupakan ramuan rempah-rempah dan di era modern ini sudah banyak tersedia dalam bentuk siap minum seperti model celup, seduh, instant. Yang cara penyajiannya sangat mudah dan cepat yaitu dengan diseduh air panas, asli pas banget dinikmati saat hujan rintik-rintik sambil ngemil pisang goreng.
Alhamdulillah, stock logistik di rumah (sebelum berangkat ke Bandung) ternyata masih ada persediaan 3 jenis minuman berbahan rempah : Teh Purwaceng, wedang uwuh dan sekoteng. Jenis-jenis minuman yang awal muasalnya merupakan ramuan rempah-rempah dan di era modern ini sudah banyak tersedia dalam bentuk siap seduh. yang diseduh dengan air panas, asli pas banget dinikmati saat hujan rintik-rintik sambil ngemil pisang goreng.
5. Wedang bajigur ini juga dikenal sebagai minuman penghangat walaupun tak sehangat wedang uwuh atau ronde (yang menggunakan bahan jahe dan serai). Bajigur terbuat dari kopi hitam, santan, gula jawa, gula pasir, garam dan daun pandan. Cara pembuatannya juga simple, semua bahan direbus hingga mnedidih dan lebih nikmat disajikan saat masih panas juga.
6. Wedang secang ini kalau di Sleman kerap disajikan di Hari Jum’at saat senam bersama. Bahan utamanya kayu secang, jadilah warnanya merah-merah agak orange gettu deh. Meskipun tergolong minuman yang memiliki daya penghangat, wedang Secang ini juga cocok untuk diseruput saat habis olah raga.
7. Bandrek sepintas mirip Bajigur, tapi komposisi bahanya lebih banyak dan variatif, yaitu jahe, sereh, cengkeh, daun pandan, susu, gula merah/pasir secukupnya. Bagi orang Tasik dan Bandung, Bandrek ini minuman primadona, terlebih jika udara di Bandung meningkat statusnya dinginnya. Maka minum Bandrek bisa membuat hawa dingin berganti suasana yang penuh kehangatan.
8. Teh Porong jahe minjer. Nah kalau minuman ini sih merupakan hasil ola dan rekayasa campur yang kekinian. Jadi, sebenarnya minuman ini adalah campuran antara the, jahe, daun mint, jeruk nipis dan gula batu yang disajikan dalam wadah berbentuk semacam teko tapi lebih dikenal nama porong (lurik-lurik). Minuman ini saya temu saat mampir makan siang bareng teman-teman setelah dari safari pendataan UKM.
9.Bir plethok Bir plethok, dari namanya mengesankan ada unsur alkoholnya ya? Padahal minuman asal Betawi terbuat dari bahan-bahan alami, semiripan dengan wedang uwuh yaitu : Jahe, kayu secang, kayu manis, kapulaga, cengkeh, serai, daun jeruk, daun pandan, buah pala dan bahan pelengkap (gula pasir, gula merah dan garam sedikit). Minuman Bir plethok ini umumnya juga disajikan dalam keadaan masih panas.
Sudah familiar kan dengan semua nama-nama minuman tradisional yang memiliki keistimewaan bisa menjadi teman yang hot kala udara sedang menurunkan temperaturnya. 9 Nama minuman tradisional yang saya sebutkan di atas bau sebagian kecil dari kekayaan alam yang bisa diracik menjadi minuman penghangat badan.
Jenis-jenis minuman yang awal muasalnya merupakan ramuan rempah-rempah dan di era modern ini sudah banyak tersedia dalam bentuk siap minum seperti model celup, seduh, instant. Yang cara penyajiannya sangat mudah dan cepat yaitu dengan diseduh air panas, asli pas banget dinikmati saat hujan rintik-rintik sambil ngemil pisang goreng.
Di jaman yang serba modern dengan life style yang kian gemerlap, kenapa juga membuang membeli mahal untuk mendapatkan minuman penghangat tubuh, jika di sekitar kita tersedia sekampiun mimuman herbal nan alami plus menyehatkan. Toh tak berarti kita jadi sosok yang kuno lho kalau kembali membudayakan untuk gemar minum minuman hangat hasil ramuan rempah bumi pertiwi. Selain murah meriah, mudah menyajikannya dan menyehatkan.
Meski hujan melebat, udara dingin mengikat tulang belikat, kenapa kita tak memilih sederet minuman khas Indonesia seperti yang saya contohkan di atas agar aktifitas sehari tetap panas dan stamina membara.