Eksplorasi Taman Nasional Baluran merupakan sekuel lanjutan seusai jelajah Pesona Wisata Kawah Ijen yang berbonus Berkenalan dengan Hypothermia. Iyalah, mumpung masih di Banyuwangi dan ada teman mbolang jadi low budget dunk untuk mencapai lokasi Baluran dan Bama yang sudah merupakan tujuan wisata alam skala Internsional, lha bule-bule sudah berseliweran di sana jika musim-musim liburan di negaranya sedang berlangsung. Kembali Bismillahirrahmaanirrahiim saya perlu merevisi pengetahuan karena sebelumnya saya sedemikian yakin kalau Baluran itu masih berada di kawasan Banyuwangi. Beginilah jika sewaktu sekolah males dengan pelajaran pada chapter peta-peta buta. Lha ternyata Taman Nasional Baluran termasuk dalam wilayah Kabupaten Situbondo. #semoga Guru Geografi saya gak mbaca tulisan ini!.
|
Lanscape Savana Bekol |
Adapun rute untuk mencapai kawasan TN Baluran ini, adalah:
1. Bali – Gilimanuk – Ketapang – Batangan – Bekol = + 171 KM.
2. Surabaya – Situbondo – Batangan – Bekol = + 267 KM
3. Banyuwangi – Batangan – Bekol = + 47 KM
4. Bekol – Pantai Bama = + 3 KM
Karena posisi saya kebetulan jadi ekspatriat di Banyuwangi, sehingga saya cukup start dari Banyuwangi dan butuh waktu sekira 1,5 jam untuk tiba di Bekol. Rute perjalanan Batangan – Bekol – Bama, Ahamdulillah jalannya terkombinasi Aspal dan Hotmix dengan kondisi sebagian rusak gettu deh. Meski demikian, untuk menikmati eksotisme Baluran hingga Bama, totally jalurnya lebih friendly. Gak perlu bercapek ria menempuh rute jalan kaki yang serba menanjak. Untuk rute yang rusak paling parah ya mungkin bisa membuat Ibu-ibu yang hamil 8 – 9 bulan bisa melairkan lebih cepat dari prediksi dokter-lah.
Untuk masuk ke TN Baluran, dikenakan retribusi yang murah meriah yaitu Rp. 2.500,- per orang dan Rp. 6.000,- untuk kendaraan roda empat. Sebenarnya agar bisa lebih leluasa meng-Eksplorasi Wisata Alam Baluran bisa dilakukan dengan berbagai aktifitas wisata antara lain:
- Hiking, yaitu mendaki gunung Baluran yang memiliki ketinggian 1.247 mdpl, sekaligus bisa menyusuri kaldera sepanjang + 600 meter menuju sumber air Kacip yang selalu mengalir sepanjang tahun.
- Tracking, yaitu penjelajahan menyusuri hutan melewati berbagai tipe vegetasi sehingga bisa mengamati lebih seksama jenis-jenis flora dan fauna.
- Birdwatching, merupakan aktifitas yang akan memanjakan bagi para pengamat burung karena koleksi keragaman jenis burung mencapai + 189 jenis aves.
- Fotografi juga aktifitas yang kehabisan obyek untuk di capture karena Eksotisme alam dengan luasnya padang savana dan kehidupan liar serta perilaku bermacam jenis satwa.
- Snorkling, Diving dan Canoing, bisa melengkapi pengalaman dalam meng-Eksplorasi Wisata Alam Baluran khususnya untuk potensi di Pantai Bama.
- Pengamatan Satwa, yang bisa dilakukan dari menara pandang ataupun saat melintasi jalur Bekol – Bama, baik dengan jalan kaki maupun berkendaraan.
|
Rute Bekol-Bama |
Saat itu, kami tiba di Baluran jam sekitar jam 4 sore dan Point target eksplorasi kami di Baluran adalah padang Savana Bekol dan Pantai Bama. Dan planning kami adalah bermalam di salah satu penginapan yang berlokasi di tepian Pantai Bama. Karena itu pengaturan jadwal memang kami sengaja tiba di TN Balurang jelang sore dan langsung menuju arah Pantai Bama dan tentu saja dengan menikmati pemandangan savana Bekol yang tak kalah mempesonanya dengan Padang Savana-nya Afrika.. Latah ikutan teman-teman yang sudah terlebih dulu ber-eksplorasi di kawasan Baluran dan sekitarnya, yang rata-rata mengatakan jika Bekol tidak kalah amazingnya dengan Kilimanjoro.
|
Aneka jenis Flora TN Baluran |
Sepanjang jarak tempuh menuju Pantai Bama, kami bisa menikmati ke-eksotisan panorama alam yang terhampar seluas 25 ribu hektar dimana 40%nya merupakan ekosistem savana alami dan terluas di Pulau Jawa. Kanan-kiri sepanjang jalan terhampar pemandangan aneka ragam flora, dari yang berjenis perdu hingga pohon-pohon tinggi dan besar mirip-mirip di film Twilight Saga atau Lord of the Rings tuh. Mungkin karena kelengkapan jenis tumbuhan yang ada di Baluran ini sehingga ada pula yang menyebut Baluran sebagai miniatur hutan Indonesia.
|
Jalur Evergreen: saat melintas senja dan siang hari |
Di rute Batangan – Bekol ini pula terdapat jalur evergreen sepanjang kurang lebih 1 Km, yaitu jalur yang selalu hijau sepanjang tahun. Jika ingin membuktikannya, silahkan datang di musim kemarau panjang dan tak perlu shock jika di jalur Evergreen Anda merasakan fenomena kesejukan karena aneka vegetasinya tetap menghijau tak ubahnya di musim hujan. Selama menempuh jalur Batangan – Bama, sesekali ada penampakan burung merak, kijang dan yang paling sering adalah kawanan kera, seakan ingin say hello pada 7 bidadari yang sedang melintas, heheheheee.....
Demi menikmati pesona tiap inchi di sepanjang perjalanan, sehingga kami tiba di Pantai Bama hampir jam lima. Sesampai di Bama, kami langsung bongkar perbekalan untuk dipindahkan ke Cottage yang sudah kami pilih, dengan harga sewa Rp. 150.000,- semalam, fasilitasnya: 1 kamar tidur, 1 kamar mandi dan ruang tamu. Otomatis pak sopir tidurnya di mobil dan kami bertujuh tidur menyebar, ada yang dikamar, digelaran kasur dan di kursi. Fasilitas lainnya adalah Lampu penerangan [dengan pembangkit Genset] hanya akan menyala jam 6 – 11 malam. Aneka gadget untuk Online otomatis terputus dari jangkauan koneksi dan for a day menikmati indahnya “kesepian” hidup dari peradaban teknologi.
|
Lokasi Homestay |
Untuk persiapan selama menginap di Bama, kami prepare ala anak pramuka yang sedang berkemah. Jadi kami membawa peralatan memasak standar, mulai dari kompor parafin, panci, wajan sampai piring serta sendok. Untuk bahan makanan, selain aneka snack dan roti, kami juga membawa bahan makanan yang siap serta cepat dimasak: ikan dalam kaleng, sosis, bubur siap saji, dan mie instant! Dan kami sempat dibuat terkejut saat berjibaku memindahkan perbekalan dari mobil, aroma makanan yang kami pindahkan ternyata menarik perhatian komunitas monyet yang buanyakkkk di sekitar penginapan. Karenanya selama kami menginap di Pantai Bama, harus full attention pintu dan jendela serba tertutup statusnya, sedikit saja lengah maka jangan shock jika perbekalan bakal ludes dengan sukses di ganyang para monyet. Lha minuman cereal yang ditinggal sebentar saja diluar langsung disamber habis oleh kawanan monyet.
Ketika malam menjelang, alangkah mempesonanya menikmati suasana di tepi pantai Bama dengan siraman cahaya purnama yang dilengkapi hembusan angin sepoi-sepoi serta deburan ombak yang hilir mudik menciumi pantai. Ngobrol ngalor – ngidul hingga mengabaikan rasa lelah akibat prosesi ke kawah Ijen tidak terasa lagi. Hingga jelang tengah malam, dimana hembusan angin semakin lembab dan rasa kantuk menyerang, barulah kami bergegas masuk penginapan. Sebagai sekilas info, jangan lupa membawa lotion anti nyamuk agar keasyikan kita tidak terpecah oleh gigitan nyamuk-nyamuk yang super ganas.
|
Pantai Bama |
Kejadian yang sama berulang lagi seperti saat mbolang ke Sukamade dan Kawah Ijen, pada terbangun sebelum setting waktu yang di sepakati. Jam 3 dini hari sudah mulai heboh ada yang terbangun karena alarm dari HP saya sudah bernyanyi tiada henti. Setelah sholat shubuh dan bikin minuman penghangat tubuh, kami pun keluar menikmati pemandangan sun rise di Pantai Bama. Sayangnya langit sedang berawan sehingga penampakan mentari tidak bisa tampak penuh. Meski demikian, pemandangan pagi hari tetap eksotis dan memberikan nuansa yang khas penuh kesejukan.
|
Lokasi Menara Pandang |
Dan sekitar jam 7, kami pun berangkat menuju Savana Bekol. Karena waktu yang ideal jika ingin melihat aneka satwa yang menghuni TN Baluran adalah pagi atau sore hari. Jika kita lucky, di sepanjang jalur Bama – Bekol, kita bisa melihat penampakan burung merak, kijang, banteng, ayam hutan merah/hijau, kangkareng, kera dan rangkong. Dan Alhamdulillah, saat kami melintas yang “berani” muncul hanya kawanan kera, burung merak. Demi melihat TN Baluran secara lebih luas, kami pun menuju MENARA PANDANG yang terletak di atas bukit, tepat di belakang Pos Bekol. Di situ juga di sediakan alat teropong untuk bisa melihat secara menyeluruh lanscape Savana Bekol yang menghampar dengan luas +300 ha rerumputan menghijau [dari total 10.000 ha luas savana di Baluran yang merupakan hamparan savana terluas di Pulau Jawa], berpagar pepohonan besar-besar di sisi tepian serta barisan gunung Baluran serta diiringi samar-samar suara ombak memecah pantai dari arah Pantai Bama, sungguh sketsa alam yang memorable.
|
Another view from Menara Pandang |
Harapan saya sih pengen melihat macan tutul, tapi kok ya sampai jam 9 nongkrong di Menara Pandang tetap juga gak melihat kemunculan binatang langka tersebut. Akhirnya kami balik lagi ke penginapan di Pantai Bama, untuk mengisi perut yang sudah keroncongan. Tentu saja kami harus memasak dulu secara gotong royong, masak ramai-ramai untuk disantap bareng dan cuci piring serta perlengkapan memasak pun berkolaborasi. Semakin beranjak siang, suasana di Pantai Bama semakin ramai karena Hari Minggu sehingga banyak rombongan yang berwisata keluarga. Selain itu, ada juga rombongan anak sekolah yang camping tak jauh dari lokasi penginapan [terdapat lokasi camping ground]. Untuk wisata pantainya sendiri tersedia Snorkling, diving dan canoing. Potensi pemandangan bawah airnya juga tak kalah menakjubkannya dengan aneka terumbu karang dan ikan hias, demikian cerita si Noe dengan ekspresi sumringahnya karena dia satu-satunya yang berani Snorkling sendirian.
|
Jalur Mangrove |
Sebelum meninggalkan kawasan pantai Bama, kami masih mampir ke jalur mangrove yang berada di selatan Pantai Bama. Terdapat jembatan yang membelah hutan mangrove sehingga kami bisa melihat potensi vegetasi mangrove secara lebih dekat. Saat perjalanan keluar dari Bama, sebenarnya ada rasa berat di hati. Kami masih penasaran ingin melihat lebih banyak lagi ragam spesies flora di Baluran yang sering pula disebut miniatur hutan Indonesia karena hampir semua tipe hutan terdapat di TN Baluran, antara lain: Hutan Pantai, hutan Mangrove dan rawa asin, hutan payau, Padang rumput Savana, hutan hujan pegunungan, Hutan Musim, padang lamun dan gugusan terumbu karang.
Menurut sumber dari Pusat Informasi TN Baluran, setidaknya tercatat 444 spesies flora yang tergolong dalam 87 familia yang terdiri dari 24 tumbuhan eksotik, 265 jenis penghasil obat dan 37 jenis tumbuhan yang hidup pada ekosistem mangrove. Jenis-jens yang penting anatara lain: Pilang [acacia leucophloea wild], mimbo [ azadiracta indica A. juss], gebang [corypha utan lamk], asam [tamara indica linn], kepuh [sterculia foetida wall], widoro bukol [zyziphus jujube lamk], kesambi [schlechera oleosa], ketapang [terminalia catappa linn], manting [syzyqum polyanthum]. Tidak terlalu lebay dunk jika saat melintasi rute Batangan – Bama, kami tiada henti dibuat nggumun setiap kali melihat penampakan aneka tumbuhan yang jarang atau bahkan belum pernah kami jumpai sebelumnya.
Adapun keanekaragaman fauna yang terdapat di dalam kawasan konservasi yang terletak di Kecamatan Banyuputih – Situbondo ini, setidaknya terdapat 28 jenis mamalia, 189 aves, pisces dan reptilia. Dari total satwa yang ada, terdapat beberapa jenis yang dilindungi undang-undang, yaitu: 5 jenis insectivora, 5 jenis carnivora, 4 jenis herbivora, 32 jenis aves dan 1 jenis reptilia. Mamala besar yang khas di TN Baluran adalah banteng [Bos javanicus], kerbau liar [Bubalus bubalis], rusa [cervus timorensis], kijang [mutacus muntjak], babi hutan [sus scrova], macan tutul [panther pardus], kucing batu [felis bengalensis], kucing bakau [fellis viverrna] dan ajag [ cuon alpines]. Sedangkan untuk jenis primate adalah kera ekor panjang [macaca fasciculars] dan lutung/budeng [trachypithecus auratus cristatus]. Dan dari +189 jenis burung, yang mudah dijumpai adalah merak hijau [pavo muticus], ayam hutan merah [gallus gallus], ayam hutan hijau [gallus varus], kangkareng [anthracoceros convexus] dan rangkong [bucheros rhinoceros]. Maka ekspresi histeris pun berkali-kali dan bergantian mewarnai rute perjalanan sepanjang Bekol – Bama manakala kami melihat kemunculan binatang-binatang yang jadi penghuni TN Baluran. Sayangnya mereka pada pemalu, jadi belum sempat di foto sudah kabur dengan sukses.
|
Segernya Savana bekol di musim hujan |
Bagi yang benar-benar ingin Eksplorasi Wisata Alam Baluran yang mempesona di atas, silahkan kosongkan waktu untuk menyatu dengan alam di TN Baluran setidaknya 1 minggu, dan bersiaplah menikmati euforia Kilimanjoro from de Java. So, do any one desire with this adventure.....?