7 Cara Re-Engineering Kegagalan Menjadi (Mood Booster) Keberhasilan

Salah satu tokoh legendaris yang bikin saya ngefans banget adalah Mr. Thomas Alva Edison, bagi saya beliau adalah sosok inspiratif untuk paham ANTI GAGAL. Beliau lebih MEMILIH menamakan keberhasilan ( ketimbang gagal ) untuk apapun pencapaian yang diraihnya, entah sesuai harapan ataupun jauh dari target yang diinginkan. Contohnya penemuan bola lampu pijar, dengan percaya diri beliau mengklaim bahwa sebanyak 9.955 kali BERHASIL menemukan lampu yang tidak menyala, hingga akhirnya BERHASIL menemukan bola lampu yang berpijar.

Artinya, Mr. Thomas Alva Edison tidak mengenal istilah gagal dalam setiap jenis usaha yang dilakukannya. Beliau sangat memahami bahwa kebanyakan orang mengalami kegagalan dalam hidupnya karena mereka tidak menyadari betapa dekatnya pintu keberhasilan (akan terbuka) saat mereka memilih menyerah.
Keberhasilan dan kegagalan adalah bagian dari dinamika kehidupan. Orang bilang, life is never flat. Karena itulah Bismillahirrahmaanirrahiim, ada yang namanya sukses (berhasil),  gagal, menang dan kalah. Sebanyak apa kita bisa merengkuh sukses dan kemenangan, semestinya kita juga bisa menerima dan mendapatkan pembelajaran dari kegagalan atau kekalahan yang terjadi. 
Dengan kekalahan, kita diharapkan bisa bangkit lagi. Dengan kekalahan kita bisa membangun pondasi mental juara, ketika berada dipuncak kejayaan akan membuat menjadi pribadi yang sangat bersyukur, peka dan membangun tepa slira pada pihak/orang lain yang mengalami fase belum berhasil. 

Pada heran kan, kok tetiba saya berMODE ON ala-ala motivator begini? Iyahhh, sebenarnya postingan ini pun merupakan hasil termotivasi dari postingan Mama Arifah Wulansari yang kerap jadi jawara lomba-lomba menulis (kompetisi blog). Faktanya, ternyata beliau pun tidak serta merta serba menang-menang melulu saat mengikuti ajang perlombaan menulis. Mau tahu kan apa sih rahasia Mak Arifah ini hingga cemerlang mengukir jejak juara dalam berbagai kompetisi blog?
Motivasi Meraih Keberhasilan Sepanjang masa
Berikut ini 7 cara re-engineering kegagalan menjadi (Mood Booster) keberhasilan yang sangat ajaib untuk mengubah kekalahan dalam event lomba tulis-menulis dan seharusnya sih bisa diterapkan untuk berbagai bentuk aspek kehidupan, sehingga bisa menjadi trigger keberhasilan dan kesuksesan: 
  1. Terima kegagalan sebagai proses pembelajaran bahwa segala sesuatu yang terjadi memiliki alasan dan tujuan. Bahwa apapun hasil yang kita peroleh merupakan hal terbaik untuk di saat itu. Ikhlas menerima kegagalan sebagai skenario terindah bahwa saat mengalami kegagalan, perlu kita pahami bahwa kita sedang belajar hal baru. Seperti Mr. Thomas Alva Edison yang menginjeksi mindset bahwa kegagalan percobaannya membuat lampu pijar  tak lain merupakan penemuan hal-hal baru yang sebelumnya belum diketahui.  Seorang legenda juara terlahir oleh hasil kerja keras yang pantang menyerah. Kota Roma tidak dibangun dalam waktu semalam, Candi Borobudur yang megah menantang masa juga merupakan proses panjang jatuh dan bangun para pembuatnya. 
  2. Salurkan gejolak emosi “perasaan” sewajarnya saja. Siapa sih orangnya yang tidak down, sedih, kecewa, galau wal baper ketika dihadapkan pada kekalahan, kegagalan dan atau ketidakberhasilan atas usaha yang dilakukannya?  Maka, berilah waktu bagi perasaan kita untuk "mengungkapkan" kebaperannya tapi secara wajar saja. Jika menangis itu bisa membantu, jangan ragu untuk menangis (secukupnya). Atau bisa juga, lampiaskan dengan me time makan coklat, jalan-jalan, atau apalah yang dapat menghibur diri sehingga aura negatif dari kekalahan bisa cepat dinetralkan. *seperti reaksi asam-basa*. Yang jelas, jangan terlalu lama membiarkan diri terbawa “aliran arus” negatif kekalahan.
  3. Jangan menghubungkan kekalahan dengan ketidakmampuan diri. Berhenti menyalahkan diri sendiri, karena sikap tersebut adalah tindakan konyol yang mendistraksi rasa percaya diri. Dan putuskan segera berhenti menghimpun alasan untuk membenarkan diri jika “sudah kalah ya sudahlah, nothing can do anymore”. Yakinlah bahwa kekalahan yang sesungguhnya adalah manakala kita putus asa dan menyerah (tanpa mau berusaha bangkit dan move one).
  4. Be Sportif! Dengan mengalami kekalahan, secara fitrah semestinya akan membentuk sikap sportif, mengakui dan memberikan apresiasi terhadap keberhasilan orang lain dan menyadari jika kemampuan kita perlu ditingkatkan. Saya sendiri tiap kali mengikuti lomba menulis biasanya saya tanamkan demi menguji kemampuan diri sendiri dan itung-itung menambahkan content blog dengan target tematik (yang dilombakan), al hasil ketika tidak menang ya tidak begitu baper. Bagi saya, ikut kompetisi itu semacam media untuk mengasah ketajaman “pena” untuk menulis. Semakin sering ikut perlombaan, tentunya akan semakin baik pengaruhnya bagi diri saya pribadi dong. 
  5. Mempelajari Tulisan Pemenang (pencapaian prestasi orang lain). Sejujurnya, saya setuju bonus sepakat dan menerapkannya. Ibarat kata, saya tak mungkin berkutat dalam tempurung jika ingin memperbaiki kualitas tulisan saya. Dengan membaca tulisan para juara lomba, kita bisa membuat semacam comparative degree terhadap tulisan kita sendiri. Kita akan menemukan aspek-aspek yang (ternyata) kita lewatkan atau tidak terpikirkan sehingga gegerget tulisan yang buat terasa mengambang, tidak jelas alurnya atau bahkan ala kadarnya.   Saya biasanya suka mengoleksi karya tulis para pemenang untuk jadai bahan referensi dan bacaan juga kala blank ide mewabah sehingga mandul memposting tulisan di blog. 
  6. Meng-audit karya milik sendiri atau corecctive action. Iya dong,  setelah wira-wiri mencermati tulisan para pemenang, next step ya melakukan “audit” terhadap tulisan yang kita ikutkan lomba. Mulai dari diksi, alur, kedalaman ulasan, data pendukung, bahkan EYD yang kita gunakan sudah sesuai standar ataukah cenderung alay. 
  7. Jangan ragu-ragu untuk ikut lomba lagi (dan lagi). Practices make perfect, more challenge more confidence. Untuk melihat seberapa jauh progress yang telah kita peroleh, tentu salah satu caranya ya ikutan lomba lagi. Karena kita tidak bisa melihat gajah di depan pelupuk mata tak terlihat, sedangkan semut di seberang samudera bisa bisa dilihat. Intinya, kita perlu penilaian obyektif dari orang lain dan itu adalah melalui perlombaan.     

Sudah menerapkan  7 cara re-engineering kegagalan menjadi keberhasilan tapi kok masih jadi langganan kekalahan? 

Oh No, it’s not the end of the world. Jangan berhenti untuk konsisten menerapkan langkah-langkah di atas secara kontinyu (istiqomah).  Karena dalam kekalahan, tidak berarti kita kalah selama mau menerima kenyataan tersebut dan berusaha tetap menghargai kinerja (proses) yang dilakukan. Orang sudah berani mencoba, apapun hasilnya, tidak bisa disebut kalah ataupun gagal. Setidaknya, minimal kita mendapatkan manfaat Menulis untuk therapy hati dong.
Setiap orang yang berani mengambil langkah untuk mencoba dan berusaha, sejatinya tidak bisa disebut mengalami kekalahan bila hasilnya belum sesuai harapan. Dengan mengalami kekalahan, banyak hal baik yang masih bisa kita nikmati. dengan kekalahan kita ditempa untuk lebih giat berusaha. 
Dengan kekalahan kita bisa membuka mata terhadap kemenangan orang lain. Dengan kekalahan, kita bisa belajaruntuk legowo dan rendah hati. Dengan kekalahan, kita diharapkan bisa bangkit lagi. Dengan kekalahan kita bisa membangun pondasi mental juara, ketika berada dipuncak kejayaan sejatinya merupakan kesempatan untuk peka dan penuh tepa slira pada pihak/orang lain. 
Kelemahan terbesar adalah berputusasa.

Cara yang paling jitu untuk meraih keberhasilan adalah dengan mencobanya satu kali lagi (dan lagi). Tidak ada yang sia-sia meskipun apa yang kita kerjakan tidak memberikan hasil yang diharapkan.

Artinya postingan ini merupakan hasil kompilasi dari rahasia sukses yang telah dibuktikan oleh sahabat blogger kita, Emak Blogger Arifah Wulansari. Silahkan kunjungi blognya untuk melakukan riset dan comparative degree terhadap tulisan-tulisan beliau yang sudah terbukukan dalam daftar juara lomba di www.arifahwulansari.com

Ririe Khayan

Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com

9 comments:

  1. Kegagalan adalah Keberhasilan yang tertunda..ya kan Mba Ririe..? apa kabarnya nih..hahahahyyy

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kegagalan sebenarnya bukan kegagalan, itu sdh merupakan bagian keberhasilan krn sdh mengambil langkah utk mencoba dan berusaha

      Delete
  2. Mencerahkan nih mba, yakin hasil tak kan mengkhianati usaha :D coba terus coba lagi.
    Nomor 3 kadang suka muncul sekelibatan di kepala...

    ReplyDelete
  3. Salam kenal kak ririe, salam dari blogger darjo
    selama ini kegagalan cuman bikin nyesek dan bikin mager,
    bagi tips kalo gagal bloging dong

    ReplyDelete
  4. tulisan dipapan mengingatkan saya akan pesan seorang guru saya, cobaan itu dilawan bukan dihindari.

    ReplyDelete
  5. nomer 1 sama tiga ini yang kadang bikin down ya mbak ririe

    ReplyDelete
  6. tulisannya, thumbs up dah... kereen

    ReplyDelete

Leave a comment or just be silent reader, still thank you so much.
Terima kasih telah singgah di Kidung Kinanthi.
Mohon maaf, atas ketidaknyamanan MODERASI Komentar.

Maaf ya, komentar yang terindikasi SPAM atau mengandung link hidup tidak akan dipublikasikan.

So, be wise and stay friendly.