Time flies so fast, Bismillaahirrahmaanirrahiim rasanya baru beberapa hari lalu Spektrum Ramadhan datang. Rentang waktu sebulan terasa demikian cepat berlalu atau mungkin karena saya yang sedemikian sibuk dengan urusan duniawi sehingga tidak maksimal “menikmati” jamuan di Bulan Ramadhan? Dan puisi *Maafkan Kami Ramadhan* karya Umar Zain Assegaf dan pesan penting yang recomended untuk menjadi amalan 11 bulan selanjutnya yang saya ambil dari sharing di grup WA, semoga menjadi semacam tadabbur (bagi saya khususnya).
MAAFKAN KAMI RAMADHAN
Seakan baru kemarin kami mempersiapkan mau masuk Ramadhan
Dalam sekejap, kami terhenyak sudah dipenghujung Ramadhan
Sungguh, tidak pernah ada yang namanya Bulan
Bisa sedemikian memikat seperti Ramadhan
Tidak seperti bulan yang lainnya
Yang berjalan lurus tanpa menengok
Engkau menghampiri kami, tidur bersama kami, makan bersama kami, bermain bersama kami, duduk bercanda bersama kami
Hingga kami merasa nyaman dengan mu, merasa hangat dengan kehadiran mu
Engkau menghampiri kami, tidur bersama kami, makan bersama kami, bermain bersama kami, duduk bercanda bersama kami
Hingga kami merasa nyaman dengan mu, merasa hangat dengan kehadiran mu
Bukan hanya itu..
Engkau temani kami Sholat, hingga kami merasa nyaman dengan Sholat
Bukan karena Sholat nya, tapi karena ada engkau bersama kami
Engkau temani kami membaca Al Qur'an, hingga kami menikmati nya
Bukan karena Al Qur'an nya, tapi karena ada Engkau yang menemani kami
Engkau selalu menggandeng kami ke Masjid, hingga kami jatuh hati kepada Masjid
Bukan karena Masjid nya, tapi karena Engaku mendampingi kami
Bukan karena Sholat nya, tapi karena ada engkau bersama kami
Engkau temani kami membaca Al Qur'an, hingga kami menikmati nya
Bukan karena Al Qur'an nya, tapi karena ada Engkau yang menemani kami
Engkau selalu menggandeng kami ke Masjid, hingga kami jatuh hati kepada Masjid
Bukan karena Masjid nya, tapi karena Engaku mendampingi kami
Diri kami terlalu kotor untuk menikmati semua itu
Hati kami penuh dengan cinta dunia, hingga nikmat ibadah tak pernah terasa
Semua Ibadah kami, hanyalah menjalankan kewajiban
Jauh dari "merasakan"
Semua Ibadah kami, hanyalah menjalankan kewajiban
Jauh dari "merasakan"
Tapi dengan mu Ya Ramadhan, semua jadi beda
Engkau telah membuat semua nya jadi bermakna
Engkau berusaha mengenalkan pada kami "rasa" yang semestinya kami cari
Seakan Engkau berkata kepada kami, "mari ikut aku, coba rasakan ini, lezatnya Sholat, lezatnya Al Qur'an, lezatnya Masjid, gimana nikmat kan?"
Dan, benar lama-lama kami jadi sedikit merasakannya
Engkau berusaha mengenalkan pada kami "rasa" yang semestinya kami cari
Seakan Engkau berkata kepada kami, "mari ikut aku, coba rasakan ini, lezatnya Sholat, lezatnya Al Qur'an, lezatnya Masjid, gimana nikmat kan?"
Dan, benar lama-lama kami jadi sedikit merasakannya
Tapi...
Sebentar lagi Engkau akan pergi
Waktu kunjungan mu sudah hampir habis
Disaat kami sedang mulai faham petuah mu
Engkau akan meninggalkan kami
Waktu kunjungan mu sudah hampir habis
Disaat kami sedang mulai faham petuah mu
Engkau akan meninggalkan kami
Ramadhan...
Siapakah kiranya yang bisa menahan dirimu ?
Kami belum siap Engkau tinggal
Bisakah Engkau berhenti sejenak ?
Duduk sebentar, agar kami bisa menikmati sepuasnya dirimu, sebelum Engkau Pergi
Kenapa Engkau malah lari begitu kencang?
Kenapa kami baru tercengang saat Engkau akan menghilang?
Dimana diri kami kemarin saat Engkau datang?
Kami belum siap Engkau tinggal
Bisakah Engkau berhenti sejenak ?
Duduk sebentar, agar kami bisa menikmati sepuasnya dirimu, sebelum Engkau Pergi
Kenapa Engkau malah lari begitu kencang?
Kenapa kami baru tercengang saat Engkau akan menghilang?
Dimana diri kami kemarin saat Engkau datang?
Ramadhan...
Bisakah Engkau berjanji akan mengunjungi kami lagi?
Akankah Dirimu akan kembali?
Sungguh, seandainya mampu
Akan aku ikat dirimu dipagar rumahku.
Akankah Dirimu akan kembali?
Sungguh, seandainya mampu
Akan aku ikat dirimu dipagar rumahku.
Maafkan kami Ramadhan..
Kami baru mengerti tentang arti kehilangan
Saat Dirimu berkemas hendak pulang
Sedang kemarin, terlalu lama engkau kami terlantarkan
Satu hal yang kami takutkan...
Engkau tersinggung dan pulang dengan penuh kemarahan
Hingga tidak mau kembali kunjungi kami lagi ditahun depan.
Rentang sebulan Ramadhan yang kini telah berlalu dan andai Ramadhan bisa berpesan pada kita, maka inilah yang mungkin akan disampaikannya:
Saat Dirimu berkemas hendak pulang
Sedang kemarin, terlalu lama engkau kami terlantarkan
Satu hal yang kami takutkan...
Engkau tersinggung dan pulang dengan penuh kemarahan
Hingga tidak mau kembali kunjungi kami lagi ditahun depan.
Rentang sebulan Ramadhan yang kini telah berlalu dan andai Ramadhan bisa berpesan pada kita, maka inilah yang mungkin akan disampaikannya:
Pesan pertama:
Setelah aku pergi, jangan kau lupakan aku (puasa) karena aku akan datang
kembali menghampirimu selama 6 hari di bulan Syawal itu tiada lain agar aku dan
kamu senantiasa dekat, aku akan lebih dekat lagi ketika kau melaksanakan puasa
Senin dan Kamis, atau puasa ayyâmul baidh (tanggal 13,14, dan 15 setiap bulan
qamariyah), puasa Arafah, puasa Asyura, bahkan Rasulullah SAW menganjurkan
untuk melaksanakan puasa Daud (sehari
berpuasa sehari berbuka). Itu semua tiada lain agar kau selalu mengingatku,
sehingga aku pasti menunggumu di pintu ar Rayyân.
Pesan kedua:
Pesan kedua:
Setelah aku pergi, jangan kau biarkan kitab suci Alquran bersampulkan debu,
buatlah jadwal agar kamu bisa tetap membacanya seperti sediakala ketika aku ada
bersamamu. Ketahuilah bahwa Alquran itu salah satu gizi hatimu, dan Alquran
merupakan salah satu yang dapat memberimu syafaat kelak. Sebagaimana sabda
Rasululloh SAW :
Puasa dan Alquran itu akan memberikan syafa’at kepada hamba
di hari kiamat. Puasa akan berkata, ‘Ya Rabbi, aku telah menghalanginya dari
makan dan syahwat, maka perkenankanlah aku memberikan syafa’at untuknya.’
Sedangkan Al quran akan berkata, ‘Ya Rabbi, aku telah menghalanginya dari tidur
di malam hari, maka perkenankanlah aku memberikan syafa’at untuknya.’ Maka
Alloh SWT memperkenankan keduanya memberikan syafa’at.” (HR Imam Ahmad dan
Ath-Thabrani).
Pesan ketiga:
Pesan ketiga:
Setelah aku pergi, jangan kau tinggalkan
shalat malam walaupun kamu sanggup hanya melakukan beberapa rakaat saja,
sungguh shalat malam mampu mendekatkanmu dengan Allah Ta’ala.
Pesan keempat:
Setelah aku pergi, jangan kau tinggalkan
kebaikan-kebaikan yang sudah kamu lakukan di saat aku ada di sisimu, ketahuilah
bahwasanya Allah senantiasa mencintai satu amalan kebaikan yang dilakukan tanpa
henti walaupun itu sedikit. Sebagaimana sebuah hadis dari ’Aisyah RA, beliau
mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda ”Amalan yang paling dicintai oleh
Alloh Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” (HR Muslim).
Pesan kelima:
Saat aku pergi, duhai kasihku Muslimah jangan kau lepaskan kembali jilbabmu,
karena di situ kehormatan dan kemuliaanmu terjaga, jangan kau memakainya karena
aku, tapi pakailah ia karena Allah Azza Wa Jalla.
Pesan keenam:
Pesan keenam:
Kun
Rabbâniyyan walâ takun Ramadhâniyyan, jadilah kau insan yang senantiasa
beribadah kepada Alloh, jangan kau beribadah hanya dibulan Ramadhan saja,
karena sungguh Alloh itu Tuhan di seluruh waktu dan seluruh ciptaanNya.
Robbana Taqobbal Minna. Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami). AamiinSemoga Bermanfaat agar hari-hari kita di 11 bulan berikutnya senantiasa bertaburan “ruh” Ramadhan hingga dipertemukan dengan Ramadhan-Ramadhan berikutnya dalam keimanan dan ketaqwaan yang lebih baik.
semoga tahun depan bertemu lagi dengan Ramadhan yang penuh berkah
ReplyDeleteSedih ketika puasa telah berlalu, berharap Ramadhan segera kembali. Sepertinya tiap tahun bulan yang penuh berkah ini seperti berlari lebih cepat, hiks
ReplyDeletePesan yang menyentuh... semoga kita bisa menjadikan 11 bulan ke depan tetap dalam nuansa Ramadhan
ReplyDeleteSangat lengkap sekali ulasan dari Mba Ririe ini..sippppppp.
ReplyDeletesebentar lagi ramadahan.. semoga di paringi sehat biar bisa full ibadahnya..
ReplyDelete