#LATEPOST hopefully NOT Too Late Yet!
Seminar Wirausaha, yang mengambil tema “ Menjadi Wirausaha Perempuan Berdaya saing Tinggi” yang saya ikuti secara free. Bismillahirrahmaanirrahiim Thank a lot buat Mak Grace Melia yang telah melelang tiketnya pada saya. Berasa dapet hadiah tanpa ikutan lomba lhoh? Beberapa hari menjelang pelaksanaan, si Emaknya Ubii ini woro-woro jika beliau interest untuk menghadiri seminar tentang Home Schooling di hari yang bersamaan, so tiket seminar wirausaha gak mungkin dianggurin kan? Makanya dipromosiin dulu di WA dan Alhamdulillah saya yang pertama nyabet tiketnya. Singkat prolognya demikian, dan selanjutnya berikut resume yang bisa saya buat dari seminar yang menghadirkan 3 pembicara: Ferry Yuliana (owner Gendhis Bag dan peraih Wanita Wirausaha), Herlina P. Dewi (praktisi keuangan dan CEO penerbit Stiletto Book), dan Carrolina Ratri (Marketing Communicator dan penulis buku “ Sukses Membangun Toko Online”.
Dalam postingan reportase, akan saya secara berurutan sesuai penyampaian materi pada saat seminar tersebut. Maka untuk part I ini, saya menuliskan uraian non teks yang disampaikan oleh Ibu Ferry Yuliana tentang " Menjadi Wirausaha Perempuan Berdaya saing Tinggi". Ibu Ferry ini pernah meraih penghargaan wanita wirausaha dengan produk tas hand made-nya yang dibranded dengan nama GENDHIS. Tas berbahan natural ini sejak beberapa tahun lalu bahkan sudah bisa Go International, sukses menembus pasar ekspor sampai ke Eropa. Keren and TOP BeGETe kan?
Ibu Ferry yang memilih pemaparan no text alias telling story, beliau sharing banyak tentang perjalanannya sejak mulai berwirausaha, proses jatuh bangun membangun usaha dan aneka lika-liku dalam persaingan di kancah bisnis. Bagaimana step by step beliau membangun usahanya yang dimulai dengan dari rumah dan di saat beliau sedang hamil. As we know, Ibu Ferry ini secara background akademik adalah graduated dokter gigi. Tapi cerita hidup yang kemudian dijalaninya adalah merajut benang menjadi tas. Iyap, awal mula tas buatan Ibu Ferry adalah tas wanita berbahan benang yang dirajut.
Sebagai ganti missed motoin Ibu Ferry---> poto ini saja ya? |
First Power yang membuat beliau menekuni usaha pembuatan tas hingga sukses seperti sekarang adalah PASSION. Tanpa adanya passion, maka apapun yang kita kerjakan akan terasa berat dan mentah hasilnya. Passion akan menyuplai spirit dan energi sehingga kesulitan yang datang tak akan menyurutkan nyali kita untuk membangun usaha/do the job secara optimal. Sebanyak apapun rintangan yang muncul, maka akan sebanyak itu pula ide kreatif muncul. Bukankan setiap permasalahan sudah terpaketkan dengan solusinya? #berasa kena sindir jadinya.
Dengan Passion yang membuat langkah demi langkah membangun usaha bertumbuh dan berkembang tentunya dengan MELIBATKAN PASANGAN [suami], hal ini menjadi point penting untuk disampaikan karena saat memulai bisnisnya Ibu Ferry ini sudah memiliki suami. Penting untuk digarisbawahi, bahwa usaha tetap wajib melibatkan suami. Iya sih, dalam konteks universal manakala cerita hidup sudah dijalani secara berpasangan logikanya ya kudu saling melibatkan, even just menginformasikan. Terlebih jika berada di pihak istri, kan perlu tuh ijin suami. Kalau suami belum keluar ijinnnya, ya secara persuasif berusaha agar suami bisa ikhlas menyetujui niatan sang istri untuk berwirausaha atau apapun jenis aktifitas positif yang akan kita lakukan. Awalnya, bisa jadi suami masih sekedar just says “ Ok, you can do what you wanna do”.
But just believe, kala rintisan usaha menunjukkan hasil yang progress, tak jarang suami jadi tergerak untuk membantu baik secara langsung maupun di belakang layar. Setidaknya demikian yang dialami oleh Ibu Ferry ini. Keterlibatan suaminya yang tergerak karena melihat usaha istrinya semakin berkembang, membuat sang suami berinisiatif untk membranded produk yang dihasilkan istrinya sehingga menjadi surpraise indah karena dilakukan secara diam-diam dan baru show up ketika hasil brandingnya sudah existing.
*Untuk case yang masih single, libatkan ortu dijamin minimal dapat doa restu kan bisa bikin usaha berkah bangettttt [IMHO]
PASSION dan MELIBATKAN PASANGAN akan membuahkan hasil yang rahmatan lil alamin JIKA Keep ‘Communication’ secara vertical. Sehingga apapun hasilnya, kita bisa lebih legowo dan bisa tetap bersyukur. Tak hanya ketika usaha menuai perkembangan yang menanjak, bahkan ketika “tersandung” yang menyebabkan laju usaha tersendat, edisi galau yang kita alami InsyaAllah bisa handle agar gelombang labilisasinya tidak berkepanjangan.
Ketiga modal utama non material yang secara value memiliki akuntabilitas yang solid dan saling melengkapi kan? Artinya bahwa, modal yang berupa uang dan yang similar with that semestinya bisa kita poisikan tidak jadi kendala utama untuk memulai dan menjalankan wirausaha.
Setelah modal utama yang berbentuk soft material tersebut sudah diimplementasikan, [ already start], selanjutnya Ibu Fery menjelaskan mengenai tips dan trik yang beliau lakukan dalam rangka untuk survive dan mengembangkan usaha antara lain melalui cara-cara:
- Uji Produk / Test pasar yang bisa dilakukan terhadap kelompok masyarakat terdekat kita: keluarga sendiri, tetangga dan jika modal awalnya memungkinkan bisa dalam lingkup yang lebih luas misalnya lingkungan tempat tinggal kita. Atau saat ada acara arisan di RT, bisa juga tuh dibawa untuk dijual murah dulu maupun ketika ada event-event yang didalamnya memungkinkan untuk mempromosiin produk kita. So many ways untuk melakukan test pasar ini.
- Kenali segmen pasar ini bisa merupakan hasil dari test pasar yang dilakukan. Feedback yang diperoleh dengan serangkaian test pasar akan menunjukkan segmentasi konsumen kita itu dari golongan apa, usia berapa, mayoritas gendernya apa, dst. Selain itu bisa juga, test pasar juga bisa menghasilkan saran dan kritikan yang bisa menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki produk sehingga bisa memperkuat segmen pasar yang kita peroleh.
- Bangun networking secara off line dan on line ini bisa dilakukan antara lain dengan Aktif di komunitas/kelompok, On line-kan produk, Perbanyak teman lintas jalur (berteman dengan teman-temannya orang yang sudah kita kenal tentu akan memperluas lingkaran community sehingga akan menyebarkan informasi keberadaan produk secara viral), Bawa brosur kemana-mana
3 Best Dress Code, salah satunya dapetin hadiah Tas Gendhis [Warna Hijau itu] |
Iya neh, Ibu Ferry juga berpesan untuk mempertimbangkan dengan sebaik mungkin berdasarkan pola logika ketika menerima menetapkan margin keuntungan. Jangan lantas karena mumpung ada pesanan banyak, semangat menyanggupi kuota yang diminta buyer toh secara kalkulasi sudah untung. Karena meskipun secara hitungan di dalam kalkulator sudah untung, sebaiknya dipikirkan faktor unpredictable eror seperti: Listrik mati sebulan, Pekerja terkena wabah, bahan baku macet, (sstt…maap, ini contoh case-nya sengaja saya pilih yang very dramatic). Intinya sih Jangan ambil margin terlalu MEPET karena kita bukan Bandung Bondowoso yang bisa bikin candi sewu (kurang satu arca) dalam semalam.
Biar perjalanan wirausaha [bisnis] kita tidak memekat oleh tekanan kompetisi, anggaplah Pesaing bisnis adalah partner kerja. Tanamkan niat berwirausaha selain untuk ibadah juga untuk membantu orang lain. Dengan demikian kita bisa lebih berlapang dada manakala partner kerja kita (pegawai) di kumudian hari ingin membuka lapak usaha sendiri.
Dan alangkah lebih baik lagi jika sedari awal sudah diwacanakan bahwa setiap orang berhak untuk berkembang dan meniti jalan suksesnya masing-masing. Kalau kita sendiri ingin menjadi Bos, sangat wajar kan jika orang-orang yang saat ini bekerja dengan kita one day juga ingin menjadi Bos pula dengan membuka usaha sendiri?
At least but not the last, Jangan mudah menyerah, Tetap berusaha membangun spirit optimis serta Tidak perlu berlama-lama jika berkecewa jika mengalami down/rugi, ketiga hal yang seharusnya diterapkan dalam semua segi kehidupan, tak terkecuali dalam berwirausaha. Adakah yang tidak paham dengan point ini? Kalau tidak paham, silahkan hubungi petugas penyuluh terdekat ya? #dilempar gadget
Ah iyaaa, dalam seminar tersebut Alhamdulillah menjadi ajang mini kopdar dengan Mbak Phie, Mbak Lusi, Mbak Ika, Mbak Carra juga pastinya. Dan dapat goodibag yang isinya buku "Sukses Membangun Toko Online", notes, Kaos (gift dr registrasi di Fitinline), majalah CHIC, dan beberapa brosur.
*Semoga bisa melanjutkan dengan reportase Part II untuk materi dari Mbak Carra mengenai Mengoptimalkan MedSos sebagai Sarana Pemasaran Produk.
wah berguna sekali nih postingnya :)
ReplyDeleteberguna kayak tunas kelapa dong
Deletetunas kelapa masih jadi lambang Pramuka kan Pak?
DeleteMudah2an ilmunya tertular padaku... :)
ReplyDeleteAamiin
Deletewah,tfs mbk...buat ilmu jd wirausahawati hehehe.
ReplyDeletemenganggap pesaing bisnis sebagai partner kerja tentu terobosan sekali ya Mbak.
ReplyDeletemenunjukkan kita berjiwa besar dan tidak membawa rasa iri dan dengki di arena usaha. akan membuat kita berjaya, saya yakin itu.
Wah bermanfaat banget nih... Ijin bookmark :D :D
ReplyDeleteHahahaaa akhirnya mejeng di blog kece ini :D
ReplyDeleteTerbayang andai bisa berada di sana Saat itu *ngayal* :)
ReplyDeleteNumpang lewat ya gan :)
ReplyDeletehttp://idr-poker.blogspot.com/
http://beritaolahraga108.blogspot.com/
http://lihatberitaakurat.blogspot.com/
http://liatberitabola.blogspot.com/
http://beritaolahraga1081.blogspot.com/
http://infobolakakiterbaru.blogspot.com/
http://beritasportsterpercaya.blogspot.com/
http://seputarberitabola108.blogspot.com/
http://beritaterbaruseputarolahraga.blogspot.com/
tas hadiahnya itu bagus banget
ReplyDeletepingin jadinya
hehehhee
mantap sekali, harus selal berdaya guna.
ReplyDeleteeh ada yg suka bikin kue??
Moga menjadi inspirasi pada yang lain.
ReplyDelete