Tik, tak,tik,tak…suara gerak jarum jam di dinding yang sedemikian teratur. Dari luar kudengar sama-samar suara jengkerik mulai meramaikan malam yang menghampar seolah hendak turut meramaikan malam takbir menyambut Idhul Adha.
Iya, Bismillahirrahmaanirrahiimjelas kudengar di pejuru angkasa malam ini Gema Takbir, Tahmid, Tasbih dan Tahlil bergema mengagungkan Sang Ilahi, membawa kita untuk men’tadabur kembali akan perjuangan menuju ketulusan dan keikhlasan seorang ayah (Nabi Ibrahim) untuk mengorbankan mutiara hati yang sangat di cintainya (Nabi Ismail) demi memenuhi perintah Allah SWT. Figur seorang Ibu Siti Hajar serta sosok anak yang mampu memenangan perjuangan sehingga mengalahkan (emosi) dirinya sendiri , semata membuktikan jika cinta pada Sang Khaliq harus di atas segalanya. Subhanallah…
Tik, tak,tik,tak…suara gerak jarum jam di dinding kamarku masih bergerak dengan teratur dan gema takbir masih nyaring ku dengar dari segala penjuru, bersahutan dan berkesinambungan.
Dan inilah moment lebaran (Idhul Adha) pertama yang aku alami jauh dari keluarga. Baik Idhul Fitri maupun Idhul Adha, aku selalu berusaha untuk mudik, merayakan lebaran bersama orang tuaku. Tapi kali ini aku harus menunda jadwal mudik, dan meresapi gema takbir yang berbalut kerinduan pada kedua orang tuaku, pada kampung halamanku, pada suasana di rumah setiap kali jelang lebaran, juga pada pagi hari jelang berangkat sholat Ied.
Biasanya Ibuku yang pertama bangun (sampai sekarang Ibuku yang selalu bangun paling awal sebelum jam 3 dini hari), kemudian dengan sabar membangunkan seisi rumah, dan kalimat yang masih sama setiap kali ada ya susah di bangunkan, Ibuku akan berkata: sudah mengalami tidur sejak kecil kok gak ada kenyangnya, sudah berapa tahun waktu tidurmu kalau di jumlahkan…? Tentu saja dalam bahasa dan dialek Jawa’nya. Kalimat yang sederhana namun sangat benar juga, sudah berapa (tahun) banyaknya waktu yang aku habiskan untuk tidur mulai aku lahir sampai detik ini?.
Aku memang bukan satu-satunya yang berada pada situasi jauh dari keluarga saat-saat istimewa begini. Di luar sana masih banyak orang-orang lain yang situasinya lebih sulit dan complicated dariku dimana tidak selalu bisa menikmati moment lebaran bersama keluarga dan orang tuanya karena berbagai sebab dan alasan yang tak mungkin di lewati.
Gema Takbir kali ini memang kumandang kerinduanku akan moment yang biasa aku lewati di rumah. Tulisan ini kubuat agar lebih bisa memaknai dan mensyukuri bahwa aku masih sangat beruntung karena masih bisa menikmati kebersamaan dan hangatnya kehadiran orang tuaku. Jika kali ini aku menyimak gema takbir jauh dari kampung halamanku semoga menjadi pengkayaan bathinku, dan aku yakin sejauh apapun ruang dan jarak…akan selalu aku rasakan kehadiran orang tuaku di dekatku.
Aku memang bukan satu-satunya yang berada pada situasi jauh dari keluarga saat-saat istimewa begini. Di luar sana masih banyak orang-orang lain yang situasinya lebih sulit dan complicated dariku dimana tidak selalu bisa menikmati moment lebaran bersama keluarga dan orang tuanya karena berbagai sebab dan alasan yang tak mungkin di lewati.
Gema Takbir kali ini memang kumandang kerinduanku akan moment yang biasa aku lewati di rumah. Tulisan ini kubuat agar lebih bisa memaknai dan mensyukuri bahwa aku masih sangat beruntung karena masih bisa menikmati kebersamaan dan hangatnya kehadiran orang tuaku. Jika kali ini aku menyimak gema takbir jauh dari kampung halamanku semoga menjadi pengkayaan bathinku, dan aku yakin sejauh apapun ruang dan jarak…akan selalu aku rasakan kehadiran orang tuaku di dekatku.
Seperti Nabi Ibrahim dan Ibu Siti Hajar yang mencintai sang Buah hati (Nabi Ismail), maka demikian pula fitrah cinta kasih para orang tua (pada proporsi dan batas maksimal manusiawinya) pada anak-anaknya yang tak akan pernah kenal istilah pamrih dan perhitungan angka numeric apapun.
Dimanapun aku berada……Kata-kata bijakmu memberi warna langkahkuHangat pelukmu mengokohkan berdirikudalam menapak jalan hidup penuh likuSemua itu tak akan pudarWalau detik waktu berdetak menambah bilangan usiaku
Selamat merayakan Idhul Adha bagi semua umat Islam, semoga kita termasuk orang-orang yang bisa memaknai hakekat berkurban dengan komitment yang lebih tulus dan ikhlas serta konsisten…
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar!
ReplyDeleteiya, mbak..
ReplyDeletesemenjak saya di surabaya nii, da 2 kali idul adha yg gak saya rasakan bersama keluarga. padahal kan,, klo dah ma kluarga mah idul adha asyik, klo da bagiannya sate qurban kan saya bisa bantu2. ya.. bantu2 makannya aj gthu.. ;D
selamat hari raya idul adha juga ya.
ReplyDeletesemoga hidup kita semakin berkah dan barokah.
amin..
@yAhyA: Lhoh di surabaya anak rantau ya? Semoga tetap bisa b'kurban dengan ikhlas (dalam segala bentuk manifestasinya)...Met Idhul Adha ya:)
ReplyDelete@Nurmayanti Zain: Allahu Akbar Allahu Akbar ..selamat merayakan Idhul Adha juga ya, semoga kita bisa memaknai 'kurban' dengan lebih ikhlas dan istiqomah. Amin:)
ReplyDelete@panduan belajar blog: Amin, semoga berkah dan RidhloNYA senantiasa di berikan buat kita semua. Selamat merayakan Idhul Adha juga ya:)
ReplyDeletesegera mudikmbak^^
ReplyDeleteselamat hariraya idul adha mbak ^^
@k[A]z: hehehe..iya ayo mudik. Met Idhul Adha yaa..
ReplyDeleteSelamat idul adhaaa yaaa mbak :))
ReplyDelete@Sitti Rasuna Wibawa: Tengkyuuu, met idhul adha juga yaa...:)
ReplyDeletekala lisan mengucapkan takbir, tahlil dan tahmid tak kuasa rasanya tuk menahan airmata ini jatuh membasahani wajah....ditambah lagi tadi nonton 'emak ku naik haji'...banjir airmata dech...
ReplyDeletemet idul adha ya...maaf lahir-bathin...
salam persahabatan !
Alhamdulillah .. :)
ReplyDeleteselamat hari raya qurban mbak kinanthi :)
ReplyDelete@Djangan Pakies: Iya Pak, bener banget tuh. kalau saya baru kali ini, jadi tidak ada apa-apanya ya di banding yang lainya yang terpaksa harus sering jauh dari keluarga saat lebaran
ReplyDeletesaya juga idul adha ga sama keluarga sudah dua tahun. sedihnya. tapi harus tetap bersyukur.
ReplyDelete@bensdoing: banjir air mata keharuan...seru kan?
ReplyDeleteSelamat Hari Raya Idul Adha ya mbak, maaf terlambat.
ReplyDelete@surg4bij4k: Amiin ya Robbal Alamin...
ReplyDelete@Ninda Rahadi: selamat hari raya qurban mbak Ninda:)
ReplyDelete@sheno monkey
ReplyDelete@r.a.c. cutting sticker: Ma kasihh, lebarannya masih sampi tanggal 13 Dzulhijjah kan..
ReplyDeletemaaf telat,,selamat hari raya idul adha ,,sy sdh hampir 5 thn nih merayakan idul adha di kampung org ,
ReplyDeletewalau telat, selamat idul adha yah.... :D
ReplyDelete@al kahfi: dimana pun berada yang penting happy kan Mas? hehehe...
ReplyDelete@NuellubiS: Ma kasiih...belum terlambat kok:)
ReplyDeleteHalo makasih udah follow. Salam kenal :D
ReplyDeletejadi pengen makan sate nih
ReplyDeletedari kemarin ga dapet2
sabar mbak...aku juga gak pulang kok, hehe
ReplyDeletesalam
@To-tallyshit: ma kasiih juga dah folback..salam kenall yaa
ReplyDelete@John Terro: Hari baru makan sate...kurban di kantor baru hari ini...ma kasih visit back
ReplyDelete@tunsa: Hehehe...diambil enaknya saja. Setidaknya ada saudara yang bisa mudik, kasihan ortu kalau lebaran (meski Idhul Adha) jika anak-anaknya gak ada yg bisa mudik..
ReplyDeleteya harus bersyukur ya, mbak. banyak yg lebih sulit hidupnya.
ReplyDelete@Sang Cerpenis bercerita: Iya Mbak, Melihat pada yg lebih sulit hidupnya akan menambah rasa syukur..sesekali melihat 'keatas' agar kita termotivasi
ReplyDeletetrim
ReplyDelete@company profile; Trims juga...
ReplyDeleteWah saya lebaran idul adha ini juga ndak mudik, biasanya cuman lebaran idul fitri aja, jauh soalnya hehehe
ReplyDelete@Seagate: karena domisili dan "sikon" saya SAAT INI masih memungkinkan untuk lebih sering mudik, saya selalu berusaha utk bisa mudik saat lebaran (selain mudik rutin tiap bulan). Pada kenyataannya kita semua sebisa mungkin tentu ingin sering mudik jika sikon'nya mendukung ...I believe it.
ReplyDeleteSalam kenal juga Mbak. Saya sendiri juga nggak mudik nih Mbak cuma kalau pas lebaran Idul Fitri aja pasti pulang. Oh ya Mbak mohon maaf belum-belum udah ngasih PR nih buat Mbak Ririe. Semoga berkenan Mbak :) Semoga silaturrahim ini tetap terjalin. Amin
ReplyDelete@Ananda Mutiara: Ma kasih dah mampir ke sini. Nanti saya lihat PRnya, semoga gak sulit ya...hehehe
ReplyDelete