QR Code, Cara Pembayaran Digital Hits ala Emak Milenial yang lebih Cepat Dan Praktis

QR Code, Cara Pembayaran Digital Hits ala Emak Milenial yang lebih Cepat Dan Praktis. Awal tahu tentang QR Code ini secara tidak sengaja, bukan dari internet tapi ketika sedang berbelanja di suatu mall. Sebenarnya hanya beli sandal, saat ada penyelenggaraan event kantor yang bertempat di sebuah mall di Yogyakarta. 

Di sela-sela acara, saya dan teman-teman iseng windows shopping, untuk refreshing saja. Lihat sana-sini diantara produk-produk sepatu dan fashion. Saya akhirnya tergoda beli sandal, kebetulan memang butuh sandal semi formal, bisa untuk acara semacam kondangan tapi juga oke kalau dipakai di untuk acara-acara santai, jalan-jalan a.k.a ngemall tipis-tipis. Kebetulan berikutnya, model sandal yang saya sukai sedang ada diskonan.

Ya sudah, adakadabra Bismillahirrahmaanirrahiim saya pilih sandal tersebut, dan teman saya beli
sepatu. Saat akan bayar, saya melihat cara pembayaran dengan OVO akan mendapatkan cashback, nah lho makin girang hati si Emak ini. Saya bilang ke teman mau bayar pakai OVO saja deh.
“ Punya akun OVO ta? Tepatnya, ada saldonya ?”.

Saya pun tersenyum PeDe, ya iyalah ada isinya dan Alhamdulillah cukup kalau untuk bayar sandal.
Maksudnya, ya ada saldonya tapi tidak banyak. Sejak punya dompet digital, cadangan saldonya sebisa mungkin ada minimal untuk keperluan isi pulsa HP, paket data internet, bayar listrik dan beli token listrik.

Demi mencukupkan saldo untuk pembayaran belanjaan kami, caranya saya bayari dulu sandal saya pakai OVO tadi. Setelah itu kan dapat cashback, giliran berikutnya baru bayar baju si teman saya. Jadinya saya dapat double cashback tuh. Cerdas kan pilihan cara pembayaran yang saya lakukan? (boleh dong memuji diri sendiri. PeDe kan kan bagian dari bentuk bersyukur selama tidak over PeDe saja).

Dari pengalaman tersebut, saya melihat kemudahan menggunakan dompet digital yang saat ini sudah
lebih hits dengan adanya QR Code. Artinya, perubahan dari cara pembayaran tunai ke cashless yang jauh lebih praktis. Jika sebelumnya metode cashless dengan membawa kartu ini dan itu, kini bisa dilakukan dengan hanya scan kode dari HP yang kita bawa.

Dengan metode QR code ini, hanya dengan 3 langkah mudah maka pembayaran bisa diselesaikan
dengan cepat dan aman, tentunya menguntungkan kalau pas ada promo-promo tuh. Secara sederhana,
tiga tahapan yang harus dilakukan pembeli (user) dompet digital saat melakukan pembayaran yang
menggunakan QR code adalah:
  1. Scan QR code (scan). Kasir atau petugas akan menunjukkan kode QR (kode batang dua dimensi) dan meminta kita membuka aplikasi dompet digital yang akan kita gunakan untuk menyelesaikan pembyaran tersebut.
  2. Konfirmasi (touch), pada tahap konfirmasi ini kita diminta untuk melihat jumlah nominal yang akan dibayar atau diambilkan dari saldo dompet digital kita. Jika sudah sesuai, kita tinggal konfirmasi setuju.
  3. Pembayaran sukses (pay). Setelah kedua tahap kita lalui, otomatis pembayaran selesai dan benefit akan masuk ke akun kita (jika ada promo-promo tertentu).
Nah, flash back tentang kode QR sedikit ya? Ternyata QR code ini merupakan singkatan dari quick
response (respons cepat) adalah suatu jenis kode matriks dua dimensi yang awalnya dikembangkan oleh Denso Wave (sebuah perusahaan Jepang) dan sudah dipublikasikan sejak tahun 1994. Wouuw banget kan, sudah selama itu ternyata penggunaan QR code ini dan saya baru mengenalnya sekitar dua tahun belakangan ini. (ngakunya emak milenial, tapi kok baru nyadar keberadaan QR code ya?).
Tujuan QR code menyimpan informasi dengan cepat dan untuk mendapatkan respon secara cepat dan tepat. Kelebihan QR kode dibandingkan barcode (kode batang) adalah kemampuan untuk menyimpan informasi secara vertikal dan horizontak, sehingga QR code ini memiliki daya tampung yang jauh lebih besar daripada barcode (genesari kode matriks sebelumnya)

Jika selama ini saya tahu QR code ini sebagai cara pembayaran yang cashless tanpa bawa repot
mengeluarkan bentuk fisik kartu pembayaran, ternyata keberadaan QR code dipalikasikan dalam
berbagai bidang, antara lain: promosi produk, informasi alamat suatu situs, dan beberapa fungsi lainnya seiring dengan perkembangan era digital. 

Sedangkan untuk di Indonesia sendiri, kode QR pertama kali digunakan oleh media masa Kompas. Dengan QR code yang disematkan pada halaman koran Kompas, dimaksudkan agar semua pembacanya bisa lebih cepat dan mudah membaca konten berita kapanpun dan dimana pun melalui gawainya masing-masing, jadi bisa lebih praktis dan paperless tentunya.

Dan kembali pada fungsi kode QR sebagai transformasi cara pembayaran yang lebih canggih yaitu
cardless, dan dalam rangka menyelaraskan dengan perkembangan arus ekonomi digital serta gaya hidup masayarakat modern, Bank Indonesia merespon positif terhadap digitalisasi ekonomi dan untuk
meningkatkan stabilitas sistem keuangan dan kelancaran sistem pembayaran, Indonesia memiliki
standar QR Code-nya sendiri yang terwujud dalam Quick Response Indonesia Standard (QRIS). Artinya, semua jenis transaksi yang menggunakan kode QR di Indoensia harus mengacu terhadap peraturan BI.

Jadi, dengan QRIS ini akan memberikan kemudahan pembayaran melalui QR di Indonesia yang
terinterkoneksi dan terinteroperabilitas menggunakan satu standar, sehingga bisa lebih aman karena
sistem yang digunakan seragam di semua stakeholder yang menerapkan cara pembayaran dengan kode QR.

Singkatnya, untuk bisa memanfaatkan teknologi QR code sebagai cara pembayaran Digital yang kekinian, yang mempermudah proses transaksi, yang perlu dilakukan adalah: gawai yang terhubung dengan internet, memiliki aplikasi dompet digital dan tentu saja isi saldo dompet digital Anda ya?

Gimana, sudahkah (sering) menggunakan QR Code dalam transaksi yang dilakukan?

=========
Prolog di epilog, Alhamdulillah blogpost ini terpilih menajdi salah satu finalis lomba blog yang di adakan oleh BI, tepatnya event BI Netifest yang rutin di adakan setiap tahun (mulai 4 tahun lalu, dan saya baru tahu event ini di 2019).

Awalnya, artikel ini belum saya tayangkan di blog karena metode lombanya adalah mengirimkan artikel dalam bentuk file PDF ke microsite. Asusmsi saya, untuk ditayangkan di blog ya nunggu aba-aba dari sohibul hajat lomba. 

Time goes by, saya pun lupa dengan lomba tersebut. Hingga di suatu pagi ada notif di WAG bahwa yang masuk finalis akan dimasukkan dalam grup WA khusus dan dikirimi pemberitahuan via email. Lha iya kan saya gak kepikiran sama sekali bakalan bisa masuk finalis. 

Rasanya benar-benar surprise, ketika ujug-ujug saya di invite ke WAG yang berisikan para finalis lomba blog yang berjumlah 35 orang. Alhamdulillah, trigger awal tahun 2020 yang amazing pokoknya. Sekaligus masih bingung, ini lomba yang mana ? Apalagi saat saya cari-cari di blog ini kok gak ketemu postingan yang dimaksudkan. Terus nanyak ke teman, baru deh nyadar lomba blog yang di adakan oleh BAnk Indonesia ini.

Jadinya, saya cari-cari lagi file (naskah) yang saya kirimkan doeloe dan KLIK tayang lah di blog ini.
Sampai jumpa di cerita seru saat acara pengumuman lomba Blog BI Netifest 2020 yang berlangsung pada tanggal 16 - 18 Januari 2020 di Museum Bank Indonesia.



Referensi:
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Kode_QR
2. https://www.jaringanprima.co.id/id/transformasi-perbankan-digital
#feskabi2019 #gairahkanekonomi #majukanekonomiyuk


Ririe Khayan

Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com

No comments:

Post a Comment

Leave a comment or just be silent reader, still thank you so much.
Terima kasih telah singgah di Kidung Kinanthi.
Mohon maaf, atas ketidaknyamanan MODERASI Komentar.

Maaf ya, komentar yang terindikasi SPAM atau mengandung link hidup tidak akan dipublikasikan.

So, be wise and stay friendly.