Kidung Kinanthi

Life is flowing in its story leaving history

  • Home
  • About
  • Sitemaps
  • Article
    • Opini
    • Story of Me
      • My Diary
      • My Poem
      • True Story
      • Love Story
    • Contact
    • Disclosure
  • UMKN Visit
  • News
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Kuraih handphone yang tergeletak di meja kerja. Sebuah panggilan masuk yang mengalihkan perhatianku dari monitor, sebuah private number yang muncul di layar membuatku malas untuk menjawabnya. Kalau niat telpon kenapa mesti menyembunyikan nomer? Batinku dan segera kutekan reject dan melanjutkan membuat report yang harus segera kuselesaikan karena besok dipresentasikan. Tapi kembali dering handphone memecah konsentrasiku. Sebuah nama di screen HP cukup membuatku tertegun sejenak, sebelum mengangkatnya.
        “ Assalamu’alaikum…”Suara khas Mbak Karin menyapa dengan sumringahnya.
        “ Wa’alaikumsalam Mbak, apa…..”
        “ Sombong nian telponku gak diangkat sih?” serbu Mbak Karin memotong kalimatku.
        “ Telpon? Kapan?....”
        “ Yang barusan kamu reject itu, Ra…”
        “ No number? Sapa suruh menyembunyikan ID segala hayoo….”Dalihku sekenanya
        “ Sejak kapan seorang Fira alergi menerima dering telpon meski private number?”
        “ Belum tahu ya....sejak 2 menit yang lalu tuh. Hehehe…”

     Kami pun terlibat ngobrol yang lumayan lama karena sudah lama aku sengaja hiatus berkomunikasi dengan Mbak Karin.
          “ Ada kabar apa neh silent hamper sebulan Ra?”
Sebersit gundah langsung menjamah perasaanku. Aku sangat mengerti sepupuku itu tidak bermaksud intervensi kehidupan pribadiku.Tapi pertanyaannya yang sederhana sebagai ungkapan betapa Mbak Karin selalu perduli padaku, justru terasa mengaduk-aduk hatiku.
          “ Maaf Mbak, ada kerjaan yang harus kuselesaikan neh..” alibi cerdasku memintas lancar.
       “ Ya sudah kalau kamu masih ingin merenungkannya Ra..” Mbak Karin sungguh pengertian rupanya. "Tapi jangan lupa, bertanyalah pada Allah dan dengarkan  apa jawabaNYA ya? Semoga semua masalahmu bias menemukan pencerahan.”
*****

       Apa iya masalahku sepelik yang diasumsikan Mbak Karin? Masalah yang mungkin juga dialami orang-orang di luar sana dan kupikir kisah romantisme ala benang kusut itu tak akan kualami. Aku juga demikian yakinnya pernah bilang sama temanku bahwa cinta yang sudah berlalu biarlah berlalu. Tapi kini?Aku justru terlilit di dalam kekusutannya yang berawal beberapa bulan lalu saat aku terhubung lagi dengan Mas Teddy.
       “Assalamu’alaikum…Sepertinya lama tidak Online FB ya?”, sebuah sms masuk ke ponselku. Tak ada nama pengirimnya. 
         “Wa’alaikum salam, maaf ini dengan siapa ya” balasku secukupnya dan berusaha ramah.
         “Ini aku, Cay..”
Deg. Bumi seakan berhenti berputar dan waktu juga berhenti menggerakkan detik untuk berdetak demi kubaca satu kata ‘cay’. Hanya satu orang yang biasa memangilku dengan kata itu. Tidak penting dari mana dia tahu nomer Hpku karena sebagian orang yang kukenal juga dikenalnya. Yang menggelisahkanku adalah sapaannya tiba-tiba muncul setelah dua tahun berlalu selepas hubungan kandas.
“ Kalau ada waktu, tolong dibaca tulisanku di inbox ya?” nada sms yang masuk menyentakkan lamunanku.
Di dorong oleh rasa penasaran, aku pun segera menyalakan laptop dan login ke FB yang sudah seminggu lebih tidak kubuka. Kulihat cukup banyak notifikasi dan beberapa pesan di inbox. Tanpa pikir panjang, aku pun membuka pesan yang masuk dan yang pertama kubuka adalah tulisan dari Mas Teddy.

Aku terpaku cukup lama begitu membaca apa yang dituangkan Mas Teddy. Jantungku berdegup kencang tapi sungguh ini diluar dugaanku.

Cerpen, Fiksi

          Aku mencintainya, sudah terjadi begitu saja sejak pertama kali aku melihatnya. Mungkin itulah yang disebut love at the first sight, yang terjadi saat aku menghadiri acara wisuda adikku dan demikian juga Mas Teddy. Dia begitu tampak karismatik diantara orang-orang yang ada di sekitarnya. Bukan karena yang lainnya sudah berumur karena banyak yang hadir seumuranku tapi entah kenapa Mas Teddy yang paling menarik perhatianku. Bahkan meski ada yang lebih tampan, tapi tetap Mas Teddy yang membuat jantungku berdebar tak karuan.

         Dan masih kusimpan rapi detail pertemuan pertama kala itu. Dengan sepatu sport warna hitam, jeans biru, jam tangan silver, kemeja lengan panjang kotak-kotak warna biru yang dilipat sampai siku dengan senyuman yang manis semakin membuatnya tampak berkharisma di mataku. Dan entah keberanian itu dating darimana, sebelumnya aku tidak pernah berani menyapa lebih dulu cowok yang tak kukenal. Ketika itu aku nekad untuk menyapanya, tentu saja dengan mencari kesempatan yang kuciptakan dengan kesengajaan: Aku bertanya tentang toilet! Padahal aku pernah kuliah di kampus yang sama dengan adikku jadi tak perlu bertanya pun aku bias menemukan lokasi toilet di Graha tempat wisuda ini. Dan itu pertama dan terakhir kalinya aku berani mengajak berkenalan seorangcowok.Teman-temanku sampai bilang kalau aku sudah memecahkan rekor.

       Dan semua mengalir begitu saja, intensitas saling menyapa via sms, ngobrol berlama-lama ditelpon, chatting, ketemuan secara teratur seminggu sekali dan tak lebih dari tiga bulan kemudian jadian.
          “ Kau mengenangnya kembali, Ra?” Mbak Karin melambaikan tangannya di depan wajahku.“ Kamu masih mencintainya…”
Aku tersenyum patah“ Aku sudah berusaha melepaskannya  ..”
            “ Dan sekarang dia dating kembali dengan lamaran yang harusnya dilakukan dua tahun lalu? ”
           “ Mas Teddy hany aberusaha jadi anak yang berbakti jika akhirnya dia lebih memilih Sarah “ belaku untuk mencari dukungan Mbak Karin. “ Toh bukan salah Mas Teddy jika mereka sekarang akan bercerai”
       “ Sepertinya apapun yang aku katakan tak akan ada selesainya untuk kamu perdebatkan. Saranku sekali lagi,bertanyalah pada Allah dan dengarkan apajawabaNYA. Kali ini sempatkan untuk mengandaikan dirimu yang berada di posisi Sarah..”pesan Mbak Karin sebelum pamit pulang.
*****
         Aku mengandaikan diriku di posisi Sarah?  Bukankah dia yang menginginkan untuk berpisah dari Mas Teddy? Bukankah dia yang memintaku kembali pada Mas Teddy demi menyadari bahwa dirinya tak akan bias memberikan keturunan? Apalagi setelah tahu kami pernah menjalin hubungan yang serius? Beruntun pertanyaan silih berganti menyergap pikiranku.

        Dalam rangkaian doa-doa panjangku, sekelebat bayangan Sarah melintas di pelupuk mataku berselingan dengan keinginanku untuk menerima Mas Teddy kembali yang sedemikian kuat. Sosokwanita yang anggun dan sangat baik sebagai seorang istri, meski aku tak mengenalnya langsung. Aku yakin dia juga sangat mencintai Mas Teddy sehingga bis berbesar hati untuk melepaskan suaminya kembali padaku. Sebagai perempuan, kekurangannya hanyalah tidak bias hamil dan itu bukan kesalahannya? Dan aku harus bias mengambil keputusan, memberikan jawaban yang paling baik untuk kebahagiaan semua orang tanpa mengabaikan kebahagiaanku sendiri. Hidup memang penuh kejutan, setidaknya bagiku. Maka dengan segenap rasa yang teraduk di relung hati, aku pun menuliskan jawabanku melalui email. Aku tak akan bias menyampaikan dengan bibir berhias senyum dan wajah tenang jika mengatakan langsung.

Bismillah… Sejenak kutenangkan diri karena aku tahu, ini berat. Bukan hanya untukku, tapi juga untuknya.
Pada saat Mas Teddy membaca ini, aku harap rasa sakit yang kedua ini sudah memudar dan semoga aku tak perlu lagi merasakan sakit yang sama ini lagi dengan alasan yang sama seperti sekarang dan dua tahun lalu. Mas Teddy tentu tahu rasa  sakitnya seperti apa. Aku pernah merasakannya dan kini ternyata aku harus merasakannya lagi. Tidak apa Mas, aku tetap masih ada doa demi kebahagiaanmu. Demi rasa sayang yang pernah kita miliki, tolong jangan menguatirkan aku lagi karena rasa sakit ini pasti berlalu.

          Sampai di situ aku menarik nafas dalam-dalam, memberikan udara segar di rongga dadaku agar berkurang rasa sesaknya dan beberapa saat kemudian melanjutkan mengetik rangkaian kalimat demi kalimat diiringi butiran bening yang menetes perlahan menyertai tulisanku untuk Mas Teddy.
Aku masih ingat betul ucapan Mas Teddy bahwa dua orang yang menjadi satu dalam pernikahan adalah suatu proses penyempurnaan, melengkapi dan pengkayaan kualitas diri melalui kekhasan dan keunikan masing-masing dalam rangka mewujudkan tujuan bersama. Menikahi dan mencintai seseorang berarti sudah mengukur batas kemampuan diri sendiri untuk bisa menerima/memahami apa dan bagaimana dia sebagaimana adanya, sehingga segala perbedaan yang ada menjadi kekayaan bersama untuk saling menambah, mendukung dan saling menutupi kekurangan. Jadi ketika pasangan dalam keadaan yang kurang baik, disitulah justru dibutuhkan kehadiaran kita untuk menguatkannya, bukan malah meninggalkannya untuk mencari kebahagiaan sendiri?Aku sungguh menyayangi Mas Teddy dan selalu akan mendukung tapi dengan rasa sayang yang harus kusesuaikan. Inilah mungkin yang semestinya dan harus kulakukan, yakinlah aku akan lebih bisa tersenyum lepas dan bahagia jika melihat Mas Teddy bersamanya…

           Meski ada tangis dalam dalam hatiku saat menuliskan surat itu, tapi aku pasti akan berjalan lagi. Akan ada seseorang yang mengajakku berdiri dan berjalan lagi sampai ke sebuah titik nyaman dan bisa meyakinkan bahwa ada banyak kebahagiaan di hari esok. Yah, kebahagiaan yang dibangun tanpa bayang-bayang sutra dari biduk bahtera orang lain. Dengan penuh kemantapan, kupencet tombol send. 


Ah cinta.. terkadang harus bertemu beberapa orang yang belum tepat,
 sebelum akhirnya jatuh pada orang yang tepat.


                 ♠♠♠ Facebook | Twitter | Instagram | Linkedin ♠♠♠




Noted: Salah satu Fiksi dalam Mozaik Kinanthi





13
Share
Bismilllahirrahmaanirrahiim,

“Beneran neh tulisanmu ?,” tanya Vanya dengan mimik wajah menahan tertawa sesaat setelah membaca buku antologi yang di dalamnya ada satu judul tulisanku.
Aku menghentikan kegiatan mengetikku, sesaat.“ Memang kenapa, Van?”
“ Sosok Bagas demikian sempurna: tampan, pekerjaan mapan, romatis, setia... pria impianmu ya ?“ kuterima buku kumpulan cerpen itu dari Vanya
“ Ketika bicara impian tentunya yang sempurna kan? Aku yakin jodoh tak akan salah orang kok “
“ Jika dia tidak seperti sosok dalam tokoh imajinermu, gimana?” teman kostku itu kembali mengejar.
Aku terdiam sejenak, pertanyaan temanku memang terdengar sederhana tapi tidak sederhana untuk menjawabnya. “Setiap pribadi adalah individu-individu yang memiliki ciri dan karakerisitiknya masing-masing. Mencintai seseorang berarti sudah mengukur batas kemampuan diri sendiri untuk bisa menerima/memahami apa dan bagaimana dia sebagaimana adanya, sehingga segala perbedaan yang ada menjadi kekayaan bersama untuk saling menambah, mendukung dan saling menutupi kekurangan”.
“ Wouw, kalimatmu mengandung filosofis tingkat dewa tuh. Dan tiap membaca tulisanmu sepertinya kamu sudah sangat memahami bagaimana harusnya orang hidup menikah..”
“ Ini pujian apa sindiran neh?”
“ Membaca hasil tulisanmu, seperti membaca isi hatimu yang demikian ingin menikah lho?”
“ Ya iyalah, kita kan sahabatan sudah berabad-abad dan sampai sekarang tinggal satu kost “, jawabku sambil mengacak rambut Vanya gemas. “ Tentu saja kamu tahu banget gimana aku berharap bisa segera menemukan si pemilik tulang rusukku “.
Vanya tersenyum penuh arti “dua orang yang menjadi satu dalam pernikahan adalah suatu proses penyempurnaan, melengkapi dan pengkayaan kualitas diri melalui kekhasan dan keunikan masing-masing dalam rangka mewujudkan tujuan bersama “.
“ Kamu baca draft tulisanku 1000 jalan menemukan jodoh ya?”
“ Hahaha...tidak hanya membaca, bahkan aku sampaikan pada Mas Satrio dan dia jadi mantap tuh mengajakku menikah.”
“ Satrio?!” kali ini aku memutar tubuhku sehingga berhadapan dengan Vanya langsung. “ Kamu gak salah menyebut nama kan?”
“ Absolutely....I’m sure will marry him..!” jawab Vanya dengan mengangkat dua jarinya seperti orang mau di sumpah dalam persidangan.
“ Hanya tiga bulan aku training course di India? Tapi perspektifmu terhadap Satrio sedemikian berubah drastis ya..?”
“ Seperti katamu, kenal dari dunia Maya hanya cara awal kenalnya...siapa pun yang di dunia maya kan pada dasarnya sosok yang riil, Non?”
“ Iya, akan ada prosesnya yang bisa kita tempuh untuk mengenal orang-orang dari dunia maya secara actual...” ucapku mengafirmasi kalimat Vanya.
Yang berikutnya Vanya menceritakan tanpa aku minta tentang proses hbungannya yang demikian menuju serius dalam jeda tiga bulan aku tinggal ikut kursus gratis di India. Ternyata Satrio pun punya pola pikir yang menganggap bahwa sebuah hubungan bisa bermula dari cara apa saja termasuk jalur maya. Kalau punya itikad baik, tentu tak akan menampilkan identitas diri yang serba absurd apalagi jadi-jadian.
“ Setidaknya, untuk mengklarifikasi semua cerita diri kami masing-masing, terbantukan oleh beberapa teman kami yang sama. Memang bener kok kalau jejaring sosial membuat dunia semakin kecil...secara tak terduga tuh ternyata ada temanku SD yang jadi teman kuliah Satrio. Terus teman SMP Satrio ada yang jadi teman SMAku..” celoteh Vanya antusias dengan mata berbinar-binar dan wajah bersemu merah tiap kali aku ledekin betapa freaky-nya dia dulu sama orang yang dikenal dari dunia maya.
“ So, bagaimana denganmu? Ada yang prospek untuk more than friend?” Pertanyaan yang straight to the point itu membuatku tergagap beberapa saat tapi aku  berhasil mengalihkan topik pembiacaraan kembali pada rencana Vanya bersama Satrio.

*****
            
Aku menghentikan sketsa awal naskah fiksi, karena dari radius lima meter kulihat sosok Una menunjukkan penampakannya dengan rambut kriwil yang di kuncir kuda.
Sudah sejak dua bulan lalu aku bikin kesepakatan untuk kopdar dengan teman blogger yang terkenal dengan quote di blognya “ If You can’t be better just be different”. Sebelumnya kami hanya berinteraksi di dunia maya dan mumpung aku di Jakarta sekalian menyempatkan untuk ketemuan agar persahabatan kian guyub.

Dokumenatsi kopdar sebelumnya @Plasa Senayan
          
 “ Dah lama nungguin mbak? “. sapanya riang dan mengambil tempat duduk di sebelahku setelah adegan cipika-cipika diantara keramaian pengunjung Plasa Senayan.
            “ Yaa...belum lama kok, gak selama ngitung hasil pilkada kayaknya”.
            “ Padahal aku dah dari tadi tuh datang..tapi lihat Mbak Ririe asyik sama note-nya getu, jadi biarin dulu deh..”
            Meski aku dan Una baru pertama kali ketemu tapi suasananya sudah melting banget karena hampir tiap hari kami ngobrol secara On line. Jadi bertemu secara face to face hanya beda jalurnya saja, selebihnya kami sudah saling mengenal sejak kali bertegur sapa di blogging.
            “ Lagi bikin tulisan apa sih, keliatannya asyik banget tadi..?”
            “ Hanya kebetulan saja terlintas ide untuk bikin fiksi tentang hubungan yang berawal dari jejak dunia maya..”
            “ Berarti tentang kita dunk..” pintas Una semangat.
            “ Yeee..GeEr, kan kubilang tadi fiksi, Sist!”
            “ Lha kita ini Fiksi apa bukan sey.., heheheheee”
            “Kumat deh sakau-nya..” Una hanya nyengir sambil mempermainkan rambutnya yang mulai memudar high light-nya
            “ Ehmmm, apa kamu selalu bisa welcome dengan orang yang kenal di dunia maya, Mbak?”
            “ Aku memang menganggap banyak teman bikin hidup lebih berwarna dan tambah saudara, meskipun kenal di dunia maya. Tapi tak selalu orang yang kukenal di bisa berteman dengan baik...pada akhirnya akan ada seleksi alam kok mana teman yang baik dan kurang baik..”
            “ Ciyeeee...banyak pengalaman neh rupanya?”
            “ Logis saja saja..kenal secara menjejak bumi saja kita kadang masih gak bisa berteman dengan akrab, maka kenal secara Maya akan lebih butuh lagi banyak kehati-hatian diri”
            “ Jadi?”
            “ Percayai sebatas data dan informatif selama belum teruji kevalidan apa yang dituturkan pada kita kan?”
            “ Weiiii...kayak uji statistik dunk?” seperti biasa pertanyaan Una yang spontan selalu bernada kritis.
            “ Menurutku..kamu sendiri sudah experienced untuk bersikap yang obyektif dalam berteman di jalur dunia maya...”
            “ Iya sih Mbak, dengan adanya intensitas komunikasi akhirnya kita bisa menilai kok teman yang kita kenal di dunia maya itu integritas dirinya seperti apa...konteks blind friendship itu kan sebenarnya adalah hasil dari sikap kita sendiri yang ceroboh?”
            “ Berawal kenal dari media cyber pun sebenarnya sosok orang yang nyata...dan merupakan pilihan masing-masing untuk menampilkan performance diri yang riil atau sebaliknya.”

Ternyata ngomongin jalinan persahabatan dari dunia digital bersama Una, teman yang kukenal dari ngeblog ini tetap seru, tak kalah seru dengan kopdar berempat dengan Mbak Alaika dan mas stupid monkey beberapa waktu sebelumnya. Keseruan kopdar yang menguatkan keyakinan saya bahwa jalinan persahabatan bisa bermula dari arah mana saja, termasuk dari jejak dunia digital. Kalau saja tak ingat waktu yang sudah beranjak sore dan saya harus menempuh rute Jakarta ke Tangerang alone, rasanya masih ingin berlama-lama ngobrol sama Una deh. 

=========

NOTED: Tulisan ini adalah salah satu dari isi Mozaik Kinanthi



13
Share
Istilah ekosistem Bismilllahirrahmaanirrahiim lebih umum atau lebih sering diidentikkan dengan ilmu biologi, yaitu   terjadinya hubungan timbal balik atau saling ketergantungan baik secara langsung maupun tidak langsung, antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Seperti kita ketahui bahwa ekosistem terbesar di dunia adalah kehidupan alam semesta ini. Dimana untuk ukuran ekosistem yang lebih kecil, kita mengenal ekosistem sawah, hutan, darat, laut, danau, gunung, pulau, kolam, dan sebagainya. 

Dan sampai sekarang pun, ketika mendengar kata EKOSISTEM yang spontan melintas di pikiran saya adalah pelajaran biologi #jadi merasa pernah sekolah.  Dengan mengacu pada definisi tersebut, berarti istilah ekosistem bisa dilekatkan berbagai bentuk pola hubungan yang terjadi antara suatu populasi dengan lingkungannya, salah satunya adalah untuk populasi blogger yang bisa pula diistilahkan dengan Ekosistem Blogger. Karena pada banyak kondisi, suatu ekosistem memiliki batas-batas yang transparan dan jelas, misalnya seperti pada ekositem yang terbentu secara alamiah: danau, gunung, pulau, kolam, dan sejenisnya. Tapi jika menerjemahkan suatu bentuk hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial yang memiliki   komponen-komponen serba sangat heterogen, maka batasan-batasan ekosistem memiliki ukuran yang flexible yang sering ditentukan secara buatan/kesepahaman [masyarakat umum]. Sehingga, Blogger dan Ekosistemnya bisa dikatakan merupakan ekosistem dengan batas-batasan hasil buatan saya akan keberadaan dan existensi blogger.


Blogger merupakan fenomena sosial yang semakin mewabah, maksud saya ketertarikan orang-orang untuk memmanfaatkan media blog semakin lama semakin banyak. Dan masing-masing pengguna blog atau blogger membawa passionnya dalam mengexplorasi blognya. Dalam proses berikutnya, populasi-populasi blogger yang memiliki kesamaan alasan/tujuan/minat akan membentuk komunitas blogger seperti foodblogger, parenting, fashion, beauty, traveler, techno dan masih banyak lagi komunitas blogger yang akan lebih berkembang lagi di masa-masa mendatang. Bergabungnya beragam komunitas blogger akan membentuk populasi yang saling berinteraksi dan memiliki hubungan timbal balik, dinamika inilah yang menjadi salah satu variable definitif terbentuknya ekosistem blogger. Komponen-kompenen yang membentuk ekosistem blogger dengan genre-nya masing-masing yang pada interaksinya saling melengkapi dan memberikan warna yang menguatkan ekosistem blogger serta saling memberikan pengaruh yang positif.

Serangkaian event yang berbasis dan atau melibatkan BLOGGER, menjadi salah satu bentuk kondusifnya Ekosistem blogger. Bagaimana tidak kondusif, kalau banyak event dan acara-acara yang mengundang komunitas blogger tidak tersegmentasi pada suatu jenis komunitas tertentu. Iya memang sih, ada event yang mempersayaratkan kategori blogger tertentu, misalnya kudu blog yang bertema parenting, techno, atau apalah, tapi secara umum kebanyakan acara-acara yang terkait dengan blogger kan lebih melihat blogger sebagai suatu ekosistem yang heterogen. Semisal event Blogger Nasional, upload kompakan dengan tema tertentu, juga Liga Blogger ini, memberikan kesempatan semua jenis blog untuk berpartisipasi.

Selain antar interaksi sesama blogger, hubungan timbal balik ekosistem blogger saat ini lebih meluas. Saat ini sudah banyak pihak yang memperhitungkan pelaku blogger sebagai profesi yang profesional untuk diajak kerjasama. Di undang untuk launching suatu jenis produk, publikasi suatu program dari suatu organisasi [pemerintah maupun non pemerintah, keterlibatan blogger dalam kegiatan-kegiatan sosial non profit, membuktikan bahwa Blogger dan ekosistemnya menunjukkan grafik perkembangan yang sangat dinamis.  Semakin semaraknya kegiatan, acara atau event yang terdapat keterlibatan blogger [blogger komunitas tertentu maupun blogger secara umum], membuktikan jika EKOSISTEM blogger semakin eksis karena hubungan timbal-balik yang terjadi semakin meluas menembus lintas bidang, sosial, usia dan gender.

Semoga hubungan timbal balik, baik antar komunitas blogger maupun dengan lingkungan di luar blogger memiliki dinamika yang mengarah pada hubungan mutualisme, yang artinya semakin banyak tawaran post paid gettu deh. At least, minimal hubungan timbal balik yang kita harapkan adalah secara komensalisme deh.
Dan……bagaimana Ekosistem Blogger menurut Anda? 

13
Share
Newer Posts Older Posts Home
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan JANGAN PERNAH MENYERAH UNTUK MENCOBA. ~ Ali Bin Abi Thalib

My photo
Ririe Khayan
Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com
View my complete profile
  • Cara Cepat dan Aman Mematikan Ikan Lele
    Ikan dan Belalang (berdasarkan ajaran agama yang saya anut) termasuk jenis [bangkai] hewan yang halal untuk dimakan. Tapi tidak berarti k...
  • Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ?
    Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ? Bagi orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan atau lokasinya masih berdampingan al...
  • Brand Susu Untuk Kesehatan
    Jika ada pertanyaan: Sehat ataukah sakit yang mahal harganya? Bismillahirrahmaanirrahiim , kalau menurut saya, secara ‘value’ kondisi se...
  • Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online
    Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online . Sebenarnya persyaratan dan alur pembuatan proses secara langsung ( walk i...
  • Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil
    Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil . Jika Anda sedang berusaha punya anak, menunggu kapan Anda resmi ...
  • Lima Cara Mengaktifkan (Kembali) Google Adsense yang Diblokir
    Sebaiknya dikesampingkan dulu bila ada yang beranggapan Akun GA di Banned, tak bisa diaktifkan.  (Ternyata) Google Adsence Bisa Aktif  Kem...
  • Panic attack Ketika Terkena HERPES Zoster
    P anic attack Ketika Terkena HERPES Zoster . Mendengar kata HERPES, bisa jadi sebagian orang langsung tertuju pada nama penyakit yang satu ...
  • Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin
    Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin   .Mungkin kita pernah mendengar peristiwa keracunan sete...
  • Suplemen Madu Untuk Membantu Atasi Anak Yang Susah Makan
    Punya pengalaman menghadapi anak yang susah makan? Ada yang baper karena selera makan putraatau putrinya belum variatif yang berputar seki...
  • Serunya Mudik Naik Kereta Api Probowangi
    Usai long wiken Idhul Adha...jadi ngayal kalau tiap bulan ada long wiken 4 hari gitu pasti indah sekaliiiii...... #Plakkk [digampar klomp...

Blog Archive

  • ▼  2024 (3)
    • ▼  December (1)
      • Manfaat Penting Bermain Untuk Anak-Anak Usia Pra S...
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2022 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2021 (45)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (6)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2020 (43)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2019 (35)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (2)
    • ►  March (7)
  • ►  2018 (49)
    • ►  December (5)
    • ►  November (11)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (5)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (51)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (6)
    • ►  February (7)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (73)
    • ►  December (5)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (10)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (12)
  • ►  2015 (118)
    • ►  December (12)
    • ►  November (12)
    • ►  October (11)
    • ►  September (11)
    • ►  August (12)
    • ►  July (8)
    • ►  June (8)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2014 (60)
    • ►  December (1)
    • ►  November (4)
    • ►  October (6)
    • ►  September (5)
    • ►  August (3)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ►  March (11)
    • ►  February (10)
    • ►  January (8)
  • ►  2013 (90)
    • ►  December (7)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  July (5)
    • ►  June (8)
    • ►  May (9)
    • ►  April (5)
    • ►  March (13)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (126)
    • ►  December (6)
    • ►  November (5)
    • ►  October (14)
    • ►  September (10)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (11)
    • ►  May (12)
    • ►  April (12)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (10)
  • ►  2011 (69)
    • ►  December (11)
    • ►  November (11)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (9)
    • ►  July (7)
    • ►  June (18)
    • ►  May (5)
Ririe Khayan is an Intellifluence Trusted Blogger

Juara LBI 2016

Juara LBI 2016
facebook twitter youtube linkedin Instagram Tiktok

Labels

Advertorial Aneka Kuliner Article Blog Award Book Review Contact Me Disclosure English Version Fashion Fiksi Financial Gadget Give Away Guest Post Info Sehat Informasi Inspiring Lifestyle Lomba Love Story My Diary My Poems Opini PR PerSahabatan Pernik-Pernik Renungan Review Skincare Technology Traveling True Story UMKM Visit Who Am I? Writing For Us banner parenting




Copyright © 2019 Kidung Kinanthi

installed by StuMon