Kidung Kinanthi

Life is flowing in its story leaving history

  • Home
  • About
  • Sitemaps
  • Article
    • Opini
    • Story of Me
      • My Diary
      • My Poem
      • True Story
      • Love Story
    • Contact
    • Disclosure
  • UMKN Visit
  • News
Tematik LBI mengenai semangat ngeblog agar senantiasa stabil, syukur-syukur bangetsss dan ngarep poll grafik up date blog bermodel LINEAR antara sumbu ordinat [frekuensi/intesitas] dan axis [waktu]. Any time, any where, any condition and another  case, pengennya nge-BLOG yang dengan sengaja saya pilih untuk mendukung kesukaan menulis ini Bismillahirrahmaanirrahiim bisa sustainable.   

Pada jaman dahulu kala Saat sekian taon lalu, saya dengan sumringahnya bisa menggunakan media blog [masio user only], setidaknya salah satu impian saya untuk meningkatkan kesukaan menulis menjadi lebih baik lagi, akhirnya mendapatkan wadah yang kondusif: BLOG. Menuliskan hal-hal yang saya sukai berkolaborasi dengan gejolak yang kuat untuk menulis memang energi yang luar biasa untuk eksis menulis.  

Tapi, ritme ngeBLOG yang saya alami pun tak luput dari pasang surut, gak mau kalah dengan air laut getu deh. Apalagi ketika situasi Off Line lagi so HECTIC, suka atau tidak, toh dengan berat hati saya kudu legowo jika KADANG KALA Of Line dan On line tak bisa berjalan mesra. Jika case-nya demikian, tentu saya memang harus bersabar menunggu sampai ke-HECTIC-an menyurut. 

Nah, agar ngeBLOG dinamis, at least tidak sampai terjun bebas tanpa parasut, memang perlu maintain semangat ngeBLOG. Berikut ini sebagian hal-hal yang saya coba perbaharui agar saya bisa memiliki daya tarik untuk ngeBLOG always happy ever after:
  1. Alasan dan tujuan ngeBLOG sangat-sangat–sangat penting untuk dijaga kelestariannya. Oleh karena adanya alasan dan tujuan tersebut merupakan pemantik awal saya menjejakkan tangan di keyboard untuk menulis postingan di bLog. Jika kita memiliki alasan yang kuat dan tujuan yang jelas untuk dicapai, kita akan mendapatkan energi untuk survive ngeBLOG. Beruasaha kembali dan kembali lagi untuk menulis hal-hal yang kita suka dan kuasai di BLOG, no matter what happen pokoknya.
  2. Mengalokasikan waktu untuk ngeBLOG. Dalam bahasa yang berbeda: mengatur waktu untuk ngeBLOG. Kalau saya sendiri, sejujurnya memang belum memiliki jadwal yang rutin [setiap] dan berapa lama untuk ngeBLOG minimal. Pengennya saya sih bisa minimal one day one post, eeee ternyata saya perlu kompromi dan  menyesuaikan ritme ngeBLOG dengan aktifitas saya di Off line. 
  3. Membawa notes kecil dan pena/pulpen/spidol [pokok’e alat tulis] untuk utk merekam ide yg tiba-tiba berseliweran agar tdk menguap. Karena, kerap kali kita menemui sesuatu hal yang menarik dan spontan terpetik hasrata untuk menjadikan bahan tulisan. Berdasarkan pengalaman pribadi, tak jarang ide tersebut jadi terlupakan jika tidak tertuang dalam tulisan, tersublimasi karena peristiwa-peristiwa yang bermunculan selanjutnya. Cara ini, tak hanya bermanfaat sebagai bank ide, juga merupakan back up plan ketika mengalami krisis ide untuk menulis.
  4. Jangan bosan untuk membaca buku dan fenomena sosial di sekitar kita, karena membaca akan menjadi aliran kosa kota yang akan mengisi rangkaian tulisan kita. Semakin rajin membaca, secara simultan akan meminimalkan drama penurunan semangat menulis [blog]
  5. Blogwalking juga merupakan obor yang cukup pontesial untuk mem“panas”kan semangat NgeBLOG. Coba saja kalau gak percaya? Saat ini singgah sana-sini di blog-blog teman dan membaca tulisan demi tulisan *even just silent reader”, minimal akan menggugat hati nurani: Teman-teman pada semnagat ngeBLOG, mestinya aku juga bisa demikian pula dong: caaayoooo semangat Ngeblog.
  6. Ikut event/lomba dan gabung komunitas, strategi ini juga saya akui sangat membantu banget untuk menjaga semangat NgeBLOG. Karena, dari suatu jenis event/lomba/kompetisi akan men-challenge kemampuan kita dalam menulis sesuai tema dan rule yang telah ditetapkan. Jadi, ikut suatu lomba/event sekaligus sebagai ajang untuk menguji kebisaan kita menulis dalam penilaian yang obyektif. Maklumlah, karena saya masih konsisten dengan model blog gado-gado sehingga  postingan reguler  ya saya buat dalam rangka asal menulis dan up date blog #parah
  7. Menulis tanpa berpikir, artinya saya belajar untuk melepaskan setiap kata yang melintas dalam pikiran, hati dan rasa ketika sedang STAG dan BIG NO idea untuk ditulis. Sebenarnya cara ini lebih tepatnya untuk memecah writer block. Korelasinya adalah, ketika seorang penulis mengalami situasi STAG, Blank, embuh ora weruh arep nulis opo maneh, bukankah ini salah satu penyebab bagi seorang penulis [juga pada saya] mengalami fase ngedrop semangat secara ekstrim. Jadi, mengatasi fluktuasi ngeblog yang cenderung turun, bisa juga dilakukan dengan menyediakan secara disiplin untuk menulis kontinue tanpa mikir, bisa selama 5 menit, 10 menit. Just write, no matter what, even slowly tapi ampuh untuk mengasah ketrampilan kita dalam menulis untuk lebih lancar dan mengalir dalam sistematika yang runut.

Itulah [beberapa] rahasia saya dalam menjaga semangat dalam ngeBLOG. Tentunya, masing-masing penulis atau yang suka menulis di blog juga memiliki kiat-kiat jitu dan sakti mandraguna kan dalam menjaga blognya agar up to date? Hayyooo…ngaku?

                   ♠♠♠ Facebook | Twitter | Instagram | Linkedin ♠♠♠




19
Share
Bismillahirrahmaanirrahiim, A simple fiction:
“ Ada masalah apa lagi dengan mesin packagingnya?”tanya Pak Hafidz sesaat setelah aku duduk di depannya.
“ Bukan mesin packagingnya yang bermasalah, Pak. Tapi kaleng pengemasnya banyak yang defect  “, jelasku langsung pada pokok permasalahannya.
“ Kaleng pengemasnya defect?! “ ekspresi wajah Pak Hafidz langsung berubah  penuh emosi, juga intonasi kalimatnya.
“ Hampir sepertiga dari stock kaleng pengemas harus return..”
“ Jadwalkan besok lembur untuk bagian pengemasan dan labelling !”
Sebaris kalimat perintah bagai sabda pandita ratu yang tak mungkin untuk didebat atau pun diabaikan. Aku melangkah meninggalkan ruangan plant manager dengan kecamuk galau menggelombang. Ku katupkan gigi geraham untuk meredakan gemuruh emosi yang memenuhi rongga dada.
“ Sepertinya kamu serius dengan hobi fotografi, Ren ?” sambut Novita begitu aku menghempaskan tubuh di kursi. Dia demikian asyik mencoba-coba camera DSLR yang tergeletak di mejaku.
Aku tak menanggapinya, memilih mencoret-coret block note untuk menumpahkan kekesalanku. Sejak kecil, aku sudah menyukai gambar danfoto-foto hasil jepretan kamera. Dan hasrat untuk menekuni dunia fotografi pun harus aku rapikan dalam hati karena realistisnyaadalah aku butuh pekerjaan dengan penghasilan yang jelas untuk memenuhi kebutuhan hidup dan membantu ekonomi keluargaku.
Setelah situasi finansial semakin membaik, aku mulai menyalurkan rasa penasaranku terhadap fotografi tersebut di sela-sela rutinitas pekerjaan. Tepatnya ketika aku bertemu dengan Mas Firman tahun lalu.Akhir pekan ini aku sudah fix untuk memburu obyek gambar yang kuimpikan sejak lama yaituMerapi dan sekitarnya. Dan sekarang acara yang sudah tersusun matang tersebut terancam berantakan dengan sempurna.
“ Hei, what’s up ...?” Novita menjentikkan jarinya di depanku.
“ Stress nih, gara-gara kaleng penyok itu....” gerutuku.
“ Harus masuk lembur ya?”
“ Kurang sedikit target produksi bisa tercapai untuk bulan ini, lha kok stock kaleng banyak yang penyok. “
“ Terus gimana acaramu ke Jogya – Magelang, cancel dong?”
“ Beginilah resikonya jika bekerja kejar setoran. Andai aku sudah bisa jadi fotografer profesional tentu tidak perlu berada dalam situasi pekerjaan yang dilematis begini.”
“ Seandainya aku bisa menggantikanmu. Sayangnya backgroundku accounting dan gak ngerti sama sekali tentang proses produksi “ hibur Novita dengan serius.
“ Fotografi bukan hanya hobi tapi impianku sudah sejak lama “ gumamku memendam galau.
*****
            Seandainya aku tidak bertemu dengan Mas Firman, mungkin aku tidak ingat lagi jika pernah punya mimpi untuk menjadi fotografer.
            “ Aku Firman, teman kakakmu, Amran. Kamu Renata kan?” Aku dibuat bengong oleh penjelasan laki-laki berambut gondrong yang menemuiku di lobi hotel saat aku berada di Bandung setahun lalu.
            “ Sudah lupa? Aku dulu sering menginap di rumahmu, ingat gak?”
            Firman? Aku mencoba mengingat nama itu. Akhirnya aku ingat tentang sosok cowok yang dulu sering menginap di rumah. Satu-satunya teman SMA Mas Amran yang sering datang ke rumah. Aku tak akan mengenali jika dia tidak memperkenalkan dirinya. Dia sangat berubah, penampilannya terlihat lebih casual dan nyentrik dengan model rambut gondrongnya.
            Aku mengembangkan senyum dan menyambut uluran tangan Mas Firman, “ Ya aku Renata. Kok Mas Firman bisa menemukanku di sini?”
            “ Amran menelpon, dia minta aku menjagamu selama di Bandung..” ceritanya sambil tertawa. “ Pantas Amran sangat mencemaskanmu, lha kamu cantik begini sekarang..”
            “ Ya gak segitunya Mas, aku hanya nanya Mas Amran apa ada temannya di Bandung. Kan lumayan bisa jadi guide gratis tho?”
            “ Dengan senang hati, selama seminggu aku akan jadi guide terbaikmu di Bandung ini “
            Dan saat itulah aku mulai mengenal fotografi secara serius, nekad membeli camera DSLR dan diajari memotret tidak hanya sebatas dengan menggunakan mode Auto. Mas Firman yang mengenalkanku dengan fotografi, mengajariku dengan sabar dan telaten.  “Dalam seni fotografi, sebetulnya tak ada batasan ruang bagi estetika. Karena estetika lebih bersifat personal,artinya setiap individu memiliki perspektif yang berbeda-beda," tuturnya meyakinkaku kala itu. “ Fotografi bisa flexible, untuk menekuninya kamu tidak perlu mengorbankan pekerjaanmu yang sudah ada sekarang. Kecuali jika kamu memang sudah siap dan mampu jadi fotografer profesional, memang fokus utama harus fotografi sebagai profesimu”

Sejak itu aku jadi kecanduan dengan fotografi. Setiap hari camera DSLR selalu bersamaku kemana pun aku pergi. Berbagai momendan pemandangan yang aku jumpai, yang penting waktunya tepat dan suasananya mendukung, aku jepret. Jadi hasilnya bisa lebih natural.
Kalau hari libur, aku jadi lebih suka berburu pemandangan-pemandangan yang bisa jadi obyek jepretan cameraku. Kalau cameraku eror, jika aku menghadapi kesulitan menghasilkan gambar yang bagus, maka Mas Firman yang langsung aku hubungi. Dan bahkan jika tak ada masalah pun, Mas Firman juga yang aku hubungi untuk sekedar ngobrol-ngobrol santai. Perlahan ada ketertarikan lain yang turut hadir dalam hubungan kami, tepatnya di perasaanku. Sosok Mas Firman lebih sering menyinggahi benakku, ketimbang Mas Permana, lelaki yang sudah meminangku beberapa bulan sebelum aku bertemu dengan Mas Firman di Bandung.Dengan alasan yang mengada-ada, aku pun masih saja berdalih untuk menunda ajakannya menikah.

Dan betapa luar biasanya pengertian Mas Permana saat aku mengatakan padanya hendakhunting obyek pemotretan ke Merapi.Padahal ada tujuan tersembunyi yang menggodaku untuk berpetualang ke gunung yang belum lama ini meredakan letusannya. Alasan yang tersembunyi itu adalah agar bisa menikmati kebersamaan dengan Mas Firman. Rencananya memang berangkat bersama komunitas fotografi, dan aku yang memunculkan ide tersebut. Dan alangkah menggembirakannya sekali lagi Mas Firman bisa dengan mudahmenyediakan waktunya untuk menemaniku ke Merapi. Sekarang justru aku yang terjebak dengan jadwal pekerjaan yang tidak terduga.Argghhhh..
*****
“ Halloo,” sapaku dengan suara agak parau.
“ Renata?” aku berusaha mengenali suara yang menyahut dari ponselku, suara yang tidak asing “ Mas Firman?”
“ Baru bangun tidur ?” tanyanya dengan suara riangmembuat rasa kantukku hilang. Sepulang dari pabrik tadi aku memang ketiduran karena rasa capek yang luar biasa.
“ Mas Firman sudah sampai mana neh?”
“ Tebak saja aku sampai mana sekarang?” tanyanya menggoda.
“ Jogya kan ?”
“ Aku hanya butuh waku satu jam lho untuk sampai tempat kostmu, Ren .”
“ Hahh ?!”
“ Aku di Surabaya sekarang ! Takdir memang lebih suka jika kita tetap ketemu kan? Tiba-tiba aku mendapatkan job untuk membuat dokumentasi di Surabaya lho “.
Hatiku girang bukan kepalang mendengar berita dari Firman, betapasepotong pemberitahuan itu mengalirkan rasa bahagia yang berdenyar-denyar di setiap sel sarafku karena sebenarnya inilah yang aku harapkan. 
Tapi aku juga tahu rasa bahagia ini akan bisa melukai orang lain yaitu Mas Permana.

“ Ya sudah, sejam lagi aku sampai di situ ya..”
Aku terpaku, tak beranjak dari tempat dudukku. Tadi siang aku menolak secara halus saat Mas Permana mengajak dinner, tapi sekarang aku berdebar-debar senang menunggu Mas Firman yang akan datang.

Sebulan lalu aku mengusulkan acara ke Merapi agar aku punya alasan untuk bertemu Mas Firman dan kini kebertemuanku dengan Mas Firman menyata meskipun aku terkendala oleh lembur kerja yang tak terduga. Aku menghela nafas dalam-dalam, berusaha menenangkan hatiku yang mulai dihinggapi resah. Pikiranku mencoba merunut peristiwa-peristiwa kualami setahun terakhir ini. Mulai dari awal pertemuanku dengan Mas Firman yang berawal bukan karena kebetulan, tapi kini menjadikanku berada di persimpangan hati. Aku yang yang awalnya ingin memperdalam ilmu fotografi dari Mas Firman, justru terbawa arus ketertarikan candu asmara yang perlahan menetas di permukaan hatiku. Benih asmara yang menetas di waktu tidak tepat karena aku sudah berkomitmen dengan kekasihku. Dan bagaimana aku mengatasi perasaanku yang semakin menguat mengarah pada Mas Firman?
            “ Coba lihat ini, Ren “ sesaat aku tersentak oleh seruan Mas Firman menyodorkan cameranya padaku. Kuterima kamera itu, dilayarnya terpampang sebuah hasil jepretan yang sangat cantik. Jepretan lampu yang ada di seberang jalan yang berwarna kuning kemerahan, dengan degradasi bias warnanya yang menyerupai bintang.
“ Karena aku tak bisa memetik bintang di langit, makaaku jadikan lampu itu sebagai obyek bintang untukmu !”
“ Tapi sayangnya Renata sudah memiliki bintang di hatinya..”
Serentak aku menoleh ke arah datangnya suara. Mas Permana sudah berdiri tak jauh dari keberadaanku dan Mas Firman di teras rumah.
“ Tentunya Anda sudah tahu jika Renata sudah berrtunangan kan?” lanjut Mas Permana tanpa memberiku kesempatan untuk berbasa-basi menyambutnya.
“ Iya, saya tahu Renata sudah punya kekasih. Tapi itu tak menghalangi saya untuk mencintainya kan ?”
“ Mas Firman bicara apa ?” tak urung aku terkejut mendengar pengakuan Mas Firman yang terang-terangan, apalagi di ucapkannya di depan Mas Permana !
“ Kalau begitu biar Renata yang memutuskan siapa yang dia pilih untuk menjadi bintang di hatinya !”
Aku gemetar. Tak tahu lagi apa yang berkecamuk di hatiku demi melihat kenyataan bahwa Mas Firman pun ternyata mencintaiku sama seperti Mas Permana.
“ Meski aku mencintainya, semuanya tergantung pada Renata. Aku akan meninggalkannya  jika dia memintaku untuk pergi, “ ucap Mas Firman dengan lugas.

Dua orang lelaki yang sama-sama mencintaiku duduk di depanku menunggu sebaris kalimat penentuan terucap dari katup bibirku. Dan konyolnya aku, kedua lelaki itu sama-sama berarti bagiku. Kupandangi silih berganti Mas Permana dan Mas Firman, berharap menemukan satu alasan yang tertepat dari diri mereka agar aku bisa melafalkan satu nama pilihan.
Dalam suasana serba kaku dan canggung, udara seolah enggan bergerak sehingga terasa gerah dan menyiksaku dalam suasana yang menikam.

Menjelang jam dua belas malam, mereka meninggalkanku sendirian dalam kegundahan yang kusut.
“Aku akan tetap tersenyum jika melihatmu bersamanya, meski ada tangis dalam hatiku. Jika tak bisa menjadi bintang buatmu, setidaknya ada frgamen kecil tentangku yang kamu ingat..” demikian ucap Mas Firman sesaat sebelum menjabat tanganku untuk pamitan.
Butiran air mata mengalir perlahan, setiap butirannya mengungkapkan laksa perasaanku yang tercerabut dalam kebimbangan.

“ Aku hanya ingin menjadi lelaki yang bisa membuatmu mengatakan : Aku ada karena kamu ada. Hanya itu, Ren “ ucap Mas Permana sambil menatap penuh kelembutan pada bola mataku. Dan betapa rasa menghunjam ke relung terdalam hatiku telah mengelukan lidahku. Sesederhana itu, dan harusnya dengan mudah aku bisa menganggukkan kepala dengan seyakin-yakinnya. 

Iya, seharusnya tidak sulit untuk mengatakan kembali kalimat yang pernah aku bilang pada Mas Permana: Aku ada karena kamu ada. Tapi............


Noted: Hasil belajar nulis Fiksi, eee tulisan sudah lama sih. Any Suggestion? Agar bisa nulis fiksi lebih baik lagi? *nyontek ending-nya Tokyo Love Story*


                  ♠♠♠ Facebook | Twitter | Instagram | Linkedin ♠♠♠



Semoga bisa mengikuti jejak sukses beliau dalam  dimoment dengan produk-produknya yang super, antara lain #glucogen #propolis#coffeemoment #biocell #slimmer #teragen 


Yg tertarik utk join atau pengen tahu lbh banyak apa dan kenapa join moment: 

Pin : 53D925F1
WA : 08123155089
Email :ririekinanthi8p@gmail.com


3
Share
Bagi komunitas pembolang- Travel adict, travelholic dan entah apa lagi istilahnya- menjelajah seantero kepulauan Nusantara tercinta ini Bismillahirrahmaanirrahiim tentu tak akan ada habisnya. Satu destinasi wisata tercapai akan menjadi alasan untuk merenda impian menjelajah tempat yang lainnya lagi. Nah bukan tak mungkin pula akan terbersit cita untuk sesekali menjajal mbolang ke manca negara kan? At least, ke negeri-negeri Jiran seperti Singapore dan Thailand *mulai tampak modus dibalik postingan*. 

SINGAPORE, Negeri jiran yang masyhur dengan simbol kepala singa ini sudah menjadi tempat ‘bermain’ bagi sebagian kaum sosialita: Ujug-ujug shopping, jalan-jalan atau meeting&lunch, wuss wuss…terbang wira-wiri ke Singapore. Apalagi tahun 2015 adalah tahun emas bagi Singapore. Negeri singa ini akan merayakan ulang tahun proklamasinya yang ke 50. Oleh karena itulah Singapore akan menampilkan kemeriahan yang spektakuler tahun ini. Euforia perayaan itu akan terlihat begitu Anda menjejakan kaki di Bandara Internasional Changi yang sengaja direnovasi untuk menyambut 50 tahun Singapore.

Beragam festival akan dirayakan menyambut momen bersejarah ini. Hotel beramai-ramai menyelenggarakan promo sehingga Anda akan semakin dimudahkan untuk mencari penginapan. Belum lagi dengan kehadiran objek wisata baru di Singapore.

Gardens at the Bay adalah salah satu destinasi baru yang kini sedang hangat diserbu wisatawan. Lahan hijau seluas 100 hektar ini dihadirkan sebagai langkah awal pemerintah menjadikan Singapore sebagai Garden City (Kota taman). Taman raksasa ini memberikan keindahan yang menyegarkan untuk liburan keluarga. Di sini Anda dapat menikmati kawasan konservasi tanaman, taman bunga, taman bermain anak, hingga pusat hortikultura.

Ulang tahun emas ini juga akan disempurnakan dengan peresmian Jubilee Walk dan National Gallery. Jubilee Walk merupakan sebuah rute khusus penjelajahan sejarah dan perkembangan Singapore. Jalanan sepanjang 8 kilometer tersebut akan dihiasi dengan museum dan situs bersejarah, baik alam maupun buatan.

THAILAND pun tak mau kalah bersaing dengan Singapore, walaupun tahun 2014 lalu, negara ini sempat mengalami kemerosotan industri pariwisata hingga 19% di kuater pertamanya. Hal ini disebabkan oleh ketidakstabilan kondisi politik serta tragedi yang menimpa 2 orang traveler asal Inggris. Tapi kondisi tersebut justru menjadi lecutan semangat yang mendorong pemerintah Thailand membenahi industri pariwisatanya habis-habisan. Kondisi Thailand akan menjanjikan banyak pengalaman wisata menarik di tahun 2015. Tahun inilah pariwisata Thailand yang memang sangat eksotis akan berusaha merebut kembali kejayaannya.

Kampanye pariwisata “2015 Discover Thainess” diluncurkan untuk menampilkan daya tarik kebudayaan Thailand sebagai senjata pamungkas pariwisatanya. Agendanya adalah mengajak para wisatawan untuk mengenal sekaligus melestarikan kekhasan budaya Thailand. Kampanye ini akan diramaikan dengan beragam acara seni dan kebudayaan sepanjang tahun 2015. Sebagai pembuka, pemerintah Thailand telah mengadakan Thailand Tourism Festival yang merupakan acara pariwisata terbesar yang berlangsung 14-18 Januari lalu di Bangkok.

Kemeriahan tersebut juga semakin sempurna dengan diresmikannya atraksi terbaru kota Bangkok, yaitu pasar terapung “Khlong Phadung Krung Kasem”. Objek wisata budaya ini resmi dibuka pada 12 Februari 2015 lalu. Pasar terapung ini dihadirkan sebagai cara untuk melestarikan sekaligus mempromosikan kekayaan tradisi dan budaya Thailand tepi sungai. Pasar terapung ini menjadi semacam nostalgia ke masa Thailand masih dipenuhi kanal yang menjadikan Bangkok dikenal sebagai Venice of The East pada abad 19. Pasar terapung ini akan diramaikan dengan produk kerajinan tangan, kesenian, pernak-pernik, dan makanan dari 60 kapal pasar terapung dan 80 warung di daratan sekitar.

Pada galau karena lonjakan tiket pesawat mahal, bisa dicoba menggunakan layanan maskapai Firefly untuk menjelajahi 2 negara ini dengan cepat dan mudah. Untuk kawasan Indonesia, maskapai anakan Malaysia Airlines ini memiliki basis di daerah Sumatera.

Firefly (FY/FFM) adalah anak perusahaan dari maskapai penerbangan Malaysia Airlines dengan tarif rendah atau Low-Cost Carrier [LCC] dengan fokus pada rute-rute regional di kawasan Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT). Masakapai Firefly ini memang diposisikan sebagai maskapai penerbangan komunitas konsumen [wisatawan] dari Indonesia, Malaysia, Thailand dan Singapura dengan harga tiket yang relatif murah. Walaupun berstatus anak perusahaan, Firefly dan Malaysia Airlines dioperasikan oleh manajemen yang berbeda. Selain itu, pada tahun 2010 lalu, maskapai ini dinobatkan untuk menerima penghargaan Value Airline of the Year oleh Frost & Sullivan. Prestasi selanjutnya di tahun 2012, The Putra Brand Award menganugerahkan Firefly sebagai "The Most Promising Brand of The Year".

Mumpung masih awal tahun, bisa mulai diplanning bila Anda memang tertarik liburan ke luar negeri tahun ini. Dua negara tetangga tersebut bisa menjadi rujukan penting liburan tahun 2015. Lokasinya yang dekat menjadikan kita tidak perlu menyiapkan waktu libur/meminta cuti terlalu panjang. Sekedar tips cerdas  yang sudah umum  dipakai dalam mengambil jatah cuti agar dapat kuota libur lebih lama: pilih waktu libur dan cuti bersama yang berderet tiga hari, lalu minta cuti tambahan sebanyak 4 hari. Seminggu terbilang cukup untuk menikmati salah satu atau bahkan kedua negara sekaligus.

So, sudah mulai ada setitik asa untuk menyambangi duet destinasi wisata Negeri Jiran: Singapore dan Thailand kah?

25
Share
Mengulik dan mengungkit Potensi wisata daerah yang geliatnya mulai terlihat nyata melalui format DESA WISATA untuk memoles dan Bismillahirrahmaanirrahiim menggerakkannya menjadi sumber daya tarik wisata yang memikat. Untuk kawasan Desa Wisata di Yogyakarta sudah lumayan bertumbuhan cukup banyak, salah satunya yang sudahi pernah saya nikmati pesona kecantikannya adalah Dewi Pulesari ~ Desa Wisata Pulesari.

Iyaaa, saat itu ada event Jelajah wisata lereng Merapi yang di helat oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman bekerjasama dengan pengelola Dewi Pulesari pada Bulan Agustus 2014 lalu. Dengan diantar oleh Suami, saya dan Devi [sepupu saya dari Lamongan yang bersemangat untuk ikut serta] berangkat menuju Desa wisata Pulesari yang terletak di dusun Pulesari desa Wonokerto, kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. 

[Begaya] Ala Duta Wisata Dewi Pulesari neh
Desa Wisata Pulesari dibentuk pada tanggal 26 Mei 2012, berbatasan  dengan wilayah sebelah utara dusun ledok lempong, sebelah timur Arjosari, sebelah selatan dengan dusun Kopen dan sebelah barat dengan dusun wonosari desa Bangunkerto, yang memiliki ketinggian 400 s/d 900 meter DPL dengan tanah yang subur, sebagian memiliki struktur tanah berpasir dan berbatu cadas.  Jalur jelajah yang ditawarkan saat itu adalah melintasi kawasan kebun salak, perbukitan lereng Merapi, melalui bumi perkemahan Sidorejo, bunker, gardu pandang Tunggularum, Dam Sabo Sempu dan pemukiman penduduk di desa-desa yang dilalui.

Kami start berangkat dari rumah [ Desa Tridadi, Kec. Sleman] sekira jam 5.30 WIB dan tiba di lokasi jam 6.45, mestinya 45 menit bisa sampai Pulesari tapi karena sempat nyasar sebentar sehinga lebih dari satu jam deh. Dalam event ini diharapkan peserta yang multi segmen, baik pelajar, mahasiswa, para penggemar fotografi, dan masyarakat dengan target jumlah peserta  sebesar 1000 orang. Ternyata animo Jelajah Wisata ini cukup fantastis, tak hanya menarik peserta dari wilayah lokal, beberapa kota lain di luar daerah DIY pun berdatangan, serta beberapa peserta dari manca negara antara lain Kanada, Amerika, Perancis.

Sebagian tracking dalam kebun salak
Rute tempuh jelejah wisata alam dibagi dalam 4 pos dan secara keseluruhan memang tidak ada rute yang menanjak terjal. Untuk sampai pada Pos pertama, semua peserta masih terlihat segar bugar dan berebutan minta stempel. Nah, untuk mencapai pos kedua dan ketiga yang medannya cukup menantang sehingga bikin ngos-ngosan. Meski tak ada rute yang menanjak terjal [seperti jalur menuju set point melihat sun rise di Dieng], tapi yang namanya area dekat gunung kan ya cukup bikin para peserta Jelajah lereng ini senin-kemis nafasnya. YA bisa dimaklumi, mayoritas peserta kan tipikal orang hobi berpetualang di alam raya. Sedangkan rute yang di lalui dalam jelajah wisata ini lebih friendly  bagi komunitas pencinta alam dan pencinta lingkungan. Lha saya, termasuk golongan masyrakat umum yang gak sering-sering out door semacam ini. 
Tracking di luar area kebun salak
Melintasi jalan setapak di dalam kebun salak yang rasanya gak ada habisnya, seolah berjalan di belantara salak pondoh, kanan-kiri tanaman salak nan rimbun. Pada rute yang berupa jalan setapak yang di sebelah kanan aliran air dan sisi kanan agak terjal yang bikin ngeri juga kalau terpelesat karena bisa dengan empuk sampai di rerimbunan pohon salak tuh. Di rute menuju Pos 2, sempat terjadi kemacetan total karena jalannya yang sempit dan medannya rada-rada terjal. Dari pos 3 menuju pos 4, medannya sudah mulai berselang-seling dengan lahan tegalan dan pertanian serta sesekali melintasi pemukiman penduduk. Walaupun kaki mulai njarem-njarem, kami tak ingin berhenti total karena akan berat nantinya untuk mulai berjalan lagi. Gettu sih, pelajaran yang pernah saya dapatkan dari seorang teman yang hobi ke gunung. Selain itu, saat kami rasanya sudah really wanna stop for while…eee..foilaaa, melintaslah seorang bapak tua yang berjalan dengan tenang, mantap, perlahan tapi kok ya ternyata berderap cepat melampui kami berdua. Hiks…malu bro!


Merapi [penampakan dari Beran]
Step by step kami teruskan menapaki struktur tanah berpasir dan berbatu cadas sambil sesekali berhenti untuk narsis dan menenggak air mineral yang kami bawa. Finally, menjelang jam 11.30 kami tiba juga di finish dan segera mencari spot yang enak untuk menyantap sekotak nasi dengan lahap. Acara pun ditutup dengan pengambilan undian door prize dengan grand prize Sepeda Motor. 

Eh, kenapa saya malah asyik cerita pengalaman jalan-jalan wisata di Dewi Pulesarinya ya? 

Overall, menurut saya, Dewi Pulesari memang menantang untuk dijelajahi secara all out kok. Dengan karakterisitik wilayah yang berada dikaki gunung merapi, Dewi Pulesari yang merupakan bagian dari Desa Wonokerto ini terdiri dari area persawahan, tegalan, perkebunan [dominan kebun salak], pemukiman, dan hutan rakyat. Dusun Pulesari sendiri merupakan daerah pertanian yang memiliki sumber mata air yang cukup melimpah, mengalir ke sungai krasak, sungai bedog serta mencukupi kebutuhan irigasi pertanian warga desa Wonokerto sendiri. Dengan Curah hujan rata rata di daerah ini 3.908 mm per tahun, suhu udara berkisar  24 hingga 28 derajat celcius. 

Bagi yang tertarik untuk menikmati pesona lereng merapi dengan jelajah wisata melalui Desa Pulesari ini, just go to get there. Akan tetapiiiiii, sepengamatan saya tidak melihat adanya angkutan umum [angkotan desa dan sejenisnya]. 

Mumpung di kebun salak, 
Menyapa Buah Salak di Pohonnya
Saran saya, jika berencana ke Dewi Pulesari ini sebaiknya pilihlah secara berregu agar rental kendaraan pribadi bisa lebih bersahabat di kantong. Lagian, mana asyiknya coba jika berjelajah alam wisata lonely? Berasa kayak orang hilang banget tuh jika sendirian mnegubek-ubek seantero Pulesari ini. Bagi para biker, bisa asyik dengan  roda dua lho? 

Untuk mencapai lokasi Dewi PUlesari ini tidak begitu sulit, dari jalan Magelang, ambil jalan Turi- Pakem. Jika masih belum bisa menemukan jalur Turi - Pakem, silahkan gunakan GPS paling canggih: BERTANYALAH pada orang yang anda temui, whehehheee.

Then Enjoy the trip over there dengan  pilihan Paket wisata [alam] dan paket kuliner Dewi Pulesari. Juga tersedia pilihan Paket Kesepakatan yaitu Sesuai permintaan Wisatawan dan diselaraskan dengan harga  yang bisa dimusyawarahkan secara mufakat untuk memperoleh paket wisata sesuai alokas/ budget masing-masing. 

For more information, please do contact this address below [Picture]:



                ♠♠♠ Facebook | Twitter | Instagram | Linkedin ♠♠♠




25
Share
Saat berpergian baik versi long trip/short trip, dalam rangka mbolang [sekarang sudah jarang sey], mudik,  ataupun saat on duty keluar kota, Selain dompet,  HP beserta kroninya dan pocket camera, Bismillahirrahmaanirrahiim masih segabrek barang-barang renik yang bikin ransel saya bejubel. Dan karena yang dipersyaratkan dalam GA-nya Mbak Myra Anastasia ini benda yang wajib dibawa saat jalan-jalan selain HP, kamera dan powerbank, maka dengan pertimbangan dan perdebatan yang cukup alot bin sengit *lebay*, maka inilah 3 benda yang hampir selalu saya bawa ketika bepergian:
  1. Tempat obat yaitu sebuah dompet kecil berisikan beberapa jenis obat-obatan yang sekiranya dibutuhkan setiap saat. Sakit saat diperjalanan dan apalagi naik angkutan umum, kan tidak mungkin untuk mendapatkan obat yang kita butuhkan as soon as possible. Biasanya dompet obat  tersebut saya isi Obat: Maag, sakit kepala, Obat Tetes Mata, obat diare dan beberapa multivitamin. 
  2. Kaos Kaki dan sarung tangan ini saya anggap merupakan benda yang fundamental buat persiapan jika ternyata terpaksa harus sholat di saat masih dalam perjalanan. Kalau naik kendaraan pribadi tentu tak ada masalah jika hendak sholat sesuai jadwalnya. Tapi perjalanan jauh dan jalur darat seperti rute mudik saya ke LA yang rawan macet, saya sangat perlu untuk mempersiapkan diri JIKA kondisi membuat saya harus sholat dalam perjalanan. 
  3. Buku menjadi salah satu benda yang mendapatkan priorotas untuk di bawa dengan alasan dan tujuan untuk menaruh uang/cost yang dibutuhkan selama dalam perjalanan. Membawa Buku ini menjadi hal yang sesuatu sekali semenjak mengalami kecopetan dompet. Kalau naik kendaraan umum dan beberapa kali pindah Bis/kendaraan tentu sebanyak itu pula [minimal] saya mengeluarkan dompet untuk membayar atau hal lainnya. Oleh karenanya, posisi dompet pun mudah saya akses. Hingga suatu ketika, itu dompet raib dengan sukses tanpa ada jejak. 
Semenjak saat saat itu saya menggunakan buku sebagai pengganti dompet selamat perjalanan. Saya meletakkan sejumlah uang di dalam buku untuk opersional selama perjalanan dan dompet saya letakkan di posisi yang aman. Jadi, jangan berbaik sangka kalau saya dhemen baca buku saat di perjalanan karena saya termasuk orang yang tidak bisa menikmati bacaan saat berada dalam perjalanan. Kalau untuk beberapa menit, InsyaAllah masih bisa. 

Tapi untuk durasi lama, pusing pun menyerang dengan sukses yang memunculkan rasa mual seperti hendak mabuk gettu deh. Tapi meski mengalami kepusingan untuk membaca buku ketika dalam perjalanan, toh tetap merasa ada yang kurang jika on the trip tidak membawa buku. Jadi, sebenarnya kebiasaan membawa buku sudah sejak lama dan mengalami penguatan peran kehadiran buku dalam perjalanan setelah mengalami tragedi kehilangan dompet.

Nah, itulah ketiga benda yang memiliki hukum (semi) wajib dibawa ketika saya bepergian.
Kalau anda, benda-benda apa saja yang memiliki prioritas untuk di bawa saat bepergian selain hand phone, kamera, atau powerbank?

Postingan ini diikutsertakan dalam "1st GA - Benda yang Wajib Dibawa Saat Jalan-Jalan"



♠♠♠ Facebook | Twitter | Instagram | Linkedin ♠♠♠


SMOGA KESUKSESANNYA MENULAR BUAT MEMBER2 BARU YG RAJIN..AMIINN





14
Share
Sementara jari jemariku asyik memencet keyboard, kulihat icon YM menyala…ada message yang masuk? 
     Abang : Hey…My dear princess? 
Oh Dear My GOD? Semestinya aku senang karena dia menyapaku? Tapi nyatanya rasa pedih dan perih yang menampar permukaan hatiku.
     
     Abang : Aku tahu kamu ada kan? Please, say something….?
Hampir sebulan vacuum tanpa sms, telpon dan akses komunikasi lainnya. Tapi itu  belum cukup untuk menetralkan perasaanku terhadapnya. Dan sapaanya di YM kali ini serta- merta kembali menayangkan peristiwa yang mencabik selaput hatiku, membias dengan demikian jelasnya, seakan baru beberapa saat lalu terjadi. Pertemuan dalam suasana yang berlatar lagu-lagu romantis mengalun syahdu memenuhi ruangan café.  Sebulan lalu berada di sebuah cafe bersama para pengunjung yang rata-rata datang berpasangan, sepertiku juga yang datang dengan Bang Angga.  Dinner yang romantic di malam minggu, mendadak jadi garing dan membuat bumi serasa berhenti berputar karena ternyata Bang Angga justru menggunakan moment tersebut untuk mengakhiri hubungan.
     
     “Aku mencintaimu, sangat..” ucapnya dengan penuh kesungguhan dengan intonasi yang dalam. Mata teduhnya menikamkan rasa terbuai sampai ke langit tujuh. “ karena itu aku tidak ingin membuatmu terluka dan kecewa.....”
     “Maksud Abang....kok bicaranya jadi aneh begini?” tiba-tiba aku di serbu panic luar biasa. Something is going wrong...tebakku dalam hati. 
    “Jangan menungguku lagi ya...aku mohon?” aku menarik tanganku dari genggamannya dan gagal menahan kelopak mataku yang langsung menderas oleh butiran-butiran bening.

Sekian tahun aku menunggu, berharap luka di hati Bang Angga hanya tinggal bekas tanpa rasa sakit yang membimbangkan laju cintanya padaku. Duh Gusti, sedemikain luar biasanya gadis itu sehingga Bang Angga rela menyimpan lukanya? Ratapku pilu dalam diam sibuk menenteramkan gejolak perasaanku yang porak poranda.
     Abang : BUZZZ 
Suara dari YM menghentikan lamunanku. Monitor di depanku kembali menyala setelah hibernate beberapa saat karena tidak ada aktifitas.
     Nira: Iya, apalagi yang bisa aku katakan Bang?
     Abang: Apa saja…setiap kata-katamu, segala tentangmu adalah hal terindah buatku.
     Nira: Tidak ada hal yang dianggap TERINDAH tapi dilepaskan !
Nada tulisanku mulai tersulut emosi karena sebesar apapun rasa sayangku padanya tetap tak bisa membuatnya bergeming dari trauma masa  lalunya.
     Abang : Kamu tahu persis bagaimana perasaanku padamu. Ini sangat tidak mudah…bagaimana aku harus mengambil keputusan ini? I do love you Princess, tapi cinta tidak harus memiliki kan?
      Nira: Berapa kali harus kubilang bahwa aku tak pernah setuju dengan kalimat itu Bang? Itu hanya berlaku untuk special case seperti perbedaan keyakinan…sedangkan alasan Abang apa? Bubarnya pertunangan abang yang terjadi 4 tahun lalu?
     Abang: Karena bukan kamu yang mengalaminya…kamu tidak tahu bagaimana rasanya dikhianati dan dipermalukan…
    Nira: Kalau aku yang mengalaminya, tak akan berlama-lama tenggelam dalam perasaan sakit dan di campakkan. Toh dia sudah tertawa bahagia dengan hidupnya sekarang, untuk apa masih meratapinya…


Namanya Angga dan aku memanggilnya Abang, dikenalkan oleh teman sekitar 3 tahun lalu dan hubungan kami meningkat ‘serius’ sejak dua tahun lalu.
     Abang: Kamu pantas mendapatkan laki-laki yang jauh lebih baik lagi..
     Nira: Atau dengan narasi yang lain: aku tidak cukup baik untuk Abang kan? 
Kurasakan ada yang mulai mengambang di kelopak mataku. Masih saja begini, padahal aku tahu harus bisa melupakannya. Melepaskan diri seperti yang dia inginkan. Betapa sakitnya menyayangi seseorang sedangkan dia tidak sesayang yang aku harapkan. Apa artinya menyatakan cinta tapi tak ingin memiliki? Saat-saat seperti  ini terasa bagai berada pada titik nadirku. 

     Nira: Gagal pada hal yg sama, dgn cara yg sama...seperti jatuh pada lubang yang sama secara berulang. Seperti orang yang TIDAK belajar dari pengalaman.

Hubungan kami memang putus nyambung beberapa kali. Putus dengan sebab yang sama: ketidaktegasannyaa untuk membawa hubungan ke tahap yang lebih serius lagi. Kemudian nyambung lagi karena rasa sayangku masih sedemikian kuat sehingga dengan mudahnya menerima dia kembali saat mengajak ‘rujuk’.
     Abang: Kamu bukan jatuh ke lubang yang sama.. tapi usahamu belum ketemu Takdir Alloh..
     Nira: Mungkin, salah satu hal yang susah dilakukan di dunia ini menyadari ternyata orang yang sangat disayangi tak mungkin untuk dimiliki betapa pun sudah berusaha. 
    Abang: I’m really sorry Princess…Andai aku mengenalmu jauh sebelum bertemu ‘dia’, aku tak akan membuatmu terluka begini.
     Nira: Jangan berlindung di balik pengandaian yang nisbi seperti itu Bang. Kupikir akan ada keajaiban, ternyata hati abang yang hanya satu sudah abang berikan pada orang lain semuanya..tak ada ruang tersisa untukku. Jadi tolong abang ‘menghilang’ dari kehidupanku agar aku bisa menata ulang perasaan sayang ini sehingga bisa menganggap abang teman biasa.

Nira has signed out. (24/02/2015 11:55)

Demikian tulisku sebelum signed out, aku tidak ingin perasaanku lebih teraduk lagi. Aku harus melepaskan segenap kepak rasa sayangku walau akan terasa sangat menyakitkan daripada menanggung pedih perih ini untuk jangka waktu lebih lama lagi...it’s time to say good bye and start for new chapter.




                   ♠♠♠ Facebook | Twitter | Instagram | Linkedin ♠♠♠

Noted: Edisi [belajar] bikin fiksi dan merupakan salah satu kategori fiksi ada buku Mozaik Kinanthi. Sssstt...part yang mirip dorama tidak keliatan kan?



5
Share
Dilema pelantikan Kapolri yang memancing banyak reaksi beberapa waktu lalu, membuat saya teringat Bismillahirrahmaanirrahiim dengan sepenggal episode ketika pada jaman dahulu ketika saya masih di Banyuwangi. Percakapan non formal dengan seorang guru yang sedang melakukan monitoring terhadap siswa-siswa yang sedang PKL di tempat kerja. Jadwal pemantauan rutin yang menyertai mata pelajaran PKL. Di sela-sela mengikuti anak didiknya praktek di Laboratorium, obrolan kami - entah bagaimana alurnya, maap sudah lupa- tapi saya masih ingat sangat dengan point yang jadi tematik oboral kami kala itu. 
“ Beberapa waktu lalu kami dan pihak sekolah mendapatkan protes dari sebuah LSM yang katanya concern terhadap Hak Asasi Anak “ 
“ Lha ada kasus apa Pak? “ tanya saya masih gak nyambung.
“ Belum lama ini kami terpaksa mengembalikan amanah pendidikan seorang anak pada orang tuanya…”
“ Maksudnya, dikeluarkan ya Pak?” deuhh, mestinya kan saya gak perlu menyebutkan kalimat yang segambalng itu ya?
“ Iya Bu. Pilihan yang tidak mudah, tapi harus kami ambil “
“ Penyebabnya apa Pak? Tentu ada alasan yang pokok sehingga keputusan tersebut harus diambil kan?”
“ Anak tersebut hamil. LSM tersebut melayangkan protes yang menganggap kami mengabaikan hak anak untuk bersekolah. Lha jika si LSM tersebut mengaku menyuarakan protesnya demi hak anak yang kami kembalikan pada wali muridnya, secara proporsional, bukankah LSM tersebut juga harus mempertimbangkan hak dan kepentingan sekian ratus anak-anak lainnya juga kan?” Saya diam, bingung mau menjawab apa. 

Edisi candid: belajar motret human interest 
“ Kami instiusi pendidikan, tidak sekedar mengajar pelajaran sekolah. Jika tidak ada sanki apa-apa, maka siapa yang bisa menjamin atau mencegah sekian ratus anak lainnya tidak memiliki stigma : oooo…berarti oke-oke saja tuh jika pacaran sebebasnya sampai hamil getu? “
“ Iya pak, saya mengerti kontroversi yang timbul dengan keputusan tersebut. Terus LSMnya masih mau melanjutkan protesnya kemana Pak”
“ Kami persilahkan saja jika mau melanjutkan kasusnya. Kami sadar jika kami tidak bisa membuat keputusan yang bisa menyenangkan semua pihak. Tapi setidaknya, keputusan kami dalam rangka mempertimbangkan kepentingan anak-anak lainya yang lebih banyak.”
“ Iya Pak, seperti halnya gigi yang sakit juga harus dicabut agar tidak menular pada gigi-gigi yang sehat lainnya. “ aseli jawaban ngaco  gegara habis cabut gigi tuh.
“ Iya, toh kami tidak memblack list. Anak tersebut masih bisa bersekolah di tempat lain, atau ke sekolah yang sama setelah bersalin yang tentunya di tahun ajaran berikutnya. Harapan kami, semoga ada pembelajaran bagi anak-anak lainya agar lebih berhati-hati dalam setiap tingkah laku karena setiap tindakan ada resiko yang sepaket dengan konsekuensinya . “ 

Dari percakapan tersebut, secara tidak langsung si Bapak Guru tersebut juga sedang mendidik saya untuk peka bahwa ukuran baik dari setiap keputusan akan memiliki ukuran yang berbeda bagi berbagai pihak karena sudut pandang yang tidak sama. 

Semakin kecil sudut yang digunakan, tentu akan memberikan penampakan yang sempit terhadap suatu permasalahan. Apalagi jika ditambahi dengan pola pikir, paradigma, kepentingan [pribadi/kelompok] dan bumbu-bumbu lainnya yang akan membuat suatu persoalan semakin nano-nano kan? Maka, demikian tulisan ini saya juduli percakapan Nano-Nano #judul asal comot

#Don’t [just] say It’s my life, Think First karena setiap resiko yang muncul akan membawa keluarga terlibat untuk menanggungnya.

9
Share
Tematik #LBI2015 pekan ke-7 yang Bismillahirrahmaanirrahiim memberi tantangan untuk menuliskan Visi dan Misi. Secara definisi dasar, visi adalah tentang apa yang kita yakini mampu untuk dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu [yang diharapkan bisa mewujudkan visi tersebut]. Sedangkan MISI adalah serangkaian hal/tindakan/perbuatan yang dilakukan dalam rangka mewujudkan suatu visi. 

Nah, untuk tematik #LBI pekan ke-7 ini, saya pilih untuk menuliskan Visi dalam hal finansial yaitu Meraih kemerdekaan Finansial. Adapun misi yang harus saya jalankan adalah:
  1. Re-engineering mind set : cash flow harus di manage tidak hanya dalam kerangka hidup hemat.
  2. Belanja berdasarkan kebutuhan, artinya meski pun awal bulan dan atau baru gajian, jika stock bahan untuk di masak masih mencukup, ya gak usah belanja meskipun untuk acara windows shopping
  3. Tidak menginginkan sesuatu yang tidak bisa saya beli. Kalau suka Rubicon ya cukup menyukai saja [dulu].
  4. Meskipun bisa membeli suatu jenis barang, harus dipikirkan nilai manfaatnya [nilai ekonomis] apakah optimal? Kalau sekedar biar tampil ghaya, HARUS dikendalikan nafsu untuk membelinya.
  5. Menyediakan dana di tabungan sebatas untuk operasional untuk menghindari ketergodaan gencarnya promosi barang-barang komplementer/fashion
  6. Disiplin menyisihkan penghasilan secara rutin untuk dialokasikan dalam tabungan yang memiliki nilai investasi [untuk keperluan jangka panjang saat anak-anak membutuhkan biaya yang lebih besar atau muncul kebutuhan yang tidak terduga dalam jumlah yang relatif besar, sedangkan daya diri sudah menurun produktifitasnya]
  7. Jika belanja barang-barang konsumtif, prioritaskan beli dalam kemasan besar karena memang digunakan setiap hari.
  8. Tidak sering-sering nonton bioskop #sengaja dimasukkan karena sudah hampir 2 tahun gak nonton film di bioskop
  9. Meminimalkan beli produk yang di kemas sachet karena jatuhnya lebih mahal dan bertentangan konsep green living #Think First [don’t] just recycle
  10. Lebih sering masak sendiri. Kuliner cukup sesekali saja, sekaligus untuk refreshing dan gathering sama anak-anak yang sehari-harinya tinggal di asrama
  11. Tetap rajin sedekah/infaq baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan
Demikian, Visi saya dalam hal keuangan karena saya berharap bisa menjalani hidup sehari-hari dengan kemerdekaan finansial. Masih banyak lagi lainnya yang bisa dilakukan dalam rangka wewujudkan kemerdekaan finansial ini. 

Setiap orang, siapa saja bisa meraih kemerdekaan finansial karena ini merupakan pilihan. Sejatinya tidak ada orang yang hidup kekurangan karena Allah SWT menciptakan kondisi kekayaan dan kecukupan [bukan kekurangan ataupun kemiskinan]. Anda tentu punya cara-cara yang lebih cerdas untuk meraih kemerdekaan finansial ini sejak dini pula. Aamiin:)

17
Share
Newer Posts Older Posts Home
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan JANGAN PERNAH MENYERAH UNTUK MENCOBA. ~ Ali Bin Abi Thalib

My photo
Ririe Khayan
Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com
View my complete profile
  • Cara Cepat dan Aman Mematikan Ikan Lele
    Ikan dan Belalang (berdasarkan ajaran agama yang saya anut) termasuk jenis [bangkai] hewan yang halal untuk dimakan. Tapi tidak berarti k...
  • Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ?
    Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ? Bagi orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan atau lokasinya masih berdampingan al...
  • Brand Susu Untuk Kesehatan
    Jika ada pertanyaan: Sehat ataukah sakit yang mahal harganya? Bismillahirrahmaanirrahiim , kalau menurut saya, secara ‘value’ kondisi se...
  • Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online
    Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online . Sebenarnya persyaratan dan alur pembuatan proses secara langsung ( walk i...
  • Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil
    Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil . Jika Anda sedang berusaha punya anak, menunggu kapan Anda resmi ...
  • Lima Cara Mengaktifkan (Kembali) Google Adsense yang Diblokir
    Sebaiknya dikesampingkan dulu bila ada yang beranggapan Akun GA di Banned, tak bisa diaktifkan.  (Ternyata) Google Adsence Bisa Aktif  Kem...
  • Panic attack Ketika Terkena HERPES Zoster
    P anic attack Ketika Terkena HERPES Zoster . Mendengar kata HERPES, bisa jadi sebagian orang langsung tertuju pada nama penyakit yang satu ...
  • Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin
    Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin   .Mungkin kita pernah mendengar peristiwa keracunan sete...
  • Suplemen Madu Untuk Membantu Atasi Anak Yang Susah Makan
    Punya pengalaman menghadapi anak yang susah makan? Ada yang baper karena selera makan putraatau putrinya belum variatif yang berputar seki...
  • Serunya Mudik Naik Kereta Api Probowangi
    Usai long wiken Idhul Adha...jadi ngayal kalau tiap bulan ada long wiken 4 hari gitu pasti indah sekaliiiii...... #Plakkk [digampar klomp...

Blog Archive

  • ▼  2024 (3)
    • ▼  December (1)
      • Manfaat Penting Bermain Untuk Anak-Anak Usia Pra S...
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2022 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2021 (45)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (6)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2020 (43)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2019 (35)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (2)
    • ►  March (7)
  • ►  2018 (49)
    • ►  December (5)
    • ►  November (11)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (5)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (51)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (6)
    • ►  February (7)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (73)
    • ►  December (5)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (10)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (12)
  • ►  2015 (118)
    • ►  December (12)
    • ►  November (12)
    • ►  October (11)
    • ►  September (11)
    • ►  August (12)
    • ►  July (8)
    • ►  June (8)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2014 (60)
    • ►  December (1)
    • ►  November (4)
    • ►  October (6)
    • ►  September (5)
    • ►  August (3)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ►  March (11)
    • ►  February (10)
    • ►  January (8)
  • ►  2013 (90)
    • ►  December (7)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  July (5)
    • ►  June (8)
    • ►  May (9)
    • ►  April (5)
    • ►  March (13)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (126)
    • ►  December (6)
    • ►  November (5)
    • ►  October (14)
    • ►  September (10)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (11)
    • ►  May (12)
    • ►  April (12)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (10)
  • ►  2011 (69)
    • ►  December (11)
    • ►  November (11)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (9)
    • ►  July (7)
    • ►  June (18)
    • ►  May (5)
Ririe Khayan is an Intellifluence Trusted Blogger

Juara LBI 2016

Juara LBI 2016
facebook twitter youtube linkedin Instagram Tiktok

Labels

Advertorial Aneka Kuliner Article Blog Award Book Review Contact Me Disclosure English Version Fashion Fiksi Financial Gadget Give Away Guest Post Info Sehat Informasi Inspiring Lifestyle Lomba Love Story My Diary My Poems Opini PR PerSahabatan Pernik-Pernik Renungan Review Skincare Technology Traveling True Story UMKM Visit Who Am I? Writing For Us banner parenting




Copyright © 2019 Kidung Kinanthi

installed by StuMon