Kidung Kinanthi

Life is flowing in its story leaving history

  • Home
  • About
  • Sitemaps
  • Article
    • Opini
    • Story of Me
      • My Diary
      • My Poem
      • True Story
      • Love Story
    • Contact
    • Disclosure
  • UMKN Visit
  • News
Prolog: awalnya kisah [nyata] ini akan saya ikutsertakan pada  GA yang diselenggarakan oleh Komandan BlogCamp Group  yang bertemakan: hati ibu seluas samudera, yang dikhususkan untuk memperingati Hari Ibu 2014. Tapppiii, karena missed mengenai DL, al nasib deh telat beberapa jam. Ya sudah set back to draft menunggu timing Hari Ibu dan kebetulan juga grup KEB mendeklarasikan event postingan serentak pada moment Hari Ibu tersebut. Wish full, tentulah pengen ikutan, eeee…karena sesuatu hal jadi missed lagi. 

Makaaaa........ Bismillahirrahmaanirrahiim inilah serangkum kisah dari perjalanan hidup seorang karib yang InsyaAllah bisa dikategorikan dalam kriteria Hati Ibu Seluas Samudera sekaligus cucok dengan tema postingan serentak KEB yakni mengenai kisah sosok Ibu yang BUKAN Ibu kandung [di moment Hari Ibu 22 Desember 2014 lalu]. Sosok ibu yang saya jadikan tokoh sentral ini adalah seorang anak sulung yang menjalani peran menjadi single parent bagi ketiga adiknya. Khususon untuk kisah ini, saya mengambil cara penulisan versi AKU agar lebih membumi keakrabannya karena tokohnya adalah salah satu karib semasa kuliah di Surabaya tempoe doeloe  #deuh, berasa tuwa bangets.

Ini tentang kisah dari seorang anak yang sebelumnya hidup dengan kondisi serba beres dan tercukupi. Orangnya periang, lucu dan suka membantu, bahkan saking baiknya tak jarang justru dia yang sungkan untuk menagih jika ada teman yang jadi debitur ‘lupa’ untuk mengembalikan pinjamannya. Dia juga ikhlas kamar kostnya dijadikan base camp penghuni kost jika ingin ngerumpi, yang otomatis akan mengkandaskan stock sembako di kamarnya.
Saat Semunaya masih just fine , Ulil di sisi kananku [Coban Talun, Kuliah semester 3]
Another trip @Madakaripura
Intinya, dia termasuk salah satu temanku yang memiliki wewarna hidup yang berkecukupan, dalam artian dia tercukupi baik biaya kuliah maupun operasional sehari-harinya mulai pangan, sandang, biaya kuliah, uang saku, stock sembako (cemilan) dan  termasuk penyuplai beras untuk dimasak barengan di kost ketika dampak krismon menghebat sampai ke langit daya beli nasi bungkus kala itu. Untuk kelancaran suplai beras gratis ini, bagi teman-temanya dirasakan sangat membantu  karena bagi teman-teman kost yang living costnya dari hasil ngamen jadi guru les termasuk yang kena imbas level akut, meski sekedar makan sehari sekali nasi setereo saja. Padahal Nasi Setereo itu ya SEGO (lauk) tempe separo *istilah keren nasi nasi bungkus selain Sego sadukan*

Takdir kematian yang datang tanpa pertanda
Ketika menginjak dua semester terakhir, sabda KUN FAYA KUN mengubah cerita hidup Ulil secara drastis, bahkan sampai pada perputaran 180 derajat !.
“ Ibuknya Ulil meninggal “ berita singkat yang sangat mengejutkan bagiku dan semua teman-teman Ulil. Ibunya yang beberapa tahun belakangan menjadi tulang punggung utama bagi keluarganya dengan berdagang beras. Kulakan beras bahkan sampai keluar wilayah Gresik pun dilakoni dengan penuh semangat empat lima karena kondisi kesehatan suaminya mengidap diabetes akut.
“ Jika aku berada di posisi Ibuk, belum tentu sesanggup itu lho?” ujar Ulil di sela-sela obrolan ringan kami di kost saat menceritakan tentang Ibuknya. Tapi sosok membanggakan tersebut telah dipanggil secara mendadak akibat serangan jantung. Dalam sekejap, Ulil HARUS membuka chapter hidup baru bersama ketiga adiknya dan sang ayah yang kesehatannya semakin drop oleh sakit diabetes. 
Aku tak bisa membayangkan sedahsyat apa menghadapi kenyataan tiba-tiba ditinggalkan oleh pilar surga dunia itu, tak tertebak seberapa besar riak gelombang mengaduk segenap jiwanya. 
Yang aku lihat dan tahu, dia dengan begitu tegar menyusut air matanya, menata kembali kelabilan hatinya dan sekuat tenaga tidak berlarut-larut dalam ratap kehilangan. Dia berusaha sesegera mungkin berdamai dengan kenyataan jika sang ibu tak mungkin lagi kembali bersamanya.
Bahwa tak akan ada lagi sosok wanita humble yang sumringah menyambutnya setiap kali pulang, menghantarinya dengan pertanyaan “Sabtu depan kamu pulang tho Nduk” yang senantiasa diucapkannya manakala dirinya berangkat ke Surabaya di hari senin pagi. Dan semua ekspresi kasih sayangnya yang diwujudkan dalam sikap, perkataan, perhatian dan doa dari wanita yang dipanggilnya Ibuk tersebut. Ia menyadari jika tak boleh terlalu lama tertatih untuk bangkit mengingat kondisi kesehatan sang Ayah.

Dengan bermodalkan flexisibilitas daya adaptasi, dia segera mengubah ritme hidupnya. Jika sebelumnya dia pulang tidak tentu waktunya, tergantung pada jadwal kuliah dan praktikum. Maka, kemudian dia menyiapkan diri untuk lebih sering pulang ke Gresik, minimal 2 kali dalam seminggu dan mengambil peran ‘manager’ di rumah yang biasanya dihandle oleh ibuknya.

Sekitar tiga bulan Lilik mencoba, berusaha, belajar dan beradaptasi terhadap kenyataan akan ketiadaan sang ibu, tapi ternyata skenario KUN Faya KUN kembali disabdakan. Sang Ayah pun meninggal setelah jeda 102 hari  wafatnya sang belahan jiwanya.

“ Bapak dan Ibukku mungkin contoh konkrit kisah cinta yang di sebut sehidup semati ya “ demikian ucapnya bernada tegar ketika aku dan teman-teman datang untuk takziah.

Ah, andai bisa digambarkan…… mungkin hati dan perasaan sahabatku itu sudah berkeping-keping.. Pilar surganya di dunia yang dipanggil belum lama berselang, kini dilengkapi dengan kepergian sang nahkoda di rumahnya. Tapi dia tak mungkin menggugat keputusan sang Khaliq. Dia juga tak mungkin memohon agar waktu diputar ulang agar dia bisa lebih bersiap diri menghadapi gelombang kehidupan yang tak kalah dahsyatnya dengan terjangan tsunami tersebut. Diantara serpihan-serpihan duka yang membebat labirin hatinya, Ulil berusaha menjaga pijakan logika agar tidak terjerembab dalam palung duka.  Bahwa dia tidak boleh membiarkan keping-keping hatinya tercabik oleh kedukaan  menjadi berantakan tak terkendali.

Melankoli duka harus dicukupkan Sesingkatnya
“ Dibandingkan adik-adikku, aku lebih beruntung kan?” ucap Ulil suatu ketika, seakan mengumpulkan motivasi untuk memantaskan diri berada di posisi kedua orang tuanya.  
”Hingga menjelang usai kuliah, aku ditunggui orang tuaku dengan segenap curahan kasih sayang. Lha adik-adikku? Apalagi si Noval (bungsu), dia bahkan belum genap 3 tahun. Dengan melipat segenap tangis dan kesedihan, aku akan mendapati ganti yang jauh memorable, melihat tawa ceria kembali adik-adikku, walau aku sadar aku tak akan pernah benar-benar bisa menggantikan sosok Bapak, terlebih figur Ibuk”. Kalimat yang terucap datar tanpa nada, tapi sanggup meluruhkan butiran-butiran kristal bening dari sudut kelopak mataku.
[Bromo, semester 5] Ritual Anytime mbolang  yang kemudian harus diLIPAT pula
Titisan kasih sayang dalam nadi membuatnya tidak tega membiarkan adik-adiknya akan semakin terpuruk jika dia tak segera bangkit. Iya, dengan segenap kesadarannya dia harus mendampingi adik-adiknya untuk move on. 
Ia harus bisa meng-adjust dirinya menjadi Sosok wanita yang bisa menghangatkan kehidupan lagi, rela melupakan segenap lelah dan penatnya demi senyum riang adik-adiknya. Dia harus bisa berkompromi dengan emosi jiwanya sendiri, menstabilkan secepatnya jika galau melanda, mengentahkan segala bentuk fluktuasi rasa yang bisa meredupkan cahaya di langit asanya.
Dia dan dirinya sendiri harus mengatasi kabut duka, dan diluar dirinya ada tiga manusia yang membutuhkannya. Setelah sosok wanita tangguh berpulang tanpa ada suatu pertanda, kemudian disusul Ayahnya. Dia hanya punya pilihan: tak hanya DILARANG berlarut – larut dalam duka yang datang bertubi menghempasnya. Fitrah rasa kasih sayang sebagai seorang kakak seakan mendapatkan energi cinta dari surga, “ aku harus bisa bermetamorfosa” kira-kira demikian bentuk sikap ulil jika saya verbalkan.





NOTED: Edisi Belajar menulis true story.
InsyaAllah, will be continue New Chapter for New Beginning: This is my Life NOW and then
8
Share
Jika tahun 2014 terdapat perhelatan nasional Pemilu yang membawa pengaruh significant terhadap rerona ranah perbloggeran, sehingga tak sedikit tema terkait pemilu menjadi bahasan yang menarik untuk diperbincangkan. Tend blogger tahun lalu  Bismillahirrahmaanirrahiim juga diramaikan dengan bahasan mengenai traveling yang memiliki daya magis tersendiri untuk menjadi trending topic di berbagai media online, tak terkecuali bagi para blogger.

Nah bagaimanakah trending blogger tahun 2015? Inilah tematik LBI di pekan pertama dan honestly, saya yang super jarang BeWe sekaligus tidak mahir dalam membuat forecast soal trend-trend’an, mencoba menuliskan tebakan dan perkiraan dengan metodologi ilmu kirologi deh.
Seni menulis melalui media blog yang semakin menarik minat banyak orang, juga tingkat pemahaman mengenai nge-Blog yang kian tockcer, membuat para pelaku blog berinisiatif untuk membuat postingan blognya memiliki tematik khusus. Dan sepertinya, trend blogger tahun ini akan dilengkapi dengan bertambahnya spesifikasi blog dalam trend:
  1. Traveling alias jalan-jalan, semakin membuminya promosi wisata dan paket murah backpacker-an untuk jalan-jalan, merupakan kesempatan emas untuk menjelajah kawasan di luar sana, baik dalam maupun luar negeri. Mereka yang pada awalnya membuat tulisan sebagai rekam jejak ketika berpetualang, semakin lama menjadi mercusuar yang diikuti oleh para pelaku jalan-jalan lainnya. So, menurut saya tematik traveling akan semakin naik daun di 2015 ini.
  2. Kuliner sudah menjadi satu bagian yang tak terpisahkan bagi para traveler. Makanya, menuliskan tentang kuliner dalam media blog akan menjadi passion yang luar biasa. Apalagi, kategori kuliner sudah semakin melebar, yakni tak harus identik yang classy ataupun menu-menu mahal bingit kelasnya resto dan hotel berbintang. Bhakan kuliner tenda pun memiliki otentifikasi yang unik untuk dibuat postingan yang spesifik. Tak hanya kuliner yang berbasis bayar atau beli untuk makan-makan lho? Hasil olahan sendiri untuk dihidangkan bagi keluarga di rumah, sepertinya semakin menunjukkan gelagatnya bakal menjadi trending blogger di masa kini dan selanjutnya.
  3. Parenting. Why ? Ya iyalah, secara blogger bergenre perempuan kan semakin banyak dan pada exist abis. Makanya, saya masukkan dalam estimasi tahun 2015 bahwa trend blogger yang mengangkat tema mengenai parenting akan semakin diminati dan ditekuni oleh para blogger. So, pastinya by the time. Sangat mungkin jika populasi Emak-emak menerjuni kancah perblogger masih dalam kriteria gado-gado alias apa saja yang menarik untuk diposting ya di posting. Then…..it's just the beginning. Bersama intesitas ngblognya, akan berproses bersama waktu untuk membuat tema parenting ini secara khusus dalam tag line blog.
Itulah tiga genre tulisan yang menurut saya akan meramaikan trend ngeBLOG di tahun 2015 ini.
Lantas, bagaimana halnya dengan saya? Alhamdulillah, sampai saat ini saya masih setia pada tema blog yang Gado-gado. Apa saja masuk list dalam blog ini. Ya ada sey, hasrat dan keinginan untuk menyediakan blog dengan tema khusus, Parenting atau kuliner, tapi sampai saat ini kok ya belum kunjung terealisasi. #tampak melow

Bagaimana menurut anda, 
Apa dan bagaimanakah Trend Blogger tahun ini?



42
Share

Jembatan Suramadu, sudah menjadi trending topic bahkan sejak peresmian awal pembangunannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri  tanggal  20 Agustus 2003. Dan saya yang aseli wong Jawa Timur ini, Bismillahirrahmaanirrahiim baru tiga kali melintas di jembatan yang akhirnya diresmikan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono [hampir 5 tahun lalu]. Pertama kali menapak Jembatan Suramadu sekitar 2010, saat masih bisa berhenti untuk berpoto ria di ruas jembatan. Alhamdulillah, dokumentasi tersebut hilang dari HP. Edisi kedua ke Suramadu, hanya sekedar sambil lewat saat menuju Pantai Kenjeran, jadi no photo at all. 


 Nah, melintas di Suramadu jilid ketiga pada  Bulan Oktober 2013 kemarin *so, this story too late posted* saat long wiken Idhul Adha. Sebenarnya tak ada rencana ke jembatan Suaramdu [lagi] yang terletak di Selat Madura tersebut.

Lha njelang Dhuhur, ujug-ujug Mbakyu Ipar yang aselinya wong Bantul nylethuk “ Mosok aku bolak-balik mudik tapi durung kesampaian nang Suramadu yo”. Pernyataan yang sangat masuk di akal, orang dari mana-mana sudah melihat dan melintasi Jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa, tepatnya kota Surabaya dengan Madura, persisnya Bangkalan [timurnya Kamal], tapi Mbak Ipar saya yang berulang-ulang mudik ke Lamongan dan belum sekalipun menyambangi  jembatan yang pembuatannya ditujukan untuk percepatan pembangunan bidang infrastruktur dan ekonomi Pulau  Madura.

Last day sebelum balik ke Yogyakarta, hasrat Kakak Ipar yang penasaran pengen ke Suramadu itu bagai sepercik api yang jatuh di tumpahan bensin. Aida, Azka dan Kenzi pun semangat minta ke Suramadu. Apalagi PAS ada Andri [keponakan yang sehari-harinya di Kalimantan] lagi off dan di rumah pula, KLOPlah ada sukarelawan driver sekaligus penyandang dana BBM untuk mewujudkan aspirasi melintas ke Suramadu beramai-ramai: Saya dengan dua anak [ Aida dan Azka], Mbakyu Fitri bersama Kenzi [Ayahnya absen ikut karena menyiapkan diri  untuk ndriver LA-Jakarta lagi].



Perjalanan menuju Jembatan Suramadu sangat lancar, dari rumah sampai masuk Tol Gresik hanya butuh waktu sekitar 75 menit dan total waktu untuk mencapai ke pintu masuk Jembatan Suramadu sekitar 100 menit. Sepanjang perjalanan, ketiga krucil [Aida, Azka dan Kenzi] banyak bertanya banyak hal yang mereka lihat di kanan-kiri jalan. Aida yang sudah kelas 6 SD, mulai bertanya yang ada muatan pengetahuannya terkait dengan Suramadu yang memiliki panjang 5.438 meter dan lebar + 30 meter itu.  

Begitu tiang Suramadu mulai kelihatan, perhatian ketiga anak-anak pun langsung full jembatan yang menjadi salah satu icon Gerbang Kertasusila. Terdapat  empat lajur  di jembatan ini, yaitu dua arah selebar 3,5 meter dengan dua lajur darurat selebar 2,75 meter. Selain itu  juga tersedia lajur khusus untuk pengendara sepeda motor  pada sisi tepi. Sehingga total lajur ada 6 yang masing-masing dari arah Surabaya dan arah yang sebaliknya dari arah Madura jembatan. 

Perjalanan siang hari itu melintas di Jembatan Suramadu melaju dengan pelan-pelan agar bisa menikmati panorama sekitar Suramadu karena saat ini sudah tidak bisa berhenti barang sebentar di tepian lajur jembatan untuk ber narsis ria seperti edisi pertama kali saya melintas di Suramadu sekira 3 tahun lalu. Oleh karena itu, jika ingin mengabadikan view jembatan dan sekitarnya ya diambil sambil mobil tetap melaju.  

Begitu sampai di akhir jembatan Suramadu, di kanan-kiri jalan berjajar penjual makanan dan souvenir. Yang hobi makan-memakan, bisa menikmati kuliner khas Madura – Jawa Timuran sambil menghirup udara pulau Garam. Sedangkan bagi rombongan kami, begitu keluar dari jembatan Suramadu langsung menuju ke salah satu penjual souvenir kaos, kain batik dan sejenisnya. Beli oleh-oleh biar gak dibilang Hoax jika sudah sampai ke Madura dengan melintasi jembatan Suramadu. Tak ada sejam kami ubek-ubek toko souvenir yang kami masuki, beli kaos dan kain batik saja. 
Gak afdhol jika gak beli oleh-oleh kan ya?
Azka dan Kenzi nyobain blankon
“ Kita balik sekarang ya Bund?”
“Kan Aida sudah membuktikan sendiri kalau cerita Bunda tentang jembatan Suramadu itu memang bener-bener roboh tho?”  Ya gimana gak roboh, wong namanya jembatan. Kalau tangga ya berdiri kan?

Biar gak HOAX, narsis ahhhh.............
Setelah itu cap cus ambil posisi putar balik karena sore itu juga Kakak saya hendak OTW menuju ke Bantul kemudian lanjut ke Jakarta. Sedangkan saya ganti etape mudik ke rumah mertua. Demikian edisi singkat sekilas melintas di Jembatan Suramadu. Semoga edisi lain kali bisa melintasi Suramadu dan lanjut eksplorasi Pulau Madura lebih jauh.



5
Share
2013 is over, tapi bukan berarti it’s already done. Sejatinya waktu adalah mata rantai yang saling terkait kan ya? Bismillahirrahmaanirrahiim Kemarin, hari ini, lusa dan selanjutnya, tak bisa di split-split suka-suka kita #semua sudah pada paham kaleee *bicara untuk diri sendiri sey*. Postingan perdana 2015 ini, apakah saia hendak nulis mengenai resolusi? Ehemmm….kayaknya masih gak PeDe untuk nulis resolusi di sinih. Karenaaa….basically, saya [sepertinya] juga bukan golongan orang yang menspecialkan moment pergantian tahun dengan sederet things yang bersifat “ this is for this “ * bingung kan maksudnya apaan itu? Saya juga bingung menjabarkannya kok. 

Dan saya juga BUKAN tipe orang yang menganut paham, mengalir saja. Karena [menurut saya], tak ada yang benar-benar mengalir seperti batu ngglundung dari puncak bukit/gunung. Wong batu yang jatuh dari tempat yang lebih tinggi pun butuh adanya gaya gravitasi agar bisa ngglundung kan? Kalau di pergulirannya, si batu itu kesandung bongkahan batu yang besar, nah jadi kesangkut tuh? Everything need efforts, fight, and prays!

Sedikit ngulik rekam jejak menulis di blog, tak hanya ritme ngeblog yg ngeDROP parah, bahkan njawabi sapaan para sahabat di postingan saja terbengkalai. Tak terkecuali, soal BeWe yang juga kena imbas makjleb gak kemana-mana. Mau tahu gimana rasanya? Kalau rasa gado-gado sih enak. Nano-nano juga masih yahutt. Berada pada posisi stag dan hiatus gak hiatus, rasanya pedes-pedes pahit. Ketika, sempat mengintip rasanya….ehemmmm, pahit dan pedes diaduk-aduk dengan gaya sentrifugal kayaknya tuh. Hedew…lha mengawali postingan di awal periode tahun kok isinya malah curcol melow gini ya?
Penampakan peserta LBI 2015...So proud for all
Oke, let’s skip dan landing pada [Hope] I’ll be back and better. Dengan mengiyakan untuk ikut serta pada kompetisi seperti Liga Blogger Indonesia 2015, at least semoga bisa jadi ALASAN yang kudu mewajibkan saya sebisa-bisanya menulis. So, keikutsertaan saya di LBI 2015 ini pada dasarnya masih belum jauh berbeda dengan alasan + tujuan saya nyemplung di LBI tahun lalu, yakni dalam rangka untuk memberikan jadwal yang ‘mengikat’ dalam komitmen menulis di Blog ini. Hopefully saya bisa lebih baik dari LBI 2014, yaitu bisa memenuhi kuorum postingan yang jadi rule of this competition: Setiap minggu membuat 3 postingan yang terdiri dari dua postingan bebas dan satu postingan dengan tema spesifik yang ditentukan oleh panitian LBI. Bisa memenuhi tantangan, 3 postingan dalam seminggu.....suwerrr sudah merupakan kemenangan tersendiri bagi saya. Makanya, saya super salut terhadap para rekan-rekanita blogger yang bisa existing ngeBLOG, bahkan ada yang bisa dalam sehari lebih dari satu tulisan go publish. It's amazing....

At least, it’s not about how to winning. Bagi saya, ini adalah kesempatan yang memberi saya alasan untuk ‘memaksa’ – dalam konteks untuk mengungkit dan membangkitkan kembali greget saya dalam menulis. 

Dengan segala kerendahan hati saya perlu menyampaikan permintaan maaf bagi siapa saja yang sudah berkenan singgah di blog saya ini tapi saya belum bisa berkunjung balik. Dan tentunya, ucapan terima kasih bagi semuanya yang berkenan meluangkan waktu beranjang sana kesini. 

Happy blogging as always and better by the time.



7
Share
0
Share
Untuk A SELF REFLECTION lomba tengok-tengok blog sendiri berhadiah Bismillahirrahmaanirrahiim saya mengambil postingan Tunggak Jarak Mrajak, Tunggak Jati mati. Butuh waktu +4 hari untuk bisa menyelesaikannya, itu pun menjelang penutupan GA.

Sesuai latar belakang tema GA jika bahasa daerah kita sungguh kaya, sekaya sumber alam kita, makanya saya sengaja pilih peribahasa tersebut yang sangat sering diucapkan Mbok’e (panggilan istimewa untuk Ibu kami) untuk menyemangati anak-anaknya agar optimis, bahwa dengan kemauan dan usaha yang sungguh – sungguh, sesulit apapun kondisi kita, memiliki kesempatan meraih sukses. “disik wong tuwone uripe susah, di enyek-enyek. Akhirnya anak-anake iso urip mulyo kabeh tho. Turunane wong mlarat iku ora selawase bakal urip susah, lan anak turune wong sugih ora selawase urip seneng terus = roda itu berputar, demikian versi bahasa saya.

Untuk memastikan maknanya, saya lihat di Buku Pinter Basa Jawa-nya Azka (hal. 113) “ Prakara ala ngambra-ambra, prakara becik kari sathithik”. Ehmm, bukti awal perbedaan definisi peribahasa dengan pemahaman saya. 

Survey singkat pun saya lakukan, tanya Una dan Rivai “ Mbuh Mbak, ora ngerti….” *shock*. Ya iyalah, mereka mana ngeh Boso Jowo koyo ngono kui *salah obyek survey*

Tanya teman-teman di Jatim, rata-rata jawabannya memiliki kemiripan dengan makna yang saya pahami. “ Aku sampek nanyak Ibuk, Mbak. Kata Ibuk peribahasa tersebut artinya: wong mlarat iso sugih (makmur/sukses), sebalik’e wong kang sugih sing anak turune dadi susah (jatuh miskin)”, demikian cerita Dian yang Ibuknya termasuk orang Jawa yang masih ngugemi tata krama dan adat istiadat Jawa. 

Saya tanya ke Bu Ida Nur Laila (asumsi saya beliau paham culture Jawa), ada dua versi yang dijabarkan oleh Ibu Ida: yang pertama semakna dengan konteks ‘roda itu berputar’.  Makna lainnya “perkara yang kurang baik cepat menyebar dan hal baik mengalami marginalisasi” (ini versi simpulan saya). Last survey, teman kantor di Sleman yang saya panggil Kakak Tri (asal Bantul), ”nek gak salah artinya perkara jelek gampang menyebar dan kebaikan sukar sekali untuk diterima (menyebar). Tapi konteks makna yang kamu sampaikan juga bisa masuk dalam peribahasa tersebut“.

Finally: saya bulatkan tekad untuk maju terus dengan pilihan Tunggak Jarak Mrajak, Tunggak Jati mati karena terbukti memiliki KEKAYAAN MAKNA. 

Jika kemudian saya pilih makna “wong mlarat iso sugih (makmur/sukses), anak turune wong sugih iso dadi susah (jatuh miskin)”, karena secara nyata peribahasa tersebut sudah menjadi semacam mantra sakti man jadda wa jadda bagi saya. Juga contoh nyata lainnya pencapaian dari salah satu teman sekolah saya, Suparto yang sukses menjadi wirausaha muda di bidang peternakan. Saya tahu banget seperti apa dan seberapa tingkat kesulitan yang dulu “melingkari” kehidupannya. Maka tentu butuh semangat, perjuangan, keyakinan Man Jadda wa Jadda yang luar biasa untuk mengatasi semua kondisi ‘tidak bersahabat’ yang dialaminya hingga kemudian bisa mewujudkan swasembada peternakan di desanya.   
Dan terkait dengan respon terhadap peribahasa tersebut, ada yang inbox FB seperti saya capture di bawah ini (maaf, IDnya di-blur yaaa). Sehingga, sekali lagi saya dipertemukan bahwa satu peribahasa daerah (dalam hal ini Bahasa Jawa) sejatinya memiliki kekayaan makna dan keberagaman nilai filosofi yang membarakan asa dan rasa.  



“ Behind the Scene: Tunggak Jarak Mrajak, Tunggak Jati mati ini diikut sertakan dalam lomba Tengok-Tengok blog sendiri berhadiah, yang diselenggarakan oleh blog The Ordinary Trainer”

13
Share
 “Kalau mau tahu bagaimana bermaknanya hitungan menit (WAKTU), 
datanglah mepet (injury time) saat akan naik pesawat”, 
Bukan sekedar terlintas begitu saja ketika saya (pernah) menulis kalimat tersebut, Bismillahirrahmaanirrahiim pernyataan tersebut based on my true story. Sebenarnya tak ada niatan untuk tiba bandara dalam injury time kala itu. Akibat missed info tentang letak terminal keberangkatan pesawat yang akan saya tumpangi. Saat itu sudah terlanjur menepi  dan diikuti sebuah mobil juga menepi tepat di belakang kami. Ndilalah, ketika saya hendak turun kok terminalnya salah! Kakak saya berusaha Maju mundur mobilnya tapi hasilnya tidak cantik, butuh waktu hingga 15 menitan untuk bisa keluar dari jepitan parkir mobil.

Coba kalau Tante Syahrini yang berujar “Maju-maju Cantik, mundur-mundur cantik, maju mundur tetap cantik”. Lha saya yang berada di dalam kendaraan yang maju-mundur di antara parkiran mobil yang berhimpitan? Hughhhhh, Andai waktu itu sempat selfie, dijamin penampakan wajah saya akan sangat kusut, panik, kucel dan tidak cantik serta muka mau mewek gettu deh. Lha pas tiba di bandara, saya intip arloji, waktu untuk boarding kurang 30 menit dan bahkan saya masih berdiri di bagian belakang antrian yang panjangnya hampir 10 meter!. 

Saya tanya calon penumpang terdekat yang sedang antri juga ”sistem komputerisasi [sebelum saya datang] mengalami masalah Mbak”. Saya kurang tahu pasti apa penyebabnya karena sudah terlilit kekalutan melihat jumlah antrian yang membludhak. Sederet dampak bangkitan tentu akan menyusul jika saya sampai telat boarding: harus re-sechedhlue pesawat atau cari Tiket Pesawat Murah Lainnya , reservasi travel ke Banyuwangi  harus dihanguskan,  hunting travel lagi yang belum jelas hasilnya atau langsung ke Purabaya naik bis ke Banyuwangi yang dijamin harus estafet? Pikiran pun bejubel mencari solusi alternatif  jika kemungkinan terburuk terjadi: KALAU akhirnya saya terpaksa ditinggalkan pesawat?

Doc. pribadi
“ Maaf  Bu, nomer penerbangan anda berapa?” sapa ramah diiringi senyuman bersahabat dari seorang petugas perempuan dengan ID card maskapai penerbangan menghalau sejenak galau dihati. Segera saya sebutkan nomer penerbangan diiringi komat-kamit doa dalam hati: Hope everthing will be just fine, aamiin.  

“ Ibu silahkan untuk langsung ke depan, tidak perlu antri lagi” kata si Embak petugas dengan intonasi yang lembut mempersilahkan saya maju dan mendampingi saya untuk mengambil jalur short cut antrian. Tentunya diiringi kalimat santun Embak petugas tersebut menyampaikan permintaan maaf pada pada deretan antrian di depan saya.

Saya sempatkan mengedarkan pandangan saat menyelesaikan ritual check in, ternyata ada beberapa petugas yang “jemput” keliling menghampiri dan menanyakan deretan antrian check in dan menanyakan nomer penerbangannya. Penumpang dengan penerbangan yang sama dengan saya (proses boarding on progress), difasilitasi untuk check in TANPA antri lagi. Alhamdulillah, berkat layanan istimewa sebagai bentuk responsible tersebut mengantarkan saya kembali ke Surabaya dengan aman, nyaman dan on schedule.
Doc. pribadi (pada sweet smile and perfomance kan?)
I feel so special, penumpang kelas ekonomi dengan perlakuan istimewa, wong dikondisikan hingga saya ready menuju gate penerbangan lho? Siapa coba yang tidak tersanjung tingkat dewa mendapati pelayanan dari Tim maskapai penerbangan yang andal, profesional, kompeten dan siap membantu dengan ramah, penampilan super duper rapi, sikap yang sopan dan lekat dengan image yang humble.

Sudah bisa menebak dong, maskapai apa yang saya ceritakan di atas? Yesss, benar banget : Garuda Indonesia yang sejak 2009  telah menerapkan Konsep Garuda Indonesia Experience yang didasarkan pada lima pancaindra atau “5 senses” (sight, sound, scent, taste, dan touch) dan sanggup membuktikan sebagai Maskapai Terbaik Indonesia dengan standard pelayanan prima yang paripurna.

Sekisah cerita mengenai Service istimewa yang saya terima di atas adalah perjalanan saya yang kesekian kalinya, sebenarnya aplikasi pelayanan istimewa tersebut sudah saya rasakan sejak pengalaman pertama kali berkesempatan naik Pesawat Garuda. Maskapai yang memiliki misi khusus sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia, yang mempromosikan Indonesia kepada dunia sebagai Maskapai Terbaik Indonesia yang handal dengan layanan berkualitas bagi masyarakat dunia yang mengedapankan keramahan Indonesia telah sukses menorehkan kesan istimewa dan ngangenin bagi siapa saja yang telah pernah menikmati penerbangan yang tepat, cepat, aman, nyaman, handal……singkatnya Garuda Indonesia Experience, Excellent Service yang Paripurna deh. Sepintas mungkin seperti lebay dan over dosis, tapi bisa kok dibuktikan dengan mencoba penerbangan Garuda Indonesia ini dengan booking promo Tiket Murahnya.
Salah satu promo Tiket Murah yang ditawarkan pesata Garuda Indonesia  (Gambar dari SINI)
Sepintas mungkin seperti lebay dan over dosis, tapi boleh kok  dibuktikan dengan mencoba penerbangan Garuda Indonesia ini dengan booking promo Tiket Pesawat Murahnya seperti terlihat dalam screen shot di bawah ini (sebagian rute domestik) yang harganya terbilang murah tersebut:
Gambar dari Web https://www.garuda-indonesia.com
Eniwei, Saya sendiri memang belum tergolong orang yang memiliki mobilitas tinggi, khususnya dalam menggunakan jalur perjalanan via udara.  Apalagi pada awal-awal saya bekerja, kalau pun ada tiugas luar daerah kala itu ada aturan tidak tertulis jika staf hanya diijinkan menggunakan pesawat ekonomi yang bukan Garuda Indonesia. Wajar dong jika muncul rasa penasaran “ Koyo opo yo rasane numpak Pesawat Garuda” sambil ngelap iler (ibaratnya) tiap melintasi Terminal A di Juanda Surabaya.

Periode awal tahun 2009, akhirnya Allah SWT mengejawantahkan hasrat saya naik Pesawat Garuda di waktu yang sangat tepat. Saat saya berencana menengok kakak ipar yang baru menjalani operasi dan tanpa saya sangka-sangka seorang teman yang ritme naik Pesawat Garuda cukup tinggi, menawari saya Tiket gratis Pesawat Garuda Surabaya – Jakarta PP! “ Dirimu gak usah sungkan, toh tiket Pesawat Garuda ini hasil penukaran point reward GFFku kok “. 

Sekilas teman saya tersebut memang menjelaskan bagaimana caranya kok bisa dapat tukar point untuk tiket pesawat Garuda, bagaimana GFFnya bisa banyak, apa saja benefit memiliki member card ajaib tersebut, bla..bla…bla…penjelasan panjang lebar lainnya yang bikin saya bengong karena belum paham (kemudian saya ketahui lebih detailnya di https://garudamiles.com/).

Some how, WOUW…akhirnya saya bisa juga naik PESAWAT GARUDA! 
Dan memang saya dibuat terpana manakala melakukan boarding. Mulai dari cara pelayanannya, setiap tas/travel bag dan atau bawaan kita bawa difasilitasi gratis untuk di seal [tentunya setelah barang-barang yang termasuk kategori dalam daftar barang berharga harus dikeluarkan dari tas yang hendak ditaruh bagasi].  Begitu usai check ini, tersedia lounge yang ekslusif dan nyaman banget. Saat itu saya hanya melihat sekilas saja, dan langsung duduk manis di ruang tunggunya yang oke banget. Pokoknya, dari awal check in sampai masuk pesawat saya tak henti-henti membuat perbandingan dengan jenis maskapai lain yang pernah saya naiki sebelumnya.
Resiko Malu-malu Selfie, Wajah kejepret separo!  (Doc. Pribadi: Me and Tita)
Apalagi ketika kaki saya memasuki badan pesawat, asli saya berasa seperti wong ndeso yang baru pertama kali naik pesawat. Lha fasilitas di dalam pesawat Garuda Indonesia beda banget, maksud saya lebih keren (baca: canggih) dan comfortable. Peragaan safety penerbangan menggunakan audio visual, jadi meski duduk di belakang gak perlu miring-miring lagi untuk melihat detail instruksi menggunakan tool safety jika terjadi kondisi buruk saat penerbangan. Di setiap seat penumpang terdapat Audio and Video on Demand (AVOD) dengan LCD yang touch screen dilengkapi  head set sehingga bisa menikmati aneka menu hiburan: musik dengan berbagai genre; film mulai dari kategori: laga, drama, kolosal, hingga komedi; games interaktif yang seru abiss; sajian dokumenter; juga ada Live TV pula. Kalaupun ingin mendengarkan musik sambil membaca, tersedia Majalah Colours, majalah premium milik Garuda Indonesia yang tampil lebih segar dan elegan, dengan pilihan konten dan sajian fotografi bintang lima.
Gambara dari SINI
Baru kemudian saya ketahui jikalau semua fasilitas dan aksesoris yang serba special tersebut sebagai komitment dari  Garuda Indonesia Konsep dimana perusahaan melakukan program peremajaan untuk armada-armada lama dengan mengganti interior pesawat dengan nuansa keramahtamahan Indonesia yang diterjemahkan dalam ikon-ikon berbasis  pancaindra, antara lain tercermin dari penggunaan bahan dan ornamen khas Indonesia untuk interior pesawat, aroma wewangian bunga khas Indonesia, musik khas Indonesia, serta cita rasa makanan dan minuman khas Indonesia dan menambah fasilitas audio video.

Fasilitas layanan lainnya yang membuat saya berdecak WOUW lagi dan lagi adalah paket konsumsi yang disajikan dalam rangka melengkapi kenyamanan selama perjalanan. Ada tawaran candy yang banyak, sekotak snack plus air sebotol air mineral, serta aneka soft drink yang segar. Dulu paket konsumsinya untuk penerbangan Surabaya – Jakarta adalah seporsi menu untuk makan dan bebarapa jenis minuman gratis tiss, bagi saya itu menu berat untuk durasi penerbangan sekira 60 menit. Jadinya saya lebih setuju ketika kemudian paket perpaduan makanan ringan dan minuman khas Indonesia yang disajikan yang disesuaikan dengan jarak penerbangan yang ditempuh. Lha ketimbang hanya sejam perjalanan dikasih menu makan kelas berat, yang terjadi kan kebanyakan dicome-comel gitu duang, kan mubadzir sisanya masih banyak dan pasti dibuang.

Makanya, meskipun tiket saya berlogo Economy Class, don’t worry be happy karena penumpang kelas ekonomi pun bisa menikmati perjalanan dengan santai dan nyamanan dengan desain kursi yang ergonomis: space untuk kaki yang lapang, hingga 31 inci, dalam Boeing 737-800 Next Generation yang dilengkapi dengan head rest fleksibel bisa disesuaikan senyaman posisi duduk kita.
Gambara dari SINI
Saya yang awalnya Wondering akut pengen naik pesawat Garuda, kemudian jadi wonderful gitu ketika mendapati di salah satu halaman majalah Garuda terdapat form isian menjadi member GFF. Dalam hati pun bersorak: Akhirnya aku bisa menjadi member GFF !

Dengan haqul yakin, saya pun segera mengisi form tersebut dan menyerahkannya pada Mbak Pramugari “ Form registrasi ini akan segera kami proses dan kartunya nanti akan dikirimkan sesuai alamat yang sudah ibu cantumkan di sini ya?” kurang lebih begitu respon santunnya. Dan saya lanjutkan dengan reformasi doa (yang sebelumnya berharap mencicipi naik pesawat  Garuda barang sesekali), berganti dengan doa: semoga bisa lebih sering naik pesawat Garuda.

Kan kalau bisa sering-sering naik Pesawat Garuda secara linear pula akan memberikan impact terhadap perolehan point GarudaMiles. Lha setiap kali flight dengan pesawat Garuda kita mendapatkan point reward secara proporsional dengan jarak miles yang ditempuh. Semakin sering dan semakin jauh jarak penerbangan, otomatis peluang empuk untuk mengumpulkan  point rewardnya yang bisa ditukarkan dengan Award Ticket ke destinasi sesuka-suka kita, atau bisa juga untuk Upgrade Awards kelas penerbangan, misalnya dari kelas ekonomi ke bisnis.  Serunya lagi, penukaran point award ini bisa menjadi alternatif  hadiahkan bagi keluarga, temen ataupun orang lain yang kita anggap special deh. Buktinya itu tuh, pengalaman pertama saya menggunakan Pesawat Garuda kan tiket gratis hasil penukaran point GFFnya teman.
My New and Old GFF Card: Ngarep naik kelas jadi SILVER!
Apakah point plus memiliki member card GFF?

There are so many benefit from being member of GarudaMiles, seperti: konter check-in khusus di bandara, kuota bagasi tambahan, prioritas baggage handling, prioritas wait-list untuk reservasi tiket, akses untuk airport lounge Garuda Indonesia, dan masih banyak lagi penawaran menarik dari partner Garuda Indonesia di seluruh dunia. Ayoooo, jangan lewatkan untuk mendaftarkan diri menjadi anggota GarudaMiles sesegera mungkin begitu petama kali naik pesawat Garuda agar semua point plus-plus tersebut juga bisa Anda miliki. *Gayanya sudah mirip Public Relation apa belum neh?*

Saya lantang pamer demikian, juga merupakan ekspresi kebersyukuran karena Setelah pengalaman pertama naik Pesawat Garuda yang membuat saya takjub sekaligus mlongo koyo wong ndeso (memang aslinya wong ndeso) mendapati Excellent Service Garuda Indonesia yang Paripurna, Some How saya berkesempatan menikmati perjalanan bersama Maskapai Terbaik Indonesia pada periode-periode selanjutnya (termasuk yang kisah yang membuat saya jadi penumpang prioritas di awal tulisan ini)

Bahwa sugesti positif akan membawa aura yang positif, keyakinan yang kuat akan memberikan energi yang luar biasa dan sesuai dengan isi sebuah hadist Qudsi yang artinya:
“Aku menurut sangkaan hamba-Ku kepada-Ku”.
Dokumentasi pada Penerbangan terbaru (2013)
Setelah pengalaman pertama naik Pesawat Garuda  yang bikin saya terpana hingga melambung ke langit itu,  ehhh dari instansi kerja  tak lagi memberlakukan alert sistem yang membedakan antara staf dan pimpinan dalam menggunakan jasa penerbangan. Tak ada lagi diskriminasi buat staf untuk menikmati perjalanan nyaman dan aman bersama Maskapai Terbaik Indonesia tersebut. The One and Only Reason adalah: Tarif Garuda semakin kompetitif dengan standar pelayanan prima paripurna. Dengan harga tiket yang rata-rata murah dan mendapatkan fasilitas lebih lengkap dan oke, sapa yang tidak bergairah untuk lebih memilih penerbangan dengan pesawat Garuda ?.

Perbaikan system pelayanan yang dinamis, selain memperbaharui fasilitas-fasilitas fisik yang diperuntukkan bagi penumppang, Maskapai Terbaik Indonesia itu juga bisa menyelaraskan harga tiket pada level yang kompetitif dengan maskapai penerbangan lainnya. Tiket Pesawat Murah dengan fasilitas exclusive sudah menjadi salah satu misi Pesawat Garuda. Mungkin ada yang mau tahu banget, destinasi mana sajakah yang bisa dijangkau dengan Tiket Pesawat Murah dari Garuda Indonesia tersebut?

Tidak usah terkaget-kaget, saat ini jangkauan penerbangan pesawat Garuda sepanjang tahun senantiasa ada penawaran promo tiket pesawat murah untuk berbagai destinasi domestik maupun interasional yang siap di booking.  Setidaknya 36 rute penerbangan internasional sudah eksis ditempuh oleh pesawat Garuda dengan gagah berani. Sedangkan untuk rute domestik, sudah 40 bandara dalam negeri eligible yang mulus sebagai landas pacu pesawat Garuda.

Dan kabar gembira bagi yang mobilitasnya tinggi ke Balikpapan, seperti dilakoni oleh salah satu keponakan saya yang bekerja di Kalimantan. “Jatah tiket dari perusahaanku kan Pesawat Garuda, lha Garuda Balikpapan belum ada. Kan sayang banget Lek, aku harus pakai pesawat lain yang fasilitasnya dibawah Pesawat Garuda”, demikian curhatnya di awal-awal kerja di Kalimantan. Sekarang sudah tersedia Garuda Balikpapan, artinya keponakan saya tersebut sudah tidak perlu galau lagi untuk menempuh ritme mudiknya dengan menggunakan Pesawat Garuda Balikpapan - Surabaya. Maka saya yang juga memimpikan untuk mbolang ke Tenggarong, sudah bisa tuh naik Pesawat Garuda Balikpapan (kalau sudah ada rejeki untuk jalan-jalan tentunya, hehehehee..) suatu saat nanti, Aamiin.
Gambar dari Web https://www.garuda-indonesia.com
Kembali lagi dengan pengalaman saya ketika datang injury time yang Alhamdulillah happy ending karena reaksi responsif yang dilakukan oleh Tim Maskapai Terbaik Indonesia tersebut, sehingga saya tetap bisa berangkat sesuai nomer penerbangan yang tertera pada tiket. Dan Seandainya karena sebab yang unpredictable sehingga ternyata sampai di airport sudah sedemikian mepet, maka ada opsi preventif untuk meminimalkan ‘dampak kekacauan’ yang mungkin timbul jika datang mendekati waktu boarding.

Sudah Familiar dengan Check in ON line system kan ya? 

Nah, checking in on line ini pun bisa dilakukan oleh setiap calon penumpang Pesawat Garuda. Selain bisa menghemat waktu saat proses check in yang diganti dengan cukup melapor saja. Manfaat lainnya adalah kita bisa memilih seat favorit. Bagi yang phobia dengan ketinggian, ngeri saat posisi duduknya dekat emergency exit atau gak nyaman kalau tempat duduknya dekat jendela, dengan check in on line memberikan kita kesempatan untuk booking tempat duduk senyaman mungkin. Tentunya selama seat tersebut belum dikapling oleh penumpang lain lho ya?

Selain menjadi problem solving jika (karena unpredictable situation) kita tiba di bandara dalam injury time, Check in secara ON line system ini menjadi sedemikian menghebohkannya bagi saya karena saya bisa BEBAS memilih posisi tempat duduk. Saya jatuh cinta untuk duduk dekat jendela sejak pertama kali naik Pesawat karena bisa leluasa untuk menikmati pemandangan yang terhampar di seberang kaca jendela. Makanya, duduk di dekat jendela mnejadi posisi favorit saya jika naik pesawat.

Doc. pribadi
Alasan yang mendasari kenapa saya suka tempat duduk yang dekat jendela karena berada di udara (menempuh perjalanan jalur udara) RASANYA lebih lama daripada di permukaan bumi, itu yang selalu saya rasakan ketika naik pesawat. Pertama kali naik pesawat, saya pikir mungkin euphoria cah ndeso pertama kali naik pesawat serta di perkuat oleh guruan teman-teman ketika itu “efek orang yang biasa naik bus umum tuh…"

Tapi setelah berkesempatan beberapa kali menempuh perjalanan udara saya makin yakin jika waktu 1 (satu) jam berada di atas permukaan bumi memang lebih lama daripada di bumi. Ini BUKAN semata refleksi perasaan ‘merasa’ walaupun penunjukan jam dan gerak jarum detik di arloji saya tidak mengalami perlambatan. Akhirnya file di memory otak saya ada yang terbuka, tentang pelajaran Fisika pada bab yang membahas tentang Teori relativitas. Salah satu soal Fisika yang masih saya ingat adalah tentang dua orang yang satu di kirim ke luar angkasa dan satunya tetap tinggal di bumi. Yang ditanyakan, setelah 10 tahun di suruh menghitung usia mereka *Wahhh*…Nah inilah yang kemudian saya gunakan untuk kembali berargumen  bahwasanya semakin jauh dari bumi maka waktu akan lebih lambat (point teori relatitivitas yang bisa saya pahami).

Setelah sajian konsumsi kandas, baca-baca buku membuat saya pusing (gak bisa baca buku saat dalam perjalanan), opsi yang asyik adalah mendengarkan music dengan head phone yang di sediakan pesawat sambil sok PeDe bergaya ala fotographer mengcapture pemandangan di luar jendela (sayangnya sebagian koleksi foto-foto tersebut terbawa notebook yang kecopetan saat naik bis). Padahal saya sudah madep mantep, kapan-kapan bisa dibuat cerita tentang How I feel being special passanger saat terbang bersama Pesawat Garuda.

Salah satu View favorit: landscape saat Pesawat Selesai Take Off
Dengan duduk di dekat jendela, membuat saya bebas  mengakses pemandangan di luar pesawat Garuda yang terbang gagah membelah angkasa. Saya bisa leluasa menikmati pemandangan di antara awan-awan dan landscape nun jauh di bawah. Salah satu view langit yang saya sukai adalah melihat gumpalan-gumpalan awan, apalagi saat senja menjelang dengan cuaca yang cerah ceria dimana lazuardi akan tampak memukau oleh hiasan gumpalan awan berserat jingga yang dihasilkan dari pancaran spectrum cahaya tampak matahari (dengan frekwensi dan panjang gelombang tertentu) yang dihamburkan oleh lapisan atmosfer. Imajinasi waktu kecil, mengkhayalkan bahwa gumpalan awan jika di sentuh akan lembut seperti kapas atau busa sabun. Menghayalkan suatu ketika bisa berada sangat dekat dengan awan-awan di langit. Melalui selapis kaca jendela Pesawat Garuda, Saya nikmati  aneka jenis awan, Commulus, Stratus atau Cirrus dengan luapan rasa takjub akan kebesaran ILAHI dalam gelayutan awan-awan berpadu hamparan bumi di bawah, Subhanallah.
Sayap Pesawat Garuda di antara awan-awan
Eh, iya….ada fasilitas In-flight Connectivity lho dalam penerbangan dengan Pesawat Garuda. Menu macam apa pula itu?

Tentunya sudah paham kan jika lalu lintas on line di gadget harus di OFF kan selama penerbangan? Meskipun sudah banyak yang memahami maksud dan tujuan pemberlakuan tersebut, tapi tak jarang saya melihat penumpang yang baru mau mematikan HPnya setelah diingatkan secara langsung oleh Pramugarinya.

So, dalam rangka mengakomodasi kebutuhan konsumen (penumpang) akan kebutuhan untuk SELALU terhubung saat di udara, Pesawat Garuda memberikan fasilitas In-flight Connectivity. Terobosan yang luar biasa kan? Kalau jarak tempuh hanya cukup satu atau dua jam, mungkin bagi sebagian penumpang masih bisa menunda sementara waktu jalur komunikasi secara on line. Tapi bagi para pelaku bisnis atau decision maker yang diharapkan bisa membuat keputusan strategis secepatnya, tentu durasi perjalanan satu jam tanpa bisa berkontak komunikasi akan sangat merugikan. Nah, apalagi jika perjalanan tersebut harus ditempuh sampai sekian jam, atau bahkan berpuluh jam seperti perjalanan haji?

Maka, dengan In-flight Connectivity memungkinkan setiap penumpang bisa mengakses email dan berbagai sosial media selama dalam penerbangan. Istimewanya pula layanan ini tersedia untuk seluruh kelas penerbangan Pesawat Garuda, mulai kelas ekonomi, bisnis maupun eksekutif. Untuk menikmati layanan In-flight Connectivity, penumpang hanya harus terhubung dengan jaringan WiFi Pesawat Garuda saja kok. Cekidot caranya di bawah ini:

Gambar dari Web https://www.garuda-indonesia.com
Demikian fantastisnya layanan yang diberikan oleh Maskapai Terbaik Indonesia, sebelum dan selama penerbangan.

Dan Saya suka menyebut Garuda Indonesia Experience, Excellent Service yang Paripurna karena Garuda Indonesia Airways sebagai produsen jasa  menawarkan layanan istimewanya hingga penerbangan sudah usai. Artinya, kita (penumpang) TAK SEKEDAR menikmati penerbangan yang aman dan nyaman (safe, secure and comfort)  dan setelah itu habis urusan. Tidak demikian dengan Total Quality Management yang diterapkan oleh Garuda Indonesia  karena masih ada excellent service after flight.

Lantas adakah Excellent Service after Flight (selain perolehan poin reward melalui GarudaMiles)? Fitur excellent service after flight jika naik pesawat Garuda Selain point reward bagi penumpang yang sudah terdaftar dalam GarudaMiles yang berkorelasi dengan frekuensi penerbangan bersama Pesawat Garuda, Icon after Flight lainnya adalah: Boarding Pass True Value?  

Sama-sama tiket ekonomi dengan perbedaan harga yang tidak significant, tapi mendapatkan pelayanan prima yang paripurna, tak perlu lagi ragu-ragu untuk memilih Pesawat Garuda, baik untuk perjalanan dinas, bisnis, pribadi ataupun bersama keluarga tercinta. Kenapa sampai segitunya saya bisa bilang pelayanan prima yang paripurna? Selain aneka keistimewaan yang telah saya kisahkan di atas, bentuk ke-prima-an layanan Maskapai Terbaik Indonesia adalah kertas Boarding Pass yang dulunya tak lebih sebagai bukti sah untuk penerbangan dan setelahnya tak lebih hanya sesobek kertas bekas tanpa nilai, TAPI tidak demikian halnya bagi boarding pass-nya penumpang Pesawat Garuda lho?

Tiket Murah siap di booking, layanan istimewa dengan comfortnya telah memanjakan panca indera para penumpangnya dan sambutlah kenikmatan lain dari kertas bekas si Boarding Pass yang telah terpaketkan dengan aneka diskon dengan harga istimewa di banyak toko, hotel, resor, spa, tempat hiburan, pusat perbelanjaan, restoran maupun penyewaan mobil melalui program Boarding Pass True Value yang ditawarkan maskapai penerbangan yang telah berhasil membukukan sistem managementnya yang mengacu pada Total quality Managemnet ini dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi para penumpangnya.

Caranya pun sangat-sangat simpel, cukup  dengan menunjukkan Boarding Pass yang belum lewat dari 7 (tujuh) hari dari  tanggal perjalanan yang tertera di Boarding Pass di tempat-tempat yang telah bekerjasama dengan Maskapai Penerbangan Pesawat Garuda dan silahkan menikmati sepuasanya penawaran eksklusif tersebut. Nah, jangan buru-buru membuang kertas Boarding pass penerbangan bersama Pesawat Garudanya ya?

Bagaimana dengan prosesi Claim Bagasi penumpang?

Menempuh perjalanan dengan penerbangan, tentu tak bisa dilepaskan dengan koper-koper besar? Iyalah, pergi jauh-jauh rasanya gak afdhol kalau tidak membawa oleh-oleh. Untuk urusan bagasi ini, jangan resah dan gelisah, proses pengambilan travel bag untuk penumpang Pesawat Garuda memiliki tempat tersendiri, jadi tidak perlu riweuh bercampur dengan maskapai lainnya, sehingga bisa lebih cepat dan mudah mengambil travel bag serta semua barang-barang yang ditaruh di bagasi pesawat.

Untuk tindakan preventif ANDAI terjadi kehilangan, sangat penting dan menyematkan kartu nama, alamat dan nomor telpon (noted: BAHASA INGGRIS) pada travel bag kita agar memudahkan identifikasi jikalau saja terjadi ketlisut atau kehilangan di perjalanan. Kartu identitas untuk bagasi  tersebut bisa didapatkan di semua loket check-in Garuda Indonesia dan GRATIS.
Gambar dari Web https://www.garuda-indonesia.com
Jika preventif terhadap bagasi kita sudah dilakukan dan terjadi kehilangan, maka Pencarian Bagasi bisa langsung KLIK INI dan isikan informasi terkait yang dibutuhkan. Cukup dengan memasukkan nama dan nomor referensi yang telah disediakan oleh petugas pelayanan bagasi Garuda Indonesia, kemudian klik  "submit" dan sistem akan menginformasikan status bagasi kita yang kesasar. Atau, bisa juga melalui tombol "Contact Your Airline" dan akan langsung Tim Garuda Indonesia, yang akan segera merespon melalui telepon atau email.

Dengan implementasi Konsep Garuda Indonesia Experience, Excellent Service yang Paripurna, menjadi Sangat lazim jika Garuda Indonesia mengukir banyak prestasi di skala Internasional, antara lain:
  1. Pemenang penghargaan "Passenger Choice Awards 2014" untuk kategori "Best in Region : Asia and Australasia" selama dua tahun berturut-¬‐turut dari "Airline Passenger Experience Association" (APEX) – asosiasi peningkatan layanan penerbangan yang berkedudukan di New York, Amerika Serikat.
  2. Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar berhasil meraih anugerah “APAC Airline Executive of the Year 2014” dari CAPA Center for Aviation – institusi independen yang menganalisa maskapai dan industri penerbangan yang berkedudukan di Sydney, Australia dalam acara “CAPA Aviation Awards for Excellence”.
  3. Pada tahun 2010, Garuda meraih penghargaan dari CAPA sebagai “Airline Turnaround of The Year”. Penghargaan ini diraih Garuda atas keberhasilan dalam melakukan transformasi perusahaan dan program perbaikan dan peningkatan di berbagai bidang.
  4. Pada tanggal 15 Juli 2014 lalu dalam acara “Fanborough Airshow 2014” di London, Inggris, Garuda Indonesia meraih penghargaan “The World’s Best Cabin Crew 2014” dari Skytrax.
  5. Garuda Indonesia berhasil meraih predikat sebagai “The World Best Economy Class” dan “Best Economy Class Seat” ( tahun 2013)
  6. Pemenang penghargaan "Passenger Choice Awards 2014" untuk kategori "Best in Region : Asia and Australasia" selama dua tahun berturut-¬‐turut dari "Airline Passenger Experience Association" (APEX) – asosiasi peningkatan layanan penerbangan yang berkedudukan di New York, Amerika Serikat.
Testimoni Adik Ipar yang sedang menempuh program beasiswa di Perth, bukti Tiket Pesawat Murah Garuda
After All,
Bersama dengan cerita pengalaman saya naik Pesawat Garuda dan ditambahi  sekilas (singkat) review tentang Maskapai Terbaik Indonesia,  semoga pencapaian prestasi dan unjuk kerja prima yang paripurna bisa lebih baik lagi, sesuai dengan spirit kerja yang dipedomani oleh segenap tim Garuda Indonesia Airways “ One Tim One Spirit One Goal ~ Emirsyah Satar, Dirut Garuda Indonesia ”.


Garuda Indonesia Experience, Excellent Service yang Paripurna 
diikutsertakan dalam Lomba Menulis Blog Bersama Garuda Indonesia 



References:
1. https://www.garuda-indonesia.com
2. https://garudamiles.com/



22
Share
Newer Posts Older Posts Home
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan JANGAN PERNAH MENYERAH UNTUK MENCOBA. ~ Ali Bin Abi Thalib

My photo
Ririe Khayan
Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com
View my complete profile
  • Cara Cepat dan Aman Mematikan Ikan Lele
    Ikan dan Belalang (berdasarkan ajaran agama yang saya anut) termasuk jenis [bangkai] hewan yang halal untuk dimakan. Tapi tidak berarti k...
  • Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ?
    Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ? Bagi orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan atau lokasinya masih berdampingan al...
  • Brand Susu Untuk Kesehatan
    Jika ada pertanyaan: Sehat ataukah sakit yang mahal harganya? Bismillahirrahmaanirrahiim , kalau menurut saya, secara ‘value’ kondisi se...
  • Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online
    Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online . Sebenarnya persyaratan dan alur pembuatan proses secara langsung ( walk i...
  • Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil
    Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil . Jika Anda sedang berusaha punya anak, menunggu kapan Anda resmi ...
  • Lima Cara Mengaktifkan (Kembali) Google Adsense yang Diblokir
    Sebaiknya dikesampingkan dulu bila ada yang beranggapan Akun GA di Banned, tak bisa diaktifkan.  (Ternyata) Google Adsence Bisa Aktif  Kem...
  • Panic attack Ketika Terkena HERPES Zoster
    P anic attack Ketika Terkena HERPES Zoster . Mendengar kata HERPES, bisa jadi sebagian orang langsung tertuju pada nama penyakit yang satu ...
  • Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin
    Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin   .Mungkin kita pernah mendengar peristiwa keracunan sete...
  • Suplemen Madu Untuk Membantu Atasi Anak Yang Susah Makan
    Punya pengalaman menghadapi anak yang susah makan? Ada yang baper karena selera makan putraatau putrinya belum variatif yang berputar seki...
  • Serunya Mudik Naik Kereta Api Probowangi
    Usai long wiken Idhul Adha...jadi ngayal kalau tiap bulan ada long wiken 4 hari gitu pasti indah sekaliiiii...... #Plakkk [digampar klomp...

Blog Archive

  • ▼  2024 (3)
    • ▼  December (1)
      • Manfaat Penting Bermain Untuk Anak-Anak Usia Pra S...
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2022 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2021 (45)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (6)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2020 (43)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2019 (35)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (2)
    • ►  March (7)
  • ►  2018 (49)
    • ►  December (5)
    • ►  November (11)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (5)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (51)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (6)
    • ►  February (7)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (73)
    • ►  December (5)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (10)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (12)
  • ►  2015 (118)
    • ►  December (12)
    • ►  November (12)
    • ►  October (11)
    • ►  September (11)
    • ►  August (12)
    • ►  July (8)
    • ►  June (8)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2014 (60)
    • ►  December (1)
    • ►  November (4)
    • ►  October (6)
    • ►  September (5)
    • ►  August (3)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ►  March (11)
    • ►  February (10)
    • ►  January (8)
  • ►  2013 (90)
    • ►  December (7)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  July (5)
    • ►  June (8)
    • ►  May (9)
    • ►  April (5)
    • ►  March (13)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (126)
    • ►  December (6)
    • ►  November (5)
    • ►  October (14)
    • ►  September (10)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (11)
    • ►  May (12)
    • ►  April (12)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (10)
  • ►  2011 (69)
    • ►  December (11)
    • ►  November (11)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (9)
    • ►  July (7)
    • ►  June (18)
    • ►  May (5)
Ririe Khayan is an Intellifluence Trusted Blogger

Juara LBI 2016

Juara LBI 2016
facebook twitter youtube linkedin Instagram Tiktok

Labels

Advertorial Aneka Kuliner Article Blog Award Book Review Contact Me Disclosure English Version Fashion Fiksi Financial Gadget Give Away Guest Post Info Sehat Informasi Inspiring Lifestyle Lomba Love Story My Diary My Poems Opini PR PerSahabatan Pernik-Pernik Renungan Review Skincare Technology Traveling True Story UMKM Visit Who Am I? Writing For Us banner parenting




Copyright © 2019 Kidung Kinanthi

installed by StuMon