Kidung Kinanthi

Life is flowing in its story leaving history

  • Home
  • About
  • Sitemaps
  • Article
    • Opini
    • Story of Me
      • My Diary
      • My Poem
      • True Story
      • Love Story
    • Contact
    • Disclosure
  • UMKN Visit
  • News
Saya bukan seorang florist, juga bukan kolektor bunga, jadi saya ndak paham tentang bebungaan. Tapi Bismillahirrahmaanirrahiim saya penyuka bunga walau bunga yang ada dirumah masih bunga gratisan alias hasil ngerampok dari rumah teman/sodara pas silaturahim dirumah yang saya kunjungi punya bunga yang imut-imut dan ditawarkan untuk bawa pulang salah satu bunga, jadi berbunga-bunga deh hatinya saya.

Langsung saja  ngeceritain tentang salah satu bunga gegratisan ini adalah Adenium yang doeloenya saya kira bernama Kamboja kerdil.#dasar katrox wal ndeso! Pertama lihat Adenium saat bunga ini masih jadi salah satu bunga idola yang harganya wouw. Saat itu saya cukup bersyukur bisa menikmati aneka rekayasa Adenium secara gratis jika ada pameran bunga dengan ragam dan model bunga hasil pembonsaian dan kombinasi, dengan harga yang mengagumkan mahalnya. 

Time goes by, pas saya dan seorang teman mampir ke rumah salah satu kakak tingkat  kuliah [di Gresik], ternyata punya banyak Adenium hasil kekreatifan sang istri yang memperbanyak dan mengkombinasikannya. Tanpa banyak basa-basi, dikasihkanlah dua pot Adenium pada kami sebagai oleh-oleh. Alhamdulillah akhirnya punya bunga Adenium secara gratis. Kemudian sekira 4 tahun lalu, Adenium kedua diberi oleh mantan kakak ipar, sewaktu saya dan keluarga bersilaturahim kerumahnya. Meski pernikahannya dengan kakak sulung saya terpaksa kandas [faktor X yang tak bisa mereka hindari] tapi hubungan silaturahim masih terjalin dengan baik sampai sekarang dan semoga selamanya baik.

Dan cerita tentang Aku dan Adenium [gratisan] ini berlanjut pada Adenium ketiga. Kalau Adenium pertama dan kedua merupakan oleh-oleh silaturahim, maka Adenium ketiga adalah pemberian sekaligus ditanamkan di halaman tempat tinggal saya di Banyuwangi. Ajib tenan tho?! Awal story-nya, karena lokasi tempat tinggal saya adalah tanah persawahan yang dijadikan area perumahan, makanya ilalang dan rerumputan liar lainnya dengan gampang menghijaukan halaman di musim kemarau dan hujan. Saya yang sok sibuk ini, seringnya berakhir pekan dengan acara mudik sehingga tak jarang halaman rumah jadi padang rumput yang bisa untuk menggembala kambing deh.

Hingga kemudian ada tetangga baru, sang pemilik rumah sebelah yang selama ini kosong mempersilahkan Bapak Becak langganannya menempati rumah tersebut. Muncullah ide efektif, saya mengajukan penawaran pada Pak Antok [nama Bapak tersebut] untuk menghandle kebersihan halaman dan rerumputan liar si ilalang cs. Bagi saya pribadi pilihan ini berdampak simultan bagi keamanan tempat tinggal yang sering saya tinggal out going. Beberapa bulan berjalan, ketika datang dari Jakarta [kira-kira setahun lalu], terdapatlah tanaman Adenium mempercantik depan rumah. Hemm...so surprissed. Rupanya Pak Antok berinisiatif menyedapkan penampakan halaman rumah saya. Mungkin Pak Antok prihatin, masak tempat tinggal wanita cantik dan anggun kok “miskin” bunga kali ya? #Ups!

Dari Wikipedia, saya jadi lebih tahu tentang Bunga Kamboja kerdil yang lebih beken disebut Adenium ini ternyata berasal dari daerah gurun pasir yang kering yaitu dari daratan asia barat sampai afrika, merupakan daerah kering sehingga bunga ini tumbuh lebih baik pada kondisi media yang kering dibanding pada medium yang terlalu basah. Sebutannya disana adalah Mawar Padang Pasir [desert rose] dan dinamakan adenium karena salah satu tempat asal adenium adalah daerah Aden [Ibukota Yaman]. Adenium berbatang besar dengan bagian bawah menyerupai umbi, namun sosok tanamannya sendiri kecil dengan daun kecil panjang. Akar adenium juga dapat membesar menyerupai umbi yang berfungsi untuk tempat menyimpan air sebagai cadangan disaat kekeringan. Akar yang membesar dan muncul di atas tanah akan membentuk kesan unik seperti bonsai. Sedangkan batangnya lunak tidak berkayu [disebut juga sebagai sukule] yang dapat membesar.
Ada 2 kelompok adenium, yaitu kelompok species [jenis asli]  dan Varietas (hasil perkawinan dan persilangan yang dilakukan manusia untuk mencari bentuk baru). Beberapa species asli Adenium yaitu :
  1. Adenium arabicum, cirinya bentuk bonggol pendek dan besar, dengan banyak batang yang muncul dari atas bonggol tersebut. Bunganya berwarna paduan putih dan pink, kecil [diameter petal kurang dari 5 cm].
  2. Adenium obesum, cirinya bentuk bonggol besar dan agak memanjang keatas, satu batang tumbuh di atas bonggol, di atas batang muncul percabangan. Bunga berwarna paduan merah dan putih, berbunga besar [lebih dari 5 cm].
  3. Jenis-jenis species adenium lainnya adalah Adenium Socotranum, Adenium swazicum, Adenium somalense, Adenium bohemianum.
Some how, saya sungguh terharu dan berterima kasih banget dengan Adenium ketiga yang ditanamkan Pak Antok. Sekaligus, saya gak pernah nyangka jika Adenium tersebut merupakan bunga terakhir yang ditanam Pak Antok di tempat tinggal saya. Iya, saat pamit untuk mudik lebaran adalah moment kali terakhir saya bertemu, menyapa dan ngobrol dengan Pak Antok. Seusai libur Idhul Fitri, tetangga depan rumah mengabarkan meninggalnya Pak Antok pada 4 Agustus 2013, jeda 2 hari setelah saya start mudik.

Demikianlah cerita yang menyertai Adenium ketiga yang saya miliki. Setiap kali keluar rumah, melintasi tanaman Adenium dengan kelopak bunga merah bersemburat warna putih merona segar menghadirkan kenangan sosok Pak Antok yang ringan tangan, ramah dan reminder betapa kita tak pernah tahu kapan “panggilan” untuk kembali padaNYA akan datang pada kita.  



Tulisan Aku dan Adenium ini diikutsertakan pada Give Away Aku dan Pohon


Notes: 
Adenium ketiga saya dalam Klasifikasi Ilmiah termasuk dalam: 
Kingdom: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Gentianales; Famili: Apocynaceae; Genus: Adenium; Species: A. obesum


Reference: http://id.wikipedia.org/wiki/Adenium



21
Share
Menginjak tema ke-9 dalam rangka #daysforASEAN, Bismillahirrahmaanirrahiim masih mencoba menjawab tantangannya yang diberikan walau tulsan saya semakin semrawut. Setelah skip pada tema ke-7 karena off yang lagi rushty dan fisik nge-drop oleh pernik-pernik pindahan dalam rangka mengikuti suami [maklum, saya menganut paham jika istri fitrahnya mengikuti suami]. Lagi-lagi saya berazaz minimilais yaitu sebisa mungkin membuat postingan sesuai tema yang diberikan untuk hari ke-9, yaitu mengambil tema yang diangkat Dalam KTT ke-22 di Brunei Darussalam “Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan”, dengan pokok perundingan pembangunan badan persatuan ASEAN, dengan tiga pilar yaitu Persatuan Keamanan, Persatuan Ekonomi dan Persatuan Sosial dan Kebudayaan. Pembangunan Badan Persatuan ASEAN itu harus dirampungkan sebelum 31 Desember 2015. Nah, inilah tema yang diberikan: Dengan ketiga pilar tersebut, bagaimana mencapai tujuan pembangunan badan persatuan ASEAN? Mampukah negara-negara ASEAN mewujudkan Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan? 

Kalau jawaban mencongak ala saya saat kelas dua SD sewaktu dikasih pertanyaan rebutan untuk bisa pulang sekolah duluan, ya dengan cepat dan spontan saya jawab: SANGAT BISAAAAA....!!!!
Tapiii, jika pertanyaannya dilanjutkan pada frase: bagaimana mencapai tujuan pembangunan badan persatuan ASEAN? Maka untuk menjawabnya, saya perlu mereview sekilas filosofi dalam lambang ASEAN yang saya kutip dari Wikipedia, dimana Gagasan dasar rancangan lambang ASEAN adalah tanaman padi bahan baku untuk memasak nasi yang merupakan makanan pokok bagi mayoritas penduduk Asia Tenggara dan tanaman padi juga mengandung makna yang identik dengan kemakmuran, kecukupan pangan, dan kekayaan. Beberapa point-point lainnya yang bersifat visioner pada lambang ASEAN yang sekaligus menjadi gagasan mulia pembentukan organisasi regional di kawasan Asia tenggara ini, yaitu:
  1. Lambang ASEAN melambangkan kemantapan, perdamaian, persatuan, dan dinamika ASEAN. Warna-warna lambang — biru, merah, putih dan kuning — adalah warna-warna yang digunakan dalam berbagai bendera negara-negara anggota ASEAN.
  2. Warna biru melambangkan perdamaian dan kemantapan, merah melambangkan keberanian dan dinamika, putih melambangkan kesucian, dan kuning melambangkan kemakmuran.
  3. Sepuluh batang padi yang terikat melambangkan sepuluh negara anggota ASEAN. hal ini melambangkan harapan para bapak pendiri ASEAN yang memimpikan ASEAN terdiri atas seluruh sepuluh negara-negara Asia Tenggara yang terikat dalam persahabatan dan solidaritas.
  4. Lingkaran melambangkan persatuan ASEAN bagi seluruh lapisan masyarakat yang berada dalam negara-negara ASEAN yang hampir semuanya terdiri dari beragam: suku, budaya, agama, bahasa dan berkepulauan.

Tema yang digoalkan dalam KTT di Brunei Darussalam “Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan”, dengan pokok perundingan pembangunan pada pilar Persatuan Keamanan, Persatuan Ekonomi dan Persatuan Sosial dan Kebudayaan sebagai sekuel relevansi dari filosofi yang termaktub pada lambang ASEAN, karena pada kenyataannya semua negara anggota tipically ASEAN memiliki kemiripan dalam:
  1. Secara ekonomi, merupakan kawasan negara berkembang dengan jumlah penduduk yang cukup besar dan tingkat [status] sosial yang belum merata.
  2. Terdiri dari banyak suku/multi etnis dengan ragam budaya dan terdapat beberapa agama yang dianut.
  3. Wilayah Kepulauan yang rentan keamanannya, bahkan berpotensi timbulnya sengketa perbatasan antara sesama anggota ASEAN sendiri.

Berdasarkan kondisi umum, alasan dan tujuan pembentukan organisasi ASEAN, sejatinya bisa juga disebut sebagai representasi dari Bhinneka Tunggal Ika. Dengan demikian cara untuk mencapai tujuan pembangunan badan persatuan ASEANdalam rangka Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan bisa difokuskan pada program-program yang bertendensi pada:
Yang Pertama: Pro Poor yaitu pembangungan di berbagai bidang berkontribusi terhadap untuk menurunkan angka kemiskinan.
Yang Kedua Pro Job, bahwa setiap sektor industri dan bisnis dengan orientasi efisiensi dan efektifitas yang mendukung perluasan lapangan kerja
Yang Ketiga: Pro Growth yaitu mampu memperluas pertumbuhan ekonomi
Yang Keempat: Pro Environment dimana pertumbuhan ekonomi yang berkolaborasi konstruktif menjaga keseimbangan lingkungan yang berkelanjutan. 
Yang Kelima: Pro Demokrasi dan Kekeluargaan karena secara geografis dan demografi wilayah dari para anggota ASEAN rentan terjadinya konflik dan persengketaan, sehingga menempatkan berbagai kebijakan dan keputusan baik khusus internal masing-masing negara maupun antar sesama negara anggota ASEAN sangat penting untuk menempatkan skala prioritas yang Pro Demokrasi dan Kekeluargaan agar berbagai permasalahan yang terjadi bisa diselesaikan dengan cara-cara yang damai dan dan penuh toleransi. Yaaa...cukup saya saja yang Ribut deh, kan sudah sedari lahir saya dikasih nama Ribut #Ups nglantur deh

Karena sudah kambuh confuse-nya, jadi sekian saja opini yang bisa saya buat mengenai Asean: Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan yang lebih baik.



Reference: http://id.wikipedia.org/wiki/Lambang_ASEAN



2
Share
Fenomena berekspresi, khususnya dalam berpendapat baik secara lisan maupun tertulis sepertinya menjadi isu yang  Bismillahirrahmaanirrahiim masih memerlukan banyak perjuangan untuk meraih dimensi Kebebsan Berekspresi yang bisa dipertanggungjawabkan. Fenomena Kebebasan berekspresi yang mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring dengan kecepatan perkembangan IpTek, khususnya teknologi informasi dan social media yang difasilitasi oleh internet. Meski demikian, tingkat perkembangan kebebasan berekspresi dan berbagi informasi tidak seragam di masing-masing negara. Demikian pula untuk ruang lingkup komunitas anggota ASEAN, kebebasan berekspresi masih sangat berfluktuatif. Di beberapa negara, kebebasan berekspresi sangat di dukung bahkan sampai kelompok netizen jurnalism atau blogger yang produktif sebagai jurnalis warga dalam menyebarkan informasi, seperti yang sekarang berkembang di Indonesia saat ini misalnya. Tapi faktanya, masih ada beberapa negara yang alergi dan antipati tehadap kebebasan berekspresi dari kaum jurnalisme sendiri maupun warga negaranya, terutama jika tulisan/pendapatnya yang berisi kritik terhadap kebijakan dan policy parlemen/pemerintah, sehingga dengan mudahnya didakwakan pasal-pasal untuk menjugde dan mengebiri siapa saja yang dianggap tidak cooperative dengan pemerintah.

Kalau di Indonesia sekarang ini pencapaian iklim berkespresi yang kondusif bahkan hingga ke level blogger sedemikikan berkembang pesat dan mendapat dukungan – tentu saja pada awal-awalnya membutuhkan waktu dan proses perjuangan yang lengkap dengan ragam lika-likunya- lantas bagaimanakah status perkembangan berekspresi di Filipina sebagai negara yang termasuk serumpun dengan Indonesia?.

Filipina yang memiliki bentuk wilayah tipically seperti Indonesia, yaitu dengan kepulauannya yang berjumlah sekitar 7 ribu dengan mayoritas penduduk beragama Katholik dengan life style yang western dibandingkan negara-negara Asean lainnya [efek dari imperialisme Spanyol dan Amerika]. Bisa dibilang Filipina merupakan salah satu negara yang serumpun dengan Indonesia, dari ciri-ciri fisik penduduknya dan penggunaan Bahasa Melayu dalam dialek bahasa yang digunakan oleh beberapa suku di negara tersebut. Tapi secara perkembangan Kebebasan Berekspresi [secara lisan dan tulisan] bisa saya sebut jika Filipina memiliki iklim kebebasan berekspresi yang beranomali seperti dua sisi uang logam yaitu saling berseberangan/kontradiktif.

SISI KONDUSIF.
Di kawasan Asia Tenggara dan Asia, Filipina termasuk negara yang longgar dalam kebebasan berekspresi dan informasi bagi para warganegaranya, Tak untuk kalangan pers dan media resmi, tapi sudah memasyarakat sehingga banyak bermunculan penulis yang bermedia internet yaitu para blogger sebagai kelompok jurnalisme warga. Fenomena melejitnya tingkat kebebasan pers yang sangat tinggi sebagai hasil eksplorasi sistem pendidikan yang diberlakukan di Filipina dengan program-programnya yang saling berkaitan secara simultan, antara lain yaitu:

  1. Undang-undang yang meWajibkan setiap anak usia sekolah untuk mendapatkan pendidikan formal selama 13 tahun [dari sebelumnya HANYA 10 tahun: SD 6 tahun dan 4 tahun di sekolah menengah], sehingga menempatkan penduduk Filipina merdeka dari Buta Aksara mencapai kisaran 99% dari populasi penduduk yang ada di negara tersebut. Besarnya populasi warga negara yang mampu baca akan equal dengan tingkat kecerdasan yang akan membuat setiap warga negara semakin sadar akan hak-haknya, termasuk hak untuk mengemukakan pendapat.
  2. Di Filipina terdapat lebih dari 150 bahasa dan menetapkan Bahasa Tagalog sebagai Bahasa Nasional. Tapi untuk bahasa pengantar dalam sistem pendidikan formal adalah Bahasa Inggris. Pemilihan Bahasa Inggris sebagai bahasa utama dalam pendidikan ini menjadi katalisator transformasi informasi global.
  3. Kurikulum Pendidikan sejak level Dasar yang bermuara pada penggunaan IT, antara lain yaitu: Matematika, Science, Basic Komputer, Seni dan Teknologi dan Mata pelajaran seperti musik, Home ekonomi, Pendidikan Jasmani dan lain-lain menjadi bagian integral dari mata pelajaran inti. Kondisi ini secara multiple efect mendukung tingkat kecerdasan dan kompetensi siswa.

    Pinjam dari SINI
Sisi KONTRA Kondusif Kebebasan Berekspresi
Sistem dan kurikulum pendidikan yang diwajibkan di Filipina, memang sangat compatible untuk “menghidupkan” kebebasan berekspresi yang sangat luar biasa disana, bahkan melampui perkembangan kebebasan pers dan berekspresi di kawasan Asia tenggra lainnya, tak terkecuali Indonesia. Dan karena kebebasan berekspresi yang sedemikian luar biasa ini pula, batasan mana yang hak dan kewajiban jadi semakin kabur batasannya, membuat Filipina meraih predikat sebagai Negara yang paling berbahaya bagi jurnalis, yaitu menempati rangking ketiga, selama 4 tahun berturut-turut. Posisi yang “ironi” terhadap dari Perkembangan Kebebasan Berekspresi tersebut bisa dilihat dari beberapa fakta yang terjadi, antara lain: jumlah jurnalis yang terbunuh dari tahun 2010 sampai dengan sekarang [ dalam pemerintahan Presiden Benigno Aquino], data dari kepolisian menyebut angka delapan, sedangkan serikat wartawan nasional mengklaim setidaknya ada 15 orang jurnalis yang dibunuh dengan 10 tersangka yang tidak bisa dibuktikan sebagai otak peristiwa pembunuhan tersebut.

Masih terkait dengan kondisi kontra kondusif yang terjadi pada dunia jurnalisme, Pemerintah menyikapi dengan mengeluarkan Undang-undang Pencegahan Kejahatan di Dunia Maya 2012 [Cybercrime Prevention Act  of 2012] atau secara resmi disebut dengan Republic Act No. 10175 yang mengatur:

  1. mengenai seks di internet (cyberseks), 
  2. Cybersquatting (kejahatan di dunia maya yang dilakukan dengan cara membeli domain nama perusahaan tertentu lalu menjualnya kepada perusahaan tersebut dengan harga mahal),
  3. pornografi anak di internet, 
  4. pencurian identitas, 
  5. akses ilegal terhadap data 
  6. pencemaran nama baik. 

Al hasil, Undang - Undang tersebut membuat banyak pihak [para jurnalis] mengambil sikap kontra karena menganggap implementasinya akan membatasi kebebasan berekspresi, berpendapat, dan  mengancam kerahasiaan data bagi para pengguna jejaring internet. Ketentuan baku untuk kategori pornografi anak dan pencemaran nama baik yang belum diperjelas, menimbulkan keresahan dan kekhawatiran yang meluas di kalangan Social networkers.

Melihat melesatnya laju dunia IT yang membawa dampak Kebebasan berEkspresi di Filipina yang bersisi Kondusif dan KONTRA KOndusif, memberikan pembelajaran yang sangat berharga bahwa Idealnya memang kita [seharusnya] bisa menggunakan dengan bijak yaitu dengan adanya komitmen kendali diri dan pemahaman yang tepat tentang kebebasan berekspresi., antara lain:

  1. Membangun kesadaran bahwa Kebebasan Berekspresi mensyaratkan kesadaran bagi penggunanya (kita) dalam MEMILIH, dan MENCIPTAKAN informasi. Faktanya penyampaian berita/cerita/interaksi sosial di internet bisa dibilang tanpa proses, kecuali proses internal dalam diri kita sendiri.
  2. Perlu mengasah kemampuan untuk mengolah “menu” yang akan kita publish karena dalam kebebasan berekspresi terdapat kombinasi: download dan upload dimana filter dan sensornya adalah: kembali pada integritas diri sendiri lagi !

Segala sesuatu tentu memiliki dua sisi yang berbeda, tinggal bagaimana kita memilih sisi mana yg hendak kita explore. Banyaknya kasus criminal, pelecehan, penipuan, bahkan kadang sampai ada yg ‘terpeleset’ terpaksa harus berurusan dengan hukum, menyadarkan kita betapa dibalik pesona Kebebasan berekspresi dalam jejaring social, Bahwa setiap orang memang memiliki Hak Asasi untuk berpendapat dan mengemukakan pikiran dengan caranya masing-masing. NAMUN tetap perlu dipedomani bahwa setiap kebebasan yang kita miliki BERBATASAN dengan kebebasan orang lain. Karena itulah, sudah sewajarnya diperlukan adanya peraturan/undang-undang yang memberikan rambu-rambu yang jelas sehingga kebebasan berekspresi bisa membawa iklim yang mempersatukan dalam kerangka saling menghargai hak-hak orang lain dan memforward norma-norma humanity yang beretika..



References:
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Filipina
2. http://oseafas.wordpress.com/
3. http://wsantoso.tripod.com/l







1
Share
Terkait dengan Visi ASEAN 2015 untuk menjadi ASEAN single community di kawasan regional Asia Tenggara di bidang ekonomi dan politik, Bismillahirrahmaanirrahiim diperlukan kerja sama yang solid semua negara anggotanya. Termasuk Laos, yang sudah bergabung dengan ASEAN mulai tahun 1997 dan baru membuka diri seluas-luasnya melakukan kerjasama di berbagai bidang dengan negara lain pada tahun 2004. Dibandingkan dengan negara anggota lainnya, bisa dibilang peran dan kiprah Republik Laos masih belum banyak. Dan jika Saya berada diposisi sebagai negara Laos, investasi diplomatik yang  akan saya lakukan untuk kemitraan dengan dunia internasional, terutama terhadap negara-negara ASEAN, antara lain:
  1. Memberikan respon berupa upaya-upaya diplomatik untuk perkembangan situasi HAM di kawasan Myanmar yang masih rawan konflik agar mempercepat proses politik yang inklusif demi perbaikan situasi di Myanmar.
  2. Peran lainnya...TO Be continued lagi karena saat ini masih OTW dalam rangka Moved tinggal di Jogya.

 

#created postingan kejar setor URLdulu  ini saat transit di MAdiun karena "pak Sopirnya" ngantuk berat jadi One men Show nge-driver
2
Share
Trend pertumbuhan konsumsi kopi secara global menunjukkan peningkatan yang cukup tajam. Dimana Bismillahirrahmaanirrahiim moment minum kopi sudah menjadi salah satu dari perkembangan life style dalam interaktif sosial. Minum kopi di era sekarang ini sudah berkembang dalam pola: Coffee for all at any moment, yaitu tidak lagi menjadi dominasi bagi para orang tua dan atau kaum hanya para lelaki. Baik dalam acara resmi maupun santai, kopi sudah menjadi paket yang wajib ada dalam melengkapi menu konsumsi. Kecenderungan ini bisa jadi karena beberapa alasan berikut ini:
  1. Kopi merupakan minuman halal, dimana kecenderungan masyarakat global yang mulai lebih suka memilih produk makan dan minumannya berlabel halal karena identitas ini memberikan jaminan kualitas mulai dari awal proses produksi hingga siap konsumsi.
  2. Efek kesehatan yang terdapat dalam kopi, antara lain: Peminum kopi beresikodepresi 25% lebih rendah daripada yang tidak meminum kopi.
  3. Minum kopi memiliki timing dan tempat yang fleksible, dan cenderung meningkat di musim dingin.
  4. Harga minuman kopi yang relatif terjangkau semua kalangan sosial
  5. Minum kopi efektif  membantu kita untuk fresh seharian di tengah segala aktivitas. 
  6. Ternyata ampas kopi pun bisa digunakan untuk pupuk karena bubuk kopi memiliki pH netral dan mengandung nitrogen sehingga sangat cocok untuk pupuk tanaman di rumah. Tanah dan tanaman juga dapat langsung menyerap nutrisi yang ada di bubuk kopi. 
Bisa jadi dan sangat mungkin bila beberapa alasan diatas menjadi dasar pemikiran masyarakat dunia untuk berkecenderungan minum kopi. Maka merupakan kondisi yang kondusi jika konsumen kopi di berbagai belahan dunia mengalami peningkatan yang significant, antara lain: 
  1. Rata-rata tiap orang di Uni Eropa mengkonsumsi 5 Kg per tahun, artinya masyarakat  Eropa merupakan konsumen terbesar kopi di dunia
  2. Orang Amerika dan Kanada mengkonsumsi sekitar 4,5 Kg kopi tiap tahun, dan bagi mereka yang biasa mengkonsumsi teh - orang Irlandia dan Inggris - masih mengkonsumsi sekitar 1,5 dan 2,5 kilo per orang tiap tahun [Amerika Utara menduduki peringkat ke lima sebagai konsumen kopi]
  3. Jepang memegang rekor tertinggi sebagai konsumen kopi untuk kawasan asia.
Dengan semua fakta tersebut, Bilakah Indonesia dan Vietnam mampu merebut pangsa pasar kopi di dunia, tidak  hanya bersaing tetapi bisa juga menjadi partner bersama untuk Bersinergi Menuju Eksportir KOPI terbesar di Dunia?
Jika Secara internasional, Brazil merupakan negara penghasil kopi terbesar di dunia, yang diikuti oleh Vietnam kemudian Indonesia sebagai negara produsen kopi ke-3 di dunia. Maka setelah Brazil, Vietnam dan Indonesia sebagai sesama anggota ASEAN memiliki peluang untuk memainkan peranan yang cukup penting dalam perdagangan Kopi di pasar global dengan bersinergi Menuju Ekpsortir Kopi Terbesar Di Dunia. Langkah Sinergis jelas sangat diperlukan dengan pertimbangan perbedaan dan keunikan varian kopi hasil produksi Perkebunan di Indonesia dan Vietnam.

Sekilas Tentang Kopi Indonesia dan Kopi Vietnam.
1. Kopi Indonesia dengan Diversifikasinya.
Indonesia memiliki cukup banyak varian biji kopi dari jenis Arabika & Robusta, setidaknya tercatat 60an jenis kopi yang berasal dari seantero nusantara. Beberapa sentra penghasil kopi yang cukup besar antara lain: provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa, Bali, Sulawesi, Flores, termasuk Kopi Arabika Spesilty Indonesia yang sudah mendunia seperti Gayo Mountain, Mandheling, Mangkuraja, Java, Toraja, Kalosi, Bali & Flores, dimana masing-masing jenis kopi tersebut memiliki kekhasan sendiri-sendiri.
Untuk cara penyajian kopi, selain metode kopi tubruk yaitu kopi yang diseduh dengan air mendidih, atau kopi jos yang penyajiannya dicelup dengan arang, Komunitas penikmat kopi di Indonesia juga sangat welcome untuk menguji coba berbagai cara penyajian kopi secara modern yang diadopsi dari manca negara, seperti: Espresso, Machiato, Caffe Latte,Cappuccino, Marachino.

2. Vietnam dengan Keunikan Kopinya.
Produksi di vietnam berkembang sangat pesat sejak permulaan abad dua puluh, dan sekarang komoditas kopi merupakan pilar  kekuatan ekonomi utama di negara bagi Vietnamyang  menempati posisi kedua untuk produk ekspor pertanian di Vietnam setelah beras. Jenis KoPi yang dikembangkan di Vietnam adalah Kopi Arabika, Liberika dan Catimor.  Kekhasan kopi Vietnam terletak pada cara penyajiannya yang dicirikan oleh tingkat pemanggangan sedang dan tidak mengandung chicory. Trung Nguyen dan produsen-produsen lain di negeri ini me-mixing kopi arabika, robusta, chari dan catimor.

Sinergi Menuju Eksportir Terbesar di Dunia
Dengan ragam jenis biji kopi dan keunikannya, ini bisa jadi modal yang kuat bagi  Indonesia dan Vietnam untuk mengambil langkah sinergi menuju  posisi sebagai Eksportir Terbesar. Semakin hari tantangan ekspor kopi semakin kompleks karena tuntutan konsumen terhadap quality assurance dan food safety yang kian meningkat. Jepang sebagai konsumen kopi terbesar di Asia telah memberlakukan Maximum Residu Level [MRL] untuk pestisida CARBARYL sebesar  0,01 ppb. Pemberlakuan  “Ambang Batas Residu” pada komoditas kopi ini bisa jadi hambatan ekspor karena suatu negara importir sudah concern  terhadap suatu jenis issue kemanan pangan, maka bisa jadi pemicu issue global yang berakibat fatal yaitu embargo untuk rentang waktu yang lama.

Dengan mengambil langkah sinergi, Indonesia dan Vietnam akan memiliki bargain position yang kuat dalam menghadapi berbagai issue global terhadap ekspor kopi. Selain kompak untuk mengambil policy trekait berbagai issue global tentang keamanan pangan, pada dasarnya, industri pangan baik minuman dan makanan sangat perlu untuk menerapkan program “Hazard Analysis Critical Control Point [HACCP]” yaitu Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis mulai dari awal hingga akhir rantai produksi makanan/minuman. Disamping itu, Codex Alimentarius Commission (CAC) telah mengadopsi HACCP dan merekomendasikanuntuk diterapkan ke seluruh dunia dalam rangka harmonisasi sistem perdagangan, ekuivalensi (kesamaan/kesetaraan) sistem pemeriksaan, dan pengurangan hambatan teknis. HACCP sebagai Alat Manajemen yang digunakan untuk memproteksi bahan pangan / makanan dari bahaya (hazard) yang bersifat biologis, kimiawi maupun fisik, secara pokok meliputi 7 prinsip yaitu:

  1. Analisis bahaya [Hazard] dan identifikasi tindakan pencegahan.
  2. Identifikasi titik-titik pengendalian kritis [critical control point/CCP].
  3. Penetapan batas kritis [Critical limit].
  4. Penetapan prosedur pemantauan terhadap setiap CCP.
  5. Penetapan tindakan koreksi [corrective action] yang harus dilakukan apabila terjadi penyimpangan terhadap batas kritis.
  6. Penetapan sistem pencatatan [record keeping]
  7. Penetapan prosedur verifikasi

Penerapan dan Pengembangan 7 Prinsip HACCP tersebut sebenarnya merupakan pendekatan secara: Preventive Measure, In process Inspection, Laboratory Analysis, Traceability [From Farm to Table]. Dengan penerapan Program Manajemen Mutu HACCP yang diterapkan pada seluruh tahapan penanganan dan pengolahan produk makanan yang berbasis pada “On Going System” akan selalu mengalami perubahan seiring berkembangnya tuntutan konsumen, sehingga akan menciptakan suatu sistem mutu yang harmonis dengan sistem terbaru yang berlaku secara internasional.



Reference: http://gaeki.or.id/

6
Share
Duluuuu....buangets, saya pikir untuk main-main ke Luar negeri, cukup dengan punya paspor saja. Sempat bingung juga, kalau sudah punya paspor kenapa masih harus apply visa jika hendak mengunjungi suatu negara? Bismillahirrahmaanirrahiim, kemudian saya dapat pencerahan saat ada teman kuliah yang suka nonton Formula ke Luar Negeri. Dia menjelaskan bahwa paspor itu similar dengan KTP, jadi merupakan Identity Card yang berskala internasional. Nah kalau Visa sebagai dokumen ijin yang dikeluarkan oleh negara yang akan kita kunjungi dan berbatas waktu tertentu, sehingga perlu ada perpanjangan waktu jika masa tinggal kita melebihi kuota maksimal yang telah ditetapkan oleh negara tersebut. Berarti kalau paspor cukup satu saja, sedangkan visa harus menyesuaikan dengan masing-masing negara yang kita kunjungi. Jadi kalau hobi traveler, bisa punya koleksi visa yang banyak tuh. Teman saya kala itu juga menjelaskan bahwa masing-masing negara memiliki persyaratkan apply visa yang berbeda dan dari cerita teman tersebut, menurut saya paling berat adalah jika suatu negara mempersyaratkan saldo minimal di rekening tabungan sampai sekian ratus juta! Lha kalau saya bermodalkan backpacker, kapan saya bisa dapat Visa ke negara tersebut ya? 

Dan ketika saya bisa punya paspor sendiri - yang masih blank sampai sekarang karena belum pernah dibawa kemana-mana sehingga masih suci dari stempel – saya baca pada halaman terakhir, sudah jelas dicantumkan: Agar meminta Visa dan keterangan terlebih dahulu dari perwakilan negara asing yang akan dikunjungi. Jadi, pada dasarnya Visa tak hanya demi kepentingan sepihak bagi negara yang dikunjungi. Tapi juga merupakan Assurance bagi  para turis yang hendak berkelana di negara lain. Kata Istilah Jawa” Mowo Deso, Mowo Coro”, atau dimana bumi dipijak ya disitu aturannya harus diikuti. Lha bertamu ke rumah tetangga di sebelah rumah saja ada etika dan sopan santunnya, kita tidak bisa nylonong asal masuk, apalagi jika pagar rumahnya tinggi terus ada anjing penjaganya pula. Jika ingin disambut dengan ramah, tidak digonggongi anjing yang ada di depan rumah, sebagai tamu ya kita perlu menempuh prosedur sopan-santun dan bersikap baik. Kira-kira seperti itu konteks pemahaman sederhana saya tentang kenapa Visa perlu ada bagi para wistawan/warga negara asing. Jadi perlu tidaknya Visa, ya manut pada aturan yang ditetapkan pada negara yang akan dikunjungi. Sebagai tamu yang baik dan berharap mendaptkan perlakuan yang baik, tentu harus bersikap cooperative dengan aturan yang diberlakukan di negara tersebut.
Paspor Saia yang masih "Suci"
Jadi kalau pengurusan visa itu perlu lebih banyak dokumen dibandingkan persyaratan buat paspor ya sangat wajar, lha untuk keamanan dan kenyaman saat berada di negeri orang lain. Rata-rata negara memberlakukan kunjungan turis menggunakan sistem Visa ON arrival. Tapi, kecenderungan umumnya banyak negera yang berusaha memberikan fasilitas dan kemudahan dalam mengurus visa dan atau bahkan memberlakukan bebas visa. Setidaknya, Negara-Negara di kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam Asean sudah berkomitmen bebas Visa untuk kawasan regional ASEAN dengan batasan waktu tertentu pastinya. Pembebasan visa ini dalam rangka meningkatkan animo kunjungan wisata, khususnya. Traffic wisatawan yang tinggi, tentunya akan memberikan dampak progesif bagi pertumbuhan ekonomi karena meningkatnya transaksi perdagangan dan aneka jasa yang terkait dengan kepariwasataan. Pemberlakuan bebas visa ini tentu merupakan angin segar bagi wisatawan regional ASEAN, otomatis biaya juga lebih bisa ditekan dan waktu juga bisa lebih cepat untuk pemberangkatan karena cukup dengan paspor sudah bisa melenggang ke berbagai negara sesama tetangga ASEAN.

Tapi, apakah semua negara ASEAN sudah kompak dengan gaya Free Visa ini? Meskipun Bebas Visa ini sudah diklarasikan dalam KTT ASEAN bebrapa waktu lalu, merupakan point plus yang menarik minat wisatawan, tapi bagi Myanmar masih menganggap penting untuk menerapkan Visa On Arrival. Keputusan Myanmar ini tentu sangat beralasan, mengingat selama ini dan sampai sekarang situasi keamanan dan stabilitas politik di sana masih rawan terjadi konflik. Sekilas pandang tentang negara yang memiliki luas sekira 680 ribu km² ini sebenarnya telah bergabung dalam ASEAN sejak 23 Juli 1997. Tapi karena diperintah oleh junta militer sejak aksi kudeta berdarah tahun 1988, policy pemerintahan lebih banyak menerapkan asas ala tirai bambu.  

Sebenarnya pada pemilu 1990 partai pro-demokrasi pimpinan Aung San Suu Kyi menang telak dengan perolehan suara yang mnecapai 82%, akan tetapi hasil ini ditolak oleh rezim militer disana. Bisa dilihat, gelombang konflik berkelanjutan secara berkepanjangan dengan akar permasalahan perbedaan Etnis walaupun jumlah etnis di sana hanya 8 etnis saja. Etnis Birma yang berasal dari Tibet sebagai mayoritas di Myanmar tapi merupakan yang datang belakangan dibandingkan etnis Shan. Etnis Shan menempati wilayah di sepanjang perbatasan Thailand-Myanmar. Namun sebelum etnis Birma dan etnis Shan, sudah ada etnis Mon, yang menghuni wilayah dekat perbatasan dengan Thailand. Diantara ketiga etnis inilah sering trejadi konflik perebutan kekuasaan, silih berganti mereka menjadi penguasa di Myanmar yang dulu bernama Burma. Dan belum lama ini aksi pembantaian Etnis Rohingya pun masih mewarnai ketidakstabilan di Myanmar, maka sangat wajar jika Visa On Arrival masih menjadi prosedur standart bagi kunjungan wisatawan di negara tersebut.

Pinjam dari SINI
Pemberlakuan Visa On Arrival sepertinya TIDAK menjadikan Myanmar  kurang diminati untuk dikunjungi. Memang sedikit ribet di depan karena harus melengkapi dengan Visa jika ke Myanmar [daripada negara ASEAN lainnya], tapi tetap ada hal yang menarik minat untuk berwisata ke sana karena di Myanmar. Selain destinasi wisata yang menarik dan keramahan warganya, yang tak kalah menarik pula adalah tidak ada "harga turis" seperti yang jamak kita jumpai pada berbagai obyek wisata di Indonesia dan negara lainnya. Mulai tarif kendaraan umum, bill hotel, makanan, aneka souvenir, mayowitas ditawarkan dengan harga yang sama rata dengan turis domestik. Jadi saya pun tetap tertarik untuk berback packer ke Myanmar jika diijinkan oleh suami, yaa...itung-itung biar paspor saya ada stempelnya. Dan mau tahu destinasi yang paling ingin saya kunjungi di Myanmar? Itu tuh yang di atas.....so cool kayaknya kalau bisa sampai di sana. #celingukan cari sponsor.





References:
1. http://id.wikipedia.org/
2. http://travel.ghiboo.com/

7
Share
Membranding sebuah produk [barang atau jasa] memang mutlak diperlukan sebagai bagian yang tidak bisa dipisahkan dari strategi pemasaran. Dengan pemilihan brand ini, perusahaan bersaing untuk mendapatkan profit dari produk-produk yang dihasilkannya Dan Bismillahirrahmaanirrahiim demikian pula untuk sebuah negara, brand pun merupakan salah salah satu bagian terpenting bagi eksistensinya di dunia global. Semua negara  kini bersaing gencar-gencaran untuk mempromosikan sektot pariwisata, menarik minat para investor dan membuat para pembeli dari seluruh belahan dunia tertarik untuk membeli produk-produk yang dihasilkan oleh perindustrian di negara tersebut.  Berkembangnya persaingan dagang di semua sektor perindustrian yang kian ketat, menuntut masing-masing negara untuk mendesain image negaranya agar mampu menarik minat pembeli untuk "target market" mereka. 

Demikian pula dengan Indonesia yang beragam budaya, geografis berbentuk kepulauan dengan pesona keindahan alam yang sangat elok dan berbagai potensi kekayaan alam yang berlimpah serta SDM yang sangat kondusif untuk mendukung pergerakan perekonomian,  maka Nation branding yang cocok [menurut saya] yang friendly/mudah diingat dan  memiliki makna yang secara spontan bisa memberikan deskripsi tentang Indonesia secara holistic di kancah Internasional adalah Indonesia, The Shiny Country of Universe. 
Credit Here
Sekilas balik tentang definisi Brand, yaitu  sebuah nama, istilah, identitas, atau simbol, yang didesain secara khusus yang dimaksudkan agar bisa mengidentifikasikan suatu produk atau jasa, yang membedakan produk/jasa tersebut dari produk lain [terutama produk saingannya]. Mengacu dari definisi dasar mengenai Branding tersebut, maka Nation Branding memiliki fungsi yang sangat strategis [menentukan] dalam marketing positioning suatu negara dalam menghadapi persaingan perdagangan yang bergerak menuju global market. Pemilihan Nation Branding bagi Indonesia harus bisa berimplikasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan perkonomian yang kreatif sehingga mampu mengangkat image Indonesia sebagai bangsa yang memiliki peran aktif dan bisa terdepan dalam persaingan ekonomi global.  Dengan demikian Nation Branding memiliki fungsi untuk membangun, mengembangkan, dan mempertahankan pencitraan [image] yang baik untuk Negara tersebut, karena kesuksesan [perekonimian] suatu negara dalam kompetisi pasar global sangat dipengaruhi oleh brand image dari negara tersebut. Bahwa kekuatan Branding Nation dari suatu Negara, yang dilengkapi dengan akselerasai yang equal antara image yang ditargetkan tersebut terhadap produk-produk yang dihasilkannya adalah sama pentingnya dengan kualitas produk yang dihasilkan oleh negara itu sendiri.

Maksud dan makna Nation Branding: Indonesia The Shiny Country of Universe, secara gramatical-nya saya pilih berdasarkan pada acuan awal bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di garis khatulistiwa dan memiliki iklim tropis. Untuk definisi secara luas, saya pilih Nation Branding tersebut berdasarkan adalah aspek-aspek: 
  1. Geografis Indonesia yang berbentuk kepualaun dengan potensi keindahan alam yang mendukung untuk berkembangnya industri Pariwasata.
  2. Letak Indonesia yang strategis dalam lalu lintas perdagangan internasioanl sehingga bisa menguntungkan bagi produk-produk industri yang dihasilkan, baik produk barang industri modern maupun skala tradisional yang secara intensif akan mengaktivasi pengembangan ekonomi kreatif
  3. Luas wilayah maritim yang dominan dengan sumber kekayaan alam sektor perikanan mau non fisheris yang berpeluang untuk menjadi pemain ekspor terbesar di dunia untuk produk pengolahan hasil perikanan/maritim.
  4. Sumber alam migas dan non migas yang sangat vital baik keragamananya maupun kuantitasnya yang tentunya akan bisa mendukung perkembangan  kouta ekspor yang mampu mendongkrak penghasilan devisa negara.
  5. Keragaman kebudayaan dan kesenian tradisonal yang menawarkan keunikan sehingga bisa memperkuat image bersinarnya Indonesia di dunia internasional.
  6. Sifat penduduk asli Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika, yang ramah dan pekerja keras [warisan spirit leluhur sebagai pelaut yang mampu mejelajah dunia sejak dahulu kala], merupakan aset yang vital bagi tumbuh kembangnya perekonomian bangsa Indonesia.
Nation Branding memang tidak mungkin terbentuk dan melekat untuk indentify bangsa dalam kurun waktu yang cepat, karena tetap butuh usaha yang komprehensif, program yang terintegrasi dan waktu yang tidak sebentar untuk membangun Nation Branding tersebut berserta  nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menjadi spirit seluruh elemen Bangsa Indonesia. Nation Branding  merupakan serangkaian usaha yang dilakukan untuk membangun dan menjaga image bangsa dan negara secara holistic, baik internal dan eksternal dengan basis nilai-nilai dan persepsi konstruktif yang kita miliki sehingga bisa mendapatkan posisi dalam percaturan internasional. Dalam memelihara Nation Branding dibutuhkan Proses/perjuangan yang berkesinambungan [dalam waktu yang terus– menerus serta tetap mengkorelasikan dengan dengan perubahan demografi dan geografis bangsa ini.

Beberapa alasan yang saya ambil sebagai acuan dalam memilih Nation Branding Indonesia, The Shiny Country of Universe. Harapan dan tujuannya adalah semoga jadi salah satu trigger bangsa  Indonesia sebagai bangsa yang kreatif  sehingga akan membangkitkan rasa bangga [cinta Indonesia], membangun sikap positif dan memunculkan keungggulan-keunggulan yang dimiliki Indonesia di permukaan yang akan menarik dunia terhadap Indonseia di semua sektor.

Branding nation memang ditujukan untuk melahirkan  image yang mampu go public secara internasional sehingga akan memberikan pengaruh terhadap stereotip berbagai produk negara yang bersangkutan untuk kemudian dipersepsikan pada pasar. Jelas bukan hal yang mudah, tapi juga bukan tidak bisa untuk diwujudkan. Meskipun kondisi carut- marut yang masih sering menjadi head line news di berbagai media: korupsi, kriminalitas, tawuran anak sekolah, dll yang berpeluang memforward sikap skeptis, tapi dengan Komunitas Blogger Asean ini semoga bisa menjadi salah satu mercusuar yang mengkomunikasikan ke masyarakat luas [internasional] untuk mulai belajar melihat dan menilai segala bentuk perkembangan dan permasalahan secara proporsional dan obyektif dan TIDAK menggeneralisirnya secara over dosis.

Sangat banyak yang bisa diexplore untuk membangun Branding Nation Indonesia, The Shiny Country of Universe.   keindahan alam beserta sumber daya, ragam budaya, peta SDM yang semkain banyak meraih prestasi  dalam kompetisi internasional, daripada menghabiskan waktu, tenaga, pikiran dan uang untuk hal-hal yang justru akan mendwonload energi negatif bagi Bangsa Indonesia.

Pada akhirnya, keberadaan Branding nation telah terbukti berkontribusi membentuk image suatu negara dengan produk yang berasal dari negara sehingga mendongkrak omzet penjualan produk tersebut secara significant. Sebagai contoh tentang Brand Nation ini, jika kita tanya pada anak kecil tentang Jepang, jangan heran jika jawaban yang diberikan adalah Doraemon, Sinchan atau Ninja hitam. Atau Image yang melekat untuk Belanda: Kincir angin, Tulip. Kalau skala Internal kita saja, jika ada yang menyebut Yogyakarta maka yang spontas terlintas: gudeg, Borobudur, Malioboro. Lamongan dengan Soto Lamongan dan  Perselanya. Banyuwanggi dengan Kawah Ijen, Batik Gajah OLing, Suku Osing-nya. Jadi mari kita mulai dari diri sendiri untuk mengkampanyekan hal-hal yang positif yang ada di sekitar kita, yang semoga bisa menjadi gelombang positif bagi Indonesia, The Shiny Country of Universe.

Dan yang sangat relevan dengan Indonesia, The Shiny Country of Universe adalah lagu ciptaan Bapak R. Suharjo berikut ini:
Dari sabang sampai merauke
Berjajar pulau-pulau
Sambung menyambung menjadi satu
Itulah Indonesia
Indonesia tanah airku
Aku berjanji padamu
Menjunjung tanah airku
Tanah airku Indonesia




References: 
1. Kotler.P  (1987)
2. http://magdalenawenas.com/


5
Share
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang salah satunya membawa dampak pada gelombang Penyebaran Informasi bergerak cepat dan global karena adanya support teknologi informasi digital. Dan Bismillahirrahmaanirrahiim jika kita melihat peninggalan sejarah serta adanya kemiripan-kemiripan antar bagian regional/daerah/negara pada  segmen-segmen adat dan kebudayaan yang berkembang dari dulu dan hingga sekarang masih terpelihara, maka bisa kita lihat bahwanya penyebaran informasi dan teknologi sudah sudah terjadi sejak awal jaman pra-sejarah. Adanya faktor perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain merupakan salah faktor adanya kemiripan antara suatu poupulasi penduduk dengan penduduk dari daerah tertentu lainnya. Dari pelajaran IPS dan sejarah, wacana tentang negara serumpun dengan Indonesia lebih sering memberikan identifikasi bahwa Malaysia yang trending topic sebagai negara serumpun dengan Indonesia. 

Benarkah negara Serumpun bagi Indonesia adalah [hanya] Malaysia? Padahal menurut penjelasan ahli sejarah, relief Borobudur ada kemiripan dengan Candi Angkor Wat, yang berada di Kamboja, sedangkan kenyataannya Borobudur sudah dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat ada.  Di era teknologi yang kala itu masih belum canggih, terdapat dua peninggalan sejarah yang bernilai historical tinggi di wilayah yang berbeda lokasi dan masa pembangunan tapi memiliki banyak kemiripan, tentunya ini BUKAN sebuah kebetulan belaka. 
  • Candi Borobudur dibangun sekira tahun 800-an Masehi oleh Raja Samaratungga dari wangsa Syailendra dijaman keemasan kerajaan Sriwijaya, dimana pembangunannya baru selesai dimasa pemerintahan Ratu Pramudawardhani [hampir 50 tahun berikutnya]. Wangsa Sailendra merupakan penganut agama Buddha aliran Mahayana yang taat, sehingga tak heran jika Candi Borobudur peruntukkannya sebagai tempat ibadah bagi pemeluk agama Budha. ini berlokasi sekitar 40 KM dari Jogyakarta ke arah barat laut ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar dengan 2.672 relief pada dindingnya. Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang didalamnya terdapat arca Buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).
  • Sementara Angkor Wat dibangun sekitar tahun 1.100an M oleh raja Suryavarman II, dengan konsep arsitektur berupa dewa-raja, yang bisa terlihat dari struktur candi yang berbentuk mengerucut ke atas seperti kuncup bunga lotus. Pada dinding bagian luar terpahat relief batu yang menceritakan kisah-kisah klasik India, seperti Ramayana, pemutaran lautan susu untuk mendapatkan tirta amerta dan relief pertempuran balatentara Khmer saat menghadapi serangan balatentara Champa. Selain itu juga terpahat 3000an apsara, yang berarti dewi.

Credit Here
Kemiripan antara relief Candi Borobudur dan Angkor Wat yang dibangun pada masa yang berbeda yaitu selisih 300an tahun, dikarenakan kesamaan agama yang dianut yaitu Agama Budha [mengingat fungsi candi  sebagai tempat peribadatan pemeluk agama Budha], dan adanya hubungan bilateral dua kerajaan Khmer serta diduga menggunakan rancangan arsitek yang sama yaitu Gunadharma. Seperti diketahui selain Agama Hindu, juga ada Agama yang berkembang pesat kala itu.  Pengaruh agama Budha ini dimulai pada abad pertama Masehi, dimana perdagangan di Jalur Sutra yang melalui jalur darat terkendala oleh kekaisaran Parthia di Timur Tengah, yang berkonflik dengan Kekaisaran Romawi yang belum hancur. Sedangkan saat itu orang-orang Roma sedang berada dimasa kejayaan ekonomi sehingga kebutuhan untuk berdagang dengan kawasan Asia pun meningkat. Al hasil, situasi ini menjadi alasan untuk menghidupkan lagi jalur perdagangan via laut di antara Laut Tengah dan Tiongkok, dimana India sebagai negara perantara. Semenjak saat itu, melalui hubungan perdagangan dan koloni-koloni dagang serta intervensi politik, pengaruh India mulai di kawasan Asia Tenggara. Rute dagang laut ini menghubungkan India dengan selatan Burma, pusat dan selatan Siam, Kamboja dan selatan Vietnam. Sehingga tak ayal, Agama Budha yang nota bene lahir di India pun berkembang pesat di Jalur-jalur perdagangan tersebut yang memberikan pengaruh pada banyak aspek kehidupan masyarakat.

India memberikan pengaruh yangs angat luar dalam kurun waktu yang sangat lama, yaitu lebih dari seribu tahun. Hal ini merupakan faktor utama yang membawa persatuan budaya: bahasa dan ada istiadat pada banyak negara yang berada di kawasan Asia Tenggara. Bahasa Pali, Bahasa Sanskerta dan aksara India yang  bersama dengan Theravada, Mahayana, Brahmanisme dan agama Hindu pun disebarkan langsung melalui teks-teks kesusastraan India. Pengaruh utama Buddha berasal dari anak benua India, sehingga negara-negara di sini menganut aliran Mahayana. Sri Wijaya di selatan dan kerajaan Khmer di utara saling berusaha menjadi yang paling berkuasa dan kesenian mereka mencermikan pantheon Bodhisattva Mahayana yang sangat kaya.
 Wilayah Kerajaan Sriwijaya [pict from Here]
Dari abad ke-5 s/d abad ke-13, di kawasan Asia Tenggara terdapat kerajaan-kerajaan yang kuat dan berkuasa serta aktif dalam pengembangan arsitektur dan seni Buddha.  Sebut saja salah satunya yang sangat fenomenal kerajaan Sriwijaya [masa pembangunan Candi Borobudur] dan Majapahit yang memiliki wilayah kekuasaan lebih dari separuh kawasan Asia Tenggara. Tidak mengherankan jika karya sastra seperti kisah Ramayana dan Mahabharata sudah demikian familiar di Indonesia dan negara-negara lain di kawasan Asia tenggara dari jaman dahulu, yang bisa dilihat dari berbagai peninggalan sejarah dan prasasti serta karya sastra para Mpu di masa kejayaan era kerajaan.

Faktor kesamaan Agama Budha yang berkembang di masa kejayaan Kerajaan, sehingga memberikan pengaruh besar dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk pembuatan candi sebagai tempat peribadatannya. Maka kemungkinan negara-negara yang tergabung di ASEAN adalah negara serumpun adalah sangat benar sekali. Selain kesamaan agama yang dianut, proses negara serumpun di kawasan Asia Tenggara pun bisa jadi sebenarnya sudah bermula dari jaman Pra sejarah. Seperti kita ketahui, definisi sederhana serumpun adalah populasi etnis yang sama yang bisa dikatakan adanya “hubungan genetis” [saudara] baik dalam hal penggunaan bahasa maupun kesamaan ciri-ciri fisik lainnya. Berdasarkan definisi ini dan melihat berbagai kesamaan yang terdapat antara Indonesia dengan mayoritas negara-negara anggota ASEAN, sangat bisa jika dikategorikan sebagai negara-negara yang serumpun. Hubungan serumpun ini sepertinya sudah dimulai dari jaman pra-sejarah. 

Dari penelitian dan penemuan berbagai benda bersejarah, terdapat bukti jika Sekitar abad ke-5 SM, penduduk dari daerah Dongson[sekarang termasuk wilayah Vietnam], telah menguasai keterampilan dasar pengolahan logam, yang merupakan hasil penemuan kebudayaan logam tertua di Asia Tenggara. Sedangkan masyarakat terawal yang diketahui di Thailand - yaitu sekitar tahun 3,000 SM - berlokasi di daerah Ban Chiang. Pada sekitar tahun 2,500 SM, bangsa Melayu mulai menyebar di wilayah semenanjung [Asia tenggara] dan memperkenalkan teknologi primitif pengerjaan logam yang telah mereka kuasai di wilayah ini. sekitar tahun 1,500 SM, bangsa Mon mulai memasuki kawasan Burma dan kemudian bangsa Tai datang dari daerah selatan Tiongkok ke daratan Asia Tenggara kemudian menetap pada sekitar abad pertama Masehi. Dari penyebaran penduduk inilah, maka bisa dilihat sampai sekarang adanya kesamaan pola bercocok tanam padi, model sawah terassiring, juga ide intensifikasi pertanian [yang munucl akibat kebutuhan akan pangan yang meningkat akibat pertumbuhan penduduk] di sebagian besar kawasan Asia Tenggara.

Tipically yang menunjukkan bukti ke-serumpun-an lainnya adalah dari  Indonesia adalah dengan Filipina yang sama-sama berbentuk negara kepulauan di asia tenggara. Secara penampakan fisik, orang orang Filipina sangat mirip dengan Orang Indonesia tapi beda bahasanya. Meski diklaim memiliki Bahasa yang berbeda, tai ada beberapa kata yang mirip  misalnya: Aku~Ako; Asu(Bahasa Jawa)~Aso; anak~anako; Irung(Bahasa Jawa)~Irong; Tolong~Tulong; Durian~Duryan, dll. Terdapatnya ke-serumpun-an Bahasa Filiphina – Indonesia, bisa juga akibat nasib yang sama yaitu sebagai negara jajahan Spanyol sehingga terjadi akulturasi bahasa.

Kemudian, ada juga negara serumpun lainnya yaitu Brunei Darussalam yang terletak di bagian utara Pulau Kalimantan dan berbatasan dengan Malaysia. Kerajaan Brunei pernah ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya [yang berpusat di Sumatra] pada awal abad ke-9 Masehi, yang selanjutnya menguasai Borneo utara dan gugusan kepulauan Filipina. Kerajaan ini juga pernah menjadi taklukan Kerajaan Majapahit. Nama Brunei juga tercantum dalam Negarakertagama sebagai daerah bawahan Majapahit. Kekuasaan Majapahit di Brunei hanya sebentar karena setelah Hayam Wuruk meninggal, Brunei berhasil membebaskan diri dan kembali sebagai sebuah negeri yang merdeka dan pusat perdagangan penting. negara yang satu ini yang bisa dikatakan paling mirip dengan Indonesia. walaupun masih ada perbedaan bahasa sedikit dengan Indonesia. 
Dan yang paling terkenal disebut sebagai negara serumpun-nya Indonesia adalah Malaysia karena mayoritas penduduk Malaysia berasal dari kepulauan Nusantara. Selain itu di Malaysia juga terdapat dua etnis besar asia yaitu etnis cina dan india, hal yang serupa juga terdapat di Indonesia. Pada dasarnya Malaysia merujuk kepada seluruh rumpun melayu di asia tenggara. Jadi Malaysia bisa dikatakan sebagai alam melayu sehingga di dalamnya juga orang yang berasal dari terhadap Filipina dan Indonesia. Dan masih ada wilayah-wilayah lain yang bisa dikatakan serumpun dengan Indonesia antara lain Taiwan, Selandia baru dan kepulauan Pasifik hingga Hawai, tapi jejak-jejak  ras melayu di sana bisa dibilang sudah hilang akibat eksodus penduduk yang besar-besaran ke wilayah tersebut.

Kesimpulannya, memang negara-negara di kawasan asia tenggara pada umumnya serumpun karena faktor-faktor antara lain: 
1. Migrasi penduduk [ras Austronesia dan Mongolia], 
2. Penyebaran Agama [Khususnya Budha], 
3. Perkembangan Politik [perluasan wilayah kekuasaan jaman kerajaan dan era kolonialisme]. 
4. Lalu Lintas Perdagangan [antar negara]

Berbagai faktor yang membuat adanya kemiripan ~ serumpun, tak hanya berimplikasi pada fisik, budaya, adat istiadat, bahasa. Ada yang lebih potensial yaitu: Kedekatan emosional, kepentingan dan spirit. Hal ini merupakan modal yang potensial untuk membangun kebersamaan secara integralistik sebagai sesama negara di Kawasan Tenggara untuk menciptakan kawasan yang kuat secara ekonomi dan politik dalam peta percaturan dunia global. 

Dan Kalau ditelusuri lebih detail lagi dan kilas balik lebih jauh lagi, jangan-jangan bisa diketemukan jika saya ini keturunan orang India juga kan? Atau keturunan Raja Thailand? Atau masih bersaudara dengan Andi Lau atau Pretti Shinta atau Kajol atau Jang Dong Gun? Walah, kalau hipotesa terakhir tersebut jelas ngawurisasi dan sakau kayaknya jadi abaikan saja. Yang Jelas saya termasuk serumpun dengan Orang-orang Asia tenggara juga kan? 




Reference: Wikipedia

9
Share
Untuk menjawab permasalahan “Bagaimana kalau di sekitar perumahan kamu banyak berdiri salon-salon Thailand yang profesional dan mempunyai sertifikat tingkat internasional apakah akan menggeser salon lokal ?”, menurut saya TIDAK BISA hanya di jawab dengan sepatah kata: Iya atau Tidak. Pada sebagian kelompok masyarakat yang masih bergelut pada basic need, keberadaan salon BUKAN merupakan center kebutuhan. Lha wong, potong rambut saja kok bayar kalau bisa gratisan? Ngapain juga bayar mahal untuk cuci muka, lha mandi di sungai sudah beres kok? 

TAPI Bismillahirrahmaanirrahiim, jika dikorelasikan dengan Perkembangan sosial budaya yang disebabkan oleh perubahan global dalam IPTEK, informasi dan komunikasi, menimbulkan nilai-nilai dan kebutuhan baru bagi masyarakat. Memasuki global market, maka semua jenis perdagangan, baik barang berwujud maupun yang berupa jasa pastinya akan bersaing secara ketat. Kondisi ini tentu mempersyaratkan peningkatan building capability dan kompetensi SDM (Sumber Daya Manusia) sehingga mampu memberikan output yang prima. 

Sejalan dengan perkembangan IPTEK dan Era Digital tersebut, secara significant tentu berdampak pada semua aspek kehidupan, termasuk life style dan trend fashion/penampilan. bisa diprediksi jika kehadiran salon-salon kecantikan akan menjadi sektor industri jasa yang berkembang pesat seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk tampil fashionable. Saat saya kecil, kakak-kakak saya sudah cukup puas memotong rambutnya dengan asas asal rapi saja sehingga cukup minta tolong saudara atau tetangga. Beberapa periode berikutnya, mulai muncul para tukang cukur rambut yang memiliki kemampuan memotong rambut dan berbayar. Dan sekarang, untuk sekedar potong rambut, sudah berkembang dengan tuntutan model rambut yang stylish plus perawatan. Demikian pula dengan kebutuhan perawatan badan dan penampilan diri, secara linear, semakin besar animo masyarakat untuk menjadi konsumen salon kecantikan. Karena arus informasi digital pula, berpenampilan yang fashionable mulai mendapat perhatian besar, karena basically semua orang ingin tampil di depan umum dengan impresif. Dan masyarakat [konsumen] pun semakin cerdas dalam menetapkan kriteria dan kualitas terhadap penyedia barang dan jasa yang dibutuhkan, termasuk urusan perawatan diri dan kecantikan tersebut. Oleh karena itu, masyarakat secara otomatis akan cenderung mencari salon yang bersertifikat. Keberadaan salon bersertifikat ini merupakan langkah konstruktif dalam rangka memenangkan kompetensi dalam industri kecantikan karena jika sebuah salon sudah memilik sertifikat Intersional tentu secara kompetensi telah mengakomodasi : Pertimbangan-Pertimbangan Konsumen dan Strengthen Positioning [bagi salon]

Pertimbangan-Pertimbangan Konsumen terhadap Kualitas Produk yang berupa Jasa [salon] adalah upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Kualitas jasa dapat diperoleh dengan cara membandingkan antara harapan konsumen dengan penilaian / persepsi mereka terhadap kinerja yang sebenarnya. Konsumen setelah menerima pelayanan, akan membandingkan antara pelayanan yang diharapkan dan pelayanan yang mereka terima. Jika pelayanan yang diterima di bawah pelayanan yang diharapkan, konsumen akan tidak puas dan kehilangan kepercayaan terhadap penyedia jasa tersebut. Sebaliknya jika pelayanan yang diharapkan sesuai atau diatasnya, konsumen akan puas. Jadi kuncinya adalah menyesuaikan atau melebihi harapan konsumen. Secara singkat, faktor-faktor utama yang membentuk harapan konsumen:
  1. Komunikasi dari mulut ke mulut [Testimoni]. Informasi yang didengar dari konsumen lain merupakan determinan harapan   yang potensial. Semakin banyak salon yang ada, semakin sulit untuk mengetahui salon mana yang qualified. Contohnya Saya sendiri, pertama kali menggunakan jasa salon berdasarkan cerita dari teman dan dia merekomendasikan tentang kualitas pelayanannya mulai dari peralatan sampai personilnya. Lha daripada saya pergi ke suatu salon [biasanya sih untuk facial] dan setelah facial tersebut wajah saya jadi ladang jerawat karena equipment yang digunakan tidak terjaga sanitasinya.  Bagi saya, selain kelengkapan equipment, maka sanitasi adalah kriteria yang paling penting ketika memilih salon.
  2. Kebutuhan pribadi [personal needs]: Dihargai dan nyaman. Harapan seseorang juga dipengaruhi oleh karakteristik dan keadaan perseorangan, atau dipengaruhi oleh kebutuhan pribadinya. Salon yang memiliki suasana yang tepat, nyaman dan ramah, dan membuat konsumennya nyaman dan tenang akan menjadi pilihan pertama bagi kebanyakan orang. Tingkat layanan pelanggan yang ditawarkan oleh salon juga memainkan peran penting dalam pemilihan salon rambut yang baik. Bahkan, kriteria ini sering lebih penting untuk orang daripada penata rambut besar yang benar-benar impersonal dalam pendekatan mereka. Ini jauh lebih baik untuk memiliki stylist yang berbicara kepada klien, menjelaskan apa yang akan terjadi dan yang lebih penting mengapa pilihan tertentu sedang dibuat.
  3. Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi tingkat harapan konsumen untuk kembali. Contohnya ketika saya mencoba cream bath, yang melakukan cream bath tidak banyak bicara [kurang ramah] dan cara treatmentnya tidak  enak. Al hasil ini akan jadi pengalaman yang membuat saya [konsumen] enggan untuk kembali lagi. Makanya kriteria pengalaman dan pengetahuan staf yang menyediakan tata kecantikan rambut dan perawatan memegang peran yang penting. Sebuah salon dengan staf tidak efisien dan kurang terlatih akan membuat konsumen tidak nyaman. 

Jadi merupakan hal yang tidak bisa dihindari jika tuntutan konsumen terhadap pelayanan salon pun berkembang secara universal, yaitu perlu adanya jaminan mutu [quality assurance] sebagai point of view pertimbangan dalam memilih sebuah salon yang hendak di datangi. Orang-orang tentu bersemangat mencari salon [hair stylish dan atau perawatan kecantikan] yang memberikan perawatan terbaik, apalagi bagi kelompok masyarakat ekonomi atas dimana faktor harga merupakan urutan yang kesekian puluh karena pertimbangan utama tentu pada hasil pelayanan [jasa] salon yang prima.  Tidak heran, bagi kalangan ekonomi atas akan langsung straight ke salon yang bersertifikat intersional yang mampu memberikan kualitas pelayanan secara comprehensive dan sanggup memberikan garansi jika terjadi komplain pelanggan.

Strengthen Positioning bagi salon yang memiliki sertifikat Internasional karena proses untuk mendapatkan legal aspect [bersertifikat] telah melalui serangkaian proses pemenuhan kelengkapan sarana prasarana fisik dan SDM yang qualified di bidang per-salon-an. Salon bersertifikasi tentunya sudah capable dalam rangka memberikan pelayanan yang prima dengan memperhatikan Faktor-fator yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Secara definitif, bisa disebutkan jika Kepuasan pelanggan merupakan Tingkat perasaan dimana seseorang menyatakan hasil  perbandingan atas kinerja produk/jasa yang diterima dan  yang diharapkan. Kepuasan konsumen adalah fungsi dari perbedaan kinerja yang dirasakan (perceive performance) dengan harapan (expectation). Apabila kinerja di bawah harapan, konsumen akan kecewa (customer dissatisfaction). Bila sama dengan atau lebih tinggi dari harapan, maka konsumen akan puas (customer satisfaction)
Oleh karena, Sebuah Salon yang bersertifikat internasional  tentu sudah mengetahui tingkat kepuasan pelanggannya dan bagaimana cara memenuhinya, dimana setiap divisi atau unit kerja dapat memberikan performance kerja yang optimal. OUT CAME-nya adalah akan terbentuk Image yang excellence yaitu kepercayaan, dan impressi seseorang terhadap salon tersebut. Image Salon menjadi salah satu pegangan bagi konsumen dalam mengambil keputusan penting untuk kembali lagi menggunakan jasanya. Image yang baik ini akan berdampak positif, sedangkan image yang buruk melahirkan dampak negatif dan melemahkan kemampuan salon dalam persaingan. Dari terbentuknya Image akan memberikan Impact loyalitas dimana konsumen secara senang hati berkomitmen untuk terus kembali menggunakan jasa/layanan di salon tersebut. Dan manakala semakin banyak konsumen merasa puas dengan kinerja salon merupakan daya dukung yang membuat salon [bersertifikat] bisa berada pada puncak grafik perkembangan yang maksimal untuk rentang waktu yang lama diantara para kompetitornya. 

Dengan demikian, Analisa saya [semoga obyektif] untuk Salon Certified VS Non Certified atau salon-salon Thailand yang profesional dan mempunyai sertifikat tingkat internasional adalah SANGAT BERPELUANG untuk menggeser salon lokal. 

Alasannya: Salon yang certified tentu sudah kompeten dalam mempertahankan loyalitas konsumennya karena didukung dengan quality management yang compatible dalam memberikan pelayanan yang prima, meliputi: Tangibles yaitu penampilan fasilitas fisik, termasuk peralatan, personal dan sarana komunikasi yang bagus dan terjaga. Reliability, yaitu kemampuan unit kerja dalam menepati dan memenuhi janji-janji yang diberikan kepada konsumen secara meyakinkan. Responsiveness, cepat tanggap dalam membaca dan melayani keinginan atau kebutuhan konsumen. Assurance, yaitu pengetahuan, kehandalan dan sopan santun SDM serta dapat dipercaya dan percaya diri. Empathy, yaitu kepedulian dan perhatian yang diberikan oleh personal atau SDM salon kepada konsumennya.




10
Share
Newer Posts Older Posts Home
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan JANGAN PERNAH MENYERAH UNTUK MENCOBA. ~ Ali Bin Abi Thalib

My photo
Ririe Khayan
Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com
View my complete profile
  • Cara Cepat dan Aman Mematikan Ikan Lele
    Ikan dan Belalang (berdasarkan ajaran agama yang saya anut) termasuk jenis [bangkai] hewan yang halal untuk dimakan. Tapi tidak berarti k...
  • Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ?
    Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ? Bagi orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan atau lokasinya masih berdampingan al...
  • Brand Susu Untuk Kesehatan
    Jika ada pertanyaan: Sehat ataukah sakit yang mahal harganya? Bismillahirrahmaanirrahiim , kalau menurut saya, secara ‘value’ kondisi se...
  • Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online
    Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online . Sebenarnya persyaratan dan alur pembuatan proses secara langsung ( walk i...
  • Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil
    Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil . Jika Anda sedang berusaha punya anak, menunggu kapan Anda resmi ...
  • Lima Cara Mengaktifkan (Kembali) Google Adsense yang Diblokir
    Sebaiknya dikesampingkan dulu bila ada yang beranggapan Akun GA di Banned, tak bisa diaktifkan.  (Ternyata) Google Adsence Bisa Aktif  Kem...
  • Panic attack Ketika Terkena HERPES Zoster
    P anic attack Ketika Terkena HERPES Zoster . Mendengar kata HERPES, bisa jadi sebagian orang langsung tertuju pada nama penyakit yang satu ...
  • Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin
    Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin   .Mungkin kita pernah mendengar peristiwa keracunan sete...
  • Suplemen Madu Untuk Membantu Atasi Anak Yang Susah Makan
    Punya pengalaman menghadapi anak yang susah makan? Ada yang baper karena selera makan putraatau putrinya belum variatif yang berputar seki...
  • Serunya Mudik Naik Kereta Api Probowangi
    Usai long wiken Idhul Adha...jadi ngayal kalau tiap bulan ada long wiken 4 hari gitu pasti indah sekaliiiii...... #Plakkk [digampar klomp...

Blog Archive

  • ▼  2024 (3)
    • ▼  December (1)
      • Manfaat Penting Bermain Untuk Anak-Anak Usia Pra S...
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2022 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2021 (45)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (6)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2020 (43)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2019 (35)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (2)
    • ►  March (7)
  • ►  2018 (49)
    • ►  December (5)
    • ►  November (11)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (5)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (51)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (6)
    • ►  February (7)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (73)
    • ►  December (5)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (10)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (12)
  • ►  2015 (118)
    • ►  December (12)
    • ►  November (12)
    • ►  October (11)
    • ►  September (11)
    • ►  August (12)
    • ►  July (8)
    • ►  June (8)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2014 (60)
    • ►  December (1)
    • ►  November (4)
    • ►  October (6)
    • ►  September (5)
    • ►  August (3)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ►  March (11)
    • ►  February (10)
    • ►  January (8)
  • ►  2013 (90)
    • ►  December (7)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  July (5)
    • ►  June (8)
    • ►  May (9)
    • ►  April (5)
    • ►  March (13)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (126)
    • ►  December (6)
    • ►  November (5)
    • ►  October (14)
    • ►  September (10)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (11)
    • ►  May (12)
    • ►  April (12)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (10)
  • ►  2011 (69)
    • ►  December (11)
    • ►  November (11)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (9)
    • ►  July (7)
    • ►  June (18)
    • ►  May (5)
Ririe Khayan is an Intellifluence Trusted Blogger

Juara LBI 2016

Juara LBI 2016
facebook twitter youtube linkedin Instagram Tiktok

Labels

Advertorial Aneka Kuliner Article Blog Award Book Review Contact Me Disclosure English Version Fashion Fiksi Financial Gadget Give Away Guest Post Info Sehat Informasi Inspiring Lifestyle Lomba Love Story My Diary My Poems Opini PR PerSahabatan Pernik-Pernik Renungan Review Skincare Technology Traveling True Story UMKM Visit Who Am I? Writing For Us banner parenting




Copyright © 2019 Kidung Kinanthi

installed by StuMon