Orang tua yang luar biasa (salah satunya) adalah hasil proses belajar dari buku yang bernama ANAK.
Kalimat di atas (menurut saya) Bismillahirrahmaanirrahiim sangat pas dengan sosok mamah muda yang memiliki nama aslinya Kartika Nugmalia tapi lebih beken dan akrab dipanggil Mak Aya (versi KEB Jogya). Sebenarnya saya juga tak begitu ingat, apakah Arisan Ilmu di Alive Café merupakan kebertemuan kami yang perdana atau sebenarnya saya sudah pernah berada satu moment/event sebelumnya dengan Mbak Aya tapi tak saling menyadarinya? Entahlah, hanya Allah SWT Yang Maha Tahu.
Bahkan, saat acara Rockingmama di Graha Telkom (Kotabaru), kami sama-sama pengguna roll kabel yang difasilitasi oleh Mak Phie. Guess what, meski sudah duduk berdekatan pun kami tak banyak ngobrol only say hello. Sejujurnya, saya pun gagal ingat akan penampakannya manakala nama Mak Aya keluar sebagai pemenang arisan blog putaran ke-4.
Pengennya japri-japrian untuk melakukan sesi wawancana ala-ala wartawan gettu, tapi karena ini dan itu sehingga delay mulu untuk interograsi Mak Aya. Bahkan setor postingan untuk Mak Aya juga terlambattt. Maaf ya Mbak, tak ada maksud untuk menunda atau pun setting Detlener untuk membuat postingan tentangmu. Plisssss…maafkanlah daku yaaaa? *Jadi Ingat lagunya Atiek CB*.
NO matter what happen, saya pun ubek-ubek blog Mak Aya yang tak sekedar blog umumnya. Blog yang diberi titel MyVioletya.blogspot.com ini merupakan blog yang diberdayakan untuk berbagai bisnis yang dijalaninya yaitu: bisnis bunda, hijab shop, VCO dan lapak bahan pangan sehat. Ibu muda dari tiga buah hati: Shoji, Rey dan Aisha ini representatif untuk disebut Mompreneur and MOMBlogger (mengawali debut bloggingnya sejak tahun 2010).
Dari hasil silent reader, memang postingan-postingan yang tayang di Blog Mak Aya cukup variatif labelnya. Untuk update tulisan-tulisan yang baru tampak dominan mengenai tutur kisah tentang Aisha, sang buah hati yang saat ini harus menjalani serangkaian fisioterapi terkait dengan Global Developmental Delaalaniy yang dialami.
Walaupun Mak Aya tak banyak menguraikan bagaimana fluktuasi emosi dan letupan isi hatinya setiap mendampingi dan melihat Aisha yang masih mungil itu menjalani sejumlah test, tapi bisa saya simpulkan adanya pembuktian tanpa proklamasi bahwa:
Cinta itu bukan hanya kebahagiaan, tapi juga penuh pengorbanan dalam keberterimaan kalau sang buah hati mengalami GDD yang komplikasi indikasi, sehingga berdampak terjadinya gangguan tumbuh kembang yang meliputi pertumbuhan fisik maupun perkembangan motorik, juga berpengaruh terhadap gangguan pendengaran serta psikososialnya.
Membaca sharing pengalaman Mak Aya mendampingi Aisha membrikan saya satu bukti konkrit lagi untuk kesekian kalinya BAHWA satu-satunya cinta antar manusia yang tanpa sarat adalah cinta orang tua pada anak-anaknya. Setidaknya, dalam logika sederhana saya menyimpulkan seperti itu. Lha pasangan kita yang menyatakan bisa menerima kita apa adanya, yang sebenarnya kan masih memiliki syarat implisit lho. At least, in normally condition seorang laki-laki tentu akan mempersyaratkan menikah dengan wanita yang baik hati, tidak sombong, rajin menabung (misalnya lhoh ya). Demikian pula dengan wanita, mana ada yang bisa menerima jika ternyata laki-laki yang mengkhitbahnya bukan pria tulen?
Akan halnya orang tua? Anak cowok atau cewek tidak menjadi masalah, bagaimanapun kondisi fisik dan non fisiknya, anak bagi setiap orang tua tetap mutiara hati yang paling sempurna. Dan segala bentuk efforts yang dilakukan oleh setiap orang tua senantiasa dengan dasar cinta dan harapan terbaik buat sang buah cinta, maka segala kelelahan akan terhapus dan kebahagiaan cinta akan terwujud. Membuat kita bisa lebih cekatan menangkap setiap fragmentasi yang tersebar pada setiap detik waktu.
Ingin tahu lebih banyak bagaimana sosok Mompreneur dan Momblogger yang fightfull ini, cekidot di www.myvioletya.blogspot.co.id, disana kita bisa belajar dan atau mengakui bahwa Life offers opportunities to be happy much more than to be sad.
Mak Aya memang inspiratif!
ReplyDeleteYoiiii, momblogger dan mom preneur ya
DeleteAnak adalah sumber belajar yg unik dan terbaik. Karena kasih kita rela lembur selesaikan PR.
ReplyDeleteSalkem Mbak Aya
salkem juga mbak Susi...hehehe
Deleteanak adalah wahana ujian bagaimana cara kita menerapkan pola hidup kepadanya
ReplyDeleteperbuatan anak bukan hasil jiplakan tapi hasil didikan ortunya
ReplyDeleteWaaahhh...komen saya ternyata nggak masuk hiks...terimakasih untuk liputannya mak :)
ReplyDeleteBahasanya indah banget :)
Anak adalah sumber belajar yg unik dan terbaik. Karena kasih kita rela lembur selesaikan PR.
ReplyDeleteSalkem Mbak Aya
anak adalah wahana ujian bagaimana cara kita menerapkan pola hidup kepadanya
ReplyDelete