[Melintasi] Suramadu, Connector Jawa - Madura


Jembatan Suramadu, sudah menjadi trending topic bahkan sejak peresmian awal pembangunannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri  tanggal  20 Agustus 2003. Dan saya yang aseli wong Jawa Timur ini, Bismillahirrahmaanirrahiim baru tiga kali melintas di jembatan yang akhirnya diresmikan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono [hampir 5 tahun lalu]. Pertama kali menapak Jembatan Suramadu sekitar 2010, saat masih bisa berhenti untuk berpoto ria di ruas jembatan. Alhamdulillah, dokumentasi tersebut hilang dari HP. Edisi kedua ke Suramadu, hanya sekedar sambil lewat saat menuju Pantai Kenjeran, jadi no photo at all. 


 Nah, melintas di Suramadu jilid ketiga pada  Bulan Oktober 2013 kemarin *so, this story too late posted* saat long wiken Idhul Adha. Sebenarnya tak ada rencana ke jembatan Suaramdu [lagi] yang terletak di Selat Madura tersebut.

Lha njelang Dhuhur, ujug-ujug Mbakyu Ipar yang aselinya wong Bantul nylethuk “ Mosok aku bolak-balik mudik tapi durung kesampaian nang Suramadu yo”. Pernyataan yang sangat masuk di akal, orang dari mana-mana sudah melihat dan melintasi Jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa, tepatnya kota Surabaya dengan Madura, persisnya Bangkalan [timurnya Kamal], tapi Mbak Ipar saya yang berulang-ulang mudik ke Lamongan dan belum sekalipun menyambangi  jembatan yang pembuatannya ditujukan untuk percepatan pembangunan bidang infrastruktur dan ekonomi Pulau  Madura.

Last day sebelum balik ke Yogyakarta, hasrat Kakak Ipar yang penasaran pengen ke Suramadu itu bagai sepercik api yang jatuh di tumpahan bensin. Aida, Azka dan Kenzi pun semangat minta ke Suramadu. Apalagi PAS ada Andri [keponakan yang sehari-harinya di Kalimantan] lagi off dan di rumah pula, KLOPlah ada sukarelawan driver sekaligus penyandang dana BBM untuk mewujudkan aspirasi melintas ke Suramadu beramai-ramai: Saya dengan dua anak [ Aida dan Azka], Mbakyu Fitri bersama Kenzi [Ayahnya absen ikut karena menyiapkan diri  untuk ndriver LA-Jakarta lagi].



Perjalanan menuju Jembatan Suramadu sangat lancar, dari rumah sampai masuk Tol Gresik hanya butuh waktu sekitar 75 menit dan total waktu untuk mencapai ke pintu masuk Jembatan Suramadu sekitar 100 menit. Sepanjang perjalanan, ketiga krucil [Aida, Azka dan Kenzi] banyak bertanya banyak hal yang mereka lihat di kanan-kiri jalan. Aida yang sudah kelas 6 SD, mulai bertanya yang ada muatan pengetahuannya terkait dengan Suramadu yang memiliki panjang 5.438 meter dan lebar + 30 meter itu.  

Begitu tiang Suramadu mulai kelihatan, perhatian ketiga anak-anak pun langsung full jembatan yang menjadi salah satu icon Gerbang Kertasusila. Terdapat  empat lajur  di jembatan ini, yaitu dua arah selebar 3,5 meter dengan dua lajur darurat selebar 2,75 meter. Selain itu  juga tersedia lajur khusus untuk pengendara sepeda motor  pada sisi tepi. Sehingga total lajur ada 6 yang masing-masing dari arah Surabaya dan arah yang sebaliknya dari arah Madura jembatan. 

Perjalanan siang hari itu melintas di Jembatan Suramadu melaju dengan pelan-pelan agar bisa menikmati panorama sekitar Suramadu karena saat ini sudah tidak bisa berhenti barang sebentar di tepian lajur jembatan untuk ber narsis ria seperti edisi pertama kali saya melintas di Suramadu sekira 3 tahun lalu. Oleh karena itu, jika ingin mengabadikan view jembatan dan sekitarnya ya diambil sambil mobil tetap melaju.  

Begitu sampai di akhir jembatan Suramadu, di kanan-kiri jalan berjajar penjual makanan dan souvenir. Yang hobi makan-memakan, bisa menikmati kuliner khas Madura – Jawa Timuran sambil menghirup udara pulau Garam. Sedangkan bagi rombongan kami, begitu keluar dari jembatan Suramadu langsung menuju ke salah satu penjual souvenir kaos, kain batik dan sejenisnya. Beli oleh-oleh biar gak dibilang Hoax jika sudah sampai ke Madura dengan melintasi jembatan Suramadu. Tak ada sejam kami ubek-ubek toko souvenir yang kami masuki, beli kaos dan kain batik saja. 
Gak afdhol jika gak beli oleh-oleh kan ya?
Azka dan Kenzi nyobain blankon
Kita balik sekarang ya Bund?”
Kan Aida sudah membuktikan sendiri kalau cerita Bunda tentang jembatan Suramadu itu memang bener-bener roboh tho?”  Ya gimana gak roboh, wong namanya jembatan. Kalau tangga ya berdiri kan?

Biar gak HOAX, narsis ahhhh.............
Setelah itu cap cus ambil posisi putar balik karena sore itu juga Kakak saya hendak OTW menuju ke Bantul kemudian lanjut ke Jakarta. Sedangkan saya ganti etape mudik ke rumah mertua. Demikian edisi singkat sekilas melintas di Jembatan Suramadu. Semoga edisi lain kali bisa melintasi Suramadu dan lanjut eksplorasi Pulau Madura lebih jauh.



Ririe Khayan

Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com

5 comments:

  1. Paling enak kalau melintas di jembatan Suramadu ini sambil foto-foto pemandangan yang bagus di sana. Apalagi kalau di sore hari, pasti banyak view yang bagus di sana ya Mba.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya pak, bener banget. Kalau sore viewnya keren banget. Sayangnya pas saya kesana siang hari dan panas terik bangettttt.

      Delete
  2. Yach.. aku deh yang sekarang belum pernah kesana

    ReplyDelete
  3. Waktu saya jalan ke Madura sama melintasi jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) Pas pulangnya ga lewat Suramadu lagi.

    ReplyDelete
  4. Saya dari Pemalang belum pernah kesana pak :(

    ReplyDelete

Leave a comment or just be silent reader, still thank you so much.
Terima kasih telah singgah di Kidung Kinanthi.
Mohon maaf, atas ketidaknyamanan MODERASI Komentar.

Maaf ya, komentar yang terindikasi SPAM atau mengandung link hidup tidak akan dipublikasikan.

So, be wise and stay friendly.