Jelajah wisata lereng Merapi yang Bismillahirrahmaanirrahiim awal dikasih brosur tentang event ini, point yang bikin saya mupeng untuk ikutan adalah “Lereng Merapi”, finally ada kesempatan jalan-jalan secara lebih dekat dengan gunung yang berkelas selebritis [untuk dunia per-vulkanogi-an lho]. Etaapiii pas saya conform langsung dengan Dinas Pariwasata dan Pariwisata selaku pemangku hajatan, ternyata rute yang akan ditempuh ‘hanya’ merupakan kawasan yang dekat lereng Merapi, jadi tidak persis di lereng Merapi. Titik terdekat rute jelajah berjarak 8 KM dari puncak Merapi. “ Jarak tempuh sekira 10 KM dengan jalur dominan area perkebunan salak. “.
No matterlah, mumpung ada even out door semi andventure dengan lokasi dekat-dekat rumah, show must go ON. Saya pun berkabar-kabari pada teman-teman yang suka aksi mbolang, termasuk Mas Stumon, Una tjantiq dan Mbak Alaika, tapi mereka already fixed dengan shcedule masing-masing. But, finally pembolang yang berangkat adalah diriku dan sepupu dari lamongan sang Mutiara Devi yang ternyata memang berplanning untuk mbolang ke arah Wonosobo dengan beberapa temannya. Sebenarnya ada teman Devi yang mau gabung di jelajah wisata ini tapi urung klakon karena tiket KA Jakarta – Yogya sudah sold out.
Then the date is coming, Minggu, 24 Agustus 2014. Dengan diantar oleh Suami, saya pun berangkat dengan Devi menuju Desa wisata Pulesari yang terletak di dusun Pulesari desa Wonokerto, kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Walaupun sudah dikasih peta, ternyata gambar peta sempat bikin suami bingung juga sehingga tanya sampai tiga kali untuk menemukan jalan yang benar. Desa Pulesari ini berbatasan dengan wilayah sebelah utara dusun ledok lempong, sebelah timur Arjosari, sebelah selatan dengan dusun Kopen dan sebelah barat dengan dusun wonosari desa Bangunkerto. Jalur jelajah yang ditawarkan adalah melintasi kawasan kebun salak, perbukitan lereng Merapi, melalui bumi perkemahan Sidorejo, bunker, gardu pandang Tunggularum, Dam Sabo Sempu dan pemukiman penduduk di desa-desa yang dilalui.
Berangkat jam 5.30 WIB dan tiba di lokasi jam 6.45 [karena sempat nyasar sebentar]. Dalam event ini diharapkan peserta yang multi segmen, baik pelajar, mahasiswa, para penggemar fotografi, dan masyarakat dengan target jumlah peserta sebesar 1000 orang.
Ternyata animo Jelajah Wisata ini cukup fantastis, tak hanya menarik peserta dari wilayah lokal, beberapa kota lain di luar daerah DIY pun berdatangan, serta beberapa peserta dari manca negara antara lain Kanada, Amerika, Perancis. Lha saya termasuk pendaftar yang berada di angka registrasi 1000 ke atas sehingga hanya bisa didaftar dengan fasilitas asuransi dengan biaya pendaftaran 5 ribu saja. Kalau pendaftaran yang reguler mendapat fasilitas kaos, makan siang, asuransi, dan kupon undian door prize. Taraaa….toh akhirnya saya memanfaatkan kuota temannya Devi yang batal ikut Jelajah wisata ini.
Ternyata animo Jelajah Wisata ini cukup fantastis, tak hanya menarik peserta dari wilayah lokal, beberapa kota lain di luar daerah DIY pun berdatangan, serta beberapa peserta dari manca negara antara lain Kanada, Amerika, Perancis. Lha saya termasuk pendaftar yang berada di angka registrasi 1000 ke atas sehingga hanya bisa didaftar dengan fasilitas asuransi dengan biaya pendaftaran 5 ribu saja. Kalau pendaftaran yang reguler mendapat fasilitas kaos, makan siang, asuransi, dan kupon undian door prize. Taraaa….toh akhirnya saya memanfaatkan kuota temannya Devi yang batal ikut Jelajah wisata ini.
Start Jelajah wisata molor 30an menit, jam 07.30 baru diberangkatkan oleh Bupati Sleman. Rute tempuh dibagi dalam 4 pos dan pre-info: secara keseluruhan memang tidak ada rute yang menanjak terjal. Pada tiap-tiap pos tersebut, para peserta harus men-stempel-kan kupon yang dibawanya untuk kemudian diikutan undian door prize. Untuk sampai pada Pos pertama, semua peserta masih terkihat segar bugar dan berebutan minta stempel, so...gak ada kesempatan bernarsis ria di pos satu. Nah, untuk mencapai pos kedua dan ketiga yang medannya lumayan bikin ngos-ngosan. Meski tak ada rute yang menanjak terjal seperti jalur menuju set point melihat sun rise di Dieng, tapi yang namanya area dekat gunung kan ya cukup bikin para peserta Jelajah lereng ini senin-kemis nafasnya.
Ya bisa dimaklumi, mayoritas peserta kan tipikal orang hobi berpetualang di alam raya. Sedangkan rute yang di lalui dalam jelajah wisata ini lebih friendly bagi komunitas pencinta alam dan pencinta lingkungan. Lha saya, termasuk golongan masyrakat umum yang gak sering-sering out door semacam ini.
Bagi saya, ini merupakan moment lintas alam jalan kaki pertama sejak saya lulus SMA. Sewaktu di SMA, saya pernah ikut lintas alam sejauh 21 KM pada sepanjang jalur sungai Bengawan Solo, dengan start dari Babat dan finish di Lamongan. Apalagi jika dihitung dari sejak saya menikah, maka inilah moment pertama saya dilepas di alam bebas oleh suami saya. " Lho, memangnya diirmu masih boleh ya Rie berpetualangan kayak dulu?" tanya Mbak Al dengan nada panasaran saat ta tawari untuk ikutan jelajah wisata.
Melintasi jalan setapak di dalam kebun salak yang rasanya gak ada habisnya, seolah berjalan di belantara salak pondoh, kanan-kiri tanaman salak nan rimbun. Pada rute yang berupa jalan setapak yang di sebelah kanan aliran air dan sisi kanan agak terjal yang bikin ngeri juga kalau terpelesat karena bisa dengan empuk sampai di rerimbunan pohon salak tuh. Di rute menuju Pos 2 dan 3, sempat terjadi kemacetan total karena jalannya yang sempit dan medannya rada-rada terjal. Dari pos 3 menuju pos 4, medannya sudah mulai berselang-seling dengan lahan tegalan dan pertanian serta sesekali melintasi pemukiman penduduk.
Walaupun kaki mulai njarem-njarem, kami tak ingin berhenti total karena akan berat nantinya untuk mulai berjalan lagi. Gettu sih, pelajaran yang pernah saya dapatkan dari seorang teman yang hobi ke gunung. Selain itu, saat kami rasanya sudah really wanna stop fr while…eee..melintaslah seorang bapak tua yang berjalan dengan tenang, mantap, perlahan tapi kok ya ternyata berderap cepat melampui kami berdua. Hiks…malu bro!
Step by step kami teruskan menapaki struktur tanah berpasir dan berbatu cadas sambil sesekali berhenti untuk narsis dan menenggak air mineral yang kami bawa. Secara, kalau gak foto-foto kan jelajah wisata lereng merapi bisa hampa tanpa dokumentasi kan ya?
Finally, menjelang jam 11.30 kami tiba juga di finish dan segera mencari spot yang enak untuk menyantap sekotak nasi dengan lahap. Acara pun ditutup dengan pengambilan undian dengan grand prize Sepeda Motor.
Bagi yang tertarik untuk menikmati pesona lereng merapi dengan jelajah wisata melalui Desa Pulesari ini, just go to get there : Mohon maaf, sepengamatan saya kemarin kok tidak melihat angkutan umum [angkotan desa dan sejenisnya]. Jadi pilihlah untuk kesana berregu agar retal kendaraan pribadi baik bisa lebih ringan di kantong. Atau bagi para biker, bisa asyik dengan roda dua lho?
[BUKAN] brand ambasador DeWi Pulesari |
Dari jalan Magelang, ambil jalan Turi Pakem dan Enjoy the trip over there dengan Paket wisata alam dan budaya tradisi yang tersedia beberapa paket wisata pilihan yang bisa disesuaikan dengan budget masing-masing.
♠♠♠ Facebook | Twitter | Instagram | Linkedin ♠♠♠
♠♠♠ Facebook | Twitter | Instagram | Linkedin ♠♠♠
nah ini dia yang tadi saya liat di fb, fotonya. kalo mbak ririe ngeliat ada bunker dan kantong2 lahar disitu, dulu banget yang bikin antara lain bapak saya.
ReplyDeleteIya pak, lht bunker2 tapi gak kepoto, hiks
Deletekonon masih banyak macan kurus suka terlihat ya Mbak?
Deletesayangnya kemarin gak ketemu macan kurus itu Pak. Etapiii, kalau ketemu macan kurus beneran, kayaknya saya bisa jadi mangsa deh krn kaget dan gak bisa larii
DeleteNyesel nggak ngikut deh -_-
Deletepasti kesepian deh nggak ono aq :D
Serius, nyesel mmg dibelakang tho? Klo di depan namanya pendaftaran
Deletedi depan ntu namanya bemper keleus -_-
Deletedi depan itu namanya ruang tamu bro
DeleteSenengnya kalau naik gunung rame-rame ... jadi gak terasa ngos-ngosannya pasti :D
ReplyDeleteThanks ya sharingnya :)
iya Mbak, jadi heboh dan bersemangat menyelesaikan rutenya
Deletesalut, masih sanggupmenjelajahi merapi, padahal lereng merapikan treknya menantang dan lumayan bakal bikin pegel kaki sebulan we mah.
ReplyDelete*heran....
emangnya akang yang udah kepala empat hampir lima. huhh
Deletehahahaha..
Deletewuii .. seru ya mbak menjelajahi lereng merapi rame rame begitu
ReplyDeleteiya mbak, seru meski capekk
Deletewah asyik banget ya acaranya
ReplyDeleteSesuatu pokok'e kalau jalan-jalan di alam bebas.
Deletewuah, saya juga pengen kesana, tapi belum ada duit..
ReplyDeletejelajahnya rame-rame pula, pasti sueruuuuuuu
next event, semoga dirimu bisa ikutan yaa
DeleteAsyik nih acaranya.. Dapat doorprise motor gak? hehe.. :)
ReplyDeleteKeren kayaknya desa wisata Pulesari itu ya..
Jadi pingin mencobanya suatu saat nanti..
Seru jelajah di kebun salak, berasa di hutan salak yg tiada ujung Pak.
DeleteEeeeh, ada pohon salak juga di sepanjang jalan menuju lereng?
ReplyDeleteSayang yo, wingi gak melu. Wektune angeel. :D
iyoe, sayang banget. Padahal asyik bingits lhoh? #provokasi
DeleteUwah senengnya,jadi pengen naik gunung lagi...blm pernh ke lereng merapi :)
ReplyDeleteayok ke lereng merapi ? Rental jeep-nya Rp. 300 rebu
Deletewah seru banget yah
ReplyDeleteHemm getu deh, hehehe
Deleteaku gak diajak nih mbak :)
ReplyDeletemau ta ajak sebenare mbak
Deletedapet door prize motornya, gak? :)
ReplyDeletedoor prize motornya lewat dgn sukses Mbak
DeleteHuwaaa, serunyaa, Mbak. :D Aku ikut yang tahun 2012, lalu skip event ini tahun 2013 n 2014. InsyaAllah ikut lagi untuk yang 2015 akhir bulan ini. Udafh daftar belum? :D
ReplyDelete