S
|
eringkali (dan sepertinya hampir selalu) kalau berurusan dengan customer service (bank) butuh yang lumayan bikin aarrrgggg, jika bisa selesai satu jam sudah prestasi yang melegakan dengan catatan tanpa ada yang antri sebelumnya. Sang CS yang selalu ramah dengan senyum yang selalu menghias penampilannya yang chic, kadang membuat saya bertanya pada diri sendiri: apa kira-kira saya bisa selalu terlihat sumringah begitu menghadapi berbagai tipe orang (konsumen)? Daripada nglantur dengan pikiran yang tidak jelas, ada koran yang bisa say abaca untuk mengisi status quo dan kolom berita yang beruntung untuk saya baca adalah: TTM…eits, ini bukan sembarang TTM lho? Pilihan judul orang jurnalis memang efektif untuk membuat orang langsung tertarik dan penasaran untuk membaca ketika pandangan mata menangkap sebaris judulnya. Kolom TTM yang saya baca adalah “ Tulisan tidak Menggurui” yang temanya tentang jalan (raya) berlubang.
Sekilas prolog spending time membaca koran saat ada sedikit urusan dengan CS di bank dan Bismilllahirrahmaanirrahiim jadi ada ide untuk membuat postingan ‘Jalan Pintas’ ini karena jadi teringat jika beberapa waktu lalu pernah iseng-iseng memotret adanya tanaman pisang ‘ajaib’. Coba saja lihat hasil jepretan saya yang ala photographer handal dan professional amatiran ini.
Nah sepakat kan kalau saya menyebutnya pisang ‘ajaib’? Pohon pisangnya memang tanaman yang sudah sangat kita kenal dengan baik, yang membuat ajaib adalah tempat penanamannya. Yups…pisang tersebut ditanam di tengah jalan raya. Dari jauh melihat pohon tersebut, saya langsung bilang pada pak sopir untuk berhenti sejenak.
“ Lho kenapa? Ada Apa Mbak?” sepertinya ada nada kaget dan bingung dari pak sopir kantor, jadi saya langsung tersenyum dan menjawab “ Hanya mau motret pohon pisang itu lho…” Kontan teman yang kebetulan on duty bersama saya ketawa “ Mbak R ada-ada saja ide usilnya deh..kirain mau ngapain tadi”. Aksi motret pohon pisang yang cukup menarik perhatian dari orang-orang yang melintas dan yang ada di sekitar lokasi jalan raya tersebut, dikiranya sedang ada dokumentasi terkait kerusakan jalan tersebut #maaf semuanya karena ternyata saya bukan petugas yang diharapkan.
Jadi ada benarnya jika konstruksi jalan yang tidak tahan lama (cepat berlubang) bisa dikaitkan dengan pasal rencana pembunuhan massal. Membahas jalan berlubang jadi ingat jalan buntu yang membentang di depan rumah orang tua saya. Konon kata ortu saya, jalan depan rumah dulunya tidak buntu tapi kebijakan Lurah terpilih saat saya baru lahir yang menjadikannya jalan buntu. Jadi dulu sering orang kesasar dan harus balik arah karena tidak bisa menerobos pekarangan/lahan tak berpenghuni. Meski status resminya masih gang (jalan) buntu, sekarang sudah lebih baik karena hadirnya beberapa penghuni baru di ujung jalan sehingga mereka merelakan tanahnya untuk dijadikan jalur lalu lintas dan al hasil kalau ada kendaraan bermotor kebablas belok tetap bisa melanjutkan perjalanannya sampai muncul di jalan raya desa dengan konsekuensi belepotan tanah liat jika musim hujan. Yang anehnya lagi, ketika semua jalan desa di swadanakan (iuran warga) untuk di buat cor..kok ya jalan depan rumah orang tua saya ‘seakan’ terlupa jika punya hak dan kebutuhan yang sama seperti jalan-jalan lainnya yang di cor. Lhoh? Kok malah jadi curcol ngomongin jalan buntu di kampung halaman sendiri ya?
Jika bertemu jalan berlubang atau buntu, kira-kira apa yang akan anda lakukan? Kalau saya lebih suka cari jalan pintas saja deh. Kan gak mungkin saya terobos jalan yang berlubang (harus dihindari) atau saya terobos jalan yang buntu (bisa dilempari batu orang). Seperti peribahasa ‘banyak jalan menuju Roma’ bukankah dalam kalimat yang lebih sederhana bisa di sebut jalan pintas juga? Demikian juga bimbel-bimbel yang selalu mencari terobosan pintas agar bisa mengerjakan soal Matematika, Kimia, Fisika, dll. Maka seyogyanya jalan pintas dalam segala implementasinya harusnya juga dipilih dengan alasan yang sama: cepat, tepat, fair play dan tentunya benar (bukan menghalalkan segala cara ~ jalan)
Jadi mohon maaf, saya hanya ingin nulis tentang jalan sungguhan lho? Kebetulan saja melompat-lompat karena ada jalan berlubang terus belok kok ketemu jalan buntu ya akhirnya cari jalan pintas agar postingan ini tidak semakin glambyar kemana-mana #LHOH?
“ The man who can think is always the master of the man who can only do.
The men rise highest in the world are those who can both think and do “
~~~ The Human Machine: Secrets of Success ~~~