KAI: Perjalanan Zaman Now Yang Semakin Diminati, Anti Macet, Aman dan Nyaman

KAI: Perjalanan Zaman Now Yang Semakin Diminati, Anti Macet, Aman dan Nyaman. Dari tiga jalur transportasi yang tersedia perjalanan darat, laut dan udara, tak bisa dipungkiri jika moda transportasi kereta api (KA) semakin banyak diminati oleh masyarakat (termasuk saya pastinya)  karena peningkatan kualitas layanan kereta api yang naik secara signifikan dan semakin prima antara lain: 
  1. Cara pembelian tiket yang semakin mudah, cepat dan bisa diakses secara online maupun off line dari banyak tempat. Artinya, untuk beli tiket KA bahkan bisa dilakukan dari rumah (online) atau cukup pergi ke agen terdekat dari tempat tinggal kita.
  2. Semua gerbong (kelas ekonomi sampai eksekutif) dilengkapi AC dan TV serta kebersihannya selalu terjaga. Colokan listrik pun tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga tidak perlu takut kehabisa batery HP atau laptop. 
  3. Tertib dan aman karena semua penumpang terdata secara sistematis layaknya naik pesawat.
  4. Harga tiket yang relatif murah jika dilihat dari kelengkapan fasilitas yang diberikan.
  5. Ketepatan waktu tempuh yang bisa diandalkan karena tidak ada sistem tunda (delay) dalam jadwal perjalanan KA, kecuali kondisi yang tidak tertudak seperti terjadi kecelakaan atau bencana alam.
Bismillahirrahmaanirrahiim, kalau bicara soal peningkatan kualitas layanan di semua lini yang dilakukan oleh KAI tersebut, hampir semua orang tahu, mengakui dan semakin menyukai untuk melakukan perjalanan dengan naik kereta api. Selain faktor-faktor tersebut, ada alasan lain yang sifatnya spesifik, unik dan sangat personal sehingga jadi candu untuk memilih naik kereta api lagi dan lagi.  
Setiap perjalanan memiliki cerita indahnya masing-masing,  terpatri dalam senyawa pengalaman  yang tak lekang oleh waktu.  Karena, rute-rute perjalanan yang kita lalui adalah sangat sebagai cara lain yang baru untuk melihat sesuatu dengan lebih bijaksana. Bahkan seandainya rute perjalanan yang ditempuh adalah sama, tapi peristiwa-peristiwa yang menyertai akan memberikan nuansa yang tak akan pernah sama.

Seberapa banyak perjalanan yang kita tempuh, maka sebanyak itu pula kisah yang menyertai akan terukur dalam album kenangan yang disebut PENGALAMAN. Seperti pengalaman-pengalaman yang saya himpun sejak kali pertama kenal kereta api.

Kalau boleh meminjam istilah percintaan, kesan terhdapa KA bisa saya analogkan  sebagai cinta pada pandangan pertama. Terdengar berlebihan ya? Tapi kenyataannya saya memang sudah terpikat sama kereta mulai pertama kali diajak kakak saya naik kereta ke Surabaya ketika masih duduk di kelas 3 SD. 

Fantastis, itulah kesan pertama naik kereta api yang tak terlupakan hingga sekarang dan masih rapi mengisi ruang ingatan saya.

Oleh sebab saya mabuk parah di bis saat perjalaan menuju Surabaya, maka demi menghindari mabuk  terulang lagi, kakak saya mengambil pilihan naik kereta api  untuk perjalanan pulang ke Babat, “ ben kowe gak mabuk maneh Nduk (biar kamu tidak mabuk lagi )”, demikian alasannya. 

Dan memang benar, selama perjalanan naik KA dari stasiun Turi hingga turun di stasiun Babat, saya bugar dan ceria. Bukan hanya bebas mabuk darat, tapi riang gembira berkali lipat karena banyak penjual kue, makanan dan minuman tuh.

Begitulah cerita bocah desa naik kereta api untuk pertama kalinya sungguh sangat berkesan hingga sekarang.

Tentu ceritanya berbeda lagi ketika saya naik kereta api saat kuliah. Keseruan dan kehebohan menghiasi suasana sepanjang perjalanan kami mulai dari staisun Gubeng hingga Tulungagung. Saat itu, untuk pertama kalinya ada teman kuliah seangkatan yang menikah. Kami pun bersepakat untuk hadir secara full, kecuali yang punya kepentingan mendesak dan tak bisa ditinggalkan.

Sekitar ber-40an orang yang menyatakan siap menhadiri peristiwa sakral pernikahan teman kami tersebut. Pilihan perjalanan langsung disepakati naik kereta api saja, yang murah meriah dan bisa beramai-ramai. Dan memang benar sekali, kami menikmati perjalanan yang sangat menyenangkan mulai dari Stasiun Gubeng hingga ke Tulungagung. Betapa tidak fantastis, kami bisa berangkat secara bersamaan dalam satu kereta api, bisa bercanda ria, main gitar, berbagi bekal makanan, dan tentunya karena kami bisa berangkat ke Tulungagung dengan ongkos yang terjangkau oleh kemampuan sisa uang saku kami.

Coba kalau naik bis atau sewa kendaraan (mobil), kami tak akan bisa merajut pengalaman yang semenyenangkan naik KA. Lha kalau naik bis atau mobil kan butuh biaya lebih mahal, tidak bisa leluasa hilir – mudik selama perjalanan, ruang gerak terbatas antara barisan kursi, dst. Bagi yang sudah pernah menempuh perjalanan jarak jauh dengan naik KA dan beramai-ramai seperti yang pernah kami alami tentu paham akan membutuhkan berlembar-lembar kertas untuk menguraikan cerita perjalanan tersebut dalam rangkaian tulisan. Sampai sekarang, setelah berpuluh tahun berlalu, pengalaman naik KA bersama-sama seangkatan kala itu masih kerap jadi bahan obrolan di WAG kuliah.


Ada lagi pengalaman yang tak kalah hebohnya saat saya hendak ke Surabaya di tahun 2014 lalu.
Saya SALAH PILIH naik Kereta Api?!!!
Merasa konyol, kuatir, gemes dan galau campur aduk ketika saya menyadari kereta yang saya naiki ternyata berlawanan arah dengan tujuan perjalanan saya. Maksudnya mau pergi ke Surabaya tapi saya justru terjebak di dalam gerbong KA yang melaju ke arah Bandung. 

Pada saat check in, saya sudah menanyakan di jalur berapakah KA Pasundan ke Surabaya. Tapi sepertinya yang dominan di ingatan hanya nama keretanya, sehingga saat ada gerbong bertuliskan KA Pasundan datang, saya pun dengan sigap bergegas menuju gerbong terdekat yakni lewat gerbong nomer 6 ( posisi tempat duduk saya di gerbong nomer dua).

Sesampainya dikursi yang  tertera di tiket, ternyata sudah ditempati seorang Bapak bersama seorang anak cowok di sebelah. 
Kereta ini mau ke Bandung Mbak, bukan ke Surabaya “. Jebret,  jebret, jebret, saya panik dan ingin berteriak sekeras-keresanya ala reporter sepak bola begitu mendengar klarifikasi dari bapak tersebut setelah mencermati tiket saya.
Ternyata memang ada dua KA Pasundan yang jadwalnya hampir bersamaan dan posisinya berada pada jalur bersisian tapi beda arah: yang satu ke Bandung dan satunya ke Surabaya. 

Alhamdulillah pas ada petugas security melintas di dekat kami. Saya pun segera diurus dengan sangat baik oleh pak security tersebut. Dengan ramah dan sikap bersahabatnya, beliau membawakan travel bag (yang berat) dan mengajak saya menuju gerbong makanan agar mendapat tempat duduk yang nyaman.

Selama menunggu pemberhentian kereta di stasiun terdekat yaitu Kutoarjo dan selama itu pula petugas yang ada di gerbong makanan mengajak saya ngobrol santai sekaligus memberi wacana alternatif yang bisa dipilih untuk melanjutkan perjalanan menuju ke Surabaya. 

Singkat cerita, setibanya di stasiun Kutoarjo, saya diantar oleh salah satu petugas security ke loket pembelian tiket dan sebelum kembali ke tempatnya bertugas, beliau memastikan saya tidak akan salah naik KA lagi.  Duh, bikin trenyuh sekali kan ya?  Akhirnya saya tiba di Surabaya dengan naik KA Gaya Baru Malam dari stasiun Kutoarjo.

Meskipun memang menarik, lucu dan bisa viral (andai saat itu ada yang merekam dan menjadinya konten vlog), tapi poin utama yang ingin saya ceritakan dari pengalaman ini bukan pada kejadian salah naik KA, melainkan sikap responsif dan Empati yang saya terima dari petugas kereta api. Sebuah potret keberhasilan pelayanan prima yang ditunjukkan secara selaras dan terpadu mulai dari kemampuan, penampilan, sikap, perhatian, tindakan dan tanggung jawab yang diberikan oleh seluruh unit kerja.

Pun tak kalah menariknya cerita di balik drama diklat yang harus saya jalani selama 5 bulan di Bandung tahun lalu. Hampir setiap minggu saya menempuh perjalanan pulang pergi Yogya-Bandung dengan menggunakan kereta api. Ini adalah bagian diklat yang akan menjadi kenangan indah saya dan teman-teman diklat lainnya yang sama-sama wira-wiri mudik setiap akhir pekan dengan naik kereta api. Kami harus membuat strategi pembelian tiket jauh-jauh hari agar tidak sampai kehabisa tiket. Juga bagaimana kami mencari solusi manakala ada kegiatan diklat yang mendadak tapi tiket KA yang sudah terbeli tetap bisa digunakan. 

Oia, mungkin masih ada yang bingung apakah uangnya bisa dikembalikan jika terpaksa dan harus membatalkan tiket kereta? Silahkan dicatat baik-baik bahwa prosesmembatalkan tiket kereta tidak sulit kok. Cukup datang ke loket resmi KA (bukan di agen tiket atau minimarket yang jualan tiket KA lho ya), dilengkapi dengan ID penumpang yangbersangkutan atau menggunakan surat kuasa bilamana tak bisa melakukannya sendiri. Selanjutnya, pengembalian uang bisa dilakukan melalui transfer ke rekening bank yang diinginkan kok. 


Benar bahwasanya ketika gambar dan video tak lagi cukup mewakili nilai rasa dan rekaman pengalaman saat naik kereta api, ada pilihan untuk mengabadikannya pengalaman Indah Tak Terlupakan Naik Kereta Api dalam bentuk narasi tulisan.

Tapi, kalau semua pengalaman yang mewarnai setiap perjalanan mau dituliskan, masih banyak cerita dan pengalaman seru dan menarik yang saya alami yang menyertai setiap rute perjalanan naik kereta api. Kisah yang tak kalah menariknya ketika naik KA Surabaya – Jakarta di periode awal-awal saya menjadi pekerja, dimana saat itu saya pernah ke Jakarta sama sekali. Juga betapa menariknya menikmati perjalanan dengan Kereta Mutiara Pagi ke Surabaya, atau naik kereta api Probowangi dari Banyuwangi menuju Jember. 
Perjalanan itu bukan hanya soal geografi dan konstelasi, perpindahan fisik, lokasi dan lokasi. Perjalanan adalah melihat rumah sendiri layaknya pengunjung yang penuh rasa ingin tahu, adalah menemukan diri sendiri dari sudut yang selalu baru, adalah menyadari bahwa Titik Nol bukan berhenti di situ (Titik Nol).
Bagaimana dengan kisah Anda saat naik kereta api? 
Ada cerita yang tak terlupakan juga kan ? 
Boleh dong dibagi-bagi juga pengalaman indahnya naik kereta api….

Ririe Khayan

Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com

5 comments:

  1. Kereta api sekarang memang beda dengan dulu, bersih, nyaman, ber ac dan ada colokan listrik juga meski kereta ekonomi. Makanya aku sekarang kalo pergi ke surabaya (apalagi sendirian) selalu naik kereta api, nyaman dan hemat waktu, cuma 4 jam an dari jember ke surabaya. Kalo kendaraan pribadi bisa lebih dari 5 jam, apalagi kalo macet.

    ReplyDelete
  2. jadi pengen naik kereta api ke luar kota nih. Mana sekarang lebih nyaman naik kereta.

    ReplyDelete
  3. Aku juga paling seneng naik kereta. Setiap tahun pasti mudik ke rumah mama di jember, cuma tersedia kereta ekonomi aja. Dulu tersiksa banget naik ekonomi, sekarang enak banget yaa.. ada AC & colokannya juga :)

    ReplyDelete
  4. Dulu banget pas naik kereta api saya mendapatkan pengalaman yang baik. Terus yang saya suka dari naik kereta api itu jamnya gak molor, bisa tepat waktu. Dulu saya masih pesan harus datang ke loket kereta api, kalau sekarang mah udah bisa pakai online ya. Mudah dan cepat.

    ReplyDelete
  5. Kereta api sekarang jadi moda transportasi idola ya.. Murah, aman, nyaman.. Paket komplit... 👍👍

    ReplyDelete

Leave a comment or just be silent reader, still thank you so much.
Terima kasih telah singgah di Kidung Kinanthi.
Mohon maaf, atas ketidaknyamanan MODERASI Komentar.

Maaf ya, komentar yang terindikasi SPAM atau mengandung link hidup tidak akan dipublikasikan.

So, be wise and stay friendly.