Aksi Nyata Cegah Penyebaran HIV/AIDS ala Barbershop

Don't sweat the small things. But, we often face that small thing make great influences. Tidak ada hal kecil yang tidak penting, karena semua hal besar merupakan rangkaian-rangkaian dari hal-hal kecil. 

Sudah merupakan bagian dari perkembangan life style kalau semakin banyak laki-laki yang perduli terhadap penampilan, salah satunya adalah model potongan rambut dan perawatannya. Soal hair style, sudah tidak lagi dominan menjadi domainnya kaum hawa. Bagi kaum pria, urusan potong rambut, cuci rambut, pijat dan perawatan terkait urusan mahkota kepala lainnya juga sudah merupakan hal dianggap penting untuk mendapatkan perhatian tersendiri. Dan Bismillahirrahmaanirrahiim, hal tersebut berlaku tak hanya untuk kaum adam yang sudah remaja/dewasa. Sudah sangat jarang, anak-anak era sekarang yang mau dicukur oleh orang taunya sendiri di rumah. Bagi yang punya anak laki-laki, tentu sudah menjadi salah satu agenda untuk menemani sang putra mencukur rambut di barbershop. 

Iya sih, sebenarnya kalau hanya soal mencukur rambut bagi laki-laki bisa dilakukan di salon-salon kebanyakan. Tapi pada kenyataannya, para lelaki merasa tidak nyaman jika msauk ke salon – salon biasa karena pengunjungnya kebanyakan perempuan. Peluang bisnis salon khusus untuk para lelaki pun mulai berkembang. 
BArbershop; Yogyakarta; Sehat; Fashion
Aksi Barbershop perduli HIV/AIDS
Barbershop adalah salon khusus untuk menjawab kebutuhan laki-laki untuk merapikan, mencukur, menata dan aneka perawatan kepala lainnya. Terlebih karena laki-laki pada umumnya lebih sering memotong rambut ketimbang perempuan, sebulan bisa dua kali, tentu peluang usaha barbershop memiliki prospek yang sangat bagus jika dikelola dengan management yang baik. Untuk menjalankan bisnis Barbershop sebenarnya tidak terlalu complicated. Dengan modal alat pangkas rambut listrik, bahan/media untuk perawatan rambut (shampoo, cream untuk massage, minyak rambut, dll),  tempat beserta furniture (meja kursi, kaca, almari), dan kelengkapan pendukung lainnya, sudah bisa mulai menjalankan barbershop ini. Tarif rata-rata barbershop berkisar Rp. 10.000 s/d Rp. 15.000,- yang meliputi jasa potong rambut, massage kepala dam keramas. Gak tahu lagi sih berapa tarif barbershop yang terkenal karena saya baru pernah menemani Azka dan Sekali menemani potong rambut di barbershop yang tak jauh dari rumah. 

Target salon barbershop kan khusus laki – laki, sudah jelas dan spesifik kalau jasa ini ditujukan bagi kaum adam. Mulai anak – anak, pelajar, mahasiswa, remaja, lelaki dewasa, bapak – bapak dan kakek – kakek merupakan  konsumen utama bisnis ini. Jadi jangan heran jika mayoritas pengunjung yang berada di barbershop berjenis kelamin laki-laki. Kehadiran sosok perempuan di barbershop bisa dihitung dengan jari, salah satuya saya yang sesekali menemani Azka potong rambut. Lha si Azka ini termasuk yang anak yang memiliki jenis rambut yang subur, sehingga sebulan bisa potong rambut dua kali. Itu pun, tak jarang mood untuk potong rambutnya susah-gampang ditebak. Kadang sudah diajak ayahnya potong rambut masih gak mau, “ntar Yah, dua hari lagi”. Giliran anaknya sudah mau potong rambut, tapi ayahnya yang absen gak bisa nganterin. Jadi ya kalau Azka sudah mau untuk potong rambut, mana yang available bisa menemani Azka ke barbershop, daripada Azka berubah mood lagi bisa tertunda-tunda jadwal potong rambutnya.

Setidaknya sudah dua barbershop yang pernah saya datangi. Yang paling sering tentu barbershop yang searah dengan sekolahnya Azka karena bisa sekalian mampir saat jemput sekolah. Yang kedua di Jalan Gito-Gati yang lebih sering di datangi oleh suami (juga sama Azka).

Nah, dari beberapa kali menemani Azka potong rambut ada hal yang mungkin luput dari skala prioritas ketika mempertimbangkan memilih suatu barbershop yaitu penggunaan silet yang selalu baru. Tahu kan, jika finishing potong rambut adalah merapikan dengan cara seperti dikerok pakai semacam alat yang menggunakan silet.

Sekedar mengingatkan, barangkali saja terlewatkan dari perhatian karena sudah merasa barbershop yang didatangi memiliki ruang tunggu yang nyaman, bersih, desain ruangan yang look so good deh dan pelayanan yang ramah. Tetap harus di mention jika hal pertama untuk di konfirmasikan saat ke barbershop adalah sistem penggunaan siletnya bagaimana? Jika toh ternyata di tempat potong rambut (yang biasanya masih sistem seadanya), tidak menyediakan silet baru, ya tak apa-apa kan jika kita yang membeli sendiri siletnya?

Apakah semua barbershop memiliki komitment untuk selalu menggunakan silet baru?” ini pertanyaan kepo saya ke si Mas yang motong rambut Azka di salon baru dan pertama kali kami datangi.
Iya Mbak, rata-rata salon rambut pria yang sudah melabeli sebagai barbershop akan menerapkan penggunaan silet baru untuk setiap konsumennya”.
cegah HIV; Hindari AIDS; ririekhayan
Kepuasan konsumen barbershop: nyaman, tarif murah,
dan jaminan KEAMANAN (silet selalu baru)

Komitment penggunaan silet baru tidak semata-mata sebagai bentuk special service tapi sebagai bentuk tanggung jawab dan Aksi Nyata Cegah Penyebaran HIV/AIDS ala Barbershop. 

Seperti kita tahu, darah merupakan salah satu cairan dari dalam tubuh yang menjadi sarana penularan HIV/AIDS yang sangat efektif yang bisa terjadi Melalui:
  1. transfusi darah / produk darah yang sudah tercemar HIV
  2. pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan (misalnya pemakaian jarum suntik dikalangan pengguna Narkotika Suntik)
  3. pemakaian jarum suntik yang berulangkali dalam kegiatan lain, misalnya : peyuntikan obat, imunisasi, pemakaian alat tusuk yang menembus kulit, misalnya saat tindik, tato, dan alat facial wajah.
  4. pemakaian silet yang sudah terkontaminasi HIV dan digunakan secara berulang saat mencukur rambut di salon-salon. 
My point of view untuk kasus ini adalah nomer 4 karena ceritanya kan saya sesekali menemani Azka potong rambut. Sedangkan ketika orang sedang potong rambut, ada kemungkinan kecelakaan yang sepertinya ringan yaitu tergores silet. Mana kala silet bekas digunakan orang lain (konsumen sebelumnya) kemudian dipakai lagi padahal terdapat bekas bercak darah, yang pastinya kita tidak tahu kondisi kesehatan pengguna sebelumnya, mengidap penyakit menular atau tidak. 
Sedangkan, barbershop adalah bisnis jasa yang pastinya tak mungkin menolah konsumen (kecuali sudah tutup) atau  bersikap tidak sopan semisal menanyakan “Apakah anda mengidap penyakit HIV/AIDS atau jenis penyakit menular lainnya?”. Andai kan model pertanyaannya via kuisioner pun, kecil kemungkinan akan ada calon konsumen yang akan memberitahukan kalau dirinya adalah ODHA atau penyakit menular lainnya. 
Beberapa waktu lalu ndilalah Azka langsung say yes untuk mampir barbershop sepulang dari nengokin Aida di MBS. Mungkin karena merasa rambutnya sudah akan mencapai level kritis (nyentuh daun telinga) sedangkan keesokannya adalah Hari Senin yang notabene akan ada operasi kelengkapan atribut dan kerapihan di sekolahnya.  Artinya, barbershop yang kami datangi bukan tempat biasanya azka potong rambut. Based on my experience, apalagi terlihat jelas barbershop di Jalan Magelang yang kami datangi kala itu masih baru dan saat saya coba-coba interview memang salon tersebut baru berumur sebulan.

Sederet pertanyaan yang saya ajukan saat menunggu giliran Azka tiba, akhirnya membawa saya pada kesempatan untuk mengkonfirmasi penggunaan silet. 
“ Mas, silet yang digunakan biasanya dipakai berapa kali?”
“ Siletnya selalu ganti Mbak. Kami selalu menggunakan silet baru kok “.
HIndari HIV/AIDS; Gaya Hidup sehat; Life style; ririe kahayan; kidung kinanthi
si Ayah belum selesai potong rambut,
Azka serius memperhatikan
dan Emaknya usil narsis tuh
Kesempatan yang sangat tepat untuk mencari tahu komitment management barbershop baru tersebut terhadap penggunaan silet. 
“ Kalau begitu, sebaiknya dicantumkan juga dalam brosur promosi ini kalau ada jaminan silet yang digunakan selalu baru. Sekedar saran sih, agar isi brosur ini lebih meyakinkan calon konsumen untuk datang kesini sekaligus membangun kepercayaan mereka untuk menjadi pelanggan setia barbershop ini”. Sambil saya selembar brosur brosur promosi yang tertumpuk di meja  dekat saya.
Lho, di brosur belum mencantumkan garansi penggunaan silet selalu baru ya mbak?” waduhhh, kenapa si Mas ini malah tanya balik?
“ Memangnya, brosurnya siapa yang pesan atau bikin Mas?”
“ Itu partmer saya yang ngurusin soalnya. Salon ini kan join usaha sama seorang teman…”

Berawal dari pertanyaan soal silet baru, akhirnya saya pun jadi muncul kepo lainnya terkait keberadaan  barbershop. 
Tertarik untuk buka barbershop juga ya?”
“ Kadang-kadang istri saya memang suka tanya-tanya ala gaya reporter kok mas. “ sahut misua setelah selesai sesi potong rambutnya.
Tapi kalau memang tertarik untuk buka usaha barbershop, saya sarankan buka saja di Magelang. DI sana masih sedikit sekali barbershop seperti ini. Di jamin, bakal laris manis karena bisa jadi pioneer barbershop “.

By the way, barbershop yang baru dibuka tersebut bernama Corfys: Comfort, Rilex, Satisfy. Beralamat di Jalan. Magelang KM 9,5, Mulangan Wetan, Sleman, Yogyakarta. Siapa tahu, ada yang kebetulan lewat dekat-dekat alamat tersebut dan pas kebetulan terlintas niatan untuk potong rambut tho? Karena masih dalam masa promo, tarifnya 10 ribu rupiah. Kalau non promo/tarif normalnya Corys memasang tarif Rp. 13.000,- (salah satu hasil interogasi) yang meliputi jasa: potong rambut, Keramas, Pijat kepala dan stylish. Management pelayanannya sudah cukup oke kok, ada nomor antrian, tersedia air mineral, ruang berAC, dll.

Modal sedikit; Bisnis menguntungkan; Bisnis tahan krisis
Brosur Barbershop tapi bukan iklan loh?

So, Adakah yang tertarik untuk bikin barbershop juga? 
Barbershop kan bukan bisnis musiman bisnis yang mempunyai prospek sangat bagus saat ini maupun masa mendatang, tidak terpengaruh fluktuasi ekonomi, mampu bertahan oleh badai krisis, dan selalu dibutuhkan orang selama makhluk hidup sepcies manusia masih hidup. 

Dan jika memang tertarik dengan usaha ini, jangan lupa untuk berkomitment dalam Aksi Nyata Cegah Penyebaran HIV/AIDS ala Barbershop dengan selalu menggunakan silet baru.


Ririe Khayan

Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com

20 comments:

  1. weheheee.....barbershop kelas modern dan edukasion banget tuh, dengan menyampaikan iklan HIV program pemerintah sampai ke tujuannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Pak ci, apalagi Jogya juga sebagai kota wisata jadi penting banget implementasi pencegahan HIV/AIDS hingga interaktif kegiatan spt di barbershop

      Delete
  2. 10 ribu?
    masih murah..
    dan kreatif juga bisa membuat tenang pelanggan dengan komitmen mengganti silet selalu baru..

    ReplyDelete
    Replies
    1. 10 ribu dalam rangka masa promo Pak. Kalau tarif normal 13 - 15 ribu, mmg cukup murah dgn kenyamanan dan keamanan yg ditawarkan

      Delete
  3. Wah mantap nih mbak :D coba kalau ditempat ane ada..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gimana kalau Mas Eksa jd pioner barbershopnya di daerah tinggalnya? Bakaln laris tuh

      Delete
  4. Asyiiik ya...belum ada kayaknya di tempatku :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. BArbershop yg dikelola secara modern Sepertinya mmg baru di kota-kota besar ya Bu. Di daerah kampung halaman saya yg ada juga tukang cukur biasa

      Delete
  5. sebuah standar barbershop yang profesional, kenyaman & keamanan pelanggan diutamakan.
    salam kunjungan mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mas, pelayanan jasa juga harus memprioritaskan keamanan selain kenyamanan

      Delete
  6. Selamat malam Mba Riri, kami dari NYINDIR.COM ingin mengajak Anda bergabung dengan kami sebagai Kontributor/Penulis. Apakah Mba tertarik? mungkin untuk ngobrol-ngobrol mba bisa menghubungi email saya Nisaalfarizi@gmail.com. Terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasiih untuk kesempatan dan penewarannya utk jadi kontributor di web Anda. Semoga,

      Delete
  7. hebat mbak Rie..ini inovasi baru dalam dunia perbareran..
    dengan harga standard pelanggan sudah bisa dapat paket komplit plus kenyamanan... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Bu, industri jasa harus berinovasi agar bisa berkembang dan bertahan di antara persaingan dunia bisnis

      Delete
  8. belum nemu nih saya barbershop kaya gini, selalu ganti silet :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. sptnya belum semua derah terdapat barbershop yg menerapkan pola jaminan silet sellau baru ya

      Delete
  9. Keren ini barbershopnya. Belum pernah tahu ada yang kayak gini, Mbak Rie.

    Blogger itu ya kaya Mbak Rie ini .... begitu ide muncul, langsung deh kepo, hehehe.
    Hasilnya .... keren, saya jadi tahu ada barbershop yang keren ini. Mudah2an barbershopnya laris manis karena punya itikad baik dalam pencegahan aids.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setelah posting barbershop ini, saya pun baru tahu jika salon potong rambut utk laki-laki yg menerapkan management nyaman dan aman dgn penggunaan silet secara disposible ini ternyata masih belum semua kota ada ya mbak.

      Semoga menjadi pertimbangan industri jasa, khususnya utk salon potong rambut ya mbak

      Delete
  10. Its a great pleasure reading your post.Its full of information I am looking for and I love to post a comment that "The content of your post is awesome" Great work.topelectricshavers.net

    ReplyDelete

Leave a comment or just be silent reader, still thank you so much.
Terima kasih telah singgah di Kidung Kinanthi.
Mohon maaf, atas ketidaknyamanan MODERASI Komentar.

Maaf ya, komentar yang terindikasi SPAM atau mengandung link hidup tidak akan dipublikasikan.

So, be wise and stay friendly.