Hampir semua orang belum lupa masa anak-anak yang telah dilaluinya, bahkan Bismillahirrahmaanirrahiim ketika mengalami demensia pun, masa kanak-kanak merupakan fragmen masa lalu yang lengket bak gulali: sangat manis untuk di kenang dan terlalu indah untuk bisa dilupakan. Bagi generasi yang lahir dan besar di Jaman Purba media elektronik (Televisi CS masih menjadi barang tersier dan mewah), maka aneka permainan anak-anak seperti: Cublak-cublak suweng, petak umpet, kasti, gobak sodor, benteng-bentengan, lompat tali, bekel, balapan karung, kelereng, lempar karet, Pathil Lele, Pasaran, Egrang, Ketapel, Gasing, Gapyak, Tarik tambang, layang-layang, main bola, bulu tangkis, engklek, dan beberapa permainan lainnya (yang saya lupa namanya) merupakan aktifitas PERMAINAN ANAK-ANAK yang jamak dilakukan oleh anak-anak di masa itu.
Permainan-permainan yang berjaya di era kekanak-kanakan saya dan generasi sebelumnya, masih berkibar kejayaannya di moment-moment tertentu seperti acara-acara bertemakan budaya, festival-festival yang bertemakan anak-anak atau event ceremonial lainnya.
Moment yang (masih) rutin mengangkat permainan tradisonal adalah untuk memeriahkan acara peringatan Kemerdekaan. Gempita perayaan hari Kemerdekaan yang merata hampir di penjuru Nusantara ini sudah bergema begitu kalender menanggalkan bulan Juli dan menapaki Agustus. Berbagai permaianan tradisional menjadi happening, gegap gempita dan menarik minat perhatian dari anak-anak hingga lansia. Mulai dari sekolah-sekolah, tingkat TK, RT/RW, desa, kecamatan, pemda dan berbagai kelompok masyarakat lainnya semarak dengan bermacam-macam lomba tradisional. Ragam perlombaan yang mengusung permainan anak-anak tempo pra digital: panjat pinang, makan krupuk, kelereng, gasing, kepruk kendhil, tarik tambang, memecahkan balon berisi air, memasukkan paku dalam botol, dll.
Moment yang (masih) rutin mengangkat permainan tradisonal adalah untuk memeriahkan acara peringatan Kemerdekaan. Gempita perayaan hari Kemerdekaan yang merata hampir di penjuru Nusantara ini sudah bergema begitu kalender menanggalkan bulan Juli dan menapaki Agustus. Berbagai permaianan tradisional menjadi happening, gegap gempita dan menarik minat perhatian dari anak-anak hingga lansia. Mulai dari sekolah-sekolah, tingkat TK, RT/RW, desa, kecamatan, pemda dan berbagai kelompok masyarakat lainnya semarak dengan bermacam-macam lomba tradisional. Ragam perlombaan yang mengusung permainan anak-anak tempo pra digital: panjat pinang, makan krupuk, kelereng, gasing, kepruk kendhil, tarik tambang, memecahkan balon berisi air, memasukkan paku dalam botol, dll.
Dan salah satu lomba Agustusan yang pernah saya ikuti dan penuh kehebohan adalah lomba memindahkan belut. Gimana saya jejingkrakan, antara takut, negri tapi harus berani memgang belut-belut licin tersebut secara estafet hingga sampai di bak lainnya yang berjarak 5 meteran.
Somehow, Permainan tradisional yang kental mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai: Kebersamaan,Saling percaya, Saling membantu, Belajar berdemokrasi, Bersaing secara sportif, Tidak mendendam (legowo menerima kekalahan), Belajar memimpin atau dipimpin dan norma-norma luhur lainnya, yang dianggap mentakjubkan oleh-oleh anak-anak saat ini karena dianggap sesuatu yang langka (semacam dinosaurus kali ya?).
Perkembangan peradaban dan teknologi, secara perlahan dan pasti telah menjadikan aneka permainan anak-anak tersebut terbingkai dalam pigura “langka”. Beberapa Dolanan semasa saya dan masa sebelum era digital menjadi magnet yang super magis, saat ini memang masih dilakukan seperti sepak bola dan bulu tangkis.
Setidaknya beberapa jenis permainan non digital saat ini masih bisa saya lihat dimainkan oleh anak-anak di sekitar termpat tinggal saya. At least, Azka bersama teman-teman sebayanya masih sesekali main pasir, main kejar-kejaran, main lempar karet, main kelereng, Yoyo, ngejar layang-layang, dan beberapa permainan lainnya yang dilakukan secara beramai-ramai. Juga tentunya main sepak bola, sepeda dan bulu tangkis.
Sebagai mantan anak-anak yang akrab dengan permainan non digital dan sebagai orang tua yang mendampingi anak-anak tumbuh kembang di era digital dengan beragam game berdaya magis di gadget, tetap ingin berharap semoga aneka permainan anak-anak tempo doeloe bisa lestari, TIDAK menjadi bagian historis dalam dokumentasi buku bacaan atau video simulasi di gadget.
Lomba Membawa Kelereng & Memasukkan paku dalam botol |
ketika permainan tradisional happening untuk Agustusan atau event lainnya di tempat tinggal anda, permainan apakah yang paling banyak peminatnya? Atau permainan apa yang paling disukai untuk penyemarak acara?
anak-anak jaman sekarang harus dikenalkan lagi permainan tradisional nih
ReplyDeletesalut buat Mbak Lidya, sudah mengenalkan permainan tradisional utk sang buah hati:)
DeleteAku ngajar juga pake traditional game mbak
ReplyDeleteWah Mbak Noorma sudah jadi BU Guru ya? Salut Mbak, lanjutkan menularkan asyiknya permainan tradisional ya
DeleteAku dulu ikut yg masukin botol
ReplyDeletePlg suka maen bekel
Terakhir kali maen bekel saat masih di SD. Setelah itu, gak pernah lagi deh. Hiks
DeleteAnakku kmrn lomba makan donat..penakmen yo? Haha
ReplyDeleteWah yo, aku yo gelem nek lomba makan donut ngunu kui. hehehee
DeleteAh serunyaa.... hahaha.
ReplyDeleteBeda ya keseruannya antara anak-anak dan orang dewasa saat memainkan permainan yang sama hehehe
Beda kehebohannya ya Mbak. Kalau yg dewasa kebanyakan ngakaknya tuh
DeleteLomba balap karung,lomba balapan teklek dah lama nggak ada
ReplyDeleteKapan-kapan kalau kopdar, yuk bikin lomba balap karung ya Mbak? Bakal seru tuh
Deletelomba makan kerupuk masih jadi favorit di perumahan saya hehehe
ReplyDeletehahahha...saya suka gemes kalau lomba makan krupuk Mbak. Sptnya mudah tapi kok gak habis - habis krupuknya, ya sdh ditarik saja dan dihabiskan *kalahdeh*
DeleteDi tempat sy bila agustusan yang seru adalah adalah saat lomba berkaitan dengan air, misal pecah air dengan menggunakan paku; pakunya ditaruh di topi, jadi nyundul2 gitu, habis itu guyur2an dah..
ReplyDeleteitu dia, kalau lomba yg bikin basah kuyup, saya pilih lari duluan Pak. Hehehe
Deletewaduh, seru-seru yaa kegiatannya hihi 17an emang bisa jadi sarana termudah buat ngenalin anak (langsung banyak) tentang mainan tradisional :))
ReplyDeleteBener banget Mbak, event lomba 17an merupakans alah satu sarana memperkenalkan secara langsung permainan tradisional utk generasi digital.
Deletewah mak Ririe.... ini bener-bener ngangenin!
ReplyDeleteKalo sekarang anak-anak berkutatnya sama tab, gadget mulu!
Kangen masa masa main tak patung, tak jongkok, nenek gerandong, dll! ^ ^
BEAUTY BLOG | WWW.NONAHITAMPAHIT.COM
Kalo lomba agustusan saya dulu juara lomba lari kelereng. Prihatin sih, anak skrg pada ga tahu dolanan yg mengaayikkan jaman dulu ya
ReplyDelete