Dewi Pulesari Nan Menantang

Mengulik dan mengungkit Potensi wisata daerah yang geliatnya mulai terlihat nyata melalui format DESA WISATA untuk memoles dan Bismillahirrahmaanirrahiim menggerakkannya menjadi sumber daya tarik wisata yang memikat. Untuk kawasan Desa Wisata di Yogyakarta sudah lumayan bertumbuhan cukup banyak, salah satunya yang sudahi pernah saya nikmati pesona kecantikannya adalah Dewi Pulesari ~ Desa Wisata Pulesari.

Iyaaa, saat itu ada event Jelajah wisata lereng Merapi yang di helat oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman bekerjasama dengan pengelola Dewi Pulesari pada Bulan Agustus 2014 lalu. Dengan diantar oleh Suami, saya dan Devi [sepupu saya dari Lamongan yang bersemangat untuk ikut serta] berangkat menuju Desa wisata Pulesari yang terletak di dusun Pulesari desa Wonokerto, kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. 

[Begaya] Ala Duta Wisata Dewi Pulesari neh
Desa Wisata Pulesari dibentuk pada tanggal 26 Mei 2012, berbatasan  dengan wilayah sebelah utara dusun ledok lempong, sebelah timur Arjosari, sebelah selatan dengan dusun Kopen dan sebelah barat dengan dusun wonosari desa Bangunkerto, yang memiliki ketinggian 400 s/d 900 meter DPL dengan tanah yang subur, sebagian memiliki struktur tanah berpasir dan berbatu cadas.  Jalur jelajah yang ditawarkan saat itu adalah melintasi kawasan kebun salak, perbukitan lereng Merapi, melalui bumi perkemahan Sidorejo, bunker, gardu pandang Tunggularum, Dam Sabo Sempu dan pemukiman penduduk di desa-desa yang dilalui.

Kami start berangkat dari rumah [ Desa Tridadi, Kec. Sleman] sekira jam 5.30 WIB dan tiba di lokasi jam 6.45, mestinya 45 menit bisa sampai Pulesari tapi karena sempat nyasar sebentar sehinga lebih dari satu jam deh. Dalam event ini diharapkan peserta yang multi segmen, baik pelajar, mahasiswa, para penggemar fotografi, dan masyarakat dengan target jumlah peserta  sebesar 1000 orang. Ternyata animo Jelajah Wisata ini cukup fantastis, tak hanya menarik peserta dari wilayah lokal, beberapa kota lain di luar daerah DIY pun berdatangan, serta beberapa peserta dari manca negara antara lain Kanada, Amerika, Perancis.

Sebagian tracking dalam kebun salak
Rute tempuh jelejah wisata alam dibagi dalam 4 pos dan secara keseluruhan memang tidak ada rute yang menanjak terjal. Untuk sampai pada Pos pertama, semua peserta masih terlihat segar bugar dan berebutan minta stempel. Nah, untuk mencapai pos kedua dan ketiga yang medannya cukup menantang sehingga bikin ngos-ngosan. Meski tak ada rute yang menanjak terjal [seperti jalur menuju set point melihat sun rise di Dieng], tapi yang namanya area dekat gunung kan ya cukup bikin para peserta Jelajah lereng ini senin-kemis nafasnya. YA bisa dimaklumi, mayoritas peserta kan tipikal orang hobi berpetualang di alam raya. Sedangkan rute yang di lalui dalam jelajah wisata ini lebih friendly  bagi komunitas pencinta alam dan pencinta lingkungan. Lha saya, termasuk golongan masyrakat umum yang gak sering-sering out door semacam ini. 
Tracking di luar area kebun salak
Melintasi jalan setapak di dalam kebun salak yang rasanya gak ada habisnya, seolah berjalan di belantara salak pondoh, kanan-kiri tanaman salak nan rimbun. Pada rute yang berupa jalan setapak yang di sebelah kanan aliran air dan sisi kanan agak terjal yang bikin ngeri juga kalau terpelesat karena bisa dengan empuk sampai di rerimbunan pohon salak tuh. Di rute menuju Pos 2, sempat terjadi kemacetan total karena jalannya yang sempit dan medannya rada-rada terjal. Dari pos 3 menuju pos 4, medannya sudah mulai berselang-seling dengan lahan tegalan dan pertanian serta sesekali melintasi pemukiman penduduk. Walaupun kaki mulai njarem-njarem, kami tak ingin berhenti total karena akan berat nantinya untuk mulai berjalan lagi. Gettu sih, pelajaran yang pernah saya dapatkan dari seorang teman yang hobi ke gunung. Selain itu, saat kami rasanya sudah really wanna stop for while…eee..foilaaa, melintaslah seorang bapak tua yang berjalan dengan tenang, mantap, perlahan tapi kok ya ternyata berderap cepat melampui kami berdua. Hiks…malu bro!


Merapi [penampakan dari Beran]
Step by step kami teruskan menapaki struktur tanah berpasir dan berbatu cadas sambil sesekali berhenti untuk narsis dan menenggak air mineral yang kami bawa. Finally, menjelang jam 11.30 kami tiba juga di finish dan segera mencari spot yang enak untuk menyantap sekotak nasi dengan lahap. Acara pun ditutup dengan pengambilan undian door prize dengan grand prize Sepeda Motor. 

Eh, kenapa saya malah asyik cerita pengalaman jalan-jalan wisata di Dewi Pulesarinya ya? 

Overall, menurut saya, Dewi Pulesari memang menantang untuk dijelajahi secara all out kok. Dengan karakterisitik wilayah yang berada dikaki gunung merapi, Dewi Pulesari yang merupakan bagian dari Desa Wonokerto ini terdiri dari area persawahan, tegalan, perkebunan [dominan kebun salak], pemukiman, dan hutan rakyat. Dusun Pulesari sendiri merupakan daerah pertanian yang memiliki sumber mata air yang cukup melimpah, mengalir ke sungai krasak, sungai bedog serta mencukupi kebutuhan irigasi pertanian warga desa Wonokerto sendiri. Dengan Curah hujan rata rata di daerah ini 3.908 mm per tahun, suhu udara berkisar  24 hingga 28 derajat celcius. 

Bagi yang tertarik untuk menikmati pesona lereng merapi dengan jelajah wisata melalui Desa Pulesari ini, just go to get there. Akan tetapiiiiii, sepengamatan saya tidak melihat adanya angkutan umum [angkotan desa dan sejenisnya]. 

Mumpung di kebun salak, 
Menyapa Buah Salak di Pohonnya
Saran saya, jika berencana ke Dewi Pulesari ini sebaiknya pilihlah secara berregu agar rental kendaraan pribadi bisa lebih bersahabat di kantong. Lagian, mana asyiknya coba jika berjelajah alam wisata lonely? Berasa kayak orang hilang banget tuh jika sendirian mnegubek-ubek seantero Pulesari ini. Bagi para biker, bisa asyik dengan  roda dua lho? 

Untuk mencapai lokasi Dewi PUlesari ini tidak begitu sulit, dari jalan Magelang, ambil jalan Turi- Pakem. Jika masih belum bisa menemukan jalur Turi - Pakem, silahkan gunakan GPS paling canggih: BERTANYALAH pada orang yang anda temui, whehehheee.

Then Enjoy the trip over there dengan  pilihan Paket wisata [alam] dan paket kuliner Dewi Pulesari. Juga tersedia pilihan Paket Kesepakatan yaitu Sesuai permintaan Wisatawan dan diselaraskan dengan harga  yang bisa dimusyawarahkan secara mufakat untuk memperoleh paket wisata sesuai alokas/ budget masing-masing. 

For more information, please do contact this address below [Picture]:



                ♠♠ Facebook | Twitter | Instagram | Linkedin 




Ririe Khayan

Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com

25 comments:

  1. wah bagus nya, jadi pengen kesana

    ReplyDelete
  2. Hmm tapi kayaknya medan jelajahnya kurang friendly utk lansia ya mbak.. apa ada track yg lebih cocok buat lansia di sana? @RuriOnline

    ReplyDelete
  3. saya sampe mabok puter2 Yogya dsk, belum pernah ngalamin ke Dusun Pulesari. kayaknya asyik ya, cuma kalo dari cerita Mbak Ririe ini, kayaknya nggak banyak warung ya di sana? haha... padahal medannya lumayan bikin kejang deh. mana saya belum tentu kuat lagi, sekarang. hehe
    btw view Gunung Merapinya perlu ditampilkan dong Mbak, biar makin menggugah keinginan untuk kesana

    ReplyDelete
  4. jelajah alam.seru tu mbak
    maaf ada typo di mnegubek hrsnya mengubek

    @guru5seni8
    http:-/hatidanpikiranjernih.blogspot.com

    ReplyDelete
  5. wah kalo di Jogja banyak ya desa wisata

    ReplyDelete
  6. Aku mbak ketarik liat metik salak , soalnya membuat terkenang di masa 9 tahun yang lalu .

    ReplyDelete
  7. Wah gayanya sudah mirip Duta Wisata mbak :))

    ReplyDelete
  8. Wisata di jogja emang gak ada matinya.... Gak sekalian metik salak mbak rie? Masa nyapa doang

    ReplyDelete
  9. Makin banyak aja ya desa wisata di Indonesia. Konsep yang ditawarkan juga unik-unik. Meskipun Jogya banyak sekali tempat wisata, tapi soal konsep selalu memikat pengunjung datang kesana. Seperti desa wisata Pulesari ini yang... aahh nggarai pengen aeee... :D

    ReplyDelete
  10. jogja memang punya desa yang apik2
    duh jadi pengen nyicipin salaknya deh

    ReplyDelete
  11. Satu diantara 13 desa wisata di Kab. Sleman. 2015 ini akan tambah skitar 5 desa wisata lagi lho, Mbak.

    @nuzululpunya

    ReplyDelete
  12. asyik jalan-jalan, desa yang indah nan asri :)

    ReplyDelete
  13. Wah kalo mau main kesana kayaknya harus persiapan fisik dulu nih mbak hehe

    ReplyDelete
  14. Mau dong, kesitu juga... Yukkk..

    @rin_mizsipoel

    ReplyDelete
  15. bagus nih program desa wisata makin memberdayakan warga yaa...seru acaranya..

    ReplyDelete
  16. wah 5 tahun di jogja aku belum pernah ke sana,,,, desa wisata zona selatan jogja saja yang pernah aku kunjungi
    (tembi, kasongan, sama pusat kerajinan kulit di jl paris)

    ReplyDelete
  17. Silahkan yang belum kepulesari,
    Mari Mampir teman2....

    https://desawisatapulesari.wordpress.com/2015/06/20/destinasi-pariwisata-berbasis-budaya-tari-salak-pondoh/

    ReplyDelete

Leave a comment or just be silent reader, still thank you so much.
Terima kasih telah singgah di Kidung Kinanthi.
Mohon maaf, atas ketidaknyamanan MODERASI Komentar.

Maaf ya, komentar yang terindikasi SPAM atau mengandung link hidup tidak akan dipublikasikan.

So, be wise and stay friendly.