Kamus Legendaris

Sedikit flash back ke masa lalu, bernostalgia dengan kamus Bahasa Inggris. Masih ingatkah anda, kamus pertama Bahasa Inggris yang dimiliki? Kalau saya Bismillahirrahmaanirrahiim hanya ingat kamus Bahasa Inggris pertama saya dulu yang berisi kosa kata berapa juta gettu. Kamusnya sampai letjek dan prothol-prothol halamannya karena dipakai gantian sama adik. Apalagi kalau sekolah sering gak bawa tas pula. Lengkaplah sudah nasib kamus tersebut jadi kucel. Hingga memasuki masa kuliah, bertemulah saya dengan kamus yang membuat saya jatuh cinta dengan sungguh-sungguh, sayangnya kala itu tidak serta merta sanggup membeli. Tapi Alhamdulillah, teman kost yang memiliki buku pendukung kuliah sengkap, tak keberatan jika saya pinjam kamusnya sewaktu-waktu.

Yah, Kamus itu bernama Kamus Bahasa Inggris – Indonesia karya Mr. John Echols dan Bapak Hassan Shadily, yang bagi saya  memiliki peran ganda sebagai buku pembelajaran berbahasa Inggris. Setiap kata dilengkapi dengan keterangan begitu detailnya: penggunaan dan bagaimana perubahan makna/artinya ketika mendapat peposisi. Juga dilengkapi dengan contoh-contoh kalimat yang relevan sehingga memperjelas arti kata yang dimaksud. Hemmm….saya yakin, bagi siapa saja yang sudah familiar dengan kamus tersebut tentu lebih paham kalau kamus yang dicetak dalam dua versi [Indonesia – Inggris dan Inggris – Indonesia] tersebut merupakan salah satu kamus yang recommended.

Nah, karena saya merasa sreg dan klik, makanya saat itu saya bertekad HARUS BISA membelinya. Skala prioritaslah, lebih priorotas daripada bayar kost. Lha kalau nunggak bayar kost, kebetulan Ibu Kostnya bisa memaklumi kok. Makanya saya nekad, membeli Kamus tersebut dengan semangat 45 begitu, dengan cara menyisihkan sedikit demi sedikit uang hasil ngamen dari pintu ke pintu sebagai guru les.  Usaha yang sepadan untuk bisa membeli kamus idaman tersebut saat itu untuk skala cah kuliahan strata saya.

Ketika dua tahun kemudian, adik saya cerita butuh kamus yang representatif untuk kuliahnya, Saya pun “meminjamkan” kamus tersebut selamanya dan  bertekad untuk membeli lagi kamus yang sama. Bahkan saking suka bingits dengan Kamus Mr. John Echols dan Bapak Hassan Shadily, saya sengaja menghadiahkan kepada 3 keponakan yang baru masuk kuliah [di rentang waktu yang berbeda lhoh?], pastinya saat itu saya sudah kerja dunk. 


Sedangkan untuk diri saya sendiri, akhirnya saya membeli dua versi kamus tersebut. ANDAI ada versi Inggris – Inggris, mungkin saya pun akan membeli kamus karya duet maestro tersebut. Maklum, meskipun saya sudah mulai berkenalan dengan pelajaran Bahasa Inggris sejak puluhan tahun lalu [sejak SMP], toh Bahasa Inggris saya masih acak kadut tingkat dewa. Makanya saat tahu ada komunitas BEC = Blogger English Community saya pun bersegera join, walaupun masih pasif juga di forumnya. Challenge-nya juga belum ada yang saya kerjakan.

Jadi apa hubungannya antara ngomongin kamus kemudian sampai ke BEC? Karena kemampuan menulis Bahasa Inggris yang masih berantakan tapi saya ingin menjawab challenge dari BEC, maka saya butuh tool yaitu kamus. Jadi koneksitas antara BEC dan kamus ini adalah saya baru ingat kalau kamus Mr. John Echols dan Bapak Hassan Shadily tersebut sekarang sudah berganti user yakni dibawa Aida ke asrama sekolahnya. Artinya, sekali lagi saya berkesempatan untuk memiliki KAMUS LEGENDARIS tersebut anyar gres hewes hewes  lagi [hemmm, pengennya sih beli di Surabaya, hehehe…#modus]

Kenapa saya menyebutnya legendaris? Setidaknya menurut saya kamus tersebut termasuk salah satu buku yang layak jadi legendaris, yang tak akan usang dari masa ke masa dan akan tetap dicari orang karena NILAI MANFAATnya yang ever green. Ketika variable daya beli dan minat baca buku masih menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah penjualan, tapi hal itu tidak berlaku bagi kamus tersebut.  Mayoritas pembeli kamus karangan Mr. John Echols dan Bapak Hassan Shadily mengabaikan faktor harga dalam mengambil keputusan untuk membelinya. Contoh terdekat adalah diri saya sendiri, ketika kali pertama tertarik untuk memiliki kamus tersebut [saat kuliah], menurut kemampuan dalam membeli [buku] kala itu ya terbilang mahal, tapi toh saya berusaha agar bisa menjangkau harga tersebut.  Kamus yang cetakan pertamanya tahun 1976 dan hampir setiap tahun dicetak ulang hingga ribuan eksemplar, kali terakhir saya sempat mengintip harganya  pada beberapa tahun lalu  mencapai level harga 75 ribu – 90 ribu [dua edisi harga].

Then,
Kamus Mr. John Echols dan Bapak Hassan Shadily membuktikan dalam jangka panjang kamus ini memiliki peluang besar untuk long lasting (memiliki grafik penjualan yang stabil pada titik yang cukup tinggi), dibandingkan buku-buku yang sifatnya sensasional seperti Jakarta Under cover, misalnya.  Selain karena memenuhi akan tuntutan dan kebutuhan belajar, penyebab yang lebih fundamental adalah CONTENTnya yang memiliki VALUE lebih sehingga  akan masih dicetak ulang sampai sekian rentang waktu di masa mendatang seperti juga buku-bukunya Pak Philip Kotler, John Perry, atau Kamus karyanya AS Hornby with AP Cowie dan AC Gimson [ first publisheh 1948].

Ah iya ya, sekalig lagi menginformasikan jika ada yang tertarik atau masih penasaran apa sih BEC, just klik this: www.englishfriday.wordpress.com, 
Let’s learn together. #share komunitas baik sangat boleh dunk?



Anda dapat melawan serbuan bala tentara, 
tetapi anda tak dapat menahan gagasan yang tiba pada waktunya ~ Victor Hugo

Ririe Khayan

Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com

27 comments:

  1. aku juga punya kamus yang seperti ity

    ReplyDelete
  2. Jadi ingat dulu pas kecil pengen khatam-in baca kamus. *anti-mainstream ceritanya*

    ReplyDelete
    Replies
    1. terus nanti ada katamannya?

      Delete
    2. Yg khatam paling cepat dapat hadiah gelas cantik deh

      Delete
  3. hahaha kamus saya dulu juga kayak gitu....

    ReplyDelete
  4. seumur-umur pake kamus pas mau bikin surat cinta jaman SMA, supaya keren dan kepincut, suratnya pake bahasa inggeris, buka kamus deh.
    mending diterima cintaku..yang ada tebang di bilang...huh dasar katrok...masa dibilang gituh, sebel deh ih

    ReplyDelete
    Replies
    1. kamus yang paling kiri itu, dulu saya ingat pas harganya 60 ribu, saya beli bajakannya harganya 15 ribu. beli bajakan dulu hobi saya, soalnya yang asli harganya mahal dan memusingkan kepala.

      Delete
    2. komen buat Kang Cilembu:
      sungguh bijak wanita yang menolak itu

      Delete
    3. @ Pak Zach: saya juga pernah beli edisi bajakannya #buka kamus eh rahasia, waktu itu saya beli di Blauran dan harganya 20 ribu kalau gak salah.

      @ Pak ci: keren euy triknya...eh suratnya pake bahasa inggris segala je

      Delete
  5. kamus yang paling kiri itu, dulu saya ingat pas harganya 60 ribu, saya beli bajakannya harganya 15 ribu. beli bajakan dulu hobi saya, soalnya yang asli harganya mahal dan memusingkan kepala.

    ReplyDelete
  6. Kamus hasan sadili memang yang paling lengkap dan paling banyak digunakan di perguruan tinggi maupun sekolah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. di ibu-ibu PKK aja pake kamus ini koq
      #kayaknyaa

      Delete
    2. Bapak-bapak PKK kayaknya juga pake tho Pak?

      Delete
  7. prothol-prothol itu bahasa inggris atau bahasa Indonesia ya??
    salam kunjungan salam perkenalan mbak

    ReplyDelete
  8. eh aku juga punya kak, kamus inggris indonesianya John Echols dan Hassan Shadily, tapi kalau bawa ke sekolah berat, jada bawa kamus saku aja deh.. ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau sekarang kamusnya versi digital kayaknya yg dibawa ke sekolah. Hehehe

      Delete
  9. Replies
    1. ya iyyyaalahhh
      kan artikel temen saya dong

      Delete
    2. Hahahha... tersanjung deh oleh pujian pak zach

      Delete
  10. aku juga punya kamus seperti itu waktu SMA :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, tentunya skrg sdh fluently bahasa Inggrisnya dunk

      Delete

Leave a comment or just be silent reader, still thank you so much.
Terima kasih telah singgah di Kidung Kinanthi.
Mohon maaf, atas ketidaknyamanan MODERASI Komentar.

Maaf ya, komentar yang terindikasi SPAM atau mengandung link hidup tidak akan dipublikasikan.

So, be wise and stay friendly.