Potensi Sumber Daya Alam Pilar Kemandirian Daerah Sleman

Ikut tergerak dan bersemangat, Bismillahirrahmaanirrahiim semangat cinta daerah, cinta Indonesia dan sekaligus sebagai ungkapan turut berbahagia di moment ultah WB yang ke-3 yang salah satunya dirayakan dengan lomba blog dalam rangka  Peduli Potensi Daerah yang bertemakan “mengeksplor potensi daerah”. Sempat berada diantara tiga pilihan daerah yang ingin saya sharing potensinya, yaitu: Lamongan – Banyuwangi – Sleman. Dengan perdebatan yang cukup sengit *saking pengennya nge-share potensi ketiga daerah tersebut*, terpilihlah materi tulisan yang sudah tersedia terkait dengan Potensi daerah Sleman [domisii tinggal saat ini] dengan mengambil judul Potensi Sumber Daya Alam Pilar kemandirian Daerah Sleman.

Mengacu pada clue yang telah di berikan oleh panitia lomba blog #3TahunWB mengenai Potensi Daerah yang meliputi sumber daya alam, sumber daya buatan dan sumber daya sosial, maka secara spesifik saya mengambil potensi daerah yang berbasis sumber daya alam yang bersifat RENEWABLE RESOURCES atau hayati karena icon yang bisa diangkat sebagai potensi unggulan suatu daerah hendaknya bersifat bisa DITUMBUHKAN, DIKEMBANGKAN, dan BERKELANJUTAN daya saingnya. Selain itu, suatu potensi daerah yang layak jadi komoditas unggulan seharusnya memiliki DAYA UNGKIT terhadap sektor ekonomi, SDM – infrastruktur, budaya, sosial dan hubungan yang simultan dengan daerah lainnya sehingga mampu menghasilkan kekuatan yang memajukan perekonomian dan taraf kesejahteraan daerah tersebut serta sekitarnya secara lebih fokus, efisien, dan efektif yang mengacu pada grand strategi pembangunan nasional yang PRO: GROWTH, JOB, POOR, GO GREEN [ramah lingkungan/zero waste] dan SUSTAINABLE.
Filosofi Bambu: Industri Kerajinan ZERO Waste
Maka Outcome dari komoditas yang menjadi potensi daerah dengan kriteria antara lain :
  1. Akses potensial untuk masuk ke beragam pasar atau disebut juga backward linkage. Orientasinya adalah melihat industri pendukung untuk menjadi penilaian dari daya saing industri tersebut.
  2. Pengolahan mampu menimbulkan efek pengganda (multiplier effect) yang dapat mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi lainnya.
  3. Unik sehingga sulit ditiru oleh pesaing. Pengetahuan tradisional yang memiliki nilai komersial dilakukan pematenan hak karena memiliki spesifikasi atau keunikan.
Ketiga kriteria yang diharapkan ada dalam potensi daerah tersebut akan menjadi faktor yang  berkontribusi ekonomi, ketersediaan bahan baku, daya saing, aspek pemasaran, dukungan teknologi tepat guna. Nah, Potensi daerah yang dibakukan sebagai Komoditas unggulan daerah ya seyogyanya yang mempunyai nilai tambah tinggi dan menimbulkan efek pengganda didorong untuk menjadi kompetensi inti industri daerah, yang merupakan kumpulan terintegrasi dari serangkaian keahlian dan teknologi dalam rangka memproduksi komoditas unggulan.

Dengan menarik simpulan dari definisi, sifat dan kriteria mengenai potensi suatu daerah di atas, maka untuk Potensi Daerah yang berbasis Sumber Daya Alam yang eligible untuk menjadi pilar kemandirian Daerah Sleman adalah :

Pertama, Sektor Industri Pengolahan Pangan
Kabupaten Sleman yang secara geografis terletak di lereng Gunung Merapi, mempunyai kawasan yang potensial untuk pengembangan pembangunan berbasis pada agribisnis yang mendukung pengembangan pariwisata terutama wisata kuliner yang sangat terkenal. Sleman berada pada ketinggian 105 s/d 500 mdpl, dengan iklim agak basah sehingga memungkinkan pengembangan komoditas dan diversifikasi pertanian tanaman pangan dan hortikultura berbasis agribisnis.  Potensi industri pengolahan pangan sendiri, terutama dari skala usaha kecil,  di wilayah Kabupaten Sleman cukup mendominasi. Dari 15.564 unit usaha potensi industri di Kabupaten Sleman pada tahun 2011, mengalami peningkatan menjadi 15.835 Unit Usaha di tahun 2012, dimana + 99% adalah industri kecil dan rumah tangga (IK/RT) dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak  64.930 orang. Industri Pengolahan pangan ini dapat menjadi prime mover untuk pengembangan jenis industri ATG karena untuk proses produksinya tentu menggunakan alat yang dibuta oleh industri Alat Tepat Guna. Industri pengolahan pangan juga dinilai prospektif dikembangkan  di Kabupaten Sleman khususnya, DI Yogyakarta pada umumnya meripakan kota pariwisata
sumber daya alam; kekayaan alam;
Dari total jumlah industri kecil dan rumah tangga (IK/RT) tersebut, sekitar 37% merupakan jenis industri pengolahan pangan. Berikut ini Potensi Daerah Sleman yang berbasis Industri Pengolahan Pangan:
  1. Jika Kota Batu identik dengan labeling kota apel, maka Sleman pun tak mau kalah dengan produk unggulannya yang telah dikenal secara nasional maupun internasional yaitu SALAK PONDOH. Sleman merupakan sentra penghasil dan penelitian buah dan bibit Salak Pondoh. Terdapat 4.067.975 rumpun dengan produksi 266.938 Kw/Tahun. Saya pribadi, sebelum-sebelum ini hanya tahu kalau buah salak ya dari Bali itu. Lha kok ternyata Daerah Sleman merupakan sentra penghasil salak yang sangat besar juga tho. Salak PONDOH yang sudah sangat terkenal tersebut pusat produksinya berada di Kecamatan Tempel, Turi, Pakem dan Cangkringan ini dan sudah sah menjadi trade mark Kabupaten Sleman Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Sleman no. 110/SK.KDH/A/2004. Bahkan Kecamatan Turi telah ditetapkan sebagai pusat pengembangan Agropolitan Kabupaten Sleman dengan mempertimbangkan adanya ketersediaan sarana dan prasarana penunjang (infrasruktur). Dan dilema musim panen raya pun menjadi buah simalakama untuk buah salak ini yaitu harga pasar jatuh (market guilt. Untuk mengatasi dilema panen raya, dibutuhkan upaya pengolahan salak dalam diversifikasi vertikal yang diharapkan bisa menghasilkan olahan buah salak yang mengeliminasi sifat Perishable dan memberikan added value yang tinggi. Diversifikasi vertikal yang sudah dilakukan dalam industri pengolahan salak antara lain kripik salak dengan metode vacum frying, wajik salak, minuman sari salak ‘Salaka’, kripik salak, jenang dan suwar-suwir.  Dengan aneka olahan ini, nilai ekonomis dan nilai gizinya buah salak yang membludak saat musim panen bisa dikendalikan sekaligus bisa memperpanjang masa simpan produk olahan yang berbahan buah salak tersebut.
  2. Daya dukung letak geografis yang cukup strategis, membawa dampak cukup positif terhadap pengembangan berbagai jenis tanaman unggulan. Hawa sejuk lereng gunung Merapi memberikan potensi bagi pengembangan budidaya berbagai jenis jamur, seperti jamur kuping dan jamur jamur tiram putih.  Jamur yang dihasilkan  di daerah ini berkisar 42,2 ton/musim. Sedangkan jamur obat yang dikembangkan adalah Jamur Lingzhie. Sekarang terus dikembangkan baik varitas maupun jumlahnya, karena sumberdaya alam yang ada sangat mendukung. Terkait dengan tanaman unggulan jamur ini, bagi yang sudah pernah menyertakan agenda kuliner dalam jejak petualangan wisata di Yogyakarta, nama Resto Jejamuran tentu sudah tidak asing lagi kan? Jika belum tahu atau belum pernah kesana, bolehlah undang saya untuk jadi tour guide kuliner khusus di jejamuran *modus karena dekat tempat tinggal*
  3. Selain potensi salak pondoh dan jamur, Kabupaten Sleman memiliki variasi produk unggulan lainnya seperti diversifikasi pengolahan hasil laut dan air tawar seperti pengolahan belut, ikan tuna, dan lain-lain menjadi abon dan makanan siap saji lainnya. Diversifikasi pengolahan minuman berbahan rempah-rempah seperti kunyit, jahe merah, temulawak, beras kencur dan lain-lain dan juga baru-baru ini adanya suatu inovasi pengalengan makanan siap saji yang menjadi ciri khas makanan unggulan yaitu gudeg, dimana gudeg tersebut dikemas dalam kaleng yang dapat bertahan lama. Ah iya, ada juga minuman kuliner yang cukup fenomenal SAPARELLA yang sudah terkenal itu? Nah itu juga berasal dari Sleman. Minuman yang khas dengan rasa Sarsaparilla yaitu termasuk jenis tanaman perdu herbal yang dalam bahasa Latinnya dinamakan smilax aristolochiaetolia ini sudah mulai dikenal dalam menu wisata kuliner di wilayah Sleman dan Yogyakarta Umumnya. Untuk peredarannya, bahkan sudah sampai luar Pulau Jawa lho?
Skema Industri untuk Tiga Komoditas Utama: Salak, Jamur dan Belut
Yang Kedua, Sektor Industri Kerajinan
Sektor industri kerajinan memiliki kontribusi yang cukup besar dan sangat kuat daya sinergisnya terhadap branding ekowisata Daerah Istimewa Yogyakarta, yang secara kontinyu bertumbuh kembang di masyarakat Sleman selama ini mampu menyeimbangkan struktur perekonomian daerah. Industri kecil dan kerajinan cukup mendominasi perkembangan industri di Kabupaten Sleman, mulai dari hasil kerajinan garmen, tas, dompet, aksesoris fashion, aneka kerajinan dari bahan bambu, tanah liat,  yang semuanya sangat mendukung pengembangan pariwisata dimana provinsi DIY sebagai salah satu destinasi wisata kedua terbesar setelah Bali. Sudah pernah ubek-ubek Malioboro kan? Jangan kaget jika penyedia aneka merchandhise dan oleh-oleh wisata yang bertebaran rapat nan padat di sepanjang Malioboro tersebut berasal dari wilayah Sleman.
Beberapa contoh produk hasil Industri Kerajinan
Selain dapat memenuhi permintaan dalam negeri, produk industri kerajinan tersebut mampu menembus pasar internasional seperti Jepang, Australia, Amerika Serikat, Selandia Baru dan Belanda. Dalam suatu kesempatan, saya pernah mendengar penuturan salah satu pelaku usaha kerajinan tas kulit yang mengatakan bahwa hasil kerajinan tasnya sudah memiliki pembeli tetap dari Australia. Setiap bulannya sudah ada order dengan kuota dalam jumlah tertentu dan dengan desain tas yang limited edition. Harga jual tas kulit tersebut dari sang pengrajinnya mulai dari kisaran satu juta Rupiah ke atas dan setelah di branding oleh sang beli, tentu harganya berkali lipat kan?

Meringkas uraian tentang Potensi Sumber Daya Alam Pilar Kemandirian Daerah Sleman yang berupa dua kategori komoditas unggulan berbasis sumber alam yang bersifat RENEWABLE RESOURCES, dengan tujuan jangka panjang adalah menghasilkan komoditas ungggulan yang berkualitas dan memiliki grafik pertumbuhan yang meningkat dengan standar mutu dan kemasan yang baik didukung penyediaan mesin peralatan tepat guna karena:
  1. Adanya dukungan ketersediaan dan kontinuitas bahan baku sehingga mendukung proses produksi secara kontinyu sehingga potensi pasar yang kondusif terkait destinasi wisata nasional, dimana trafic kunjungan wisatawan domestik dan manca negara yang volumenya terus bertambah banyak akan meningkatkan mata rantai pemasaran produk.
  2. Capability building dalam penyerapan tenaga kerja yang mampu menyerap tenaga kerja secara padat karya mengingat varian komoditas yang memiliki ragam diversifikasi banyak.
  3. Kemampuan menjadi penggerak utama (prime mover) pembangunan perekonomian serta mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang yang kuat. Komoditas unggulan dapat memberikan kontribusi yang signifikan pada peningkatan produksi, pendapatan dan pengeluaran
  4. Kontribusi terhadap perekonomian daerah, dimana komoditas yang memberikan kontribusi lebih besar tentunya akan mendapatkan dukungan dari pemerintah baik berupa fasilitas-fasilitas bantuan baik teknis maupun non teknis sehingga dapat bertumbuh kembang dengan optimal.
  5. Terciptanya nilai tambah ekonomis, jika komoditas tersebut mampu diolah menjadi produk yang diperlukan konsumen yang didukung dengan kesiapan dan kesediaan stakeholder, yaitu masyarakat, pelaku usaha dan pemerintah
  6. Penguasaan teknologi, Penguasaan teknologi diperlukan untuk meningkatkan efisiensi baik teknis maupun ekonomis, komoditas unggulan juga harus memiliki status teknologi yang terus meningkat, terutama melalui inovasi teknologi
  7. Prestise daerah, Prestise daerah diperlukan untuk faktor jika ada keunikan  dan sulit ditiru pesaing, dan jika produk tersebut dapat membawa nama daerah untuk lebih terkenal.
Untuk pengembangan dan penguatan kompetensi kedua potensi daerah, Sektor Industri Pengolahan Pangan dan Industri Kerajinan tersebut  Pemerintah Kabupaten Sleman mendukung perkembangan dunia usaha dengan menjaga iklim dunia usaha tetap kondusif dengan berbagai upaya seperti inventarisasi dan identifikasi sentra industri, monitoring terhadap kelompok-kelompok usaha, penguatan modal dalam bentu dana bergulir bagi IKM yang menunjukkan progress cukup baik, pemberian pelatihan dan pendampingan Kelompok Usaha Bersama dalam rangka menumbuhkan pelaku-pelaku usaha baru yang kompetitif, temu pengusaha industri dengan penyedia bahan baku, dan temu pengusaha industri kecil dan menengah dengan pengusaha besar.

Dengan Mengoptimalkan Potensi unggulan di atas yang memiliki keunikan, sulit ditiru, memberikan manfaat lebih bagi pelanggan serta memberikan  keuntungan yang  besar bagi produsen, diharapkan bisa menjadi Alam Pilar bagi Kemandirian Daerah Sleman. Dari dimensi yang lebih luas, yaitu mengelola Potensi Unggulan Daerah Sleman secara integral akan meningkatkan  nilai tambah, memiliki keunikan daerah, memiliki keterkaitan yang kuat dengan sumberdaya yang dimiliki daerah daerah lainnya yang etrkait dengan komoditas unggulan tersebut, serta memiliki peluang menembus pasar nasional maupun internasional. Dengan kata lain, Potensi suatu daerah memberikan dampak besar dalam merangsang pertumbuhan dan kemandirian ekonomi daerah.

"  Potensi Sumber Daya Alam Pilar Kemandirian Daerah Sleman ini 
diikutkan dalam Kontes Blog #3TahunWB - 
Warung Blogger Peduli Potensi Daerah



Alhamdulillah, mendapatkan Apresiasi sebagai juara kedua di SINI yaa http://www.warungblogger.org/2014/06/pengumuman-pemenang-3tahunwb-blog.html



Reff:  Data KIID  tahun 2013

Ririe Khayan

Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com

37 comments:

  1. semoga industri kerajinan di sleman terus maju

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin.. saya juga ikut mendoakan

      Delete
    2. Aamiin, terima kasih semuanya. Berkat doa dan optimisme para sahabat tulisan ini masuk jadi pemenang kedua. Alhamdulillah

      Delete
  2. hehe, saya mengamati satu hal. penjiwaan Mbak Ririe bagus banget untuk seseorang yang baru mengapresiasi daerah barunya. luar biasa. untuk itu, kalo ada panitia baca, saya usul tulisan ini supaya jadi juara 1.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin,
      Serius , saya tersanjung oleh apresiasidar Pak Zach. JAdi juara atau gak, yg pening misi acomplished pak, memperkenalkan potensi daerah Sleman yang sinergis dengan destinasi wisata untuk DIY

      Delete
  3. Saya juga setuju, tulisan ini layak menang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, yang jelas sudah menang karena akhirnya bs ikut lomba dalam rangka ultahnya WB pak

      Delete
  4. Saya baru tahu loh mbak, kalau produk2 handicraft di Malioboro itu berasal dari Sleman.

    ReplyDelete
  5. sleman memang kaya akan potensi ya mbak....apalagi industri kerajinan dan pengolahan pangannya...sungguh luarbiasa...
    selamat berlomba..semoga menjadi yang terbaik.....
    keep happy blogging always..salam dari Makassar :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ma kasiih Bang,
      yukk main2 ke sleman utk honey moon kedua ya

      Delete
  6. selamat ya mbak ririe dapet nomer 2 kayaknya. sukses selalu untuk tulisan2 di blognya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ma kasiih Bung Penho, you'r support is really meaningfull...

      Delete
  7. Kereeeennnn mba Ririe... dirimu memang blogger sejati! Selamat yaaa....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima ksaihh, klo bloggernya msih amburadul mbak

      Delete
  8. keren ulasannya. Pantas untuk menang. selamat ya mbak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, semoga bisa menulis dengan lebih baik lagii

      Delete
  9. Selamat yaa Mbak sudah jadi pemenang, sukses terus :)

    ReplyDelete
  10. selamat ya mbak, tulisannya memang komplit, keren :)

    ReplyDelete
  11. Selamat ya Mak Ririe sudah menjadi pemenang, salak pondoh memang enak, manis dan empuk :D

    ReplyDelete
  12. Pembahasan tentang pengembangan sumber daya alamnya lengkap,
    Potensi Sleman sebagai penghasil kerajinan tangan juga terangkat,
    Pantas sebagai pemenang, Selamat :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ma kasiih banget MBak. Alhamdulillah, bisa menang

      Delete
  13. Waahh... baru tahu bahwa SALAK PONDOH itu dari Sleman, tahunya dari Jogja tapi daerahnya gak faham. Kalau Salak Condet di Jakarta Timur, saya familiar banget karena domisili tidak jauh dari situ.
    Kini SLEMAN maju pesat karena sudah merupakan sentra penghasil dan penelitian buah dan bibit Salak Pondoh ... sedang Salak Condet tinggal namanya saja, lahannya sudah penuh dengan rumah2 gedung besar dan kecil. .

    ReplyDelete
    Replies
    1. sayang banget ya Salak Condet tinggal nama dan cerita. Padahal saya juga belum tahu salak condet dan bahkan br tahu jika ada jenis salak condet ini

      Delete
  14. Meskipun aku belum pernah ke Sleman, ya semoga industri kerajinan di Sleman terus maju dan meningkat pesat.

    ReplyDelete
  15. selamat ya..tulisannya terpilih menjadi pemenang, lama tak menyapa....
    keep happy blogging always,,,salam dari Makassar :-)

    ReplyDelete
  16. selamat ya bu atas tulisan yang terpilih

    ReplyDelete
  17. mbak, aku tertarik dengan posternya zero waste bambu. ada foto yang lebih jelas ga ya?

    ReplyDelete

Leave a comment or just be silent reader, still thank you so much.
Terima kasih telah singgah di Kidung Kinanthi.
Mohon maaf, atas ketidaknyamanan MODERASI Komentar.

Maaf ya, komentar yang terindikasi SPAM atau mengandung link hidup tidak akan dipublikasikan.

So, be wise and stay friendly.