Hari Tanpa Tembakau Sedunia

Happy Friday di akhir bulan Mei namun Fresh morning nan sejuk segar karena habis diguyur hujan sehari sebelumnya.  Bismillahirrahmaanirrahiim memasuki area parir kantor dan a little surprise karena ada yang lagi bagi-bagi kipas kecil. “Lha cuaca sedang tidak sumuk kok ada bagi-bagi kipas ya?” batin saya. “Selamat Hari Tanpa Tembakau Sedunia…”. 

Eaaa…ternyata ada celebrate moment Hari TANPA Tembakau Sedunia ya? Salut dan apreciate pake BGT ada special moment yang semoga bisa jadi motivasi bagi kita semua untuk mulai berbenah dan mengurangi konsumsi tembakau. Karena menghentikan dan meniadakan secara frontal life style merokok [maaf, menurut saya merokok sudah masuk dalam kategori life style, bahkan bisa jadi sudah termasuk kategori budaya?] perlu beragam program dan upaya-upaya praktis yang bersifat persuasif dan terregulasi.

Peringatan  Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang menyerukan kepada para perokok khususnya agar “latihan” puasa tidak merokok  dalam durasi 24 jam yang dilakukan serentak di seluruh dunia pada tanggal 31 Mei. Seruan massal ini diharapkan bisa direspon secara luas sehingga bisa menarik perhatian dunia agar semakin menyebarluas kesadaran akan dampak negatif dari kebiasaan merokok terhadap kesehatan dan finansial pastinya dunk.  Ternyata WHO telah mendeklarasikan Hari Tanpa Tembakau Sedunia ini sejak tahun 1987. Gerakan yang menuai banyak dukungan dari pemerintah, LSM kesehatan, dan organisasi kesehatan masyarakat. Tapi juga panen penolakan dari para perokok, petani tembakau, dan industri rokok.

Saya sendiri, ehmm…maksud saya orang-orang di lingkungan sekitar saya, saya sampling anggota keluarga saya sendiri untuk yang para lelaki, yang living without smoking hanya dalam hitungan jari. Dan saya juga tahu banget, untuk mulai mengurangi frekuensi merokok bukan hal yang mudah walaupun semuanya pada tahu apa akibat dari menjadi AHLI HISAP ~ Merokok. Rata-rata, punya alasan dan pembenaran untuk mempertahankan kebiasaan merokok: rokok menyumbang pendapatan pajak yang cukup besar lho? pabrik rokok menyerap tenaga kerja yang significant kok, dan masih banyak alasan lainnya yang dianggap sah-sah saja merokok sepanjang hayat.

Walaupun di kemasan rokok pun sudah ditulis akibat buruk bagi kesehatan dari kebiasaan merokok, tapi iklan rokok juga tayang dengan sedemikian impresifnya kan? Belum lagi cara penjualannya yang bebas merdeka, harga terjangkau, variasinya yang serba menggoda untuk di coba-coba. [Menurut saya] sampai saat ini antara kampanye untuk mengurangi/menurunkan konsumsi rokok dan 'rayuan' menarik pelaku perokok aktif MASIH sebagai aksi dan reaksi yang saling menetralkan. Bahkan masih terlihat jelas jika kampanye untuk merokok masih beberapa langkah lebih maju lho? Bisa disebutkan beberapa contoh antara lain: sejumlah Beasiswa yang di sponsori oleh pabrik rokok, Ajang kompetisi Olah raga yang diback up pabrik rokok, dan berbagai event-event yang erat dengan anak-muda, remaja serta komunitas dunia pendidikan masih banyak yang dengan friendlynya di support oleh produsen rokok kan ya? Jadi, pre-klonkusi sementara saya bahwa masih banyak fakta yang saling meniadakan, dari satu sisi mengedepankan berbagai upaya dan program untuk MULAI berhenti merokok, dan segmen lain berinovasi bagaimana agar penjualan rokok melambung tinggi dan perokok aktif semakin banyak.

Sedikit mengulik tentang peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang ditetapkan pada tanggal 31 Mei, sepertinya program yang terkait urusan rokok merokok ini masih berjalan partial. Belum [atau mungkin saya yang belum tahu] adanya program terpadu dari hulu ke hilir dan muara yang secara simultan saling menguatkan dan kompak mendukung pembiasaan bahwa merokok itu hal yang harus dikurangi. Kalau pada kaum HISAP sudah mulai dikampanyekan tempat-tempat umum bebas asap rokok dan spacing area khusus bagi para perokok, maka pada tingkat petani tembakau, mestinya sudah mulai digencarkan sosialisasi untuk mulai mengurangi atau memilih menanam tanaman selain tembakau.  Atau misalnya diberi semacam alternatif tanaman lain yang nilai jualnya semenarik harga tembakau. Pada sektor produsen rokok, diberikan aturan yang ketat semacam kuota produksi maksimal yang diijinkan. Nah pada sektor penjualan, harusnya sudah mulai diberlakukan pembatasan usia pembeli, harga yang dimahalkan, tempat penjual rokok yang tertentu saja [berijin khusus dan dimonitoring].
Sebagai bagian dari keluarga yang sanak saudaranya perokok aktif dan juga pelaku petani tembakau, bahkan saya sendiri juga pernah aktif membantu ortu menanam tembakau di masa-masa masih sekolah dulu dan sudah lebih dari sepuluh tahun ini Bapak tidak lagi menanam tembakau, tepatnya ketika kami –anak-anaknya- sudah berpencar ria menapaki jalan hidupnya masing-masing, Bapak tidak lagi menanam tembakau karena suporternya tidak ada. Kalau semua mengandalkan tenaga kerja berbayar, hasil panennya ya minimal BEP tuh.

Lha, view of point-nya tulisan saya ini apa ya? Daripada makin GeJe nanti malah bikin keributan, maka dengan senang hati saya pun sangat amat sekali mendukung Kawasan Tanpa Asap Rokok. Ada Hari Donor Darah Sedunia, Hari AIDS Sedunia, TBC, Hari Kesehatan Jiwa Sedunia dan masih banyak lagi momentum reminder lainnya, begitu juga dengan Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang diperingati setiap tanggal 31 Mei, sebagai  hari peringatan yang terkait dengan upaya dan program-program peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kualitas kesehatan.  
Semoga peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia ini berimplikasi yang kondusif, gak hanya sehari tanpa tembakau….syukur-syukur tahun-tahun selanjutnya bisa ditambahkan jadi seminggu atau sebulan tanpa tembakau kan LUAR BIASA, ya kan?

Bagi yang  [masih] merokok, hayyoo…sanggup dunk mulai untuk 
Puasa Daud dalam merokok?

Ririe Khayan

Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com

10 comments:

  1. Hari tanpa bakau sedunia, semoga tidak berdampak pada para petani tembako juga ya Mba ? Hm.... sepertinya bagaimana gitu ? he,, he,,he,,,

    Salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya pak, mestinya di tingkat petani sudah mulai digalakkan utk menanam tanaman lain yg tak kalah mahalnya dengan tembakau, agar pak petani bisa mendapatkan taraf ekonomi yg sejahtera meski tanpa menanam tembakau

      Delete
    2. betul, bisa diganti menanam kebajikan.

      Delete
    3. Pohon kebajikan buahnya pahala ya pak

      Delete
  2. saya terkesan dengan beberapa daerah yang sudah menyatakan selamat tinggal merokok, anti iklan rokok dsb. ternyata optimisme itu bisa dibangun selama kita ada niat ya Mbak.

    ReplyDelete
  3. Semoga semakin banyak yang brenti merokok, termasuk suami saya hehe

    ReplyDelete
  4. menyenangkan ya bila perokok menyadari bahayanya asap rokok, dan tidak ada lagi polusi dr asap rokok disekeliling kita, salam perkenalan ya

    ReplyDelete
  5. tapi kenyataannya tetap saja dihari itu masih banyak yang pada menghisap rokok bu

    ReplyDelete
  6. merokok bkn hanya membahayakan kesehatan, tp jg mengganggu keharmonisan rmh tangga. Ada tmnku yg sering berantem ama suaminya gara2 suaminya diem2 msh ngrokok, pdhl blgnya udah berhenti.. hihii.. Untung suamiku ga ngerokok :D

    ReplyDelete
  7. Di kampus saya nih ada spanduk gede mendukung hari tanpa tembakau, sementara masih banyak mahasiswa yang menghembuskan asap entah di tangga kampus atau di tempat lain. :(

    ReplyDelete

Leave a comment or just be silent reader, still thank you so much.
Terima kasih telah singgah di Kidung Kinanthi.
Mohon maaf, atas ketidaknyamanan MODERASI Komentar.

Maaf ya, komentar yang terindikasi SPAM atau mengandung link hidup tidak akan dipublikasikan.

So, be wise and stay friendly.