[Trend] Perkembangan Film Indonesia

[Trend] Perkembangan Film Indonesia. Film Habibie&Ainun yang mampu membukukan prestasi sebagai salah satu film dengan rekor box office [versi Indonesia dan menurut saya lho ya], tentu sebuah fenomena perfilman yang membanggakan sekaligus melegakan. 

Bismillahirrahmaanirrahiim membanggakan karena dunia film Indonesia sudah mulai bangkit dengan melahirkan karya yang berkualitas sehingga mampu meraih minat penonton yang sebelum-sebelumnya disuguhi dominasi film barat. Dan pastinya melegakan sekali karena Perkembangan Film Indonesia sekarang secara significant mengurangi mayoritas jenis film produksi dalam negeri yang berputar-putar pada tema horor dengan mengexploitasi tampilan yang kurang mendidik [baca: tidak sehat]. 

Film romantis yang diangkat dari Novel dengan judul sama Habibie&Ainun yang hingga sekarang masih menghiasai bioskop-bioskop di seluruh tanah air. Juga banyak diulas, direview, dipuji dan diapresiasi dimana-mana, bukan hanya karena berdasarkan true love story dari salah satu orang nomer satu NKRI ini yang sarat makna dan kaya nilai pembelajaran, tapi memang secara kualitas cerita, tokoh, setting dll kesemuanya mendukung untuk menghantarkan film ini menjadi booming.

Flash back pada Perkembangan film Indonesia yang sekarang kaya ragam sehingga membuat pencinta film memiliki banyak pilihan, setelah era 80-an, dunia perfilman kita mengalami mati suri dan tak heran jika bioskop-bioskop pun  lebih semarak oleh tayangan film barat. Hal yang jamak jika bioskop tidak menayangkan satu pun judul film Indonesia kala itu. 

Kita semua sepakat jika Era kebangkitan Film Indonesia [kembali] adalah dengan hadirnya film bergenre remaja AADC ~ Ada Apa Dengan Cinta yang langsung melejit sekaligus juga melambungkan nama Dian Sastro dan Nicholas Saputra sebagai artis papan atas. Yang pada kelanjutannya AADC ini dibuat dalam versi serial sinetron. Beberapa film bergenre remaja pun bermunculan menyusul kesuksesan film AADC ini, sebut saja diantaranya Eifel I’m In Love, Heart, Perahu Kertas.

Tak hanya film bertema remaja yang berkibar, Tema religi [Islami] pun hadir meramaikan Perkembangan Film Indonesia, seolah menjadi oase di padang pasir dan setetes embun di musim kemarau panjang yang hadirnya menyejukkan dan menginspirasi. Film religi yang diangkat dari novel best seller pun menyedot penonton hingga membludak, bahkan Presiden SBY pun meluangkan waktu dan mengagendakan untuk menonton di bioskop. Ayat-Ayat Cinta menjadi film pertama yang membuat seorang Presiden yang jadwal kenegaraannya padat, berkenan untuk menjejakkan kaki di bioskop. Setelah Ayat-Ayat Cinta, berlanjut pula dengan film-film sejenis: Ketika Cinta Bertasbih [ 1 dan 2], Dalam Mihrab Cinta, Cinta Suci Zahrana, Perempuan berkalung surban, sang pencerah dst.

Dan tidak mau ketinggalan, Film bergenre Keluarga dan anak-anak pun melengkapi [Trend] Perkembangan Film Indonesia. Sebut saja Film Petualangan Sherina yang mengibarkan sosok Sherina sebagai aktris cilik beserta lagu-lagunya yang mendadak diminati anak-anak yang miskin hiburan sesuai usianya. Film Serdadu Kumbang, Langit Biru, Untuk Rena, Denias dll pun mengikuti jejak kesuksesan Petualangan Sherina, dan yang belum lama ini booming: Hafalan Shalat Delisa, Ibuk...

Tema Film perjuangan meraih mimpi menghadirkan pionernya: Laskar Pelangi yang menyuguhkan potret kehidupan dan realitas sebagian masyarakat yang masih mengalami keterbatasan fasilitas. Film ini menjadi sindiran sekaligus wacana bagi kalangan remaja yang dilanda galau oleh minimnya daya dukung [finansial] untuk meraih impian mereka. 

Negeri lima menara, 5CM, 9 Summers 10 Autumns....membawa main idea Man Jadda Wa jadda.....demikian pesan moral yang hendak disampaikan oleh film-film perjuangan meraih mimpi, harus tangguh dan memiliki integritas. Tidak ada tempat untuk berlarut-larut dalam galau melow. The Dream will come true only when we fight it....

Selain tema-tema film diatas, masih ada beberapa genre film yang menambah daftar film berkualitas yang layak untuk di tonton, tak hanya bisa menghibur tapi menawarkan nilai-nilai kemanusiaan, semangat, inspirasi dan juga rasa nasionalisme seperti tema yang diusung oleh film-film bertemakan perjuangan nasional, daerah tertentu dan action yang adegannya tak melulu baku tembak dan baku hantam. Dalam genre ini, bisa disebut banyak judul film yang mendulang sukses antara lain: Merah Putih, Hati Garuda, The Raid
Sederet Film yang mampu menyedot perhatian penonton, memang ada wajah Reza Rahardian yang menghiasi beberapa judul film dengan aneka genre-nya TAPI tentu tidak salah dunk jika saya menarik sebuah kesamaan lain yaitu bahwa kebanyakan film-film yang mengisi [Trend] Perkembangan Film Indonesia tersebut diangkat dari novel-novel yang sudah mencetak rekor best seller
Tentu bukan fenomena baru karena diluar negeri pun banyak film yang diadopsi dari novel best seller semisal The Twilight Saga, Harry Potter, The Firm, The Chamber, The Client, dll. Jika ada yang berpendapat bahwa hasil visualisasi novel menjadi Film hasilnya tidak sama, sangat bisa dimaklumi. Ketika kita membaca sebuah cerita, maka imaji akan berkembang sesuai cita rasa masing-masing orang. Dan Memfilmkan sebuah novel tentu tak lepas dari kendala waktu dan budget sehingga akan berpengaruh pada hasil visualisasinya. Meski demikian toh animo penonton tak menyurut untuk menyaksikan film yang dibesut dari novel-novel best seller kan?

Apapun [Trend] Perkembangan Film Indonesia semoga perhatian para sineas tak terpaku pada kuantitasnya saja, tapi juga concern pada kualitas cerita film. Walau bagaimana, film yang bermuatan positif dan mendidik tentu jauh lebih valueable mengingat apa-apa yang ditonton cenderung akan ditiru oleh audience-nya.


Aku berusaha jadi pembelajar hidup...
Belajar dari ketidaktahuan dan berproses dengan kerendahan hati...
Aku tak ingin menebak, seperti apa akhir semua ini...
Hanya akan berusaha sebaik yang kubisa
Agar setiap momentum berhias kerberkahan




Ririe Khayan

Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com

65 comments:

  1. Replies
    1. Kapan mbak ke bioskop sama aku lagi?

      Delete
    2. Ayo kapan-kapan nobar lagi? yg thriller saja ya?

      #pengen lihat lg ekspresimu yg heboh

      Delete
    3. Ngajak Dora tuh nanti jadi berisik. . .:D

      Mba Rie banyak sekali koleksi Buku yang jadi Pilm itu ya. . :)

      Delete
    4. Itu bukan thriller tapi horor yang kita tonton mah mbak

      Delete
    5. pengen nonton...harus kekota nih

      Delete
    6. nonton bareng aja...
      bu ririe yang traktir tapi ya...

      Delete
    7. iya nonoton barengan pas ada layar tancap di lapangan saja gimana?

      Delete
    8. Lapangan Bola?
      Lapangan Badminton?
      Lapangan Udara?
      Atau Lapangan Pekerjaan?

      Delete
    9. Lapangan angon kambing sajah

      Delete
  2. lengkap ya pembahasannya, eh mbak pak iwan setiawan itu rumahe deket aku sini loh ... di batu situ, sekarang kalo di samperin palingan juga di rumah, kalo gak keduluan ke pasar :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. kebetulan tuh, bia dunk mintain tanda tangannya? nti ta tempelin di bukunya tuh

      Delete
  3. saya jarang ke bioskop,jadi lihat filmnya kalau nggak sinetron OVJ mba.terima kasih infonya

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku nonton komen blog wae..

      Delete
    2. saya jarang nonoton OVJ, jarang nonton pilem...dan komen itu bsa di tonton ya? Gak dbaca dunk/

      Delete
  4. ayat-ayat cinta kurang memuaskan ya mbak, akhir ceritanya jauh dr yang dibayangkan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kata teman2 sih begitu, lha karena sdh punya imaji sendri-sendri pas mbaca novelnya

      Delete
  5. mo bilang apaan ya...ra mudeng soal beginian mah.
    ....do'ain azh deh.
    salam sehat dan sukses selalu

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin, semoga sehat dan sukses selalu juga buat pak Cilembu

      Delete
  6. itu dari segi positifnya mba....memang bagus dunia film indonesia.
    tapi dari segi negatifnya....?
    coba kita liat beberapa film yg sedikit atau bahkan lebih dari sedikit mengandungi unsur pornografi.tak segan2 penerbit meluncurkan film dengan tersebut,padahal jelas2 merusak moral dan citra bangsa kita.
    dan yg herannya,film seperti itulah yg banyak peminatnya.
    maaf ga nyebutin satu2 judul filmnya,yg pasti itu banyak sekali beredar di bioskop,televisi bahkan di youtube.

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang ini yg saya angkat fenomena bermunculannya film yg bermuatan positf dimana kehadirannya bisa menjadi alternatif plihan dr dominasi flm2 kita yg sebelum-sebelumnya bertemakan horor [cenderung ke pornografi]..

      ..."Dan pastinya melegakan sekali karena Perkembangan Film Indonesia sekarang secara significant mengurangi mayoritas jenis film produksi dalam negeri yang berputar-putar pada tema horor dengan mengexploitasi tampilan yang kurang mendidik [baca: tidak sehat]...."

      Delete
    2. tenang tenang bu...
      dunia selalu berputar kok. tar juga yang pernah ditinggalin bakal disukai lagi. ...future always teh past

      Delete
    3. Iya, kalau berhenti berputar kasihan nti BUlan bingung mau muteri apa ya...hehhee

      Delete
  7. sekarang memang film2 diangkat dari novel2 best seller... setidaknya mereka sudah punya 'calon' penonton yaitu para pembaca bukunya yg penasaran dg filmnya.
    tapi... aku jarang banget nonton film meskipun aku suka banget dg novelnya hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Idem Mbak, saya kalau nonton kalau pas ke surabaya dan waktunya longgar. Klo enggak, ya ngop file teman

      Delete
  8. aku sih memang sneng liat filem yg diangkat dr novel, tp tetep yg namanya novel ceritanya lbh bgus drpd filmnya ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul... kadang kita suka kecewa yaa, karena filmnya tidak sesuai dengan apa yg diceritakan di buku, tapi wajar soalnya merealisasikan apa yg ada di pikiran penulis buku menjadiadegan2 filmnya pastinya gak mudah,

      salam kenal buat semua, terutama mbak Ririe Khayan, blognya bagus :)

      Delete
    2. Kalau saya....sukanya nonton flm thriller, kolosal...

      Delete
  9. betul sekali, saya pun bangga dengan pekembangan perfilman negara ini... Dari yang tadinya tidak pernah ada, sekarang sudah banyak... tentunya kita tetap harus selektif buat nontonnya.. yang pocong pocongan dan bermuatan esek esek masih banyak juga...

    ReplyDelete
    Replies
    1. orientas produser flm kebanyakan kan profit, jd mana selera pasar ya itu yg dibuat. Kembali penonton yg harus selektif utk memilh

      Delete
  10. Ikut bangga juga aku Mbak bahwa Indonesia sudah mulai melahirkan film2 bermutu. Walau masih beribu kilometer menembus Hollywodd, jadi tuan rumah di negara sendiri sudah prestasi luar biasa. Hm, anak bungsuku mau masuk cinematography, mudah2an nanti dia juga bisa menyumbang sesuatu untuk perfileman Indonesia. Mohon doanya ya.Amin

    ReplyDelete
    Replies
    1. wahh, hebat Bund. Se,oga kelak sang putra bisa memberkan warna snematografi dengan karya2 yg berkualitas:)

      Delete
  11. keren kali ya kalo film indonesia bisa masuk terus di hollywood

    ReplyDelete
    Replies
    1. apalagi klo Stupid monkey masuk hollywood?

      Delete
  12. semoga film Indonesia terus semakin maju dan berkwalitas

    ReplyDelete
  13. makasih banyak untuk informasinya nih gan!!!

    ReplyDelete
  14. saya kalo bareng temen2 kantor, nontonnya film sebangsa laskar pelangi, delisha etc. baegiru bareng2 sekeluarga film kayak 5cm, begitu bareng sama anak saya yang cowoq, nontonnya bangsa Transformer, Avengers.. begitu sendirian, saya malah bingung mau nonton film apa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya mau kroscek dulu nih mba. Dikompie saya setiap kali ada tulisan "A username and password are being requested by http://scriptabufarhan.googlecode.com. The site says: "Google Code Subversion Repository"". Nanyakan USer name dan password terus. Rasanya mengganggu ihiehihee. Apa PC saya udah kena VIRUS kali ya

      Delete
    2. sama mas asep.. aku jg gt.. ada apakah gerangan?

      Delete
    3. @ Pak Zach: saya malah lebh serng nonotn sendri neh?

      @ KAng asep & Mbak Cova: saya juga ngalami tapi hanya saat browsernya pake mozilla. Klo pke Chrome, bak-baik saja kok

      Delete
  15. film kita itu bagi saya terlalu lamban jalan ceritanya dan gambarnya terlalu lama untuk satu adegan saja...gak jauh beda ama sinetron atau opera sabun. nah kalau film iklannya malah bagus-bagus.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hemm...jd bingunng, kok film ada iklannya ya?

      Delete
  16. sama kasusnya nih mas asep haryono, muncul tulisan yang sama..
    Habibie & Ainun memang mantap tuh filmnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. jd jawaban saya juga sama utk kang asep yaaa

      Delete
  17. sayangnya pilem indonesia yang katanya bagus kebanyakan pilem drama. aku kan ga suka sesuatu yang didramatisir
    enakan nonton pilem eksen. ga keanyakan dialog jadinya tinggal duduk manis liat yang berantem

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah, saya klo plem drama noontonya nunggu tayang di tipi atau lht di lapetop tuh. KLo d boskop nonton yg thrller, kolosal,

      Delete
    2. Mas Rawins sukanya Colorful film alias film berwarna. Ada warna Ungu, merah, Kuning, Hitam , dan juga biru. Untuk film Biru nya mungkin mas Rawins punya pengalaman. Bagaimana nih mas Rawins?

      Delete
  18. harus lebih bisa meningkatkan kualitas ya. juga perbanyak film2 anak tapi yang isinya benar-benar mendidik yang dikemas dengan menarik

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, film anak kadang dikemas ala remaja ya mbak

      Delete
  19. hihi, aku malah belum nonton habibie ainun, nonton kemarin malah nonton the last standing :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. HEHEHE...samak, saya juga belum nonton tuh

      Delete
  20. wah, lengkap banget nih. btw, saya belum pernah nonton film ini mbak

    ReplyDelete
  21. kayaknya lebih seru baca novelnya, soalnya kalo nonton film adaptasi langsung suka ada beberapa bagian dari carita novel yang ga tersampaikan..

    http://oldsunday.blogspot.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya namanya juga beda media, yg satu produk utk d baca...satunya media visual, kalau ada perbedaan itu wajar asal main frame-nya msh sesuai

      Delete
  22. wah jd inget nih blm nonton habibie ainun.. yuk jeng Rie nemenin aku ntn :D

    ReplyDelete
  23. yang saya sering tonton banyak cerita misteri alias kisah hantu hehehheee..!

    ReplyDelete

Leave a comment or just be silent reader, still thank you so much.
Terima kasih telah singgah di Kidung Kinanthi.
Mohon maaf, atas ketidaknyamanan MODERASI Komentar.

Maaf ya, komentar yang terindikasi SPAM atau mengandung link hidup tidak akan dipublikasikan.

So, be wise and stay friendly.